Selasa, 22 Juni 2010

Bintang tanpa nama

27 Mei 2010

Tuti, denger-denger lw punya teman baru ya?
Iya. Gw punya teman baru. 
Namanya bintang tanpa nama.
Entah benar-benar tak bernama atau gw yang gak tau namanya.
Tapi yang jelas, dia bukan planet venus.
Karena dia tidak bersinar di kala fajar dan di kala senja.
Dia pun bukan bintang sirius.
Karena sinarnya tidak terlalu cemerlang untuk dikatakan bintang sirius.

Jadi namanya?
Entahlah. 
Sampai gw tau siapa namanya, gw akan menyebutnya bintang tanpa nama.

Tapi satu hal yang gw tau pasti, dia selalu bersinar sendirian.
Waktu bintang yang lain tengah mengukir langit malam dengan rasi yang indah.
Gw gak pernah liat dia.
Tapi ketika langit kosong, dia ada.

Walaupun sinarnya tidak redup dan tidak cemerlang.
Satu hal yang dapat dipastikan.
Dia tetap bersinar.
Ya, dia BERSINAR.

Kapan lw kenalan, Tuth?
Beberapa hari yang lalu, setelah gw dapat telpon dari Tika.
Tika ngasih tau jumlah pendaftar USM STAN.
Pendaftar sudah lebih dari 50.000 orang.
Padahal pendaftaran masih ditutup tanggal 4 Juni!

Beberapa saat setelah itu, gw ketemu dengan bintang tanpa nama itu.
Dia yang menenangkan gw.
Dia yang mengusir segala ketidakwarasan otak gw malam itu.

Emang dia bilang apa, Tuth?
Dia gak bilang apa-apa kok.
Sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

Loh, terus bagaimana cara menenangkanmu?
Dia membuat gw memiliki sebuah doa andalan sejak saat itu.
Doa yang gak pernah berhenti gw kirimkan, dimanapun, dalam keadaan apapun.

Doa?
Iya. Sebuah doa.
Ya Rabb, boleh hamba menjadi bintang itu? 
Ya bintang tanpa nama itu. 
Bintang yang gak peduli seberapa cemerlang bintang-bintang lain bersinar.
Bintang yang gak pernah gentar untuk membuktikan bahwa dia mampu bersinar walaupun ia tau bahwa terdapat milyaran bintang di galaksi sana yang memiliki sinar yang lebih indah dan cemerlang.
Bintang yang percaya walaupun sinarnya redup ia masih bisa bersinar.
Ya. Ia mau membuktikan bahwa ia masih bisa BERSINAR.
Walaupun harus sendirian.
Bolehkah, Ya Rabb?
Hamba ingin menjadi bintang itu.
Bintang tanpa nama itu.
Amiin. Lalu, sejak saat kitu kalian masih sering bertemu?
Ya. Gw masih sering bertemu.
Walaupun tidak setiap hari.
Tapi sejak saat itu, gw benar-benar gak peduli.
Gw gak peduli berapa banyak peserta yang mendaftar FTSL ITB, Tekling UI, dan USM STAN. 
Gw gak peduli.
Mau pesertanya tak hingga pun gw gak peduli.
Gw cuma pengen bisa ngebuktiin.
Cuma itu.

Epilog :

Beberapa hari kemudian di NF..
Nisop : Tuti, ini buat Tuti...
Sebuah bungkusan kertas kecil berwarna putih.
Isinya?
Gantungan hape berbentuk BINTANG dengan huruf T ditengahnya buatan Nisop sendiri.

Subhanallah.

Sungguh. Begitu cepat Allah mengabulkan doa itu :D

0 komentar: