Jumat, 09 April 2010

Hey, lw pasti bisa kok!

9 April 2010

Teruntuk seorang sahabat (lw sahabat gw bukan ya? :P)
Calon mahasiswa berjaket kuning makara biru
Fakultas Teknik Industri Universitas Indonesia

Bukan kumpulan kata-kata mutiara yang mampu mendongkrak semangat. Bukan sebuah kultum yang mampu memberikan inspirasi. Hanya sebuah ceracauan yang mungkin bisa menjawab sebuah pertanyaan, yang sebenarnya gw sendiri pun gak tau jawabannya untuk saat ini.
"Tuth, caranya tetap optimis gimana sih?"
Gw adalah orang yang terlalu sering melakukan sesuatu karena orang lain. Walaupun saat ini gw sadar itu bukan kebiasaan yang baik (apalagi  jika penempatan "demi orang lain" nya pun tidak semestinya), tetapi kebiasaan itu tetap memiliki manfaat buat gw (bahkan berhasil mendongkrak semangat gw untuk bisa masuk SMANSA). Dan mungkin, di saat seperti ini, lw perlu mencoba kebiasaan itu :)

Hanya mengingatkan (walaupun gw tau lw 100% ingat), lw adalah seorang laki-laki yang suatu saat ini akan "menjemput" seorang wanita untuk menjadi pendongkrak ke-optimis-an lw, kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan apapun. Entah siapapun wanita itu, yang pasti adalah wanita yang baik. Karena lw pun adalah orang yang baik :)

Mau gw ajak berkhayal menelusuri masa depan, sahabat? Kalau iya, silahkan lanjutkan membaca postingan ini. Kalau tidak, segera tutup blog ini.

Sahabat, coba bayangkan jika wanita itu mengahdapi situasi seperti ini.
Teman wanita : Assalamualaikum, Jeng!
Wanita : Walaikumussalam, Bu..
Teman wanita : Jeng, Jeng, tadi saya liat di berita, suami Jeng habis meresmikan pabriknya yang kelima ya?
Wanita : (tersenyum) Alhamdulilah. Terima kasih ya Bu atas doa dan dukungannya.
Teman wanita : Waaah, pabriknya keren looh, Jeng! Katanya pabrik perakitan motor ya?
Wanita : Iya, Bu. Katanya sih merealisasikan mimpi berdasarkan pengalam pribadi. Soalnya waktu SMA dia bilang males kalau tiap berapa km harus nyervis motor. Jadi sekarang dia membuat pabrik perakitan motor yang produknya nanti gak perlu ada servis-servisan segala.
Teman wanita : Waah, keren sekali, Jeng! Semoga sukses ya, Jeng!
Wanita : (masih tersenyum) Amiin, Bu. Amiin ya rabbal alamin.
Teman wanita : Oh ya, jeng! Pembantu saya khan suaminya kerja di pabrik suami Jeng yang di Bintaro. Dia banyak cerita looh Jeng tentang kepemimpinan suami Jeng?
Wanita : Memang cerita apa, Bu?
Teman wanita : Iya bu, katanya suami Jeng itu adalah bos, tapi dia gak pernah mengaggap dirinya bos. Katanya ni yah Jeng, bahkan kalau waktunya sholat Jumat, karyawannya itu di sapa satu-satu terus diajak Jumatan bareng. Ya ampun Jeng, langka banget looh pemimpin kayak gitu!
Wanita : (tersenyum)
Teman wanita : Tapi yah Jeng, yang paling heboh itu, waktu pembantu saya melahirkan anak pertamanya. Katanya, waktu suaminya lagi kerja dan istrinya mulai kontraksi di rumah, suaminya kalang kabut nyari kendaraan yang bisa cepat membawa istrinya ke rumah sakit. Jeng tahu? Katanya suami Jeng looh yang nganterin suami pembantu saya sampai rumah dan membawa istrinya ke rumah sakit sampai melahirkan pake mobil pribadinya. Aduuuh, Jeng, bos dari planet mana sampai baiknya kayak gitu?
Wanita (lagi-lagi, hanya tersenyum) Alhamdulilah.
Teman wanita : Tapi ngomong-ngomong Jeng, dengan kegiatan suami Jeng sesibuk itu, kok suami Jeng tetep bisa deket banget sama keluarga? Saya tuh suka iri loh Jeng, ngeliat setiap hari Minggu keluarga Jeng selalu pergi liburan lengkap. Nemu dimana sih Jeng suami kayak gitu?
Wanita : (masih aja tersenyum) Alhamdulilah Bu, saya juga merasa sangat beruntung.
Teman : Waah, pokoknya semoga keluarganya selalu dipenuhi kebahagian ya Jeng, apalagi punya kepala keluarga kayak gitu. Oh ya Jeng, saya lupa nanya, fakta terbaru tentang pabrik-pabrik suami Jeng itu. Tadi saya baca di koran, katanya pabrik-pabrik suami Jeng itu merupoan pabrik-pabrik vital yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia ya? Waduuh, saya jadi penasaran banget. Suami jeng itu lulusan mana sih jeng?
Wanita : Alhamdulilah, suami saya S1 lulusan Fakultas Teknik Industri Universitas Indonesia.
Teman wanita : Walah-walaah, kalau lulusan Teknik Industri Universitas Indonesia kayak suami Jeng semua, kayaknya saya bakal nyuruh anak saya masuk sana Jeng. Kebetulan dia kelas XII SMA. Mudah-mudahan dia bisa kayak suami Jeng yang bia bermanfaat untuk kemaslahatan orang lain.
Wanita : Amiin Bu. Amiin Ya Rabbal Alamin.
Yap, wanita itu memang hanya menunjukkan matanya yang berbinar-binar dan senyuman yang gak berhenti mengembang. Tapi lw tau sahabat? Malam harinya, di tengah doa shalat malamnya, ia menangis. Ya, ia menangis. Betapa bersyukurnya ia mempunyai lw yang berhasil membuat usaha yang bahkan memberikan lapangan kerja untuk orang lain. Betapa bersykurnya ia mempunyai lw yang bahkan masih mampu menyisipkan nilai-nilai keislaman di tengah hingar bingar kehidupan dunia. Betapa bersyukurnya ia mempunyai lw yang bahkan selalu menjadi padi yang selalu merunduk padahal segala usaha dan keadaan telah membuat lw tinggi menjulang seperti bambu. Betapa bersyukurnya ia memiliki imam yang gak pernah henti menorehkan senyuman untuk keluarganya tersayang. Dan lw tau apa yang paling dia syukuri? Ia menangis karena ia bersyukur dipilih Allah untuk menjadi pendongkrak ke-optimisan lw kapanpun, diamanpun, dan dalam kedaan apapun. Sungguh, saat ini lw gak akan bisa membayangkan indahnya senyuman, binar mata, dan tangisan wanita itu.

Saatnya mendongkrak ke-optimisan lw, sahabat! Hey, lw pasti bisa kok! Dulu lw bisa jadi orang yang "tidak peduli" ketika melihat orang lain telah mencuri start untuk mengejar mimpinya, padahal lw harus mengerjakan kepentingan umum yang lebih berat, perbaikan akhlak yang urusannya dengan akhirat. Dan sekarang, gw yakin lw juga pasti bisa untuk "tidak peduli" seberapa siap dan seberapa cerdas orang lain yang saat ini menjadi saingan lw. Karena gw tau, lw bisa lebih dari yang lw pikirkan.

Mau khan mendongkrak ke-optmisan lw di detik-detik terakhir sebelum perhelatan itu? Lw bisa kok, sahabat! Kecuali lw benar-benar gak mau melihat indahnya senyuman, binar mata, dan tangisan wanita itu. :D

Maaf kalau ada yang kurang berkenan. Cuma ceracauan yang gak berarti banyak. Tidak bermaksud menggurui. Hanya sedang merasakan kenikmatan bisa menyemangati orang lain, karena terlalu lelah menyemangati diri sendiri.

6 komentar:

rj :D mengatakan...

assalamualaikum !
kereeeeeeeeeeeeeeeeeeen tut !
emg dah si tuti, pemain kata yang handal :D

tut !
gw tau orang yg lw mksd siapa hahahaha
bukan gw yg pasti..
hehe
gw acungin jempol tut buat blog lw ini ;)
denotatif konotatif semuaanya ada hihi

-cuma mampir- hehehe

Anonim mengatakan...

:)

monox mengatakan...

sepertinyaakuselalutahu.

hening mengatakan...

aw, so sweet

"Nemu dimana sih Jeng suami kayak gitu?"
jawab: di smansa

hihi.. keren abis :D

Anonim mengatakan...

pasti dah .
pulang pergi pulang pergi . hha

Annisa Dwi Astuti mengatakan...

@ rj : walaikumussalam rj! waah, tumben mampir, nuhun ya :D

hahaha, pasti taulah, gak mungkin gak tau! hohoho :P

alhamdulilah, doakan blog gw bisa bermanfaat buat orang lain ya j :)

@ anonim (4) : jiaah, si anonim (4) senyum doank nih, comment atuh :P

@monox: tau apa monox? hahaha, emang ya monox paling tahu! hohoho :D

@t'hening : waaah, keren teh idenya. Harusnya si wanita jawabnya gitu ya teh?! Hohoho..

@anonim : hahaha, paling pasti emang! :P