Jumat, 29 Mei 2015

Minggu, 22 Maret 2015

Bukan Berarti

Jauh, bukan berarti gw melupakan semua hal-hal baik yang pernah ditanamkan. Bukan berarti gw melupakan pemahaman-pemahaman baik yang selalu diingatkan.

Semua hal-hal baik dan pemahaman baik itu akan selalu tumbuh kok. Percaya kan? Terima kasih banyak :)

Alam Arwah

Kamu tahu? Mungkin ketika berada di alam arwah, sebenarnya kita sedang berbaris di antrian anak kembar. Sayangnya, kita sama-sama membandel. Bermain-main memisahkan diri dari antrian, pergi ke dua tempat yang berbeda, sampai pada akhirnya lahir dari ibu yang berbeda.

Berbeda

Rasa sayangnya masih sama. Hal yang berbeda, dulu masih terselip harapan. Saat ini, besok, dan selanjutnya, yang penting yang disayang bahagia.

Sabtu, 21 Maret 2015

Jarak

Iya, makanya gausah ngejauh kita, tapi ngedeket ke Dia.

Setelah ini, bukan hanya fisik yang akan berjarak, tetapi juga kepedulian. Kalau gw harus menyebutkan satu alasan yang paling membuat gw gak sanggup membendung air mata, adalah ketika ternyata kita telah sama-sama siap untuk ditinggal pergi.

Ya Allah, jaga kami. Pertemukan kami kembali dalam kualitas diri terbaik yang pernah kami miliki. Dan semoga Engkau selalu menyayangi kami, di tempat kami masing-masing.


Rabu, 11 Maret 2015

Selasa, 03 Maret 2015

Senin, 02 Maret 2015

23 Cara Mengucapkan Ulang Tahun

Keluar dari kamar mandi, tiba tiba lampu kamar kostan gw mati. Gw disergap dari belakang sambil teriak super kenceng. Yang gw pikirkan, Ya Tuhan... masa begal nyampe kamar gw. Mata gw kemudian ditutup sambil digiring ke sebuah kamar secara paksa. Gw disuruh duduk bersandar bantal. Ikatan penutup mata gw dibuka. Kamar itu dalam kondisi gelap. Di samping gw sebuah kipas menyala. Di hadapan gw diputar video dengan sebuah proyektor.



Gw.... nangis liatnya karena lelah tertawa :"

Terima kasih, demi gw kalian rela merobohkan citra gadis jelita nan pendiam. Geli banget liat ekspresi mukanya. GANGGU BANGET! Hahahaha, Untung sayang :*

Kamis, 26 Februari 2015

Membungkus 22 untuk 23

*terinspirasi dari @prawitamutia yang terinspirasi dari @fadlanmauli

Depok, 25 Februari 2015
21.10 WIB

Depok panas. Harusnya menjadi sesuatu yang wajar. Tapi entahlah. Malam ini panasnya tidak biasa. Kipas angin di kamar kostan membuat udara di dalam kamar semakin panas. Membaca status line kawan yang ada di Bogor dan Bandung, ternyata juga merasakan panas yang sama. Hareudang kalau kata orang Sunda mah. Sumuk kalau kata orang Jawa. 

Besok berumur 23 tahun 9 bulan. 9 bulan? Silakan baca postingan sebelumnya. Buat gw, umur ini sudah bukan umur berharap di-kado-in dan di-surprise-in orang lain. Tapi tetap amat sangat berharap besar didoain untuk banyak hal yang sedang diperjuangkan. 

Malam ini, mari membungkus kado untuk diri sendiri. Berterima kasih kepada diri sendiri atas apa yang telah dilakukan dan tidak dilakukan. Berterima kasih atas usahanya untuk tetap membungkus banyak pemahaman.

Terima kasih akhirnya mau mengerti bahwa di dunia ini tidak hanya terdiri dari orang baik. Ada orang-orang baik tapi ada juga orang-orang berengsek. Walaupun terlambat, akhirnya sadar juga bahwa sungguh itu telah disebutkan di surat pertama dalam Al-Quran yang selalu kamu ulang ulang saat sholat, "Tunjukilah kami jalan yang lurus, dan bukan jalannya orang orang yang sesat". 

Terima kasih sudah terus membaca buku. Baik dalam keadaan senang ataupun sedih. Baik karena benar benar ingin tahu atau sedang lari dari masalah. Besok besok semoga mau terus membaca. Lain kali semoga genre buku yang dibaca lebih variatif ya.

Terima kasih masih mau mengaji. Juga membaca arti dan hikmahnya. Telah berniat one day one juz walaupun eksekusinya masih bolong-bolong. Masih semangat membaca walaupun tajwid masih berantakan. Besok besok semoga bisa lebih baik. Juga semoga mau belajar lagi memperbaiki tajwidnya. Dan tidak hanya membaca dalam keadaan sedih.

Terima kasih sudah terus menulis. Baik dalam keadaan sedih ataupun senang. Baik tentang kebahagiaan atau keluhan. Juga tentang diri sendiri, tentang orang lain, atau tentang banyak tempat. Tidak apa tidak melulu menulis di sini dan pecah pecah di banyak tempat. Menulis di blog, path, facebook, instagram, dan buku harian, masih sama baiknya. Semoga ada manfaatnya bagi yang membaca. Besok besok, semoga mau memerhatikan EYD ya.

Terima kasih sudah mau mendengarkan orang lain. Selalu bersedia mendengar banyak masalah di berbagai konteks dan situasi. Bahkan sanggup mendengarkan di waktu waktu yang  tidak pernah terbayangkan sebelumnya : pagi hari persis saat bangun tidur, tengah malam, bahkan sampai sepertiga malam. Via chat line, whatsapp, telpon, maupun tatap muka. Berusaha untuk melakukan probing dengan baik dan tidak judging. Lain kali, tau batasan diri ya. Kalau sedang tidak sanggup mendengar, segera bilang.

Terima kasih untuk tidak hanya mendengar, tapi sudah berani bersikap. Sudah berani memetakan mana orang yang bisa digalakin mana yang enggak. Mana orang yang langsung bisa diajak liat ayat Al-Quran bareng-bareng, mana yang bisa dikonfrontasi, mana yang harus ditarik ke concrete experience, mana yang bisa ditampar di depan, atau mana yang murni hanya butuh didengarkan dan didampingi untuk menemukan. Kamu bisa ternyata bantu orang. Yuk dipikirin lagi, kamu mau jadi Psikolog atau tidak.

Terima kasih sudah menyadari kalau kamu kecewa. Kamu kecewa saat melihat sendiri bagaimana orang lain membocorkan rahasia temannya. Kamu kecewa saat melihat sendiri orang lain menggunjingkan orang lainnya tanpa memastikan kabar yang sebenarnya. Kamu kecewa karena kamu melihat sendiri bagaimana orang lain menceritakan tentang orang lainnya kepada temannya yang membuat orang lain itu tampak jahat bahkan dalam keadaan belum saling kenal.  Karena kamu kecewa, besok besok jangan sekali kali melakukannya. Kamu tahu persis kan rasanya dikecewakan kan?

Terima kasih sudah mau merawat diri. Menjaga kebersihan diri lebih rajin. Berpakaian dengan lebih baik. Belajar mengenal kuas, base make up, gincu dan memakainya di saat saat yang perlu. Semoga besok besok pemahamannya tetap sama. Semua ini tidak ada artinya kalau hati masih ditumbuhi prasangka.

Terima kasih pernah berharap terlalu tinggi, lagi. Lalu merasakan sakit ketika benar benar jatuh. Dengan begitu kamu tau bahwa jangan pernah berharap terlalu tinggi lagi dalam urusan apapun. Tidak mau merasakan sakitnya lagi kalau jatuh kan?

Terima kasih pernah cemburu tidak pada tempatnya. Cemburu pada sesuatu yang bukan haknya. Dengan begitu kamu menyadari bahwa kamu sungguh sedang tidak percaya diri. Kalau kata Dilan, cemburu hanya untuk orang-orang yang tidak percaya diri. Setelah ini, ayo tingkatkan kualitas diri. Sehingga kamu tidak perlu merasa cemburu lagi.

Terima kasih sudah jadi teman yang baik. Mendahulukan kebahagiaan orang yang disayangi. Melakukan apa saja demi kebahagiaanya.  Tidak memaksakan sesuatu yang memang bukan haknya. Merelakan apa yang memang tidak pernah dimiliki. Dengan begitu kamu belajar bahwa ikhlas memang sulit bukan? Besok besok, kamu tidak bisa dengan mudah menyuruh orang lain untuk mengikhlaskan banyak hal dengan mudah, karena kamu tahu itu sulit. Jadi ayo dampingi orang lain yang sedang berjuang untuk  belajar ikhlas juga.

Terima kasih sudah sayang Bapak dan Ibu. Sudah mendampingi Bapak Ibu di masa masa sulitnya walaupun belum menjadi usaha terbaik. Sudah  mau nurut Bapak untuk tidak pulang terlalu malam walaupun masih ada bandelnya. Sudah mau nurut ibu untuk rajin cuci muka dan merapikan kasur walaupun jerawat tetap saja tumbuh.

Terima kasih sudah memutuskan untuk tidak meninggalkan Bapak Ibu jauh jauh tahun ini. Melipat niat untuk Indonesia Mengajar dan S2 keluar negeri. Menyadari bahwa Bapak dan Ibu sedang tidak mau ditinggal jauh oleh anak perempuannya. Semoga ikhlas. Semoga dapat ridho-Nya. Besok besok, semoga ada kesempatan yang lebih baik.

Terima kasih sudah berani jujur. Jujur untuk tidak sanggup melanjutkan tanggung jawab. Menyadari ada yang salah pada diri sendiri. Mengaku apa yang sebenarnya terjadi. Mengompensasi tanggung jawab yang telah ditinggalkan. Besok besok, sebelum mengiyakan tawaran, yuk dipikirkan kembali apakah sanggup menyelesaikannaya atau tidak.

Terima kasih pernah berada di titik selemah lemahnya iman. Menangis sepanjang malam. Enggan bangun dari tempat tidur. Memikirkan hal hal yang tidak perlu dipikirkan. Menyimpan semuanya sendirian. Akhirnya kamu mengerti kan, kalau sesuatu yang berlebihan selalu tidak baik, termasuk menangis. Membuat mata bengkak dan jelek. Kehilangan energi dan semangat esok paginya. Semoga setelah ini punya coping stress yang lebih baik. Allah mengubahmu kalau kamu mau berusaha. Semoga besok besok kalau ada yang menghadapi hal yang sama dan ia bercerita, kamu bisa mendampinginya dengan lebih ringan.

Terima kasih telah berusaha jadi tante yang baik. Membolak balikan kembali buku Psikologi Perkembangan dan Psikologi Bermain. Membeli buku buku dongeng dan latihan mendongeng untuk keponakan saat ia sudah mengerti.

Terima kasih telah menyadari bahwa kamu tidak cantik secara fisik. Telah menyadari norma yang berlaku di dunia ini untuk perempuan adalah standar kecantikan fisik. Tidak mengapa. Kalau kamu tidak cantik secara fisik, besok besok kamu akan selalu ingat bahwa kamu masih selalu bisa berjuang untuk memiliki hati yang cantik.

Terima kasih mau mencoba melakukan hal hal yang baru. Tidak kaku. Mengambil banyak pengetahuan. Melingkarkan banyak pertemanan. Tidak mengambil hati atas banyak kata kata kasar. Mengerti bahwa pemilihan kata yang digunakan orang lain tidak memiliki standar yang sama dengan dirimu. Seru bukan, kalau kamu tahu mana yang serius mana yang hanya bercanda.

Terima kasih mau mengiyakan berbagai tawaran pelatihan. Mengenal banyak karakter dan kepribadian lagi. Membolak balikan materi pelatihan. Memikirkan banyak metode. Semoga bisa jadi pahala. Semoga membuka percabangan jalur masa depan lainnya.

Terima kasih mau mencoba makan makanan baru. Tidak melulu memesan ayam goreng dan es teh manis. Sudah mau mencoba es krim duren. Besok besok kita coba makan yang lainnya ya.

Terima kasih mau mengerjakan skripsi dan mau lulus tahun ini. Kalau sedang malas dan jenuh, semoga  selalu ingat bagaimana ketertinggalanmu di tahun 2010. Kamu tidak perlu merasakannya lagi bukan?

Terima kasih mau percaya untuk bercerita kepada orang lain lagi. Setelah semua kekecewaan membuat kamu tidak percaya kepada siapapun. Tidak mengapa kau tidak harus bercerita kepada semua orang. Tapi kau tahu bahwa ada hal hal yang tidak bisa kau simpan sendiri. Dan kau tahu kepada siapa kamu bisa mempercayakan semua cerita ini.

Terima kasih sudah mau berterima kasih pada diri sendiri. Mau menerima diri sendiri. Setelah selama ini terlalu keras dengan diri sendiri. Tidak apa apa kata kata semoga dan besok besok di atas tidak langsung terjadi semua. Tapi minimal, kamu tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Hari ini, selamat 23 tahun 9 bulan, Tuti. Semoga tahun ini menjadi S,Psi. 

Rabu, 25 Februari 2015

Kalau Kamu Benci, Jangan Lakukan

Gw benci, orang orang yang menceritakan banyak rahasia tentang dirinya kepada orang lain, yang di dalamnya melibatkan orang lainnya, dan membuat orang di dalam ceritanya sebagai sosok penjahat di mata orang orang padahal kenal pun tidak.

Gw benci, orang orang yang tahu kode etik profesi seorang psikolog, tahu persis menjaga rahasia orang lain adalah hal yang utama, tapi tetap menggunjingkan orang lain dengan pemaafan "jangan bilang siapa siapa ya".

Gw benci, orang yang mengaku berpikir kritis, orang yang katanya selalu mengkaji banyak hal, tapi sekalinya mendengar gosip tidak berani menanyakan langsung ke sumber utamanya, dan payahnya menyebarkannya dengan banyak bumbu juga.

Kamu tau kan, Tut, apa yang kamu benci? Kalau kamu benci, jangan lakukan. Jangan sekali kali melakukannya. 

22 tahun 9 bulan

Sekarang umurnya berapa, Tut?
....
Sekarang umurnya berapa, Tut?
22
Yakin 22?
Iya 22
Bukan 22 tahun 9 bulan?
9 bulan?
Iya. Jadi yang 9 bulan gak dihitung? 

Minggu, 08 Februari 2015

Rabu, 28 Januari 2015

Cara yang Lebih Mudah

23 Januari 2014
20.50 WIB

Kemarin Teteh gw sempat bilang, kalau gw sampai minta orang lain yang berubah, tandanya gw sudah capek banget.

Tapi dipikir pikir konyol juga sih. Kalau gw yang sakit hati, gw harus minta orang lain berhenti nyakitin gw gitu? Duh. Kamu bertemu puluhan orang di dunia ini, Tut. Bersinggungan dengan ratusan lingkaran dan ribuan perasaan. Mana ada lw minta satu satu orang lain untuk tidak menyakiti lw. Koyol bukan kalau sampai perlu untuk bikin plang yang digantungin di leher dengan tulisan : hati hati, ada yang lelah disakiti!

Selalu ada cara yang paling mudah bukan dibandingkan meminta orang lain yang berubah?

Cukup diri kita sendiri yang berubah. Memaafkaan. Mengambil pelajaran. Mengubah sudut pandang. Memperluas lapang hati untuk memperkecil tekanan. Membumihanguskan harapan.

Dengan begitu, kita tidak memberikan izin kepada siapapun yang datang untuk menyakiti kita. Siapapun. Dengan bentuk apapun.

Lebih mudah dibandingkan meminta orang lain berubah bukan?

Senin, 12 Januari 2015

Jangan-Jangan

Gw agak curiga sebenarnya. Komposer komposer lagu terbaik dan pujangga pujangga terbaik, jangan-jangan menghasilkan karya terbaiknya saat mereka sedang sedih. Atau terinspirasi dari cerita cerita hidupnya yang paling pahit yang membuat mereka akhirnya berpikir.

Lebih Ringan

10 Januari 2015
15.12 WIB

Biasanya, orang yang naik gunung untuk kedua kalinya tahu bahwa posisi badan dan kaki saat turun gunung lebaih baik menyamping. Karena saat pertama kali naik gunung, pernah merasakan bahwa resiko sakit saat jatuh dengan posisi badan dan kaki menghadap ke depan saat turun lebih besar.

Itu yang bisa kita sebut pengalamn mengajarkan banyak hal.

Terus lagi kepikiran sesuatu. Beberapa kali gw dikasih sedih karena satu masalah, tiba tiba beberapa hri, minggu, bulan, kemudian, ada orang yang bercerita kepada gw dengan masalah yang persis sama. Terus rasanya bisa ngehadepin ceritanya dengan lebih ringan. Bisa mendengarkannya kebih lapang karena gw pernah ada di posisi itu. Tau persis rasaya. Dan pernah berhasil melewatinya.

Lalu kemudian jadi mikir. Ngerasa dapet bahan bakar untuk gak berlarut larut kalau besok besok dikasih sedih karena masalah. Jangan jangan, beberapa waktu kemudian ada orang yang bercerita tentang masalah yang persis sama dengan kesedihan itu. Dan semua sedih gw, dikasih biar gw bisa bantu orang ngehadepinnya dengan lebih ringan.

Mereka Berhak Tahu

16 Oktober 2015
09.50 WIB

Alasan utama kenapa akhirnya gw suka backpackeran adalah... anak anak yang gw ajar harus tau, bahwa hidup gak cuma seluas petak ruangan kelas, Nak.

Terbaik

19 Oktober 2014
19.31 WIB

Sampai bertemu lagi. Semoga saat itu, masing-masing dari kita telah menjadi pribadi terbaik yang pernah kita usahakan.

Lewat Banyak Tangan

28 Oktober 2014
09.42 WIB

Anggap saja, Allah selalu berbaik hati memberitakan banyak kabar tentang orang orang terdekat gw lewat banyak tangan, tanpa gw tanya sebelumnya, di saat gw memutuskan untuk tidak selalu ada untuk siapapun.

Cara yang Baik

3 November 2014
00.41 WIB

Seorang teman pernah mengingatkan :
"Apapaun yang terjadi, tetaplah berbuat baik. Tetap berikan yang terbaik. Kalaupun harus pergi, pergilah dengan cara yang baik"

Salut

28 Movember 2014
21.48 WIB

Selalu salut sama orang yang sanggup meregulasi dirinya. Menahan dirinya.

Lebih Menyenangkan

4 Januari 2015
13.00 WIB

Jangan salahkan orang orang yang ketika sedang menghadapi masalah enggan untuk bercerita ketika ditanya. Karena jangan jangan, dia memang tidak pernah merasa tereinforce setiap kali ia bercerita. Dan dipendam menjadi pilihan yang lebih menyenangkan. 

Pusat Kehidupan Kita

7 Januari 2015
10.24 WIB

Konsep dasarnya adalah, hal yang paling menarik bagi seseorang adalah dirinya sendiri. Coba ingat ingat. Sebuah foto bersama didefinisikan bagus ketika muka kita sendiri tampak bagus bukan di dalamnya? Saat berfoto bersama, yang dicek pertama kali adalah muka kita sendiri bukan?

Jadi, saat merasa orang lain egois, hanya mementingkan diri sendiri, tidak mempedulikan diri kita, ayolah, yakin pusat kehidupan kita bukan diri kita sendiri? Yuk berkaca. Memikirkan diri sendiri itu keniscayaan. Jangan manja selalu minta dipedulikan dan diperhatikan orang lain.

Yang berbeda, adalah orang yang tidak melakukannya secara berlebihan. Tau porsi dan konteksnya.

Harusnya

11 Januari 2015
19.32 WIB

Sebelumnya pernah berhasil melaluinya. Harusnya, tidak masalah untuk melaluinya sekali lagi.


Pecahan

Tulisan gw pecah di banyak tempat. Kepikiran untuk menuliskan pecahan tulisan gw yang tercecer di Facebook, Line, ataupun Path. Sayang kalau tulisan gw harus hilang dimakan timeline. Karena besok besok, mungkin gw membutuhkannya untuk mengingatkan gw bahwa gw pernah memahami banyak hal sebelumnya. Dan ketika dihadapkan kondisi yang sama, seharusnya gw bisa tau bahwa gw pernah memahami hal itu.

Kamis, 01 Januari 2015

Krisis Akhir Tahun

Beberapa hari lalu gw menemukan fakta bahwa beberapa orang terdekat gw sedang mengkhawatirkan gw. Hanya saja karena tidak enak, khawatir menyinggung perasaan gw, kekhawatiran itu tidak pernah disampaikan. Disimpan baik baik sampai akhirnya mungkin gemas dengan gw jadinya keluar juga. Mereka mengkhawatirkan gw tentang... jodoh. 
“Teteh, kita tuh pernah ngomongin Teteh. Teteh kapan ya akan ketemu jodohnya.  Masalahnya Teteh tuh dominan, apa apa bisa dikerjain sendiri, independen, cowok kayak gimana coba yang bisa ngehadepin Teteh” 
“Gw penasaran, Tut. Lu akan ketemunya sama cowok yang kayak gimana ya, Tut?”
“Aslinya sih gw berpikiran sama, Tut, cuman gak enak ngungkapinnya aja, haha”

Sebenernya hal ini bisa aja kalau mau dibawa biasa. Tapi kenapa momennya pas ya. Di saat gw ngerasa urusan ini sudah terlalu roller coaster buat gw, dan gw memutuskan mengesampingkan urusan ini, hal hal yang tiba tiba muncul ini lumayan jadi sumbu. Lumayan bikin kepikiran.

Semua rasa sedih di masa lalu tiba tiba muncul. Pikiran pikiran negatif menyebalkan tiba tiba datang. Konyol sekali gw berpikir bahwa jangan jangan memang tidak ada laki laki yang bisa menerima perempuan yang berkepribadian seperti gw? Apa iya gw tidak akan mendapatkan jodoh dengan pribadi  seperti gw? Akan sangat sedih sekali kalau gw harus berubah menjadi orang lain demi mendapatkan jodoh.

Tapi Allah selalu Maha Adil kok. Di saat gw belum menemukan siapa jodoh gw, Allah memberikan teman teman terbaik dengan pemahaman yang baik.

Semua pikiran konyol itu menekan tanpa ampun. Mendesak kantung kantung mata yang akhirnya tumpah tidak karuan. Gw pun mengadu kepada mereka, yang belakangan jadi orang-orang nomor satu yang paling tau kabar gw.

Tidak, tidak.  Mereka tidak memberikan nasihat nasihat  menenangkan saat gw bercerita. Mereka juga tidak melarang gw untuk menangis saat gw pamit dari percakapan karena tidak kuat bercerita. Yang mereka lakukan adalah diam dan mendengarkan. Memberikan kesempatan gw untuk menangis. Sambil melanjutkan percakapan yang membuat muka gw sungguh jelek karena menangis sambil tertawa. 
“Bentar dulu ya gw. Hehehe. Lagi nangis dulu. Jelek banget nih mukanya” 
“At ease!”
“.....”
“Lagi ujan kok Tut jadi nangis juga ga ketauan”
“Hahaha... ampaass”
“Lo sering?”
“Gue banget”
“Menangis di dalam guyuran”
“Shower”
“Kalau gw dipinggir sumur atau kran wudhu biar sekalian buang ingus” 

Hahaha. Sampah.

Mereka tau bagaimana cara membuat kesedihan temannya ini tak perlu terlalu berlarut. Mereka tahu bahwa gw hanya butuh bercerita, dan tahu persis gw akan segera merangkai pemahaman gw sendiri.

Hari setelah malam itu gw lebih banyak diam. Berpikir. Membuat pemahaman terbaik yang bisa gw rangkai dalam urusan ini. Pada akhirnya, urusan ini selalu sederhana. Bahwa sudah berabad abad lalu obat dari semua masalah ada dalam kalimat-Nya. Tentang percaya semua janji-Nya. 
“Btw, btw, mau laporan boleh gak? Alhamdulilah yang kemarin sempet buat gw nangis ituu... gw udah tau counter attacknya kalau pikirannya muncul lagi gimana. Kalau gw... gak boleh berhenti percaya kan? Kalau perempuan baik dapetnya laki laki baik. Jadi... harus usaha jadi permpuan baik dulu. Biar dapet jodohnya baik. Tul gak? Masalah sama siapa dan di mana juga kapan, gw serahin ke Allah aja boleh gak? Makasih loh udah bikin gw ketawa di tengah nangis. Jadi bapernya gak kelamaan, hehehe”

Krisis akhir tahun berhasil dilewati. Hari ini hari pertama 2015.  Semoga besok besok, ketika semua sedih dan masalah datang lagi, gw gak akan pernah berhenti percaya. Tentu saja percaya pada semua janji-Nya. Tentang bersama kesulitan ada kemudahan. Bahwa selalu ada janji kehidupan yang lebih baik, selama gw percaya.

Terima kasih untuk 2014 nya, Ya Allah. Terima kasih untuk teman teman terbaiknya :)