Sabtu, 27 Desember 2014

Fokus

Foto ini salah satu foto favorit gw. Menjadi favorit lebih karena... setiap gw memandangi foto ini, gw punya energi lebih untuk fokus dengan tujuan gw.


Lapangan Tembak Senayan, 13 Desember 2014

Ya. Macam-macam distraksi belakangan ini terasa begitu menyebalkan.

Harusnya Kamu Paham

Dalam hidup ini, ada yang tidak pernah bagus kalau harus dipaksakan.

Kayak baju di Thamrin City. Kalau dinilai atasan dan bawahan masing-masing, dinilai kebaya dan rok nya masing-masing, bisa terlihat manis dan mewah ketika dilihat terpisah. Tapi kalau disatukan, belum tentu bagus. Belum tentu cocok. Itu mengapa gw memakan waktu 6 jam sendiri hanya untuk memasangkan atasan dan bawahan yang gw beli terpisah.

Dalam hidup ini, ada yang tidak pernah bagus kalau harus dipaksakan. 

Harusnya kamu paham urusan ini, Tut. Harusnya.

Bagaimanapun Caranya

Pagi ini Depok hujan. Kalau seperti ini, rasa rasanya seperti di Bogor. Dingin-dingin menyenangkan. Bangun-bangun melihat langit-langit. Mengerjap ngerjapkan mata. Kalau di Bogor, pasti akan langsung menggelung kembali. Menarik selimut. Tapi di Depok, kasurnya tidak terlalu empuk. Pun tidak ada selimut yang bisa ditarik. Jadi, mari kita bangun.

Lalu ada yang tiba-tiba numpang lewat.

Mata gw berputar. Mengingat-ingat apa yang sedang gw lakukan beberapa waktu belakangan. Bahwa ternyata, ada satu hal lain yang sedang gw perjuangkan. 

Bagi gw yang terpapar banyak cerita, termasuk tentang rasa sedih dan kecewa, secara gak sadar daftar apa apa yang gw usahakan bertambah satu.

Bahwa orang orang yang gw sayangi, gak boleh sedih dan kecewa lagi.

Bagaimana pun caranya.

Senin, 22 Desember 2014

Kamu Bukan Katalis

Setiap orang punya definisi bahagianya masing-masing. Juga punya cara masing-masing untuk mengejarnya.

Dengan kamu yang punya informasi lebih banyak dibandingkan siapapun, bukan berarti kamu punya hak untuk menginterupsi definisi dan cara orang lain mengejar kebahagiannya, Tut. 

Kamu gak pernah punya fungsi untuk menjadi katalis, Tut. Gak pernah. Kamu gak pernah punya hak untuk mempercepat sesuatu umtuk terjadi.

Termasuk untuk membuat orang lain menilai lebih cepat.

Sabtu, 20 Desember 2014

Trust

Isu trust belakangan menjadi salah satu isu yang menguras energi gw. Sekarang, gw cukup pilih pilih untuk menceritakan apa kepada siapa. Urusan ini juga yang pernah menjadi salah satu alasan mengapa gw menutup blog ini dan sempat menarik diri cukup lama dari beberapa media sosial. Karena satu dan lain kejadian yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, gw gak bisa percaya ke semua orang saat ini.

Tapi pelan-pelan. Gw mulai berdamai dengan urusan ini. Pelan pelan, gw mulai belajar untuk percaya lagi. Untuk cerita banyak hal lagi. Lewat orang orang ini :)


Ya. Trust gak pernah bisa dibuat, tetapi dilahirkan.

Maaf, Posesif

"Dia boleh baik ke semua laki laki. Dia boleh ramah ke semua laki laki. Dia juga boleh memberikan harapan ke banyak laki laki. Tapi salah satu laki laki itu, bukan sahabat gw."
Di ujung kalimat ini, gw membanting hp ke atas kasur. Menangis sejadi jadinya.

***

"Kalau lw ada di depan muka gw sekarang, gw tampar juga lw. Biar sakit lw pindah ke pipi aja. Hati lw gak usah sakit lagi"
Gw menarik nafas. Menahan untuk tidak ada yang tumpah.


***

Kalimatnya beda. Tapi polanya sama. Sama sama kalimat putus asa menghadapi sahabat sahabat yang keras kepala. 

Maaf, posesif. Gw cuma gak mau kalian kecewa lagi. 

Yang Paling Kita Sayangi

Kalau kata Mip,
"Emang iya ya, Teh. Sebaik baiknya memberi itu, memberikan apa yang paling kita sayangi kepada orang lain."
Ya. Memberikan yang paling kita sayangi, kepada orang lain.

Senin, 15 Desember 2014

Ciyee...

Belakangan, karena satu dan lain hal, ada beberapa orang yang men-ciyee-ciyee-kan gw dengan orang lain. Lalu dengan lugas gw katakan :
Boleh gak mulai sekarang gak ciye-ciye-in gw dengan siapapun? Sesungguhnya ciye itu dekat dengan berharap. Berharap itu dengan dengan kecewa. Dan kecewa itu sungguh dekat dengan kesedihan.
Ayolah. Gw gak punya banyak waktu untuk sedih sedihan saat ini. Lebih penting lagi, gw gak mau jatuh berkali kali. Di tempat yang sama. Dengan alasan yang sama.

Jadi, semoga mengerti ya :)

Make My Day

Hari ini seharian di depan laptop. Ke kampus ngumpulin tugas UAS, lalu kemudian kembali ke kamar lagi. Ke depan laptop. Keluar beli sarapan dan makan siang. Laku kemudian kembali ke kamar. ke depan latop. Sampai malam ini. 

Terus sambil ngetik ngetik ksenyum senyum sendiri. Menemukan counter attack buat pemikiran sendiri di postingan sebelumnya.

Ya. gw gak butuh teman yang mengakui gw di depan orang orang. Gw gak butuh teman yang mempublish gw di berbagai sosial medianya. Belakangan, sosial media kadang membuat semua terasa palsu dan hambar, Tuntutan mempublish sesuatu yang istimewa atau menunjukan kedekatan dengan orang yang dianggap istimewa, sesungguhnya tak sehangat aslinya. Tawar nyatanya. 

Tapi yang gw butuhkan, teman teman yang ada ketika gw butuh. Dan tau cara memperlakukan gw sesuai kebutuhan. Sesuai kadarnya.

Dan gw punya mereka. yang belakangan make my day cuma lewat obroolan di line.

Yang bisa bikin gw nangis karena dua hal : saking nyebelinnya dan saking perhatiannya. 

Rabu, 03 Desember 2014

Penghiburan Diri Terbaik

"Aku kok ngerasa dia gak respect the way you are ya, Tut. Kelihatannya tuh yang usaha lebih dalam pertemanan kalian itu cuma kamu, dia enggak"
Ada dua masalah dalam kalimat ini.

Pertama, kontennya. Kenapa kontennya harus... sebuah kalimat yang mungkin benar adanya, tapi gak pernah mau gw akui. Kedua, orang yang menyampaikan. Kenapa harus orang yang cukup signifikan buat gw.

Tiba-tiba gw diem. Gak bisa jawab apa apa. Sampai akhirnya gw jawab,
"Tuti cuma mau terus berbuat baik aja. Kita harus terus berbuat baik sama orang lain kan? Mungkin Tuti udah gak peduli urusan timbal balik, mungkin..."
Kalau diinget inget, getir juga gw jawabnya. Patah-patah jawabnya. Suara pelan. Sambil menunduk.

Atas jatuh bangun yang cukup bikin keras hati belakangan ini, ternyata masih ada sisi naif dalam diri gw.  Cuma pengen berbuat baik. Cuma pengen jadi orang baik. 

Entah ini naif. Atau ini penghiburan diri terbaik yang bisa gw lakukan.