Kamis, 28 Juni 2012

Yang Terhempas di Lagon Pari - End Part

Pukul 05.00 keesokan harinya, kami bergegas berangkat dari homestay. Kali ini, mengejar matahari terbit di Lagon Pari. Poin penting untuk menuju ke Lagon Pari : bawa headlamp dan tidak direkomendasikan untuk memakai sendal cantik ataupun sendal jepit.

Berhubung judulnya mengejar, hari itu kami benar-benar ngejar. Kami dibawa sama akang-akang guidenya dengan ritme jalan yang cukup cepat. Gak masalah kalau medannya lurus-lurus saja. Ternyata, di luar perkiraan gw, daerah pantai tidak lurus-lurus saja. Gw gak tau apakah kami dibawa motong jalan atau enggak, tapi medannya udah berasa naik gunung, Kawan. Naik, turun, naik, turun. Ditambah tanahnya berbatu dan licin. Berasa latihan fisik gw. Beneran keringetan subuh-subuh.

Tapi, tapi, tapi, semua naik-turun itu, semua keringetan itu, semua kejar-kejaran itu, benar-benar terbayar lunas di Lagon Pari. Terbayar L-U-N-A-S :D



Lagon Pari di pagi hari

Pantainya sepi banget. Berasa pantai punya sendiri. Kami menunggu cukup lama di daerah yang penuh dengan hamparan cangkang kerang dan keong. Matahari tak kunjung terbit, padahal hari sudah terang. Sayang, sepertinya kami memang tidak mendapatkan matahari terbit. Ternyata langitnya memang tengah mendung. Selain itu, kami melihat dari sudut yang salah. Sudut di mana matahari terbitnya terhalang oleh karang.

Kami pun segera bergeser ke arah Lagon Pari di sudut sebelah kiri. Ini lebih gila lagi. Di sudut sebelah  sini, sejauh mata memandang, cuma ada laut, pasir pantai super bersih tanpa sampah, barisan pohon kelapa, dan anak-anak Gandewa :D

Gandewa di Lagon Pari

Kiri ke kanan : Kak Laila, Kamal, dan Nadya

Lagon Pari merupakan pantai di hadapan laut yang dangkal. Laut di hadapan pantai ini berbentuk mangkok. Itu mengapa Lagon Pari merupakan salah satu tempat yang direkomendasikan untuk berenang karena tingkat resiko tenggelam tidak terlalu tinggi. Lautnya yang dangkal dan berbentuk mangkok menyebabkan ombaknya relatif tenang. Tapi relatif tenangnya pantai di selatan Pulau Jawa tetap tidak bisa disamakan dengan pantai utara Pulau Jawa ya, hehe :P

Kesempatan untuk bermain-main air? Tentu saja tidak akan dengan sia-sia kami lewatkan :D



Menantang ombak

Bermain pasir

Tarian ombak melawan ombak beneran :P


Cibby-Cibby di Lagon Pari :P

Ini cerita tentang Sawarna. Salah satu pantai di selatan Pulau Jawa. Pantai pertama buat gw. Reinforcement terbaik yang pernah gw punya, dari Gandewa, di bulan April 2012 :)

Gandewa di Lagon Pari :D

***

Ringkasan biaya Sawarna On Trip, 5-7 April 2012 :
  • Homestay sehari semalam + makan 3 kali @orang : Rp 100.000
  • Transportasi (sewa mobil ELF satu hari satu malam, kapasitas 15 orang) : Rp 2.000.000
  • Retribusi pintu masuk Pelabuhan Ratu (rombongan dengan mobil) : Rp 70.000
  • Retribusi masuk Pantai Pasir Putih + Tanjung Layar @orang : Rp 2.000
  • Retribusi masuk Goa Lalay @orang : Rp 2.000
  • Biaya Guide ke Goa Lalay dan Lagon Pari (rombongan) :  Rp100.000
*Biaya per orang (dengan jumlah rombongan 15 orang) : Rp 285.000

***

Nadya : Jadi, mau kemana lagi kita? Mau Rafting gak? :D
Gw : Nad, gw gak bisa berenang -___-"

Yang Tenggelam di Tanjung Layar - Part 4

Pukul 17.00 kami kembali berangkat dari homestay setelah dag-dig-dug takut hujan tidak bersahabat. Sampai akhirnya hujan rela mengalah untuk tidak datang, kami segera bergegas ke Tanjung Layar. Salah satu pantai di Sawarna yang menjadi rekomendasi tempat paling indah untuk melihat matahari terbenam.

Jalan menuju Tanjung Layar tidak jauh berbeda dengan jalan menuju Pantai Pasir Putih. Kami pun menunjukkan bukti pembayan retribusi kami tadi pagi saat menuju Pantai Pasir Putih agar kami tidak perlu membayar retribusi lagi. Kalau kita menyusuri Pantai Pasir Putih ke ujungnya di sebelah kiri, kita akan sampai di Tanjung Layar. Akan tetapi, kami lebih memilih memotong jalan melintasi persawahan dan pohon-pohon kelapa dibandingkan menyusuri Pantai Pasir Putih.

Selama perjalanan ke Tanjung Layar, gw bersisian dengan Kak Aday. Ceceritaan lah gw dengan Kak Aday. Salah satu cerita Kak Aday yang amat sangat menarik perhatian gw adalah : Kak Aday sudah pernah menjejakan kaki di Rinjani.
Kak Aday : Pasti kamu bisa kok, Ti.
Kawan, pernah gak berada dalam kondisi di mana lw punya mimpi atau bahkan cuma khayalan, trus mendadak ternyata lw ada di lingkungan orang-orang yang seolah-olah bisa dengan mudahnya mendekatkan mimpi dan khayalan itu jadi kenyataan?

Itu gw, di Gandewa :)

Sampai akhirnya tiba di Tanjung Layar, tiga hal yang langsung menghujam di kepala gw. Kerang, karang, dan RJ. Loh, RJ? 

Jadi ceritanya, karang super besar yang gw lihat di sini pernah gw lihat sebelumnya di cover foto  RJ di facebook. Edanlah, envy setengah mati lah gw ngeliatnya. Sampai akhirnya gw ngeliat langsung di sini, tiba-tiba dengan sombongnya lintasan pikiran gw bilang, "Je, gw juga bisa ternyata ke sini."

Hahaha, Pisss Je. Damai itu indah, Kawan :P

Sayangnya, bulan-bulan ini, pasangnya memang sedang tinggi banget. Karang yang sebenarnya bisa didekati karena ada jalan setapak menuju kesana, hari itu hanya bisa dilihat dari jauh. Jalan setapaknya tergenang air yang pasang.

Salah satu yang menarik perhatian gw dari karang ini adalah... ombaknya. Pemandangannya subhanallah banget waktu ombaknya nabrak karang. Sekali. Dua kali. Berkali-kali. Gak ngebosenin ngeliatnya. Tiba-tiba terlintas aja di pikiran gw istilah orang-orang dengan mental ombak. Orang-orang yang selalu memaksa buat maju, yang anti banget nengok ke belakang, yang gak peduli walaupun dia tahu bakal hancur kalau jalan terus ke depan.



Gandewa di Tanjung Layar

Sambil menunggu matahari terbenam, gw dan bebrapa anak Gandewa melihat cangkang kerang dan keong yang terhampar di sepanjang pantai. Bentuknya unik-unik. Ada yang  begitu mengkilap. Ada yang masih utuh ataupun sudah terkikis. Bahkan gw menemukan bentuk yang mirip dengan kuda laut. Keseruan tersendiri melihat bukti nyata dari proses alam yang terjadi. Tentang adanya siklus kehidupan. 

Waktunya tiba. Saatnya matahari terbenam.

  Matahari Tenggelam di Tanjung Layar

Di perbatasan antara laut dan langit, ini matahari terbenam pertama gw. Merinding. Gw dan anak Gandewa pun hanya bisa bertasbih bersama. Sekali. Dua kali. Berkali-kali. Subhanallah.. :')

 Gw dan senja di Tanjung Layar
"Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas" (QS. Al-Israa: 12)

Yang Terukir di Goa Lalay - Part 3

Akan ada banyak perjalanan yang begitu sayang jika dilewatkan untuk ditulis dalam kurun waktu beberapa hari dan beberapa minggu ke depan. Jadi? Ada yang tidak bisa ditunda lagi. Ada cerita yang harus dipaksakan untuk diselesaikan :)

Postingan yang satu ini merupakan lanjutan dari catatan perjalanan sebelumnya. Perjalanan mandiri Gandewa ke Pantai Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten bulan April lalu.

Setelah bermain-main di Pasir Putih Sawarna, kami kembali ke homestay terlebih dahulu. Merapikan barang-barang sambil menunggu waktu Zuhur sebelum kembali melanjutkan perjalanan untuk caving ke Goa Lalay.

Setelah makan siang, sholat Zuhur, tidur sebentar, dan puas bermain UNO,  kami bersiap-siap menuju Goa Lalay. Berhubung kami tidak mengetahui lokasinya, kami menyewa guide untuk menuju Goa Lalay. Di sini, guide disewa per tujuan. Untuk satu tujuan, guide disewa dengan harga Rp 50.000. Berhubung kami menyewa guide untuk dua tujuan, Goa Lalay dan Lagon Pari (keesokan harinya untuk melihat sunrise), kami menyewa guide sebesar Rp 100.000.

Kami berangkat pukul 13.00 dari homestay. Jalan menuju Goa Lalay agak berbeda dengan Pasir Putih. Kami harus menyusuri jalan utama melewati SDN 1 Sawarna. Tidak jauh dari sana, terdapat sebuah gang di sebelah kanan yang selanjutnya kami serahkan kepada guide untuk kami ikuti. Jalannya lumayan agak jauh. Apalagi ditambah ditimpa terik matahari pukul 1 siang. Recommended  buat pake sunblock :P

Walaupun jalannya berbeda, ada persamaan antara jalan menuju Goa Lalay dan menuju Pasir Putih. Sama-sama harus melewati jembatan yang goyangannya aduhai.

 Jembatan menuju Goa Lalay

Tiba di depan Goa Lalay, kami dimintai retribusi kembali. Tiap orang dikenai biaya Rp 2.000. Di sini juga guide-guide ilegal pun mulai bermunculan. Mulai dari bocah kecil sampai orang dewasa, tanpa diminta sebelumnya, bersiap siaga mendampingi kami menyusuri Goa Lalay.

Salah satu dilema moral yang dihadapi sebelum masuk ke Goa Lalay adalah masalah alas kaki. Bocah-bocah kecil yang bertindak sebagai guide-guide cilik itu merekomendasikan untuk melepas alas kaki sebelum masuk dan meninggalkannya di depan goa. Mereka bilang makin ke arah dalam goa tanahnya semakin berlumpur. Sandal kami bisa-bisa nyangkut bahkan hanyut. Mereka pun meyakinkan sandal kami tidak akan hilang karena ada yang menjaga.

Tapi emang dasar gw yang alhamdulilahnya baru dibeliin sendal baru sama Ibu, dan takut banget ninggalin sendal di depan goa, akhirnya gw memaksakan Crocs gw untuk ikut menyusuri Goa Lalay. Setelahnya? Crocs gw kuat sih.. tapi.. hahaha, gak direkomendasikan deh pake sendal. Crocs gw beberapa kali terbenam di lumpur dan sukses membuat gw beberapa kali jatuh dan keseleo yang menjadi cikal bakal cederanya kaki gw sepulang dari sini. Kalau boleh saran, emang lebih enak nyeker sekalian kok :) Toh sandal yang ditinggalkan di depan goa memang terbukti tidak hilang. Kalau masih was-was juga, nyeker sambil nenteng sandal ke dalam gua juga gak masalah. Tapi ya itu, tangan kita jadi gak bisa bergerak bebas.

Oia satu lagi, direkomendasikan untuk membawa headlamp. Senter biasa sedikit mengganggu pergerakan tangan. Khusunya kalau sedang menjaga keseimbangan ketika nyaris tergelincir.

Pintu masuk goa ini begitu kecil. Bahkan kita harus sedikit menunduk untuk memasukinya. Tapi ketika sudah ada di dalam... luas dan tinggi sekali saudara-saudara :O

Goa Lalay

Kalau mau caving ke sini,  jangan pake baju bagus. Pake baju yang memang rela untuk dikorbankan karena biasanya gak bisa ilang kotornya (dan salahnya gw adalah caving dengan pake kaos angkatan -__-"). Saat memasuki goa ini, gw disambut dengan air setinggi tumit gw. Lama kelamaan, semakin ke dalam goa, airnya semakin naik. Mulai naik setinggi betis, setinggi lutut, setinggi paha, sampai nyaris setinggi pinggang. Ketinggian air reltif ya, Kawan, tergantung seberapa tinggi dirimu (baca : gw kurang tinggi).

Gandewa di Goa Lalay

Selain ketinggian airnya, tanah yang gw pijak pun bervariasi. Mulai dari pasir yang lembut banget, tanah, sampai lumpur super licin dengan karang yang bertebaran di mana-mana. Di bagian goa dengan lumpur super licin dengan karang yang tertancap di mana-mana inilah guide-guide kecil ini bak malaikat. Mereka menunjukan kebolehannya berjalan ditengah lumpur dan karang dengan lincah untuk membantu kami berjalan. Kelihatan bangetlah bedanya mereka yang memang sudah terbiasa dengan medan seperti ini dibandingkan dengan kami yang harus memilih-milih jalan agar tidak tergelincir karena lumpur dan tidak kesakitan karena tertancap karang.

Gandewa dan guide-guide cilik Goa Lalay

Selain urusan air dan lumpur, tentu saja hal yang paling penting dari sebuah goa adalah keindahan stalagtit dan stalagmitnya. Ini stalagtit dan stalagtit pertama buat gw. Salah satu bagian yang menarik dari goa ini adalah adanya beberapa stalagtit yang bak membentuk keluarga. Seorang ibu, seorang ayah, dan seorang anak. Bukan hanya satu, stalagtit macam itu terbentuk lebih dari satu. Konon, stalagtit-stalagtit itu benar-benar terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia sedikitpun. Indah loh, Kawan :)

Oia, di goa ini juga tercium bau kelelawar. Gw pribadi gak ngeh kalau ternyata di langit-langit goa tersebut banyak kelelawar yang tengah menggantungkan dirinya (ini pemilihan katanya gak enak banget yak? -__-"). Huhuhu, untung kelelawarnya gak ngerasa terganggu ya. Kalau mereka berasa terganggu, nanti khan kayak berasa di film-film gitu tiba-tiba kita diserang sekawanan kelelawar, hiii...

Kurang lebih satu jam kami menyusuri Goa Lalay. Sampai akhirnya kami tiba di satu titik yang tidak bisa disusuri lagi. Sebenarnya bisa, tapi mulai dari titik itu ke dalam biasanya hanya orang-orang ahli yang bisa masuk. Jalannya sudah sangat kecil, ketersedian oksigennya mulai menipis, dan biasanya memang hanya bisa disusuri dengan menggunakan alat-alat caving.

Kami pun kembali menyusuri Goa Lalay ke arah luar. Masih dengan bantuan guide-guide cilik yang dengan lincah memilihkan kami jalan yang bisa dipijak. Mereka pun sedikit banyak bercerita tentang goa ini, tentang apa yang biasa mereka lakukan di sini, dan siapa saja yang sering datang ke sini. Sampai di luar, kami melihat tatapan penuh harap ada yang bisa kami berikan untuk mereka. Kami pun sepakat untuk memberikan beberapa lembar ribuan untuk para guide cilik itu karena telah membantu kami di dalam.

Membantu kami di dalam dan membantu gw untuk mengukir pelajaran lagi. Ada rasa sakit yang bisa diatasi karena terbiasa. Seperti rasa sakit tertancap karang yang dengan licahnya bisa dihindari oleh guide-guide cilik itu di Goa Lalay.

Sore itu mendung. Gerimis pelan-pelan datang. Kami bergegas kembali ke homestay. Sambil berharap masih akan ada langit yang cerah di Tanjung Layar.

Orang yang Sama

Belajar tentang idealis sekaligus realistis dari orang yang sama.
Belajar tentang menenggak dengan rendah hati dari orang yang sama.

Pernah belajar tentang didampingi.
Suatu hari, mungkin akan diajarkan tentang ditinggalkan.
Oleh orang yang sama.

Ketakutan?
Iya.

Karena yang mengajarkan dan diajarkan, memang sama-sama bisa untuk sejahat itu.

Selasa, 26 Juni 2012

Pencapaian

...
Ibu : Dek, setelah rapat keluarga, keputusannya kamu gak jadi dikasih motor. Kamu ceroboh banget soalnya.
Gw : (tersenyum) Icha juga gak akan maksa, Bu, kalau akhirnya gak jadi. Toh Icha gak pernah minta sebelumnya. Icha cuma nagih janji yang pernah diucapkan. Cuma, kalau Icha boleh saran, untuk ke depannya, kalau ragu untuk bisa mengabulkan sebuah janji, atau dari awal ragu kalau Icha pantas untuk dijanjikan sesuatu, gak usah janji duluan, Bu. Kasihan Icha nya, Bu. Terlanjur ngarep. Ngarep dan gak kesampean itu rasanya gak enak loh, Bu.
...
Menarik nafas panjang, lagi.
Ada senyuman di ujung percakapan. Pencapaian untuk berani menyampaikan :)

Karya di Balik Cerita

Salah satu tugas gw di BKUI 13 adalah sebagai LO beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa UI yang akan tampil di BKUI 13. Salah satu UKM yang menjadi tanggung jawab gw adalah Tim Robotik UI. Tugas gw adalah menghubungi Tim Robotik UI bahwa mereka diundang di BKUI 13, menanyakan kesediannya, dan mendampingi Tim Robotik UI untuk membantu memenuhi kebutuhannya saat tampil di tanggal 7 Oktober 2012 nanti.

Kejadiannya dua minggu lalu. Gw dan Kak Kiki, PJ gw di Divisi Bedah Universitas, datang ke Kantek (Kantin Teknik) untuk bertemu dengan Kak Wisnu. Kak Wisnu adalah ketua dari Tim Robotik UI tahun ini. Sebelumnya, gw memang sudah janjian terlebih dahulu dengan Kak Wisnu lewat sms. Agak sulit membuat janji pertemuan dengan Kak Wisnu mengingat beliau merupakan mahasiswa tingkat akhir yang sedang dikejar deadline skripsi. Gw lah yang akhirnya mencoba menyesuaikan jadwal Kak Wisnu. Rabu, 13 Juni 2012 lalu akhirnya gw dan Wisnu sepakat bertemu.

Kami janjian pukul 16.00 WIB. Lima belas menit sebelumnya gw mengabarkan kalau gw sudah di perjalanan menuju Kantek. Tidak dibalas. Gw pun mengabarkan kalau gw sudah di Kantek, di posisi mana, dan memakai baju apa. Mengingat gw dan Kak Wisnu sebelumnya tidak mengenal satu sama lain dan hanya berhubungan melalui sms. Tidak dibalas. Gw dan Kiki pun memutuskan untuk shalat Ashar terlebih dahulu di Mesjid Teknik. Sampai sholat selesai pun, sms gw masih belum dibalas.

Waktu menunjukkan pukul setengah lima. Gw pun mencoba sms Kak Wisnu lagi. Tidak dibalas. Sok-sok kepencet dua kali, gw pun mengirim sms yang sama ke Kak Wisnu. Berharap ada respon. Tidak dibalas juga. Tadinya gw mau memutuskan untuk menelpon Kak Wisnu langsung untuk memastikan jadi bertemu atau tidak. Gak enak sama Kak Kiki yang ternyata juga habis capek banget ngawas SNPMTN. Lebih tepatnya, gw gak enak karena BKUI sepakat untuk sama-sama membangun budaya tepat waktu-yang gw suka banget-. Tapinya, selama smsan sebelumnya saja, karena saking sibuknya ngurus skripsi, sms yang gw kirim pagi bisa dibalas baru tengah malamnya. Gw pun memutuskan untuk menunggu.

Sekitar pukul lima, tiba-tiba Kak Wisnu sms. Benar saja ternyata. Kak Wisnu ketiduran di kostan setelah mengerjakan skripsi. Dari kata-kata di sms yang dikirimkan, kerasa banget beliau gak enaknya. Gw pun sepakat untuk tetap menunggu Kak Wisnu di Kantek.

Beberapa menit berlalu, mahasiswa berjaket coklat kelihatan sedang mencari-cari seseorang. Dari ciri-cirinya sepertinya Kak Wisnu. Sampai akhirnya mahasiswa tersebut melihat gw dan menghampiri ke arah gw. Ternyata benar Kak Wisnu.

Sebelum duduk bergabung dengan gw dan Kak Kiki, tiba-tiba Kak Wisnu membuka percakapan dan menyodorkan sesuatu ke arah gw sambil membungkuk.
Kak Wisnu : Tuti ya? Ini sebagai permintaan maaf karena telat.
Kak Wisnu menyodorkan sekotak susu coklat ke arah gw. Ya Allah, ternyata Kak Wisnu beneran segitunya merasa bersalah. Terharu  aja loh gw, hoho :')

Pembicaraan dimulai. Meeeen. Segitu welcome-nya Kak Wisnu sama BKUI 13. Seru banget ngobrol-ngobrol sama Kak Wisnu. Sampai akhirnya Tim Robotik UI bersedia tampil di BKUI, obrolan kami bertiga pun berlanjut kemana-mana.

Kak Wisnu adalah mahasiswa tingkat akhir jurusan Teknik Elektro UI. Tim Robotik UI salah satu UKM yang gaungnya jarang banget gw dengar. Hal itu pun dibenarkan oleh Kak Wisnu. Tim Robotik Ui memang berkarya dalam diamnya. Lewat Kak Wisnu, ngerasa mendadak kenal banget lah sama Tim Robotik UI.

Dibalik gaungnya yang jarang terdengar, apa yang dilakukan anak-anak Tim Robotik UI lembuat gw tercangak-cangak lah. Banyak karya yang dihasilkan dalam diamnya. Selain memang terbiasa untuk ikut kompetisi-kompetisi nasional (internasional? gw lupa), banyak karyanya yang beredar di masyarakat. Salah satunya, pernah ke Pejaten Village? Salah satu mall yang berada di daerah Pejaten. Di salah satu toilet perempuan di lantai satunya, terdapat sebuah cermin. Cermin yang dari jauh seperti sebuah layar yang menampilkan iklan-iklan, tetapi ketika kita dekati berubah menjadi cermin. Cool aja loh :D Dan tentu saja, itu karya anak-anak Tim Robotik UI.

Selain karena cerita-ceritanya, ngobrol sama Kak Wisnu menjadi seru karena cara pembawaannya. Kocak masbro, hoho :P Beliau pun bercerita tentang kondisi anak-anak Tim Robotik UI.
Kak Wisnu : Anak Psikologi sama Keperawatan gak ada yang masuk di Tim Robotik UI nih.
Gw : Yaaah Kak, kalau ngurus manusia mah kita ngerti, ngurus robot gimana ceritanya. 
Kak Wisnu : Urus anak Tim Robotiknya aja. Kita tuh tidurnya gak teratur. Makannya gak sehat karena makan mie. Butuh ada yang ngurus kita.
Njir. Ngakak gw. Minta banget sumpah jawaban Kak Wisnu.

Selain cerita-cerita Tim Robotik UI, beliau pun bercerita tentang dirinya. Semua cerita ini lah yang bikin gw... apa karya lw sampai hari ini, Tuth?

Gw bertanya-tanya tentang skripsinya. Skripsinya Kak Wisnu kece, Kawan. Beliau membuat sebuah robot seukuran badan manusia yang memiliki fungsi sebagai intruktur tari dan senam. Kak Wisnu pun menunjukkan video robotnya kepada gw dan Kak Kiki.
Kak Wisnu : Kalau dibuat niat jahatnya, robot ini bisa mengambil alih profesi guru tari dan instruktur senam, hehehe.
Gw pun bertanya tentang kerja praktenya. Beliau ditempatkan di PLN Bengkulu. Mau tau apa yang beliau lakukan di sana? Kalau lagi hujan besar khan suka mati lampu ya? Mati lampu itu disengaja dari pusat untuk menghindari arus pendek atau kerusakan kalau-kalau sekring pusatnya tersambar listrik. Cara mematikan sekring nya di sana masih manual. Harus menggunakan galah untuk mematikannya. Untuk mensiasati kalau-kalau dibutuhkan pemadaman dalam waktu cepat, Kak Wisnu membuat suatu sistem. Mematikan sekring tersebut dengan menggunakan sms. Ketika sms dikirim, sekring pun bisa mati dengan otomatis.
Kak Wisnu : Kalau mau sekarang juga saya bisa matiin sekringnya lewat sms dari sini, tapi saya bisa ditangkap polisi, hehehe.
Gw emang gak tau cara kerjanya gimana. Tapi, gw cangak aja loh dengernya. Puncaknya, saat gw tahu kalau Kak Wisnu ternyata ditawari kerja sama dengan trans studio untuk membuat wahana baru dan sebelum sidangnya beliau sudah mendapat beasiswa  fast track di FTUI.

Ngerasa lagi di buka matanya. Ngerasa banget ada dunia yang begitu luas di sekililing gw. Ada orang-orang yang begitu banyak memiliki karya yang secara nyata bermanfaat untuk masyarakat. Ada sedikit denting kesedihan karena diri sendiri bingung punya apa.

Bukti-bukti dunia menyempit...eh.. tentang melebar maksudnya, pun kembali diuraikan. Berceritalah kami tentang A'Qi Yahya yang merupakan teman Kak Wisnu merangkap senior gw di SMANSA. Tentang A'Faris ketua Tim Robotik UI tahun lalu merangkap mantan Ketua KIR SMANSA. 

Ceceritaan dengan Kak Wisnu hari itu, ditambah ceceritaan dengan Kak Kiki di sela-sela menunggu dan perjalanan pulang, membuat gw tau sesuatu. Dunia gw luas, Kawan. Ada denting keinginan untuk bisa ikut mewarnainya. Dengan sebuah karya. Sungguh.

***

Perjalanan Pulang.

Kak Kiki mengantarkan gw sampai Detos karena ada kebutuhan yang harus gw beli. Sepulang dari Detos, gw tidak sengaja bertemu Mala, teman di Psikologi 2011, yang baru turun dari Bikun di Halte FIK. Dengan antusias Mala tiba-tiba menghampiri gw sambil setengah berlari.
Mala : Teteeeh! Baru aja aku mau sms Teteh. Teh, tadi ada yang ngomongin Teteh di Bikun.
Nah loh? Ngomongin gw?

Mala pun bercerita. Ada seorang laki-laki di Bikun yang tengah bercerita  kepada temannya. Ia menyebut-nyebut nama 'Tuti' dan 'Bedah Kampus'. Menurut Mala, Ia bercerita dengan gaya nyeleneh dan suara yang cukup keras sampai-sampai orang-orang di Bikun menoleh ke arahnya.
Mala : Iya Teh. Aku khan ingetnya Teteh panitia Bedah Kampus. Terus pas banget langsung ketemu Teteh. Ya Allah, lucu banget Teh. Jadi tuh dia cerita ke temennya kalau dia janjian sama panitia bedah kampus. Namanya Tuti. Katanya dia gak enak banget sama yang namanya Tuti gara-gara dia janji ketemuan tapi dia malah ketiduran. Dia bilang kenapa Tuti gak nelpon dia aja, khan dia jadi gak enak. Lucu banget deh Teh pokoknya cara ngomongnya. Dia bilang jadinya pencitraanya rusak khan di depan panitia.
Janjian sama gw? Ketiduran? Bentar bentar...
Mala : Iya Teh, tinggi pake jaket coklat.
Ya Allah... Sumpahlah, ternyata Kak Wisnu masih segitu gak enaknya sama gw. Pas gw inget-inget, iya juga ya. Tadi gw iseng, di tengah percakapan, gw ngitung lebih dari 4 kali beliau minta maaf untuk keterlambatannya. Segitu gak enaknya loh bikin orang nunggu. Padahal keseruan cerita sama beliau aja malah bikin gw lupa kalau tadi gw harus nunggu beliau nyaris satu setengah jam.

Salam kenal Kak Wisnu :D Sekotak susu coklatnya sejujurnya sudah sukses membuat saya amnesia untuk keterlambatannya kok, Kak :P

(celengan untuk) Nomor 49

(dulu) Gw punya celengan kaleng. Gw beri nama Si Kuning. Celengan berwarna kuning dengan gambar Zakumi, maskot piala dunia 2010. Si Kuning gw beli dan gw gunakan dengan tujuan khusus. Ada yang sungguh nyata ingin diusahakan. Ada sebuah negara yang ingin dituju. Gw bertekad kalau sampai akhirnya gw berhasil ke negara itu, entah kapan dan bagaimana caranya, gw bakal bawa Si Kuning. Gw bakal bongkar Si Kuning di negara tersebut sebagai tanda gw berhasil menjejakan kaki di sana. Sampai akhirnya gw menulis daftar 100 mimpi gw satu tahun yang lalu, Si Kuning gw niatkan untuk membantu gw mewujudkan mimpi nomor 49 gw.

Si Kuning sudah lama penuh. Gw tinggalkan di sudut kamar gw di rumah tanpa pernah lagi menyentuhnya. Sampai minggu lalu, gw pulang ke rumah. Sengaja memang untuk menyapa Si Kuning untuk bilang kalau gw lagi butuh bantuannya. Bukan untuk bilang kalau gw mau membawanya ke mimpi nomor 49 gw. Tapi bilang kalau gw butuh bantuannya untuk membawa gw ke 3676 mdpl.

Gw bawa Si Kuning ke ruang keluarga. Berbekal pisau dan coet yang terbuat dari batu, antara tega dan enggak gw mau membongkar Si Kuning. Si Kuning dibeli buat menjaga mimpi itu, bukan untuk khayalan yang mendadak malah menjadi kenyataan. 

Trus gw inget film UP. Inget celengan yang dimiliki oleh Carl dan Ellie. Celengan itu memang ditujukan untuk untuk membawa mereka ke Paradise Falls. Akan tetapi, di tengah perjalanan celengan itu harus dibongkar berkali-kali karena berbagai kebutuhan. Celengan itu dibongkar untuk memperbaiki ban mobil Carl yang bocor, biaya pengobatan Carl di rumah sakit, sampai biaya renovasi rumah yang tertimpa pohon saat badai.

 Ellie, Carl, dan celengannya

Sampai akhirnya gw ingat ending ceritanya, gw pun membongkar Si Kuning.
Bantu gw ya Kuning :)
Nasib mimpi nomor 49 nya?

Percaya ada banyak cara menuju ke sana. Seperti caranya Carl yang akhirnya sampai di Paradise Falls, walaupun harus tanpa Ellie dan celengannya.

49. Hanami di bawah Pohon Sakura

***

Belum sempet nyari pengganti untuk Si Kuning. Mungkin diselesaikan dulu kali ya urusannya dengan dua kaleng di pojok meja belajar kostan yang bertuliskan : Rinjani dan S2 Profesi Psikologi.

Ini gak penting sebenarnya. Ketidakpentingan yang menyenangkan.

Sepatu gunung gw dibawa Kak Dina.
Ke Rinjani :)

Senin, 25 Juni 2012

Ditutup

Liburan penuh ke-senggang-an pun ditutup hari ini, di Strawberry Cafe, Gandaria.

Kiri ke kanan : Ayu, Tari, Hana, Gw, Dinda, dan Icha

Terima kasih untuk hari ini. Maaf untuk muka dan banyak kata-kata yang tidak terkontrol. Lagi ngawang banget pikirannya.

Mulai besok?
Selamat datang liburan tanpa jeda.

Semoga tetep banyak yang awet ya, Tut, di tengah ke-hectic-an nya. 
Awet senyumnya, semangatnya, dan rasa sayangnya.

Sabtu, 23 Juni 2012

Deg-Deg-an

Seminggu belakangan frekuensi deg-deg-an gw lagi meningkat tajam. Entah deg-deg-an karena perasaan gak enak, entah deg-deg-an karena rasa excited yang gak bisa gw bendung.

Empat hari yang lalu, gw deg-deg-an dengan perasaan gak enak. Detak jantung gw dalam sehari bisa tiba-tiba cepat, menormal kembali, sampai akhirnya kembali cepat. Itu terjadi berulang-ulang. Rasanya gak enak loh. Yang membuat deg-deg-an ini terasa tidak menyenangkan adalah gw gak tau penyababnya apa. Gw sedang tidak memikirkan banyak masalah. Gw sedang tidak begitu hectic. Tapi perasaan gw gak enak. Sampai-sampai deg-deg-an ini bikin gw pusing dan lemes banget.

Gw pun ngeluh sana sini. Berharap ada yang bisa memberi referensi apa yang terjadi sama gw. Ada yang bilang gw terlalu banyak bergadang, minum kopi, atau dampak dari makan daging kambing. Sayangnya, seingat gw, beberapa minggu ke belakang gw tidak melakukan tiga hal tersebut. Kalau hal semacam ini yang ternyata disebut dengan bad feeling, gw cuma bisa istigfar seharian semoga gw dan orang-orang yang gw sayang dalam keadaan baik-baik saja.

Sampai keesokan harinya?

Menurut penelitian, yang namanya extrasensory perception memang gak ada. Tapi setelah seharian dihantui rasa deg-deg-an yang gak ngenakin banget, dan keesokan harinya dapet kabar kalau sahabat lw  kecelakaan itu.. astagfirullahalazim. Hamba mohon ampun, Ya Rabb :'(

Ditha. Sahabat gw dari zaman SMP, terpisah di SMA, dan bertemu kembali di Psikologi dan Gandewa, dikabarkan mengalami kecelakaan. Gw dan anak-anak Gandewa yang mendapat kabar tersebut langsung menuju lokasi kejadian. Ditha jatuh dari kereta saat mengejar jambret di kereta ekonomi. Ia didorong jambret tersebut hingga kepala sebelah kirinya membentur keras peron kereta api. Gw melihat langsung Ditha dalam kondisi masih tergolek lemah di klinik dekat Stasiun Citayam, tempat kejadian, kepala yang berdarah, mengerang kesakitan, muntah darah, sampai di bawa ke ruang ICU di PMI Bogor.

Kejadian yang menimpa Ditha dalam satu hari itu, diagnosa awal dokter tentang Ditha yang mengalami gegar otak (beberapa hari kemudian dikabarkan Ditha cedera ringan), dan foto gw berdua dengan Ditha yang menyambut gw di ruang tamu rumah sepulang dari PMI, cukup membuat gw semaput dan sakit kepala sampai akhirnya tumbang di kasur.
udah je alhamdulillah :) cedera ringan.. Tadi udah ketawa2.. Hhe
Ah, kalau gw punya daftar wanita tangguh yang pernah gw kenal, lw pasti ada di dalam salah satu daftarnya, Tha. Cepet pulih Pradina Paramitha! Semoga Allah menggugurkan dosa-dosamu di tengah kesakitanmu. Amin.

Lain empat hari yang lalu, lain juga dengan dua hari yang lalu.

Kawan, pernah gak, saking excited-nya, lw merasa sangat bersemangat, mencari-cari tempat dan cara menumpahkannya dengan tepat, sampai akhirnya lw gak menemukannya, lw cuma bisa deg-deg-an saking excited-nya? Itu gw, dua hari yang lalu.

Deg-deg-an diawali karena akhirnya surat jalan ke Gunung Papandayan turun dari Ketua Gandewa gw. Alhamdulilah :D Gw dan anak-anak (Tata, Rima, Hari, Kautsar, dan Annas) nyaris gak diizinkan jalan karena terkait beberapa hal. Tentang status Papandayan yang masih waspada, kemungkinan kesasar yang tinggi karena medannya merupakan hamparan padang yang luas, sampai keberadaan kawah yang mengandung gas beracun..Sampai akhirnya kepercayaan  bahwa kami akan baik-baik saja lahir dari Ketua Gandewa gw... Ya Allah... hanya kepada Engkau kami berlindung :)

Di saat excited Papandayan belum selesai..
Mas Gigih : Deal ya? Tanggal 12-16 Juli kita Fun Hiking ke Semeru.
S-E-M-E-R-U?
Pengen meledak gw. Pengen teriak. Iya. Semeru. Gunung tertinggi di Pulau Jawa. Gunung yang membahana namanya karena novel 5 cm. Gunung terakhir yang dijejak Soe-Hok-Gie sebelum kematiannya.

Gunung dengan Ranu Kumbolo-nya.

Sejak dua hari yang lalu, gw masih deg-deg-an. Masih bingung di mana tempat menumpahkan segala bentuk antusisme ini. Satu yang gw tau, ada fisik yang harus diajak berlari lebih lama sejak dua hari yang lalu. Ada mental yang harus dijaga di titik tertingginya sejak dua hari yang lalu. Demi tidak menjadi beban siapapun di salah satu puncak tertinggi milik-Nya nanti.
Kamalia : Teh, bantuin aku jadi WaPO buat ke Semeru ya?
Rabb, untuk salah satu tiang pancang tertinggi-Mu...izinkanlah...mudahkanlah...ridhoilah...

Jumat, 22 Juni 2012

Terima Kasih, Virania Widianto :)

Namanya Va. Adik kelas gw di SMANSA yang sekarang jadi teman satu angkatan gw di Psikologi. Berbeda dengan Murai, Acy, dan Amei. Mereka bertiga memang sudah gw kenal dari zaman SMA. Di Psikologi, dengan mereka gw hanya melanjutkan hubungan yang pernah terjalin baik sebelumnya. Adapun gw dan Va benar-benar baru saling mengenal satu sama lain setelah di Psikologi. Tepatnya saat pra-PSAF.

Berbeda pula dengan Murai, Acy, dan Amei yang memiliki intensitas bareng-bareng dengan gw yang cukup tinggi karena banyaknya kegiatan kami yang begitu beririsan. Gw dan Va jarang bersama-sama. Selain kami memang tidak berada di lingkaran pergaulan yang sama, kegiatan gw dan Va pun begitu jarang ada yang beririsan. Kalau ada kegiatan yang bersama-sama pun, paling sekali dua kali kami pernah belajar bersama. Va pernah main ke kostan gw untuk review mata kuliah Metpen bersama. Selain itu, paling Va selalu setia menjadi pendengar dongeng-dongeng gw sebelum kuis berlangsung.

Ikatan pernah berasal dari rumah yang sama yang mungkin membuat gw dan Va sekarang menjadi cukup dekat tanpa harus memiliki banyak irisan.

Hari ini kelas Psikologi Sosial. Gw sekelas dengan Va. Sebelum kelas dimulai, tiba-tiba gw dicegat Va di depan tangga. Va menyodorkan sebuah tas belanjaan kecil kepada gw.
Va : Teh, Va pernah janji mau ngasih sesuatu buat Teteh khan?
Gw mengernyitkan dahi. Mencoba mengingat-ingat apakah Va pernah bilang seperti itu. Gw ingat Va pernah bilang seperti itu, tapi memang tanpa penjelasan dalam rangka apa. Sama seperti hari ini. Ketika gw tahu dalam tas kecil itu terdapat dua buah jilbab manis berwarna merah muda dan abu-abu, gw pun cuma bisa berucap terima kasih tanpa menanyakan lebih lanjut dalam rangka apa jilbab ini diberikan.

Seharian gw mengingat-ingat kejadian yang pernah gw alami bersama Va. Sampai akhirnya terseliplah ingatan yang mungkin bisa menjadi jawaban. Jadi, gw punya sebuah jilbab favorit. Jilbab pemberian Mba Nuy, kaka ipar gw, jaman-jamannya beliau masih taaruf sama si Mas. Jilbab ini sering banget gw pakai. Sampai salah satu orang terdekat gw pun berkomentar karena pernah bertemu gw berkali-kali dengan jilbab yangs sama. Jilbab itu bermotif kotak-kotak dan bunga-bunga berwarna ungu kemerahan (jilbab bisa digunakan di kedua sisinya). Jilbab ini menjadi favorit gw karena.... bahannya. Gw gak tau namanya apa. Tapi yang pasti adem banget dan mudah banget dibentuk yang berimbas gak gampang berantakan.

 me and my beloved hijab :D

Walaupun nyaman, gw cuma punya satu jilbab jenis itu. Selain belum sempat beli lagi, ternyata jilbab jenis itu memang kurang ramah dengan kantong mahasiswa untuk dibeli dalam jumlah banyak :P Sampai akhirnya, suatu hari gw baru sadar kalau jilbab favorit gw itu adalah jenis jilbab yang sering dipake Va ke kampus. Bertanyalah gw kepada Va dia biasa beli di mana dan harganya berapa.

Seinget gw, percakapan gw dengan Va tentang jilbab favorit gw itu memang sebatas beli di mana dengan harga berapa. Sampai pada akhirnya hari ini, gak ada angin gak ada hujan, Va ngasih dua buah jilbab manis dengan jenis yang sama dengan jilbab favorit gw, rasanya tuh...
Kautsar : Tuth, baru beli jilbab bukan?
Gw : Bukan Sar, Va tiba-tiba ngasih gw jilbab coba, padahal khan gw gak ultah gak apa.
Kautsar : Tuh khan, Tuth. Lu emang disayang sama orang-orang.
:')

***

Dian : Teh Tuti, mau bantuin ngisi testimoni buat nanti ditaro di stand Psiko di Bedah Kampus gak?
Gw : Dengan senang hati, Dian.
Psikologi itu...
Empati, kritis, peduli :)
Bersyukur berada di sekitar orang-orang yang memiliki tingkat kepekaan yang tinggi. Orang-orang yang dengan mudah menyayangi dan disayangi. Mau menjadi bagian dari lingkaran ini? Kami tunggu di Psikologi UI 2013!
@annisadwiastuti

Senin, 18 Juni 2012

Minggu, 17 Juni 2012

Seharian perasaan gak enak aja loh. Perut mules. Deg-degan. Pengen teriak dan pengen meledak. Gak ada masalah apa-apa padahal. Gak ada kerunyaman yang harus diluruskan padahal. Menenggelamkan diri di Gramedia dan kabur ke kostan Tari sedikit meredam. Tapi tetep aja perasaanya gak enak. Ada apa ya? Hmmmm... Semoga banyak baca dan banyak nulis hari ini bisa jadi obat penenang.

Hei, kalian-kalian, baik-baik saja khan?

Nomor 2

Seperti yang pernah gw bilang sebelumnya. Buat gw, sahabat itu bukan cuma orang yang bisa diajak bersisian, tetapi bisa juga diajak berseberangan. Termasuk dalam urusan mendefinisikan.

Lumayan alot waktu itu. Setidaknya hari itu gw sama-sama tau, kalau gw dan RJ sama-sama batu. Kami membahas tentang penyikapan kami masing-masing masalah nilai. Dalam konteks ini, nilai yang kami peroleh dari kegiatan akademis.

Buat gw, nilai bukan hal yang nomor satu. Apalah arti sebuah nilai kalau pada kenyataannya, gw tahu ada orang-orang yang mendapatkannya dengan cara yang tidak semestinya. Itu yang pada akhirnya membuat gw percaya kalau kejar ilmunya, bagikan, dan nilai akan ngikut dibelakang menjadi sesuatu yang lebih bisa gw terima. Gw pun menceritakan beberapa kejadian yang menimpa gw terkait dengan urusan nilai. Tentang keajaiban nilai.

Hari itu, permeriksaan bersama untuk kuis di salah satu mata kuliah. Dari sekian soal (gw lupa euy berapa), gw salah lima. Menurut perhitungan gw, dengan jumlah benar dan salah sekian, gw akan mendapatkan nilai 70-75 an. Ketika di akhir semester, di SIAK NG nilai gw untuk kuis tersebut terpampang 90. Gw gak tau itu nilai asalnya dari mana. Sudah jelas-jelas salah lima itu gak akan pernah membuat nilai gw 90. Gw pun gak pernah menemukan penjelasan dari mana nilai itu berasal. Sampai akhirnya gw mencoba membuat penjelasan sendiri. Tentang Allah Yang Maha Menepati Janji :)
Mba Tuti, materi yang kemaren dibahas bareng keluar, alhamdulilaah..
Untung kemarin belajar bareng, Tuth.
Teh Tuti nanti dongengin lagi yaa sebelum kuis..
Tentang janji memudahkan orang lain, Allah pun yang akan memudahkan gw. Hal itu yang akhirnya gw pegang. Kejar ilmunya, bagikan, dan nilai ngikut di belakang.

Beda gw, beda pula RJ. RJ memang tidak menyebutkan secara langsung bahwa nilai adalah hal yang utama. Akan tetapi, RJ mengisyaratkan bahwa nilai itu memang sebegitu pentingnya. Ia menilai dari sudut pandang rasionalitas. Kondisi di mana ketika kami sama-sama akan memasuki dunia kerja. Ia memaparkan IP sebagai salah satu komponen penting (bukan satu-satunya) yang dipertimbangkan dalam proses penerimaan kerja, selain pengalaman berorganisasi. Terbukti dari banyak requirement perusahaan-perusahaan yang mematok standar tinggi untuk IP calon karyawannya, seperti di atas 2, 75, di atas 3,00, sampai di atas 3,5. Tentang banyaknya kesempatan beasiswa yang memang diperuntukkan bagi mashasiswa yang memiliki IP di atas 2,75, di atas 3,00 sampai di atas 3,5.

RJ menjelaskan tentang IP yang menjadi kunci. Kunci untuk membuka pintu-pintu kesempatan belajar lebih banyak. Membuka kesempatan untuk memperoleh ilmu lebih banyak.
RJ : Oke kalau memang kenyataannya kita memang punya ilmu. Tapi kalau kita gak punya kuncinya dan harus ngegedor-gedor dulu buat masuk, sama aja bohong khan, Tuth?
Pertentangan pun terus berlanjut. Masih dengan mempertahankan argumen masing-masing. Gw gak tau RJ nyadar atau enggak. Tapi bahkan gw sampai mendapati ada jeda di tengah-tengah urusan ini. Gw dan RJ sama-sama diam. Seolah menahan ke-batu-an masing-masing. Sampai pada akhirnya, satu sama lain pun menilai kalau kita sama-sama idealis, hahaha :P

Pertentangan ini tentu saja ditutup dengan manis. Kesepakatan tentang definisi nilai yang sama-sama bisa kami terima.
Waktu belajar kita memang ngejar ilmunya, tapi kita gak bisa menutup mata bahwa nilai lah yang merepresentasikan seseorang punya ilmu atau enggak :)
Akhir kata, untuk mengizinkan postingan ini ada lanjutannya, untuk memperlihatkan ternyata ada ilmu yang benar-benar diperoleh selama satu tahun ke belakang, terima kasih Ya Allah. Terima kasih banyak :’)

2.IP dan IPK tingkat 1 cumlaude (√)

*Selepas tiga bulan ini, selamat menempuh kegilaan hidup di semester 5, Muhammad Ryan Junaldi :)

Jumat, 15 Juni 2012

Gandewa-an

Kosakata itu lagi sering gw gunakan untuk menjawab pertanyaan "Lagi apa, Tuth?"  kalau jawabannya adalah sedang beraktivitas dengan anak-anak Gandewa. Apapun aktivitasnya :)

Kayak dua hari yang lalu, Rabu, 13 Juni 2012. Gw ngumpul sama anak-anak Gandewa buat ngasih selamat ke beberapa senior yang baru selesai sidang. Selamat karena namanya tambah panjang. Ada tambahan S.Psi nya dibelakang :D

Ini Gandewa yang udah S.Psi looh :D
Kiri ke kanan : Kak Vira, Kak Bianca, dan Kak Miko

Kiri ke kanan : Gw, Kak Bianca, Tata, dan Kak Pudut

Kiri ke kanan : Kautsar, Kak Mico, Kak Pudut, dan  Gw

 Kiri ke kanan : Kautsar, Kak Vira, Kak Miko, Kak Bianca, Kak Pudut, dan Tata

Kayak sebulan yang lalu, gw juga riweuh Gandewa-an. Ikut bantu-bantu dan ngelepas Gandewa yang mau ke Gunung Gede dan Gunung Papandayan.

Gandewa di Puncak Gunung Gede
Bogor, 11-13 Mei 2012

Gandewa di Gunung Papandayan
Garut, 11-13 Mei 2012

Gw riweuh Gandewa-an buat menjejakan kaki gw di puncak gunung?
Hari ini. Sama Tata. Seharian menghabiskan waktu di Kantin Via buat ngubek-ngubek catatan perjalanan orang dan ngubek-ngubek manajemen perjalanan tanggal 29 Juni - 1 Juli 2012.

Untuk kawah belerang pertama, padang edelweiss pertama, dan puncak gunung pertama.

Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat*

Dengan menyebut nama-Mu, yang maha menghamparkan bumi, meninggikan langit, dan menjadikan gunung sebagai tiang pancang :) 

Rabu, 13 Juni 2012

You Know Me So Well

Hari ini se-wow itu loh ternyata. Sampai-sampai membuat gw lebih memilih untuk cukup bilang alhamdulilah aja daripada menuliskannya di sini :D

Terima kasih Ya Allah, terima kasih banyak. You know me so well, always :')

Thanks to boleh kali yaa :D
1. Melda, Keni, dan Coco
2. Gandewa dan antek-anteknya
3. G. A. K Vitha Adinda
3. Kak Kiki Rachmanissa
4. Kak Wisnu Indrajit

Selasa, 12 Juni 2012

Senin, 11 Juni 2012

Kebakaran

Tuth, lu orangnya cemburuan gak?
Untuk beberapa hal, sangat! 

Termasuk ketika gw tau ada orang dengan tanggal lahir sama, di usia yang sama, di 24 jam yang sama, di banyak kepemilikan kesempatan yang sama-sama banyak, ia bisa melahirkan begitu banyak karya.

Sedangkan gw?

Di tengah-tengah kesenangan gw akan kedatangan bulan Juni, gw lagi kebakaran sebenarnya. Kebakar cemburu gw. Terima kasih untuk pengaruh positifnya. Terima kasih untuk menjadi penyebab dari semua kebakaran ini.

Let see what I can do after this, buddy!

Tentang Melebar, Bukan Menyempit

Sepanjang minggu di awal Juni yang penuh dengan kehebohan cerita dan kegaiatan fisik pun ditutup hari Sabtu lalu. Gathering BKUI 13. Gathering BKUI 13 merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam kepanitiaan BKUI 13. Gathering tersebut terdiri dari pelatihan roadshow dan team building seluruh panitia BKUI 13.

BKUI 13 terdiri dari dua kegiatan, yaitu publikasi dan pelaksanaan. Salah satu bentuk publikasi dilakukan dengan cara roadshow ke ratusan SMA di Jabodetabek. Pelatihan roadshow dilakukan untuk menyamakan persepsi tentang apa-apa yang harus disampaikan sebelum kegiatan roadshow dimulai bulan Juli mendatang.

Setelah pelatihan roadshow, diadakan pula team building seluruh panitia BKUI 13. Team building nya semacam outbond. Setiap kelompok, yang dibentuk secara acak, harus melalui dari satu pos ke pos lainnya yang tersebar di beberapa titik di UI.
Kesan?
Seru! :D

Suka sama insight-insight tiap posnya. Mulai dari tujuan yang harus dibawa bareng, pentingnya tersenyum di tengah apapun masalah yang akan dihadapi, sampai sebegitu berharganya sebuah komunikasi.

Seru ketika di salah satu pos ketemu sama kelompok Hana Paramytha, staff Bedah Jurusan yang notabanenya partner gw di Cangkir dan temen gw di Psiko. Di setiap pos, tiap kelompok harus duel tagline kelompok masing-masing. Di pos 2, kelompok gw duel dengan kelompok Hana yang kebetulan jadi ketua kelompok. Kelompok gw adalah kelompok A sedangkan kelompok Hana adalah kelompok L.

Waktu Hana mimpin tagline kelompoknya.... Njirr... Ngakak lah satu pos mendengarnya. Naga-naganya itu tagline pasti prakarsa sang ketua kelompok. Rangkaian kata dan maknanya itu looh, Hana Paramytha banget lah. Tagline inilah yang pada akhirnya membuat Hana dan kelompoknya di akhir gathering memenangkan perebutan juara 3 Team Building BKUI 13.

Jadi kondisinya kelompok L itu beranggotakan perempuan seluruhnya tanpa laki-laki satu pun. Hana pun memimpin tagline. Dengan seruan gegap gempita. Dijawab dengan penuh semangat dengan kepalan tangan ke atas oleh para anggotanya.
Hana : Kelompok L!!
Kelompok L : Kami butuh imam!
-____-"

Seru ketemu kelompok Hana, gak kalah seru ketemu dengan teman-teman baru dari berbagai divisi dan berbagai fakultas. Kenalan sama Kak Andini dari Ilmu Perpustakaan, Sarah dari FIK, Ayu dari Kimia, Kak Surya dari Sastra Jepang, Dewi dari Teknik Lingkungan, Dimas dari Sejarah, Ismi dari Farmasi, dan teman teman baru lainnya :D

Benar saja kata Hana. Ketika bermain di tingkat universitas, gw kira akan bertemu banyak orang-orang baru, orang-orang yang berbeda, cerita-cerita yang tak sama. Nyatanya, selalu saja ada benang merahnya. Ada cerita yang beririsan :) Semacam Ayu ternyata temennya Uceng dan Dewi ternyata temennya Ola.

Kiri ke kanan : Gw, Kak Andini, dan Ayu
Kelompok A Team Building BKUI 13

Itu baru di kelompok team building kemarin. Belum temen-temen divisi gw di Bedah Universitas. Ada Kak Kiki dari FIK, Kak Balgis dari Kimia, Woro dari komunikasi, Kak Thirza dari Vokasi, Kak Kipli dari Metalurgi, Kak Adit dari Fisika, Kak Lazu dari Elektro, Kak Mela dari FIB, Kak Anta dari FIK, Iskana dari Psikologi, Kak Gita dari FKG, Kak Fairdian dari Hukum, dan Kak Erzan dari Vokasi.

Benang merahnya? Ternyata Woro temannya Ayip Fahmi, Kak Thirza temannya Mira, Kak Kipli temannya RJ, dan Kak Gita temannya Sarah. Wohoho. Menemukan benang merah di teman yang baru dikenal itu menyenangkan :D

 Divisi Bedah Universitas BKUI 13

Semua fenomena ini pun membuat gw mengingat-ingat percakapan gw dengan Kak Putri, ketua Gandewa gw, waktu long march hari lingkungan hidup beberapa hari yang lalu. Waktu gw ngerasa, begitu banyak cerita gw dan kak Putri yang begitu beririsan.
Gw : Sumpah deh, Kak. Ini kenapa dunia jadi sempit begini sih, Kak?
Kak Putri : Bukan, Tuth. Bukan dunia yang menyempit, tapi kitanya yang melebar.
Oia, satu lagi yang beririsan. Ketua Gandewa gw ternyata sahabatan dengan PO BKUI 13 gw, hohoho. Dunia memang sempit kawan, eh, salah deng, gw memang melebar kawan. Bentaaar.. melebar? Berasa gendut gw -___-"

Gathering dilanjutkan dengan makan bersama, menyusun puzzle bersama, dan foto bersama :D

Menyusun puzzle BKUI 13

 Done! :D
Kak Faldo : Mana yang butuh imam? Yang butuh imam fotonya di depan.
Gathering BKUI 13 pun ditutup dengan pulang ke Bogor bersama seorang kawan yang sedang butuh imam :P
Hana : Teh, time heals loh teh.
Halo Hana Paramytha. Kapan-kapan jalan bareng yuk? Siapa tau kita bisa nemu imam bareng, hahaha :D

 Awak BKUI 13 :)

Bismillahirahmanirrahim

I'm ready to prove the meaning of fight and win
Yang mau SNMPTN besok siapa, gw yang malah merinding.

Dear Linea Alfa Arina,
Semoga terus diberi kekuatan ya sayang, untuk mengerti bahwa Allah jauh lebih tahu sampai batas mana hamba kesayangan-Nya layak untuk diuji :)

Kejutan

Kalau gak disuruh ngecek DM twitter, gw emang gak bakal ngecek. Gw gak punya kebiasaan untuk itu. Hari ini, gak sengaja baca notification twitter di gmail. Ada yang ngirim DM. Ya Allah.. apapun bisa terjadi ya? Termasuk pembuatan keputusan di H-sekian SNMPTN Tulis 2012. 

Kalau jodoh, September 2012, kita ketemu di Akademos ya, Dek :)

Sama urusannya dengan menyakiti dan tersakiti.

Gak ada yang benar-benar bisa mengikat lw, kalau bukan lw sendiri yang memustuskan untuk terikat.

Minggu, 10 Juni 2012

Bukan Penghiburan Diri Semata

Sore itu hari Jumat. Tanggal 8 Juni 2012. Depok hujan lagi. Mainnya keroyokan pula. Deras banget. Diselingi dengan guntur yang bersahut-sahutan. Sampai pada akhirnya satu Kukusan Teknik dan Kukusan Kelurahan mati lampu, cukup sudah membuat gw cuma bisa berdoa komat kamit dari dalam kamar agar kostan gw gak kebanjiran (lagi). Mobilitas tinggi Depok-Puncak-Depok dalam satu hari satu malam sebelumnya pun pada akhirnya membuat gw jatuh tertidur di tengah hujan sore itu. Di dalam kamar. Di tengah angin kencang. Tanpa penerangan.

***

Tiap angkatan di Psikologi UI punya nama angkatan. Nama angkatan tiap tahunnya berbeda-beda. Tentu saja karena berbeda singkatannya, filosofinya, dan berbeda ceritanya. Beberapa nama angkatan yang gw tau adalah Psikopat, Psikomplit, dan Psychologic. (CMIIW yak? :D). Psikologi UI 2011, angkatan gw, tentu saja punya namanya sendiri. Namanya Psilabus. Sepengetahuan gw Psilabus punya dua singkatan. Gw lupa yang kedua, salah satunya merupakan kependekan dari Psikologi UI 2011. Pak ketua angkatan, mohon dikoreksi kalau salah yak? :D

Ketua Angkatan Psilabus

Tanggal 7-8 Juni kemarin, Psilabus mengadakan malam keakraban atau makrab. Makrab yang diadakan di salah satu vila di daerah puncak ini memiliki tujuan untuk mendekatkan lagi antaranggota Psilabus yang notabanenya sebentar lagi akan menanggalkan status mabanya. Terdengar sebagai tujuan yang sederhana bukan? Tapi praktiknya tidak sesederhana kedengarannya. 

Fauktas Psikologi UI memang memiliki kultur adanya peer-peer di dalam kehidupan sosialnya. Sejatinya fenomena ini gak mutlak terjadi hanya di Psikologi. Di beberapa fakultas lain pun sebenarnya ada fenomena ini. Bedanya, di sini kami tahu nama, definisi, penyebab umum, dan arti penting dibaliknya. Walaupun begitu, sampai saat ini gw pun masih mencari-cari jawaban mengapa fenomena ini terjadi di Psikologi dari tahun ke tahun. Jawaban sementara yang gw dapatkan pun : kultur toleransi yang tinggi dan intensitas tugas kelompok yang besar yang pada akhirnya membuat fenomena ini tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya, fenomena ini memang menjadi tantangan tersendiri kalau benar-benar mau mencapai tujuan tersebut, mendekatkan antaranggota Psilabus secara keseluruhan.

Salah satu usaha untuk mencapai tujuan itu, ya didakan makrab :D Makrab yang walaupun hanya gw ikuti seperempat malamnya, bener-bener punya konten acara yang oke punya! Salutlah buat panitia, you all rock guys! :D

Panitia Makrab Psilabus

Sebenarnya makrab Psilabus diadakan dari pagi hari, tanggal 7 Juni 2012. Berhubung gw ikut Team Building (timbul) Gandewa terlebih dahulu pagi harinya, gw nyusul makrab bersama teman-teman yang berangkat di kloter kedua sore harinya.

Kami, anak-anak Psilabus yang berangkat makrab di kloter 2, dijemput tronton di kampus. Kami berangkat sekitar pukul 19.00. Gw lupa gw pernah naik tronton atau enggak sebelumnya. Dengan ukuran tronton yang cukup besar tapi hanya diisi sekitar 15-an orang itu, cukup membuat sebuah polisi tidur yang dilewati menimbulkan goyangan yang aduhai. Lompat-lompat sambil duduklah kami di dalam tronton.

Perjalanan lancar. Memakan waktu kurang lebih dua jam sesuai perkiraan. Paling hujan di tengah jalan yang sempat sedikit mengganggu karena tronton bagian belakang terbuka dan beberapa titik di atap tronton bocor. Oia, ditengah jalan gw mendapati pemandangan yang.. indah? Gw gak tau ini disebut indah atau apa. Tapi, di tengah hujan dan angin yang kencang, tetesan air hujan dari atas dan tampias air dari roda-roda kendaraan bersatu dan berputar ditiup angin. Perputaran itu ditimpa sorot lampu-lampu kendaraan dan menciptakan.. turbulensi? Entahlah apapun itu namanya. Tapi itu indah. Gw senang melihatnya :)

Sampai  di Vila, kami disambut hangat olah anggota Psilabus yang sudah datang. Mereka sedang duel gombal. Hahaha, tetep ya. Ada saja urusan pergombalan di acaranya Psilabus :D Setelah menyimpan tas di lantai 2, gw pun bergabung. Salah satu duel yang cukup menarik perhatian gw adalah Hari vs Hana Paramytha.
Hari : Hana, Hana dulu anak IPA ya?
Hana :  Iya. Kok tau?
Hari : Kamu pernah belajar kimia khan?
Hana : Iya. Kenapa?
Hari : Kamu tahu gak bedanya kamu sama rumus kimia?
Hana : Apa?
Hari : Kalau rumus kimia, susah dihafalin. Kalau kamu, susah dilupain.
Njiiir. Hahahahahaha. Sumpah ya, gw ngakak guling-guling deh ini sampe mau nangis. Gimana gak ngakak coba? Sepengetahuan gw, Hari tuh gak bisa banget sama yang namanya negegombal. Wong waktu duel gombal di Gandewa, waktu gw ngegombalin Hari, dia cuma bsia garuk-garuk tanah, hahaha :P Tapi salutlah. Two thumbs up buat Hari malam itu :D

Hana pun gak mau kalah. Gombalan pun berbalas.
Hana : Kang Hari, tau gak persamaannya Kang Hari sama games itu?
Hari : Apa?
Hana : Kang Hari sama games itu tuh buat aku sama. Walaupun gak bisa aku gak ngerti cara mainnya, aku tetep penasaran sama Kang Hari.
Hahahahaha. Koplak lah Hana :D Debut Hana dalam merangkai dan menyusun kata mah udah gak ada yang meragukan lagi. Kemampuannya yang satu ini, tanpa ada yang tahu, pada akhirnya menggegerkan Gathering BKUI keeseokan harinya :P

 Hana Paramytha

Setelah duel selesai, acara dilanjutkan dengan Psilabus Quiz. Gw dan teman-teman yang baru datang disuruh makan dulu oleh ibu PO, Dhisty. Gw pun memisahkan diri keluar. Sambil mendengar keseruan-keseruan kuis di dalam, gw pun ceceritaan dengan Nila di luar sambil makan. Dari posisi gw duduk, lampu-lampu Kota Bogor terlihat dari sela-sela pepohonan. Sebuah kolam renang yang mengukir banyak cerita keesokan harinya pun bergeming ditiup angin. Di depannya terdapat dua buah ayunan. Sama bergemingnya.  Vilanya bagus.

Lama kelamaan dingin. Gw pun merangsek ke dalam. Kuis pun selesai. Dilanjutkan dengan penampilan Douglas dan kawan-kawan, pembacaan award, dan sesi sharing.

Semakin malam semakin dingin. Penjaga vila pun berinisitaif menyalakan perapian di cerobong yang terletak di sudut ruangan. Dengan impulsifnya gw pun mendekati mas-mas penjaga vila. Ikut membuat perapian. Gw pernah diajarkan cara membuat perapian di diklat PPGD dan Jungle Survival Gandewa. Gw pun gemes sama beberapa anak cowok yanga asal ngelempar kayu yang menyebabkan baranya malah mati. Sepeninggalan mas-mas penjaga vila, perapian gw ambil alih. Sambil mendengarkan Douglas dan Diella bernyanyi, pembacaan award, dan sahring antar-Psilabus tentang apa yang dirasakan dan dipikirkan, gw pun terus membuat bara di perapian. Mendadak kangen gunung gw.
Gw : Do, kenapa kita pada terhipnotis ngeliatin perapian ya dari tadi?
Aldo : Bagus soalnya, Teh. Api khan salah satu penemuan mutakhir manusia zaman dulu selain roda. Sumber penghidupan.
Gw : Iya juga ya? Proses penciptaanya keren. Iya Do, di Gandewa juga gw diajarin untuk bikin api terlebih dahulu sebelum melakukan yang lain kalau dalam keadaan tersesat dan kedinginan. Untuk bertahan.
Lama kelamaan apinya mulai membesar, membakar apapun yang ada di dekatnya. Koran. Kayu. Perlahan kayu-kayu yang mengelilinginya berubah menjadi bara. Gw pun perlahan menghindar. Terlalu panas. Mencari tempat yang lebih hangat.

Sesi sharing masih berlanjut. Gw lagi enggan angkat bicara. Mendengarkan lebih menyenangkan :)

Sesi sharing selesai. Semua mulai beraktivitas sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Ada yang tidur, ada yang ngegitar, main kartu, main catur, dan nulis love letter di ruang tamu.

Salah satu konten acara dari makrab ini adalah pengisian love letter. Jadi, di sebuah kain besar, ada 200 amplop kecil dengan nama-nama anggota Psilabus di setiap love lettter-nya. Setiap orang bebas menulis love letter untuk siapapun anggota Psilabus. Isinya pun apapun. Ucapan terima kasih, kiriman semangat, bahkan sampai permohonan maaf yang terkatakan secara langsung.

Gw mengambil posisi di salah satu sudut ruang tamu, di tengah-tengah orang-orang yang mengisi love letter. Gw yang masih nugas BK pun gak bisa ikutan nulis love letter. Maaf ya Psilabus :(

Pukul 03.00. Gw pun jatuh tertidur. Meringkuk di dalam sleeping bag. Pukul 05.00 gw terbangun lagi. Bergegas bersiap untuk kembali pulang ke Depok. Sambil menunggu Kautsar yang mau nganterin gw sampai pintu masuk Taman Safari, gw duduk di beranda luar dekat kolam. Ceceritaan sama Murai dan Acy. Belakangan gw sedang menikmati ceceritaan dengan dua adik gw yang satu ini :)

 Kiri ke kanan : Aldo, Murai, Gw, Acy

Setalah Kautsar bangun, gw pun pamit pulang duluan ke ibu-PO makrab. Ada tugas BK yang harus diselesaikan di Depok. Disemangatin anak-anak Psilabus waktu harus pulsang duluan itu... terima kasih ya :')

Gw pun segera bergegas pulang. Melesat dengan motor menembus dinginnya puncak di pagi hari. Melintasi pohon-pohon tinggi menjulang. Ceceritaan dengan Kautsar tentang kerinduan kami akan gunung. Meninggalkan amplop love letter punya gw yang masih tergantung di di ruang tamu vila.

***

Sekitar pukul 19.00. Gw bangun dari tidur. Lampu kamar sudah menyala. Suara di luar hanya menyisakan tetesan air dari atap kostan sisa-sisa hujan. Masih dalam kondisi mengumpulkan nyawa, gw mendengar suara Hana. Hana sudah pulang dari Makrab. Hana pun menyerahkan love letter gw yang tertinggal di vila.

Gak terlalu banyak isi di dalamnya. Tapi.. orang-orang yang mengirimkan benar-benar tahu apa yang pernah dan sedang gw lakukan. Surat-surat itu pun memancing kenangan malam sebelumnya. Pembacaan award Psilabus. Ditambah secara mendadak, Danti, salah satu anggota Psilabus, menawarkan tiket ke Pulau Pari gratis. Dilengkapi dengan coklat yang gw temukan di meja kamar gw, ucapan terima kasih dari Kamal atas tumpangan yang gw berikan sebelum ia berangkat ke Pulau Pari.

Mendadak keharuan itu membludak. Ke-haru-an yang terlambat datang.
Orang yang mudah bergaul, mudah masuk ke berbagai ‘circle’, temenan sama banyak kalangan. 

Orang yang sifat penyayangnya membuat disayang banyak orang.
Halo Psilabus.

Untuk keikhlasannya gw sapa dan gw kirimkan senyuman, untuk award ter-supel dan ter-sayangnya, untuk fakta bahwa gw disayang oleh banyak orang bukan hanya kalimat penghiburan diri semata, terima kasih Psilabus. Terima kasih banyak :')

 Makrab Psilabus, 7-8 Juni 2012
Puncak, Bogor, Jawa Barat