Memilih menjadi dewasa saja ternyata tidak cukup. Karena dewasa, banyak jenisnya, ada tingkatannya. Masih harus bisa mendewasakan diri kalau masih mau disebut dewasa. Label dewasa yang disematkan pada anak SMA tentu saja berbeda dengan label dewasa yang disematkan pada anak kuliahan. Kedewasaan terhadap apa-apa yang dihadapinya berbeda.
Entah ini bisa disebut dewasa atau enggak.
Tapi begitulah gw. Kalau gw sudah baik sama orang, gw bisa benar-benar baik. Kalau gw sudah sayang sama orang, gw bisa benar-benar sayang. Gak peduli ada konsekuensi kesakitan di kemudian hari. Tapi begitu lah gw. Gw yang dewasa dengan cara... yang mungkin memang benar apa yang dikatakan Bimo.
Bimo : Lo terlalu naif, Tuth.
Semoga siapapun yang berbaik hati mau berteman dengan gw sekarang mau menerima gw apa adanya. Include ke-naif-an di dalamnya.
Kalau gw bisa terlihat begitu tidak peduli di hadapan seseorang, semoga percaya, gw juga bisa berubah jauh lebih dewasa berlipat-lipat di hadapan orang tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar