Minggu, 10 Juni 2012

Bukan Penghiburan Diri Semata

Sore itu hari Jumat. Tanggal 8 Juni 2012. Depok hujan lagi. Mainnya keroyokan pula. Deras banget. Diselingi dengan guntur yang bersahut-sahutan. Sampai pada akhirnya satu Kukusan Teknik dan Kukusan Kelurahan mati lampu, cukup sudah membuat gw cuma bisa berdoa komat kamit dari dalam kamar agar kostan gw gak kebanjiran (lagi). Mobilitas tinggi Depok-Puncak-Depok dalam satu hari satu malam sebelumnya pun pada akhirnya membuat gw jatuh tertidur di tengah hujan sore itu. Di dalam kamar. Di tengah angin kencang. Tanpa penerangan.

***

Tiap angkatan di Psikologi UI punya nama angkatan. Nama angkatan tiap tahunnya berbeda-beda. Tentu saja karena berbeda singkatannya, filosofinya, dan berbeda ceritanya. Beberapa nama angkatan yang gw tau adalah Psikopat, Psikomplit, dan Psychologic. (CMIIW yak? :D). Psikologi UI 2011, angkatan gw, tentu saja punya namanya sendiri. Namanya Psilabus. Sepengetahuan gw Psilabus punya dua singkatan. Gw lupa yang kedua, salah satunya merupakan kependekan dari Psikologi UI 2011. Pak ketua angkatan, mohon dikoreksi kalau salah yak? :D

Ketua Angkatan Psilabus

Tanggal 7-8 Juni kemarin, Psilabus mengadakan malam keakraban atau makrab. Makrab yang diadakan di salah satu vila di daerah puncak ini memiliki tujuan untuk mendekatkan lagi antaranggota Psilabus yang notabanenya sebentar lagi akan menanggalkan status mabanya. Terdengar sebagai tujuan yang sederhana bukan? Tapi praktiknya tidak sesederhana kedengarannya. 

Fauktas Psikologi UI memang memiliki kultur adanya peer-peer di dalam kehidupan sosialnya. Sejatinya fenomena ini gak mutlak terjadi hanya di Psikologi. Di beberapa fakultas lain pun sebenarnya ada fenomena ini. Bedanya, di sini kami tahu nama, definisi, penyebab umum, dan arti penting dibaliknya. Walaupun begitu, sampai saat ini gw pun masih mencari-cari jawaban mengapa fenomena ini terjadi di Psikologi dari tahun ke tahun. Jawaban sementara yang gw dapatkan pun : kultur toleransi yang tinggi dan intensitas tugas kelompok yang besar yang pada akhirnya membuat fenomena ini tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya, fenomena ini memang menjadi tantangan tersendiri kalau benar-benar mau mencapai tujuan tersebut, mendekatkan antaranggota Psilabus secara keseluruhan.

Salah satu usaha untuk mencapai tujuan itu, ya didakan makrab :D Makrab yang walaupun hanya gw ikuti seperempat malamnya, bener-bener punya konten acara yang oke punya! Salutlah buat panitia, you all rock guys! :D

Panitia Makrab Psilabus

Sebenarnya makrab Psilabus diadakan dari pagi hari, tanggal 7 Juni 2012. Berhubung gw ikut Team Building (timbul) Gandewa terlebih dahulu pagi harinya, gw nyusul makrab bersama teman-teman yang berangkat di kloter kedua sore harinya.

Kami, anak-anak Psilabus yang berangkat makrab di kloter 2, dijemput tronton di kampus. Kami berangkat sekitar pukul 19.00. Gw lupa gw pernah naik tronton atau enggak sebelumnya. Dengan ukuran tronton yang cukup besar tapi hanya diisi sekitar 15-an orang itu, cukup membuat sebuah polisi tidur yang dilewati menimbulkan goyangan yang aduhai. Lompat-lompat sambil duduklah kami di dalam tronton.

Perjalanan lancar. Memakan waktu kurang lebih dua jam sesuai perkiraan. Paling hujan di tengah jalan yang sempat sedikit mengganggu karena tronton bagian belakang terbuka dan beberapa titik di atap tronton bocor. Oia, ditengah jalan gw mendapati pemandangan yang.. indah? Gw gak tau ini disebut indah atau apa. Tapi, di tengah hujan dan angin yang kencang, tetesan air hujan dari atas dan tampias air dari roda-roda kendaraan bersatu dan berputar ditiup angin. Perputaran itu ditimpa sorot lampu-lampu kendaraan dan menciptakan.. turbulensi? Entahlah apapun itu namanya. Tapi itu indah. Gw senang melihatnya :)

Sampai  di Vila, kami disambut hangat olah anggota Psilabus yang sudah datang. Mereka sedang duel gombal. Hahaha, tetep ya. Ada saja urusan pergombalan di acaranya Psilabus :D Setelah menyimpan tas di lantai 2, gw pun bergabung. Salah satu duel yang cukup menarik perhatian gw adalah Hari vs Hana Paramytha.
Hari : Hana, Hana dulu anak IPA ya?
Hana :  Iya. Kok tau?
Hari : Kamu pernah belajar kimia khan?
Hana : Iya. Kenapa?
Hari : Kamu tahu gak bedanya kamu sama rumus kimia?
Hana : Apa?
Hari : Kalau rumus kimia, susah dihafalin. Kalau kamu, susah dilupain.
Njiiir. Hahahahahaha. Sumpah ya, gw ngakak guling-guling deh ini sampe mau nangis. Gimana gak ngakak coba? Sepengetahuan gw, Hari tuh gak bisa banget sama yang namanya negegombal. Wong waktu duel gombal di Gandewa, waktu gw ngegombalin Hari, dia cuma bsia garuk-garuk tanah, hahaha :P Tapi salutlah. Two thumbs up buat Hari malam itu :D

Hana pun gak mau kalah. Gombalan pun berbalas.
Hana : Kang Hari, tau gak persamaannya Kang Hari sama games itu?
Hari : Apa?
Hana : Kang Hari sama games itu tuh buat aku sama. Walaupun gak bisa aku gak ngerti cara mainnya, aku tetep penasaran sama Kang Hari.
Hahahahaha. Koplak lah Hana :D Debut Hana dalam merangkai dan menyusun kata mah udah gak ada yang meragukan lagi. Kemampuannya yang satu ini, tanpa ada yang tahu, pada akhirnya menggegerkan Gathering BKUI keeseokan harinya :P

 Hana Paramytha

Setelah duel selesai, acara dilanjutkan dengan Psilabus Quiz. Gw dan teman-teman yang baru datang disuruh makan dulu oleh ibu PO, Dhisty. Gw pun memisahkan diri keluar. Sambil mendengar keseruan-keseruan kuis di dalam, gw pun ceceritaan dengan Nila di luar sambil makan. Dari posisi gw duduk, lampu-lampu Kota Bogor terlihat dari sela-sela pepohonan. Sebuah kolam renang yang mengukir banyak cerita keesokan harinya pun bergeming ditiup angin. Di depannya terdapat dua buah ayunan. Sama bergemingnya.  Vilanya bagus.

Lama kelamaan dingin. Gw pun merangsek ke dalam. Kuis pun selesai. Dilanjutkan dengan penampilan Douglas dan kawan-kawan, pembacaan award, dan sesi sharing.

Semakin malam semakin dingin. Penjaga vila pun berinisitaif menyalakan perapian di cerobong yang terletak di sudut ruangan. Dengan impulsifnya gw pun mendekati mas-mas penjaga vila. Ikut membuat perapian. Gw pernah diajarkan cara membuat perapian di diklat PPGD dan Jungle Survival Gandewa. Gw pun gemes sama beberapa anak cowok yanga asal ngelempar kayu yang menyebabkan baranya malah mati. Sepeninggalan mas-mas penjaga vila, perapian gw ambil alih. Sambil mendengarkan Douglas dan Diella bernyanyi, pembacaan award, dan sahring antar-Psilabus tentang apa yang dirasakan dan dipikirkan, gw pun terus membuat bara di perapian. Mendadak kangen gunung gw.
Gw : Do, kenapa kita pada terhipnotis ngeliatin perapian ya dari tadi?
Aldo : Bagus soalnya, Teh. Api khan salah satu penemuan mutakhir manusia zaman dulu selain roda. Sumber penghidupan.
Gw : Iya juga ya? Proses penciptaanya keren. Iya Do, di Gandewa juga gw diajarin untuk bikin api terlebih dahulu sebelum melakukan yang lain kalau dalam keadaan tersesat dan kedinginan. Untuk bertahan.
Lama kelamaan apinya mulai membesar, membakar apapun yang ada di dekatnya. Koran. Kayu. Perlahan kayu-kayu yang mengelilinginya berubah menjadi bara. Gw pun perlahan menghindar. Terlalu panas. Mencari tempat yang lebih hangat.

Sesi sharing masih berlanjut. Gw lagi enggan angkat bicara. Mendengarkan lebih menyenangkan :)

Sesi sharing selesai. Semua mulai beraktivitas sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Ada yang tidur, ada yang ngegitar, main kartu, main catur, dan nulis love letter di ruang tamu.

Salah satu konten acara dari makrab ini adalah pengisian love letter. Jadi, di sebuah kain besar, ada 200 amplop kecil dengan nama-nama anggota Psilabus di setiap love lettter-nya. Setiap orang bebas menulis love letter untuk siapapun anggota Psilabus. Isinya pun apapun. Ucapan terima kasih, kiriman semangat, bahkan sampai permohonan maaf yang terkatakan secara langsung.

Gw mengambil posisi di salah satu sudut ruang tamu, di tengah-tengah orang-orang yang mengisi love letter. Gw yang masih nugas BK pun gak bisa ikutan nulis love letter. Maaf ya Psilabus :(

Pukul 03.00. Gw pun jatuh tertidur. Meringkuk di dalam sleeping bag. Pukul 05.00 gw terbangun lagi. Bergegas bersiap untuk kembali pulang ke Depok. Sambil menunggu Kautsar yang mau nganterin gw sampai pintu masuk Taman Safari, gw duduk di beranda luar dekat kolam. Ceceritaan sama Murai dan Acy. Belakangan gw sedang menikmati ceceritaan dengan dua adik gw yang satu ini :)

 Kiri ke kanan : Aldo, Murai, Gw, Acy

Setalah Kautsar bangun, gw pun pamit pulang duluan ke ibu-PO makrab. Ada tugas BK yang harus diselesaikan di Depok. Disemangatin anak-anak Psilabus waktu harus pulsang duluan itu... terima kasih ya :')

Gw pun segera bergegas pulang. Melesat dengan motor menembus dinginnya puncak di pagi hari. Melintasi pohon-pohon tinggi menjulang. Ceceritaan dengan Kautsar tentang kerinduan kami akan gunung. Meninggalkan amplop love letter punya gw yang masih tergantung di di ruang tamu vila.

***

Sekitar pukul 19.00. Gw bangun dari tidur. Lampu kamar sudah menyala. Suara di luar hanya menyisakan tetesan air dari atap kostan sisa-sisa hujan. Masih dalam kondisi mengumpulkan nyawa, gw mendengar suara Hana. Hana sudah pulang dari Makrab. Hana pun menyerahkan love letter gw yang tertinggal di vila.

Gak terlalu banyak isi di dalamnya. Tapi.. orang-orang yang mengirimkan benar-benar tahu apa yang pernah dan sedang gw lakukan. Surat-surat itu pun memancing kenangan malam sebelumnya. Pembacaan award Psilabus. Ditambah secara mendadak, Danti, salah satu anggota Psilabus, menawarkan tiket ke Pulau Pari gratis. Dilengkapi dengan coklat yang gw temukan di meja kamar gw, ucapan terima kasih dari Kamal atas tumpangan yang gw berikan sebelum ia berangkat ke Pulau Pari.

Mendadak keharuan itu membludak. Ke-haru-an yang terlambat datang.
Orang yang mudah bergaul, mudah masuk ke berbagai ‘circle’, temenan sama banyak kalangan. 

Orang yang sifat penyayangnya membuat disayang banyak orang.
Halo Psilabus.

Untuk keikhlasannya gw sapa dan gw kirimkan senyuman, untuk award ter-supel dan ter-sayangnya, untuk fakta bahwa gw disayang oleh banyak orang bukan hanya kalimat penghiburan diri semata, terima kasih Psilabus. Terima kasih banyak :')

 Makrab Psilabus, 7-8 Juni 2012
Puncak, Bogor, Jawa Barat

0 komentar: