Minggu, 31 Maret 2013

Kecewa ya? Sama.

Sabtu, 30 Maret 2013

Yaudah. Terserah.

Jumat, 29 Maret 2013

Badai

Guys, gw lagi kepikiran satu hal.
Tentang doa seorang teteh di pergantian usia lalu, tentang menjadi badai yang menenangkan.

Hmm.. badai macam apa ya itu?

Tentang Belajar

Hampir tiga bulan gw bersisian dengan mereka.

PI BEM IKM Psikologi UI 2013

Tapi baru di penghujung bulan ketiga, gw terpikirikan satu hal. Ini semua bukan hanya tentang lari untuk mengejar banyak hal. Bukan juga hanya tentang menunjukkan performa terbaik di setiap langkah dan ucap.

Tapi juga tentang belajar. Tentang masing-masing dari kami yang terus belajar banyak hal.

Dear, you. 

Iya, kamu. Yang di sisa 9 bulan ini, akan terus menjadi sumber belajar kami :)

Kamis, 28 Maret 2013

Minggu, 24 Maret 2013

Orang Ketiga

I'm not in relationship now. Batasannya adalah hubungan yang terikat antara laki-laki dan perempuan. Jadian. Gw gak pernah terlibat dalam hubungan jenis itu di 21 tahun ke belakang. Kecuali kisah percintaan zaman anak SD mau dihitung, haha :P Gak pernah terlibat tentunya gak pernah punya posisi jadi orang pertama atau kedua. Jadinya gak benar-benar punya sudut pandang orang pertama dan orang kedua dalam suatu hubungan.

Tapi jadi orang ketiga? Jangan ditanya.

Dari zaman SMA, sesering itu dipercaya berada di posisi orang ketiga. Antara dua sahabat gw yang jadian, dan dua-duanya apa-apa cerita gw. Baik yang sifatnya kebahagiaan atau permasalahan. Posisi orang ketiga menjadikan gw tahu gimana sudut pandang orang pertama dan orang kedua. Menjadikan gw tahu apa yang tidak diketahui orang pertama dan tahu apa yang tidak diketahui orang kedua. Posisi ini memaksa gw berlatih memilah informasi, mana yang harus dan tidak disampaikan kepada orang pertama dan mana informasi yang harus dan tidak disampaikan kepada orang kedua. 

Waktu SMA, rata-rata orang pertama dan keduanya adalah lingkaran gw sendiri. Dua duanya orang terdekat gw. Masuk kuliah, definisi orang ketiga ini mulai bergeser. Baik dari perannya, ataupun lingkarannya. Dulu, gw sebagai orang ketiga untuk dua orang terdekat gw. Untuk bantuin ngasih  surprise kalau ada hari istimewa untuk salah satu dia antaranya, untuk ngasih sudut pandang orang ketiga kalau ada konflik di antara keduanya, atau untuk membantu mengkomunikasikan kalau orang pertama dan orang keduanya sudah mencapai dead lock.

Lah, sekarang? Kalau dari perannya, urusannya bukan hanya tentang orang pertama dan orang kedua yang jelas-jelas berstatus. Orang pertama dan keduanya  sekarang statusnya macem-macem. Ada yang lagi PDKT dan mau nembak. Ada yang sudah jadian dan memutuskan untuk berakhir. Ada yang hubungannya sifatnya partnership. Ada yang hubungannya berupa pengharapan yang hanya mampu dipendam. Peran orang ketiga? Pernah hanya sebagai tempat tumpah, dimintain saran caranya ngedektin, caranya balikan, caranya mengkomunikasikan, caranya merelakan,  dan solusi-solusi lain yang....cuma bisa gw jawab pake sudut pandang orang ketiga.

Pergeserannya juga terjadi dari lingkarannya. Kalau dulu dua-duanya orang-orang terdekat gw. Sekarang, salah satunya bisa sama sekali gak gw kenal. Walupun pada akhirnya gw kenal juga. Entah dikenalin dengan sengaja atau enggak.

Pertanyaan besarnya, dengan latar belakang i'm not in relationship now, gak pernah terlibat dalam hubungan jenis itu di 21 tahun ke belakang, gak pernah terlibat tentunya gak pernah punya posisi jadi orang pertama atau kedua, jadinya gak benar-benar punya sudut pandang orang pertama dan orang kedua dalam suatu hubungan, kenapa gw sesering itu berada di posisi orang ketiga? Kenapa gw tidak di jelous-in ketika yang laki-lakinya adalah sahabat gw?
A'Fadlan : You are a girl everyone loves
Pernyataan A Fadlan akhirnya yang masih menjadi satu-satunya jawaban yang masih bisa gw terima untuk posisi ini. Jawaban yang kalau benar, harusnya gw malu kalau masih merutuki banyak hal.

Lalu? Tentu saja yang akan sampaikan bukan tentang siapa-siapa orang pertama dan orang keduanya. Gw cuma mau bilang terima kasih. Iya. Untuk kalian. Kalian-kalian yang pernah menempatkan gw sebagai orang ketiga :)

Karena kalian, gw mati-matian untuk belajar empati. Mati-matian memposisikan diri sebagai orang pertama dan orang kedua yang gak pernah gw tempati sebelumnya. Karena kalian, gw tau betapa mahalnya komunikasi. Indah ketika sama-sama tahu. Musibah ketika ada yang tidak (atau enggan) tersampaikan. Ketika ada yang tak tersampaikan, prasangka merajai segalanya. Ketika prasangka membunuh akal sehat, semua rasionalisasi bisa terbentuk bahkan menyimpang jauh dari kenyataan. 

Lagi-lagi karena kalian, gw belajar tentang sudut pandang. Menjadi saksi mata  begitu dua orang bisa punya persepsi yang sangat-sangat  berlawanan untuk sebuah peristiwa yang sama. Iya. Sangat-sangat berlawanan. Macam hujan yang turun di malam hari, yang satu mempersepsikan sebagai melodi yang membungkus syahdunya malam, yang satu mempersepsikan sebagai pasukan kerajaan air yang menusuk tulang.

Kalian, terima kasih untuk percaya. Begitu banyak mengajak gw belajar. Tentang penerimaan bahwa gw hanya bisa mati-matian belajar empati. Penerimaan bahwa gw sedang belajar untuk tidak memihak. Untuk terlalu banyak sudut positif yang digunakan. Dan untuk tidak pernah bosan mendengar sebuah pesan,
Apapun yang terjadi dengan hubungan ini, dari jadian harus putus, dari hts-an dan gak jadi-jadi, ataupun hanya memendam harap yang tak pernah kesampean, jaga silaturahminya. Gw se-gak suka-itu kalau ada silaturahmi yang harus putus. Tiba-tiba gak sapa-sapaan. Ketemu udah kayak musuh. Hey, itu kayak anak kecil. Bahkan anak kecil bisa main bareng lagi besoknya setelah kemarin berkelahi.
Dan untuk lagi-lagi jadi orang ketiga beberapa minggu yang lalu, 

Dear Ibu Guru Raisa dan Bapak Guru Rendy, baik-baik ya kalian. Dengan definisi baik-baik, yang setahu gw, seindah itu :)

dan,

Dear Abi dan Ummi, kepikiran untuk naik gunung bertiga gak sama gw? ;)

Tidak Sama Dengan

Pengertian tidak sama dengan meng-iya-iya-kan. Toleransi tidak sama dengan merendahkan suara. Empati tidak sama dengan simpati.

Merangkul tidak sama dengan memanjakan. Tetapi memberikan penjelasan. Membentuk pemahaman. Pada akhirnya berhasil atau tidak, indikatornya tinggal dirasakan saja. Pake hati atau enggak.

Please, PULANG!

Besok Opening SMANSA Day 2013 ya? Semangat membangun awal, Electra :)

Dan untuk kalian, yang sedang sibuk dengan Konser Madaha Bahana, Forkom Alims, BEM Fasilkom, Himpunan Manajemen Unpad, KMPA ITB, please, pas closing PULANG!

Woy rindu woy. Dengan masing-masing dari kalian. Sebagai seorang kalian.
Ketika ketemuan, we see each other as a person we are. Not a person we belong to (Fadlan Mauli, 2013)

Berbeda

Konsepnya berbeda, antara :
Lo butuh atau enggak, gue selalu ada buat lo.
dan
Kalau lo butuh, gue ada.
Jelas-jelas konsepnya berbeda. Operasionalisasinya juga harusnya berbeda, toh?

10 Hal yang Disyukuri Kemarin

1. Dianterin Mas Hendra ke stasiun naik mobil. Save 7000 uang jajan hari ini.Yeaay! :D
2. Diabayari Mba Nuy, kakak ipar tersayang, naik kereta ke UI. Save 9000 uang jajan hari ini, Yeaaay (lagi) :D
3. Berkesempatan menjadi fasilitator untuk pembekalan pengajar Children of Heaven Psikologi UI.

Embedded image permalink
Panitia-Pengajar-Fasilitator Children of Heaven 2013

4. Bersinggungan dengan mereka-mereka lagi :)

Embedded image permalink
Kak Wirda, Kak Ririn, Obed, Acy, Gw
Fasilitator CoH-Pengajar GUIM Angkatan 1 dan 2

5. Quality time with Rima di Pusat Krisis UI dan Via.
6. (Dilanjutkan dengan) Jadi orang ketiga lagi. Quality time with Rima dan Gugum, di Pusat Krisis UI, di tengah rinai hujan (alamaaak, diksinya gak nahan saudara-saudara). Tapi, hey kalian! Terbukti khan? Gw adalah orang ketiga yang begitu menyebalkan menyenangkan :D
7. Bantuin Pengmas buat ngangkat barang untuk korban kebakaran di Jakarta Timur. Ketemu Laila, SMANSA 2012, yang ternyata anak pengmasnya Fasilkom. Yang ternyata pula anaknya Dimash :)
8. Ketemu Kak Niken pasca UI Summit. Ya Allah... se-seneng-itu ketularan kebahagiaannya Kak Niken.  Sampe ikut teriak, loncat-loncat, dan melukin tiang. Sungguh, Kawan. Seperti ketulusan, kebahagiaan pun menular.
9. Quality time (lagi) dengan Rima dan Icha di Kutek Foodcourt. Dari Akademis sampai BEM. Dari masa lalu sampai masa depan. Dari personal identity sampai social identity. 

Embedded image permalink
Rima, Gw, Icha

10. Sekali lagi, sungguh, kebahagiaan itu menular, Kawan. Seperti gw yang seminggu kebelakang ketularan kebahagiaan dari sepasang bapak-ibu guru. Ah, kalian. Baik-baik ya :) Terima kasih rotinya :D

Boleh satu lagi gak?

11. Diingetin Gugum lewat mention di twitter.


Mendadak gw pengen ngiket lw di kursi terus gw gelindingin, Gum.

Sabtu, 23 Maret 2013

10 Hal yang Disyukuri Hari Ini

  1. Ikut briefing untuk pembekalan pengajar Children of Heaven (CoH). Kalau rindu harus dikelola, senang bisa bersinggungan dengan lingkaran (semacam) ini (lagi) :)
  2. 'Diteror' oleh bendahara-bendahara bidang BEM dan lembaga tentang penyusunan LPJ Keuangan Bulan Maret di H-3 pengumpulan.
  3. Bendahara Biro PSDM mengumpulkan LPJ Keuangan di H-3 deadline. Big hug for Hitta :*
  4. Senang masuk kelas Lintas Budaya hari ini. Belajar dari teman-teman sendiri tentang sikap sebagai fungsi untuk mengekspresikan nilai-nilai yang diyakini. 
  5. Gak sengaja membuat kultweet yang menggenggam silaturahmi. 
  6. Jadi saksi tentang penerimaan informasi secara parsial dapat menyebabkan pemaknaan yang berbeda. Berimbas pada kesalahpahaman yang (mungkin) sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
  7. Pulang ke Bogor.
  8. Ibu masak telur rebus kesukaan anak perempuannya :D
  9. Tentang tersenyum di depan cermin. Terima kasih Rabb untuk diri ini. Pola pikir ini. Sudut pandang ini.
  10. Malam ini berkesmpatan untuk bobo cantik di atas kasur. Bukan di lantai (lagi). Bukan ketiduran (lagi).

Jumat, 22 Maret 2013

10 Hal yang Disyukuri Hari Ini

  1. Ke kampus (akhirnya) naik bikun (lagi) setelah berhari-hari naik ojek karena baru sanggup keluar kamar di lima menit terakhir sebelum masuk.
  2. Masih inget how to use SPSS.
  3. Selamat ulang tahun, Rai!
  4. Seneng banget liat video (P) Science-nya Departemen P&K :D 
  5. Emosi dan semangatnya se-STABIL-itu hari ini.
  6. Seharian bersama Ica dan ketularan kebahagiaan seharian.
  7. Nyanyi 'Malaikat Juga tahu' bareng Ical di SC.
  8. Punya nama panggilan baru dalam Bahasa Isyarat.
  9. Akhirnya bisa ketemu, makan bareng, dan ngobrol berjam-jam dengan Raya setelah sekian lama ceritanya kita satu fakultas yang sama. Setelah ini, anytime ya Ray. Lw tau gw bisa diganggu kapan aja. Kita tumbuh dari tempat yang sama di mana bela-belain itu menjadi keniscayaan untuk masing-masing kita yang pernah tumbuh di dalamnya. 
  10. Dapet kabar RJ jadi the 3rd Mapres Sosial FTUI. 

Kamis, 21 Maret 2013

Rabu, 20 Maret 2013

10 Hal yang Disyukuri Hari Ini

  1. Sarapan (kesiangan) bareng Bimo setelah kelas Orkidologi dan ngobrol-panjang-lebar setelah sekian lama satu kelas tapi hanya melakukan rutinitas tegur sapa.
  2. Ketemu Murai yang telah pulih setelah sekian lama karena baru sembuh dari sakit selama kurang lebih seminggu.
  3. Disenyumin sama Tata di kelas Kognitif.
  4. Ngeliat perubahan wajah Gugum yang se-capek-itu menjadi tiba-tiba senyum ketika disapa.
  5. Makan siang bareng Ese dan sepakat bahwa ayah kami masing-masing punya caranya sendiri-sendiri untuk mengungkapkan rasa sayang.
  6. Ditelpon Ibu dan disuruh ngerapihin kamar kostan yang berantakan. Iya, bagi Ibu, telpon tidak hanya melaporkan informasi audio, tetapi juga visual.
  7. Tiba-tiba dikunjungi ke kostan dan ditemenin makan malam oleh adik-adik kesayangan angkatan 6 Gandewa. Hey, Raya, Hana, Amal, Bagus, Iyas, Brilly, makasih yaa. Se-impulsif-itu, but it means a lot for me :)
  8. Punya lingkaran yang sekuat itu. Se-resilien itu. Allah gak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Bersama kesulitan itu ada kemudahan. Selalu ada kemudahan. Itu janji Allah untuk kita, Cy. Itu janji Allah.
  9. Denger cerita A Fadlan via Whatsapp. Dibuat nangis se-jadi-jadinya. Iya a. The most important is value we have on ourself. Bukan cuma entitas lain yang kita pegang.
  10. Dibantuin Kak Niken buat ngerjain tugas P3. Peluk jarak jauh buat Kak Niken!
Bimo : Bersyukur itu kayak ngangkat barbel, Tut. Butuh latihan. Makin sering latihan, ya makin gampang ngangkatnya. Salah satu latihannya, tulis 10 hal yang lo syukuri hari ini. Setiap hari.

Selasa, 19 Maret 2013

Tentang BISA di Bulan Tiga

Ini bulan Maret. Dan ini cerita kami.

Biro Humas-Media BEM IKM Psikologi UI 2013

Departemen Kastrat BEM IKM Psikologi UI 2013


Departemen Pengmas BEM IKM Psikologi UI 2013

Departemen Kresenbud BEM IKM Psikologi UI 2013

Jadikanlah sebaik-baiknya cerita, Ya rabb. Cerita yang menjadi manfaat :)

Gak Perlu

Baginya, hal-hal kecil yang bisa dianggap bukan sebuah masalah, yaa gak perlu dijadikan masalah. Hal-hal remeh yang bisa dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu merusak mood, yaa gak perlu merusak mood.
Tepat di ujung kalimat gw sendiri, gw menelan ludah.

.

Cha, gw lelah dengan semua upper comparison ini.
Bersyukur, Teh.  Coba downward comparison.
Gimana caranya? Gw gak menemukan konteksnya.

Sayangnya


"Yang gue bingung, kenapa gue milih orang yang tidak memprioritaskan gue teh, padahal gue berhak. Kalau gue mau, sebenernya gue bisa milih orang yang jelas jelas nge-treat gue sebagai prioritas utamanya"

Mau gw beri tahu sesuatu, my dear?

Ketika di luar sana banyak orang  yang meributkan kebutuhan mendapatkan perhatian, ada sebuah kebutuhan yang diam diam ketika tidak terpenuhi mampu membunuh ketenangan. 

Kebutuhan memberikan perhatian. Kebutuhan menjamin rasa aman. Kebutuhan menjadi rasa nyaman.

Sayangnya, untuk beberapa kasus, kebutuhan itu hanya sanggup terpenuhi di orang orang yang tidak memprioritaskan kita.

Minggu, 17 Maret 2013

Diterima - Dilepaskan

Senang bisa menjadi bagian dari lingkaran ini.


Divisi Bedah Universitas

Dan keluarga besar ini.

BKUI 13

Kesenangan yang se-gitunya. Kesyukuran yang se-gitunya

Hingga tiba di minggu ini. Segitu-nya dipaparkan banyak kekecewaan di beberapa mimpi belakangan. Untuk sebuah keputusan yang mengharu-biru. Pilihan untuk hanya berada di luar lingkaran.


Pernah diterima dengan hangat dan pada akhirnya dilepaskan dengan hangat pula, terima kasih. 

Terima kasih banyak :')

Berharap masih diperkenankan untuk meminjam taglinenya, untuk bersinggungan dengan banyak lingkaran-lingkaran selanjutnya.

"Break Your Limit!"

Jaga!

Jaga kesehatan kalau tidak mau mengecewakan banyak orang.
Jaga perasaan kalau tidak mau menzalimi banyak orang.

Jaga, Tuth!

Sudah Kuat dari Sananya, Bukan?

Untuk beberapa hari ini yang menjadi tidak cukup mudah untuk masing-masing dari kita, antara terbiasa menguatkan diri sendiri atau mungkin karena banyak perubahan yang menyebabkan terlupakan detail kebiasaan dan peristiwa masing-masing tentang kita. Aneh. Untuk sama sekali tidak ada kesempatan untuk duduk bersama, lagi, untuk saling mendengar dan bercerita. Padahal kita berada dalam satu lingkaran.

Rindu? Tentu.
Tapi masing-masing kita sudah kuat dari sana nya, bukan? Sampai kesempatan untuk melingkar bersama itu datang lagi, selalu percaya masing-masing dari kita bisa terus menguatkan diri sendiri. 


Dan, hey jagoan! Selamat hari lahir. Ketika saat ini gw banyak melihat pemimpin yang melangkah atas dasar kepentingan, besar harapan gw semoga lw tetap jadi salah satu pemimpin yang bergerak atas dasar ketulusan.

Tetap jadi, Murai ya? Tetap jadi Muhammad Ramadhani Ilham :)

Selasa, 12 Maret 2013

Maaf ya, Dek.

Galura : ... Kapan main-main lagi ke SMANSA, Teh? Katanya mau datang abis yang UI Mengajar itu di Pandeglang hehehe
Ya Allah...
Merasa setelak itu ditagih janji yang belum sempat dilunasi sampai detik ini. 

Maaf ya, Dek
Untuk janji yang belum dilunasi. Untuk belum bisa pulang dalam waktu dekat.

Lebih Baik

Pemahaman bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang baru dapat disebut sebagai pemahaman yang baik ketika pemahaman itu sanggup membantu menyikapi kekecewaan orang lain dengan baik. 

Ketika maaf terlalu jengah untuk didengar. Semoga diam dan mendengar menjadi pilihan yang lebih baik untuk tidak beralasan dan mengarang-ngarang penjelasan. 

Psikologi, BISA!

Teh Aqist : (dipeluk) Semangat ya, Tuth! 2013 jadi tahun kamu :)
Iya, Teh. Ini benar-benar tahun saya.

Dengan menyebut nama-Mu yang maha meluruskan niat,
Bersama mereka.













Tahun ini.
Saya memilih berada di sini.

Ya Allah.. luruskanlah niat hamba. Luruskanlah.
Psikologi, BISA!
Dan lw juga PASTI BISA, Tuth! PASTI!

Senin, 11 Maret 2013

Berlalu-Lalang

Dari kecil, anaknya diajarkan untuk tidak pernah berharap untuk mendapatkan pemberian dari orang lain. Kata ibu tidak boleh dibiasakan. Tanpa penjelasan apa yang membuat itu menjadi tidak boleh. Larangan itu selalu diulang ulang. Mengakar. Tumbuh. Menjadi sebuah pemahaman.

Dampaknya, jadi gampang terharu untuk banyak pemberian yang dibela-belain untuk diberikan.

Lewat 13 hari, tapi kebaikan orang orang di sekitar masih berlalu lalang.


Terima kasih,  Nipeh :)

Terima kasih, Pak Guru!

Hatur nuhun, Akang :')

Terima kasih ya kalian. 
Terima kasih banyak.

Bukan tentang materinya. Tapi tentang bela belainnya.  Dan tentang jadi bagian dari orang orang baik yang berlalu lalang di sekitar gw :)

Bersisian


Dua duanya memejamkan mata. Menunduk. Yang satu tenggelam oleh suara riak ombak. Yang satu tenggelam dengan senandung lirik yang menjalar lewat headset yang terpasang.

Tepat di salah satu lirik, salah satu sudut mata berjuang mati matian menjaga untuk tidak ada yang tumpah.

Berbagi, takdir kita selalu.
Kecuali, tiap kau jatuh hati.

Gw rindu berbagi.

Tiga bulan harusnya jadi waktu yang lama untuk menjadi orang yang paling cerewet di dunia. Tentang banyak kebahagiaan. Kesyukuran. Kekecewaan. Kepenatan.

Dan semua penat ini sanggup terurai bukan karena kehadiran solusi, tapi karena kehadiran untuk tetap bersisian.

Dua duanya memilih diam. Berlama lama tenggelam dengan ketenangan ini. Tenggelam dengan kemewahan ini. Karena dua duanya sama sama tahu, saat esok matahari datang lagi, tidak ada lagi kemewahan seperti ini.

Polusi cahaya telah berganti dengan anggunnya bintang gemintang. Mengungguli cahaya lampu pesawat yang lima-enam melintas tanpa jeda.

Semua masalah itu sempurna ditelan malam. Tanpa sempat untuk diutarakan. Semua tanya itu sempurna terjawab. Tanpa harus dipertanyakan.

"Gw selalu merasa inferior kalau sedang bareng bareng sama lw. Dan hanya saat bareng lw"
"Gue berjuang untuk melakukan banyak hal biar saat gue ketemu lo gue bisa cerita banyak hal"

Menyebalkan.

Walaupun faktanya, gw gak akan pernah bisa benci sama lw.

"Kalau nanti kita udah punya pasangan masing masing, kita masih akan punya waktu main bareng gak ya?"
"I have no idea"

Bukan pertanyaan yang bijak gw rasa. Karena seharusnya malam ini bukan   tentang kata nanti.

Minggu, 10 Maret 2013

Fakta

Kalau gw ditanya apa yang paling gw benci saat ini. Benci atas fakta bahwa gw gak akan pernah bisa benci sama lw.

Happy birthday, twins.

Minggu, 03 Maret 2013

Tanpa Harus

Ujhee : Tut, tadinya khan kalau lw mau maju, gw sama Dimash mau bantuin lw. Biar kita bareng-bareng lagi. 
Ternyata, tanpa harus di satu kepanitiaan, kita dikasih jalan untuk bisa bareng-bareng lagi khan? Bahkan dalam bentuk yang lebih menyenangkan. Berjuang bareng, untuk memperjuangkan BEM Psikologi, BEM Fasilkom, dan MBUI kita masing-masing :)

Bismillahirrahmanirrahim. Lancarkanlah urusan ini, Rabb.


Bukan

Ternyata kita gak harus jadi shadow support untuk saling memerhatikan.
Karena perhatian bukan tentang menggugurkan kewajiban.

Jumat, 01 Maret 2013

Menyelesaikan

Empat hari yang lalu.
Hari ketiga rapat tertutup BEM IKM Psikologi UI 2013.

Di hadapan gw terpampang timeline BEM IKM Psikologi UI 2013. Sedang dilakukan fiksasi. Sepersekian detik gw mengalihkan pandangan ke arah lain dan tanpa sengaja bersitatap dengan Abang. Berjeda sekian detik gw dan Abang sama-sama tersenyum sambil menarik nafas.

Gw tau arti senyuman itu. Gw tau arti tarikan nafas itu.

Terima kasih Bang untuk senyumannya. Untuk membuat gw berani menyatakan sikap, untuk menyelesaikan apa apa yang telah gw sanggupi.


Abang, Kak Niken, Gw, Kak Bi, Kak Rinda, dan Kak Ancol

*Tersenyumlah. Karena lw gak akan pernah tahu bahwa senyumanmu terkadang mampu menguatkan orang lain untuk mengambil keputusan.

(Masih Tentang) Dua Puluh Satu

Malam itu pukul 23.45 tanggal 25 Februari 2013. Gw lagi jalan kaki menuju kostan setelah menyelesaikan misi untuk kembaran gw yang lahir beda dua jam dan di pulau yang berbeda. Tiba-tiba dari balik gerobak tukang gorengan yang ada di depan pintu gerbang Kutek, badan gw ditarik paksa dan mata gw ditutup semena-mena dengan kain oleh entah siapa. Yang kemudian gw tahu bahwa setelahnya tangan kanan-kiri gw dipegangi oleh Acy dan Dinda, yang kemudian dioper lagi ke Ese dan Icha dalam keadaan mata yang masih tertutup. Dalam kondisi seperti itu, gw diajak keliling-keliling. Muter-muter. Bolak balik. Yang gw terka keluar gerbang Kutek dan mendekati salah satu bagian hutan di dekat Kutek karena suara jangkring yang lama kelamaan semakin nyaring.

Setelah jarum jam dapat dipastikan telah menunjukkan tanggal 26 Februari, tiba-tiba gw dilepas. Di detik yang lain gw tahu bahwa posisi gw berada di depan gerbang Kutek menghadap jalan yang menghubungkan antara Kutek dan Asrama. Gw membuka kain yang membelit mata. Perlahan terdengar nyanyian selamat ulang tahun. Di depan gw menyala anggun susunan lilin yang membentuk angka 21 dengan mereka yang melingkar menjaga nyala apinya.

Terima kasih untuk menjadikan gw bagian dari lingkaran ini :)

Yang gw tahu, saat itu beberapa di antara mereka masih memiliki tugas kognitif yang masih harus diselesaikan untuk besok. Beberapa di antara mereka kondisi fisiknya sedang menurun. Beberapa di antara mereka masih begitu lelah setelah meluruskan sebuah masalah. Tapi malam itu, mereka bela-belain ada di sini. Untuk gw. Untuk mengirim doa. Untuk  sebuah malam pergantian usia.

Terima kasih untuk bela-belain ini semua :)

Buat gw, minggu ini minggu segitu hecticnya. Segitu gak berjedanya. Bahkan duduk, diam, bersandar barang 5 menit pun segitu gak sempetnya. Yang gw tahu, itu pun terjadi pada mereka dalam bentuk yang berbeda. Melihat semua lilin ini, kue ini, kotak musik ini, dan mereka yang ada di sini.... gw cuma bisa meluk mereka satu-satu tanpa banyak cakap. Cuma bisa bergumam dalam hati berkali-kali saat meniup satu persatu lilin di depan gw, untuk semoga Engkau selalu menyayangi orang-orang yang ada di sini. 

Spesial terima kasih untuk dua jagoan gw...

Bersama Davi dan Murai

Yang di malam selarut  itu telah menjaga cewek-cewek gw untuk menyiapkan semua ini. Makasih ya :)

Tanggal 26 hari itu menjadi hari yang panjang buat gw. Hari itu menjadi hari pertama gw untuk mengumpulkan LPJ keuangan bulanan BEM ke pihak fakultas. Se-bolak-balik itu. Se-mondar-mandir itu. Dilanjutkan dengan rapat dengan pihak rektorat buat ngegantiin Abang yang berhalangan. Balik lagi ke kampus untuk revisi LPJ keuangan. Segala ucapan ulang tahun via SMS, twitter, dan facebook mengiringi ke-hectic-an gw hari itu. Baru sanggup gw aminkan tanpa sanggup gw balas satu per satu. Senyum-senyum sendiri karena silaturahmi itu terjalin lagi. Kontak-kontak lama yang jarang bersinggungan kembali bermunculan lagi.

SMANSA. OSIS. Windmill. BK. GUIM.

Sampai di SC (Student Center), kebaikan itu mengalir deras, lagi. Kejutan dari biro kestari dan danus kesayangan gw.

Terima kasih Kestari dan Danus :)

Kejutan dari PI dan pengurus BEM  IKM Psikologi 2013.

Psikologi BISA!

Dan pulang-pulang ke kostan, gw baru nyadar kalau gw pulang dengan begitu banyak bawaan.

Dari orang-orang baik :)

Kotak musik dari lingkaran gw, cup cakes dari Kak Bi, tempat menyimpan uang dari Rima dan Departemen Kresenbud, ucapan di depan pintu Kostan dari Mip, dan Beng-Beng dari Afina.

Malemnya, dapet kiriman puisi dari Nadya.
di jalan kerikil dirimu menghempas batu tajam
lalu sampai ke ujung ku lihat
kamu memikul matahari
 
hendak berjalan ke manakah kamu, perempuan?
surya di pundakmu begitu berat,
berteriak untuk bebas
 
ya
aku tahu kamu hendak ke puncak,
melewati jalan kerikil untuk membebaskan matahari
aku bertanya kenapa
karena aku tak tahu apa-apa
tapi kupikir peluh dan lelahmu
adalah pijar panah matahari yang abadi
 
di ujung jalan itu
anak-anak menatap rindu pada hangat dan benderang
kau bisikkan masa depan yang seakan tak akan temaram
sebab ingin kamu tunjukkan
bahwa hidup tak untuk berhenti di titik kelam
 
ya, kamulah perempuan pembebas matahari
Indah, Nad. Makasih yaa :)

Jarum jam menunjukkan tanggal 27 Februari. Doa dan kejutan itu masih datang dengan derasnya. 

Malamnya, dapat kiriman kartu ucapan dan doa yang indah dari Gugum.

Terima kasih Gumi :)

Malam mendekati tanggal 28 Februari, menemukan ini di depan kamar kostan di atas rak sepatu. Harus banget ya Jhe, Dim, lw berdua cuma ketemu sama sendal jepit dan rak sepatu gw? Makasih ya :)

From my beloved couple :)

Sampai malam menjelang tanggal 1 Maret...

Ya Allah.. yang saya tau, mereka orang-orang dengan begitu banyak kepentingan dan kesibukan yang harus diselesaikan. Tapi tadi, mereka datang. Bela-belain merencanakan semua ini dari seminggu yang lalu untuk mengirimkan doa di pergantian usia yang telah berselang tiga hari yang lalu.


Panitia-Pengajar Titik 1 GUIM Angkatan 2
Teteh Tuti yang disayang banyak orang, selamat ulang tahun (Hani, 2013)
Entahlah. Buat gw, minggu ini itu jadi minggu tanpa jeda kesekian yang pernah gw rasakan. Tau bahwa di tengah ketiadaan jeda ada banyak orang yang bela-belain mencuri-curi jeda untuk ini semua...

*Ya Allah... boleh saya menangis untuk kesyukuran yang tidak bisa dibendung ini?

Untuk banyak sms, tweet, dan wall facebook yang belum sanggup dibalas ucapan terima kasih secara personal, mohon maaf. Terima kasih. Untuk ucapannya, untuk doanya, dan untuk harapannya. Juga untuk menjadi bukti bahwa Allah masih se-sayang itu sama gw karena selalu dibiarkan untuk dikelilingi orang-orang baik.

***

Dan semua doa dan kejutan ini, dirangkum dengan manis oleh seorang ibu yang  mengirimkan doa lewat sms karena anak perempuannya belum sempat pulang bahkan di hari ulang tahunnya.
Selamat hari ulang tahun. Semoga menjadi remaja soleha, mahasiswa berprestasi, lulus tepat waktu, cepat dapat pekerjaan, cepat dapat jodoh yang soleh. Amiin.
Tahun ini menjadi tahun pergantian usia yang luar biasa.  Sederas itu doanya. Sederas itu kejutannya. Sederas itu bela-belain nya. Salah satu yang paling mengejutkan, doa terakhir yang dikirimkan seorang Ibu yang sebelumnya tidak pernah disinggung di 20 tahun pergantian usia sebelumnya.

*Allah.... sayangilah mereka seperti engkau selalu menyayangi hamba. Semoga doa orang-orang baik sepanjang tiga hari ini tidak ada yang berhenti melangit, dan berkenan Engkau jawab dalam bentuk yang sebaik-baiknya.