Senin, 31 Desember 2012

Dijanjikan Kemudian Ditepati


Satu menit, gw nangis sejadi-jadinya di pelukan Nipeh. Se-kecewa itu gak lolos tes PPSDMS-NF.

Hari ini, tujuh bulan berselang sejak hari itu. Dengan cerita yang tidak pernah diduga-duga, hari ini berkesempatan seharian berkegiatan di asrama putri PPSDMS-NF. Berkesempatan berkenalan dan tertawa bareng dengan para penghuninya. Sholat zuhur, ashar, dan magrib berjamaah. Berkesempatan membuat pemahaman kenapa gw belum dikasih kesempatan untuk jadi bagian dari penghuninya :)

Uty, temen satu titik gw di GUIM, adalah salah satu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa PPSDMS-NF. Dari Uty, diperkenalkanlah gw tentang seluk beluk asrama PPSDMS-NF. Tentang sebersyukur itu berada di lingkungan dengan penjagaan yang kondusif, tentang laporan mutabaah yaumiyah-nya, tentang rak achievement-nya, tentang karakteristik para penghuninya, dan tentang social pressure-nya.

Lebih jauh lagi dibandingkan seluk beluk asramanya, malah belajar banyak banget dari tukar pikiran sama Uty. Segitu kita banyak tos-annya di beberapa argumen. Se-gitu banyak list lagu yang diputar Uty, ada di list lagu gw di laptop.

Dan.. lw membuat gw inget kata-kata Teh Aqist, Ty.
Teh Aqist : Muka kamu tuh kayak minta dicurhatin banget, Tut.
Terima kasih sudah percaya, Ty. Terima kasih banyak :)

Indah kawan, sungguh. Janji-Nya Maha Benar. Allah begitu tau, sungguh tahu, bahwa mungkin gw gak bisa memaknai hari ini dengan begitu indah, kalau hari itu nomor 35 dijawab iya.

Janji-Mu Maha Benar Ya Rabb,
bahwa Engkau tidak akan membebani hamba-Mu di luar batas kemampuannya.

Janji-Mu Maha Benar Ya Rabb,
bahwa Engkau tidak akan mengubah keadaan suatu kaum ketika mereka sendiri tidak mau mengubahnya.

Apalagi yang lebih keren dari menepati janji?  
Apalagi yang lebih indah ketika dijanjikan kemudian ditepati?

***
Bimo : Tut, lu pernah kepikiran gak? Kalau siapa tau Tuhan yang lu sembah salah. Atau siapa tau sebenernya Tuhan lu sebenernya gak mau disembah dan cuma nguji lu apakah lu rasional atau enggak. Pernah kepikiran gak? Bisa aja khan?

Gw : Gw sama lw sebenernya sama, Bim. Kalau lw selalu merasionalkan dan melogikakan urusan Tuhan, gw selalu sepercaya itu bahwa apa yang dikatakan dan dijanjikan Tuhan gw benar. Karena gw sendiri yang menjadi saksi mata kalau janji-Nya itu benar, perkataan-Nya benar. Sekarang urusan Tuhan gw benar atau enggak, itu letaknya di iman khan? Di hati. Kalau lw selalu merasa tenang ketika logika dan rasio lw gak cuma termakan sama dogma-dogma tertentu, sama aja Bim sebenernya sama gw. Gw akan selalu merasa tenang ketika gw percaya, kalau Tuhan gw punya cara. Tuhan gw punya rencana.
Besok 2013 ya?
Allah, izinkan hamba untuk terus percaya, bahwa selalu ada cara. Selalu ada rencana :)

Minggu, 30 Desember 2012

Lindungi, Ya Rabb

Besok bakal bolak-balik Bogor-Depok lagi. Nyusun belasan RPP untuk tanggal 9 Januari - 2 Februari. Dan tepat jam 8 pagi, akan menjejak kaki di Stasiun UI. Apapun hasil konfrensi pers malam ini,

Ya Allah... semoga besok tak perlu ada yang terzalimi. 

Lindungi orang-orang yang sedang memperjuangkan, orang-orang yang sedang diperjuangkan, dan orang-orang yang memegang kebijakan.

Izinkan empati itu untuk tetap ada, Ya Allah. 

Di hati masing-masing dari kami. Malam ini. Hingga tiba esok pagi.

Harus Sesehat Itu

Pagi ini mampir ke Kantin Lama (Kanlam) Psikologi. Ketemuan sama Kautsar. Awalnya ngomongin pelantikan calon anggota Gandewa bulan depan. Trus dateng Gugum juga. Terusannya jadi makan bareng. Akhirnya obrolannya kemana-mana. Tentang tahun depannya mereka. Tahun depannya gw. Tahun-tahun kami selanjutnya setelah ini.

Hey Sar, Gum, gw seneng loh hari ini. Makasih ya :)
Karena... se-gitu lamanya gak sih kita gak ngobrol kayak tadi?
Kautsar : Iya nih, Tuti. Tuti kemana aja? Kemarin-kemarin tuh Gandewa sering ngumpul bareng. Makan bareng. Ngobrol bareng.
Maaf ya, Sar. Untuk banyak waktu yang gak dihabiskan bareng Gandewa beberapa waktu belakangan.

Yang sehat ya, Tuth. Harus sesehat itu bulan Januari dan Februari mendatang. Biar setelah GUIM, bisa langsung naik lagi bareng mereka :)

Jumat, 28 Desember 2012

Semester Pembuktian, Lagi

Harusnya postingan ini ditulisnya kemarin. Pasca ujian Psikologi Sosial. Ujian terakhir di semester 3.  Semester yang... 

Allahuakbar... 

Se-alhamdulilah itu semester ini berakhir. Seseneng itu. Terima kasih banyak untuk kerjasama banyak pihak selama semester ini. Untuk bantuannya. Untuk pemahamannya.

Satu semester lagi selesai! Satu semester yang membuktikan lagi... kalau Allah se-sayang itu sama gw :')

H - 12

Redo (baca : nama carrier gw) paling tinggi dan paling berat yang pernah gw bawa adalah waktu ke Semeru. Aduhai banget pas bisa lepas carrier nyampe Ranukumbolo dan Kalimati. Surga dunia, Kawan.

Kemarin, mulai nyicil packing buat ke Pandeglang. Allahuakbar... Redo jauh lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan waktu  ke Semeru lah.

Redo!

H-12

Pengen ngucapin banyak-banyak makasih buat :
  • Lala dan Nisop yang berbaik hati menyumbangkan puluhan majalah Bobonya untuk adik-adik di Pandeglang.
  • Ola yang malem-malem gw kerjain di Kantek buat ngajarin bikin bangau-bangau-an dari kertas.
  • Rj, Icha, Nila, Hana, Gandewa, dan seluruh anak Psikologi 2011 yang berbaik hati mau gw kerjain bikin ratusan bintang-bintangan dari kertas.
Bobonya, bangaunya, dan bintang-bintang-annya gw bawa ke Pandeglang yaa :) Semoga bermanfaat buat adik-adiknya. Semoga adik-adinya punya kesempatan yang sama seperti kakak-kakaknya di Bogor dan  Depok. Kesempatan menjejak mimpi-mimpi besar. Menjejak langkah-langkah besar. 

Let's have another great journey, Redo! :D

Rabu, 26 Desember 2012

Gw Punya

Kondisinya, gw lagi gak ada pulsa. Tapi, ada orang-orang yang kalau tiba-tiba sms gw, bisa segitu gw bela-belain buat ngisi pulsa. Bikin gw segitu riweuh nyari orang yang jual pulsa elektrik. Bisa bikin gw loncat dari kasur, di waktu subuh atau di waktu larut, demi muter-muter nyari tukang pulsa.

Gw punya orang-orang macam itu. Kamu? :)

Deklarasi

Mendengarnya sudah berminggu-minggu yang lalu. Tapi merindingnya baru sekarang.
"Mungkin dia bukan orang yang aku inginkan, Teh. Tapi mungkin dia orang yang aku butuhkan."
Sebuah deklarasi itu selalu terdengar tidak biasa yaa.

Yeah. I believe that you can handle this, Putri.

Angel

Ternyata bukan hanya makhluk yang bernama manusia saja yang bisa ngegombal. Buktinya, gw digombalin sama salah satu aplikasi facebook -__-"


Jadi inget kata-katanya Mba Menuk,
Mba Menuk : Tuti, kamu malaikat penjaga banget, ya?
Ah, asal tau saja Mba. Sepertinya saya tidak se-malaikat itu. Saya tidak se-menenangkan itu.

Ngomong-ngomong soal angel, belum ngucapin terima kasih buat orang-orang yang ngirim love letter waktu closing PDKM. Salah satunya, 

Dear Tuti,
I know this may sounds absurd, but I think I'm in love with you.
Love,
Your guardian angel
Honestly, I don't know who you are, but, thanks for love me. Thanks for being my guardian angel :)

Selasa, 25 Desember 2012

Rahasia Kecil

Pada akhirnya, se-sesak apapun rasanya berhadapan dengan masalah, kebencian untuk memutuskan tali silaturahmi telah berhasil mengkristal dalam bentuk yang paling sempurna. Mewujud menjadi sebuah pilihan yang selalu ada, tapi tidak untuk dipilih.

Terima kasih ayah zeppelin kecil, untuk menumbuhkan kebencian yang berhasil mengakar hebat :)


Selamat berganti kepala usia, Kiagus Aufa Ibrahim. 
Mau gw beri tahu sebuah rahasia kecil, Fa?


Anak-anak lw, saat ini sedang bertumbuh besar di tempatnya masing-masing :)

Senin, 24 Desember 2012

Tetap Membumi ya, Windmill #1

Akhirnya, lw terpilih CEO Himpunan Manajemen UNPAD 2012/2013, Tho?

Beruntungnya gw, di sini gw masih dipercaya untuk mendengar kondisi di Bandung, Tho. Tentang lw yang mencalonkan diri jadi CEO. Tentang karakteristik lw dan kompetitor lw di sana. Tentang kebutuhan himpunan di sana. Tentang atmosfir kompetisi di sana.

Lw tau? Gw nangis coba, Tho. Haha. Pas tau kabar lw akhirnya terpilih. Pas tau akhirnya lw dipercaya. Selamat ya, Tho. Untuk berhasil meruntuhkan banyak keraguan :')


Selamat berganti kepala usia, Setyo Adi Harnandito. Tetap membumi ya, Ketua Umum OSIS Windmill :)

Minggu, 23 Desember 2012

Maha Benar Engkau

Long weekend ini, akhirnya ditutup dengan film Habibie & Ainun.

(gambar dari sini)

Cuma mau bilang :  Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya :)
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)" (Q.S. An-Nur : 26)
Pada akhirnya, penilaian tentang kejujuran dan ketulusan memang hanya dimiliki oleh-Nya. Entah berapapun nilainya, semoga doa yang melangit malam ini, sanggup menembus arsy-Nya.

Allahuakbar...

Allah, terima kasih :)

Untuk hari ini. 
Untuk tiga hari ini. 
Untuk hari-hari kemudian. 
Dan untuk hari-hari kemarin, yang  indahnya baru sanggup dimengerti hari ini.

***

Besok kembali ke Depok. Lagi nemu bahasa yang lebih asik dari 'kembali ke realita' untuk kota yang satu ini.

Tentang kembali ke kota paling romantis nomor 3, setelah Kota Paris dan Kota Bogor :)

Sabtu, 22 Desember 2012

*tos*

Gw : Hei, gw berpikir untuk jadi kepala sekolah SMANSA.
Murai : Nanti silabusnya dapet dari gua ya, Teh. Dari kementrian pendidikan.
Gw :*mengepalkan tangan*
Murai : *membuka telapak tangan*
Masalah utamanya sekarang : Bagaimana caranya menembus sistem.

Terima Kasih Loh, Kalian :)

Kemarin malam di-sms Udin.
Assalamualaikum.
Merasa harus minta doa ke Tuti. Lagi dalam perjalanan menuju kaki Gunung Gede. Insya Allah malam ini langsung mendaki. Doakan sampai puncak tertinggi ya, Tut. Bismillah... :)
Antara geli dan terharu sebenernya. Geli karena merasa jadi kuncen gunung karena dimintain doanya. Terharu karena... akhirnya. Karena gw tau lw segitu pengennya. Karena gw tau lw sesedih itu karena rencana sebelumnya sempat gagal. Take care, Din. Jaga empatinya selama perjalanan. Selamat menjejak puncak gunung pertamamu :)

Pagi ini ditelpon Aufa.
Aufa : Kalau menurut gua ya, Bos, kadang bales sms orang sampe berhari-hari setelahnya bukan gara-gara orang itu sibuk. Tapi ada beberapa orang yang gak mau bales sms dari orang-orang tertentu dalam keadaan setengah-setengah. Jadi, lebih baik nanti sekalian balesnya.
Teraru loh, Fa, gw. Terima kasih, untuk tidak langsung membalas :)

Sore ini main ke rumah Nisop.
Nisop : Inget ini gak, Tuth? Udah beberapa hari ini Nisop masang ini di desktop laptop.

Maaf untuk ke-tidak-modal-an gw selama dua tahun ke belakang, Sop. Cuma bisa bawa diri untuk ulang tahun Nisop. Selamat hari lahir Annisa Sophia. Kamu tidak harus tahu doa yang dikirim untukmu, khan? :)

***


Terima kasih loh kalian. Di sini, saya seseneng itu tau kabar kalian :)

Malaikat Tanpa Sayap

Beberapa minggu lalu, jalur KRL Bogor-Jakarta Kota terhambat. Ada longsor antara stasiun Cilebut dan stasiun Bojong Gede yang menyebabkan salah satu rel rusak dan tidak bisa berfungsi. Dampaknya, hanya ada satu rel yang bisa dipakai dan jadwal kereta dikurangi habis-habisan. Tidak ada kereta yang menuju stasiun Bogor karena medan yang tidak memungkinkan. Setelah masa perbaikan beberapa hari, kereta dengan tujuan akhir stasiun Bogor, dalam sehari hanya bisa  ada 4-5 kereta. Itu juga dengan jadwal yang segitu tentatifnya. Segitu gak pastinya.

Di awal-awal longsor, Stasiun Bojong Gede pun bertransformasi menjadi stasiun akhir menggantikan Stasiun Bogor. Anak Bogor-Depok seperti gw yang masih menyempatkan pulang minimal seminggu sekali ke Bogor pun terkena dampak dari terhambatnya alat transportasi massa ini. Akhirnya, jadi jarang-jarang pulang ke Bogor dan butuh effort yang lumayan kalau harus bener-bener pulang. Harus nyambung-nyambung angkot yang lumayan dalam kondisi Stasiun Bojong yang menjadi macet luar biasa.

Sekali-kalinya gw harus benar-benar pulang, gw gak pernah ngerasain yang namanya bermacet-macet dan bernyambung-nyambung angkot dari Stasiun Bojong Gede. Gak boleh sama Bapak. Bapak lebih milih jauh-jauh jemput anak perempuannya naik motor daripada anaknya nyambung-nyambung angkot.

Hari itu akhirnya pulang. Mau meledak banget bawaannya. Nyampe stasiun Bojong Gede, hujan gede banget, dalam kondisi nunggu di pinggir jalan yang gak gede dan sedang macet semacet-macetnya dan penuh teriakan-teriakan dan klakson orang-orang gak sabar.

Tapi gak jadi meledak waktu ngeliat Bapak dari jauh sambil dadah-dadahin gw dari jauh. Memastikan gw melihat Bapak dan memastikan Bapak sebentar lagi nyampe. Masih sabar bermacet-macet sambil pake jas hujan yang udah bolong-bolong buat jemput anak perempuannya.

Allah, apa hak saya untuk meledak setelah ini?

Hari Selasanya gw kembali ke Depok. Hari itu, sudah ada kereta yang berangkat dari Bogor. Tapi kereta menuju Bogor masih terbatas. Stasiun Bojong Gede masih bertugas sebagai stasiun akhir. Dengan cerdasnya, sampai di Stasiun UI baru sadar bahwa Lappy (baca : nama laptop gw) lengkap dengan chargernya dan tugas di dalamnya yang harus dikumpulkan besok tertinggal di rumah. Dengan berat hati, karena sedang gak memungkinkan untuk pulang ke Bogor lagi, minta tolong Bapak anterin ke Stasiun Bojong Gede yang kemudain akan gw ambil setelah kelas jam 16.00.

Setelah Zuhur, Bapak nelpon.
Bapak : Icha, di mana?
Gw : Icha lagi di kampus, Pak. Kenapa, Pak? Laptopnya khan nanti Icha ambil sore.
Bapak : Ini Bapak udah di depan.
Gw : Depan? Depan mana, Pak?
Bapak : Depan Fakultas Psikologi.
Allah...

Harusnya kecerobohan gw yang sudah di tahap keterlaluan ini didampingi sebuah peringatan, bukan sebuah pertanyaan..
Bapak : Ada lagi gak yang ketinggalan? Biar nanti Bapak anterin.
Minggu ini long weekend. Jadwal kereta sudah kembali normal. Gw berhenti di stasiun Bogor. Bapak pun masih lebih rela hujan-hujanan jemput anaknya di stasiun daripada anaknya harus naik angkot sendiri walaupun cuma satu kali.

Hari pertama pulang, gw langsung diajak ke toko tani di Pasar Anyar. Gw diajak buat beli sepatu boots buat di Pandeglang. Gw bilang nanti aja. Biar gw nabung dulu. Bapak bilang sekarang aja. Nanti-nanti belum tentu sempet.

Allah... hamba gak pernah minta.

Hari kedua, gw diajak ke optik langganan Bapak di depan Kebun Raya. Ngeliat ada yang aneh dengan kacamata anak perempuannya yang ditambal pake doubletip, gw disuruh ganti kacamata. Gw bilang nanti aja. Biar gw nabung dulu. Bapak bilang sekarang aja. Nanti-nanti belum tentu sempet.

Allah.. hamba gak pernah minta.

Bapak sekarang udah pensiun. Bapak banyak berubah. Gak banyak berkegiatan lagi. Kondisi finansial Bapak dan keluarga pun banyak beruabah. Bapak juga jadi sering marah-marah. Marah-marah dengan intensitas dan alasan yang gak wajar. Dosen gw bilang itu disebut dengan post power syndrom. Gw berusaha paham. Gw berusaha memaklumi. Tapi egoisnya gw kadang mendominasi. Kadang gak cukup kuat untuk menghadapi perubahan Bapak. Kadang gak cukup sabar untuk memberi banyak penjelasan. Kadang gak cukup mau untuk menerima perubahan.

Egoisnya gw bikin lupa bahwa sebenernya ada satu hal yang gak pernah berubah. Bahwa bagi Bapak, anak perempuannya masih jadi prioritas utamanya. Apapun kondisinya.
Ibu : Kamu tahu, Bapak sekarang cuma nerima uang pensiunan yang gak seberapa. Dan semua uang pensiunannya cuma buat kamu.
Setiap pagi Bapak selalu nelpon anak perempuannya. Memastikan anak perempuannya sholat subuh tepat waktu. Setiap malam, Bapak selalu nelpon anak perempuannya. Memastikan bahwa anak perempuannya sudah berada di kostan dan tidak pulang larut malam. Setiap minggu, selalu ada pulsa sebesar 20.000 masuk ke handphone gw. Pulsa yang selalu diiringi telpon setelahnya,
Bapak : Bapak barusan ngisi pulsa, keterima gak?
Egoisnya gw kadang gak bisa memaknai semua perhatian ini. Egoisnya gw kadang teriak kalau sekarang gw bukan anak kecil lagi. Egoisnya gw kadang menutup pemahaman bahwa malaikat, akan tetap menjadi malaikat walaupun wujudnya tak secemerlang sebelumnya.

Suatu malam, Rj nyuruh gw nonton film Malaikat Tanpa Sayap. Thanks Je, untuk segitu taunya kenapa gw harus nonton film ini.

Maaf untuk sempat jarang pulang. Maaf untuk menuntut kepercayaan yang jelas-jelas sudah diberikan dalam bentuk yang berbeda. Maaf untuk kekecewaan yang tak pernah ditunjukkan. Dan.. maaf untuk menolak tahu bahwa ada satu hal yang sampai kapanpun, gak akan pernah berubah. Bahwa doa dan keringat itu, masih akan selalu untuk anak perempuannya.


Terima kasih, Pak. Untuk selalu jadi juaranya :')

Rabu, 19 Desember 2012

Berlian

Menghangat saat pulang dari Gelar Pamit Madah Bahana UI sebelum berangkat ke Thailand. Tambah hangat tau MBUI jadi 1st Runner Up di Thailand International Marching Band Competion

Iseng dateng ke seminar FISIPERS. Jurnalistiknya  FISIP yang diketuai sama Teh Niken. Jujur-jujuran, bukan tentang dateng ke seminarnya. Tapi tentang meluk Teh Nikennya. Rindu.
Teh Niken : Tuti, aku lagi nandatangin sertifikat kamu looh, hihihi.
Bela-belain bolos kuliah buat nonton Mine dan Kencana Pradipanya yang lagi tanding di UI Art War. Selamat  untuk juara 2 nya Min. Gak nyesel bolos kuliah. Memang se-keren itu :)



Di bikun, ketemu Tita yang sedang menuju FISIP. Sedang ada pemilihan Sekjen UI MUN Club selanjutnya.
Tita : Lagi pemilihan Sekjen untuk ngegantiin  Teh Kiki, Teh. Doain ya, Teh. Aku juga ngajuin diri.
Dan malam harinya, 
Selamat untuk Sekjen UI MUN Clubnya, Tita :)

Lagi main ke Kantek, ketemu Gebe.
Gebe : Teh, doain ya. Gua maju jadi ketua himpunan teknik sipil.
Sehangat itu loh gw dengernya. Sepengen itu senyum gw mengembang. Beberapa minggu setelahnya, ketemu Ola di Kutek.
Ola : Iya teh, Gebe kepilih ketua himpunan. Dan Ola jadi sekum lagi.
Dan di teknik, sekum punya peran yang sama dengan wakil ketua bukan? Ah kalian. Kalau lagi gak sibuk, kapan-kapan ngobrol bareng lagi ya di Kantek? :)

Hanya berselang beberapa hari, dapet kabar dari  kalau Hilmi jadi kandidat Ketua BEM FE UGM. Tiga hari lagi pemilihan suaranya. Semoga bisa menyikapi hasilnya dengan baik ya, Mi. Kalau kepilih, yang amanah   ya, seperti yang pernah kamu bilang khan, Dek? Mau jadi pemimpin kayak Rasullulah.

Masih di minggu-minggu yang sama. Di group facebook angkatan SMA, temen sekelas di kelas 3, Haikal, mohon doa karena maju jadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di United Kingdom. Beberapa hari setelahnya... selamat mengibarkan nama Indonesia, Kal! :D

Dan waktu baca-baca timeline, baru engeh kalau  Darry, partner kerja sekretasris di Paskib SMP merangkap teman SMA yang ngeselinnya luar biasa, terpilih jadi Wakil Ketua BEM FE Universitas Brawijaya. Angkat topi gw day :)

Iya ya teh,
Berlian mah ya ditaro di mana aja juga nyala aja (shanti nurfianti andin, 2012)

Pecah!

Karenanya, tak pernah jelas apa yang sejatinya terlihat.
Yang tampak, sungguh tak menjadi.
Yang timbul, tak urung menepi.
Semua kebas.
Meretas.
Tak satupun mewujud di spektrum tak berwarna.

Jengah.
Begah.
Untuk kehadiran banyak malaikat.
Untuk ketidakhadiran konsistensi.

Tak ada yang benar-benar paham tentang semua pengertian.
Sibuk masing-masing.
Menjadi.
Membangun.

Saya yang tak pernah mengerti.
Kegilaan ini tak urung berganti.

Menjadi baik bukan untuk dituruti.
Malaikat bukan untuk dijunjung tinggi.
Tentang ukuran yang tak memberi arti.

Saya jengah.
Regah.

Andai bisa.
Lebih memilih untuk tidak memilih.
Senyuman itu palsu.
Saya tau.
Persona kemunafikan atas tangis yang tak kunjung pecah.

Sibak topengmu!
Ah, saya tau.
Tentang menipu yang jauh lebih indah dari membiru.

Palsu.
Tak peduli.

Katakan saja,
Bahwa menjadi itu satu.
Berbagi itu ngilu.
Apa iya harus selalu terpejam untuk berita yang tak pernah diminta.

Jengah.
Regah.

Sesak ini bak ditinggikan dan dijatuhkan kemudian.
Wajar?
Tentu saja tidak.
Tak pernah ada kemarahan untuk bunga yang jatuh di musim gugur.

Membuka mata.
Menantang.
Sesak.

Lalu kemudian,
kacamata saya patah.

Sabtu, 15 Desember 2012

Blaah!
Kalau sampai bener temen gw terancam di-berengsek-in,
gw bisa segitu gak respeknya lah ini. 

Jumat, 14 Desember 2012

Manajemen Ekspektasi


Akhirnya, ketika akan selalu ada gap antara kenyataan dan visualisasi gambar dalam film, tinggal manajemen ekspektasi yang harus sanggup bermain. Dan untuk 5 cm, berhasil :)
Hana : Teh, itu beneran emang segitunya?
Iya, Na. Walaupun perjalanan dari Ranupane ke Ranukumbolo memang tidak secepat itu. Walaupun summit attacknya tidak sesebentar itu. Walaupun longsoran batu tidak sebesar itu. Tapi sisanya, ya memang segitunya :)

Ketika Genta bilang "ada salam dari Indonesia", persimpangan antara Gunung Bromo dan Gunung Semeru memang segitu indahnya. Ranukumbolo memang segitu romantisnya. Interaksi dengan sesama pendaki memang segitu hangatnya. Summit attacknya memang segitu main mentalnya. Samudra awan memang segitu menggetarkannya. Mahameru memang segitu didambakannya. Dan empati, memang segitu diujinya.
Hana : Teeeh, mau jadi anak gunuuuung!
Tari : Teh, tadi di belakang ada yang berisik bilang keren banget-keren banget! Pengen tari bilang deh temen gue sudah pernah kesana dong!
Kiki : Teeeeh, cariin anak gunung yang kayak Juple! Aku jadi semangat jogging ah, Teh, besok.
Bahkan Icha yang gak terlalu prefer untuk nonton film Indonesia,
Icha : Teeh, keren banget! Terima kasih sudah mengajak.
Berbulan-bulan lalu, keindahan yang gw lihat cuma bisa gw tulis dalam sepenggal-dua penggal cerita. Gw hanya menceritakan sepotong dua potong kisah. Bahkan gak benar-benar bisa mendeskripsikannya karena.. segitu gak bisa mendeskripsikannya. Malam ini, seseneng itu melihat mereka bisa ikut melihat keindahan yang sama dengan yang gw lihat. Seseneng itu melihat mereka seneng. Sensasi senengnya ngeliat ekspresi mereka lebih dahsyat dibandingkan sensasi ngeliat filmnya.

Pada akhirnya, sanggup menginspirasi ribuan pasang mata, tentang semangat nasionalisme dan rasa cinta akan Indonesia, tentang pengejaran mimpi dan kebencian akan keputusasaan, tentang persahabatan dan cinta yang tak jarang memiliki irisan, bagi gw, menjadi pencapaian yang jauh lebih berarti dibandingkan sekadar mencapai puncak Mahameru. 

Selamat untuk Bang Donny Dhirgantoro dan Bang Rizal Mantovani. Semoga karyanya yang sukses punya tempat di hati banyak orang, jadi amal yang terus mengalir sampai saatnya kembali menyatu dengan tanah air :)

Dulu, setelah film Laskar Pelangi, tujuan wisata ke Pulau Belitong menjadi membludak. Setelah 5 cm, mungkin pendakian ke Mahameru akan menggila juga. Semoga bertahun-tahun setelah ini, Ranupane masih akan sama hangatnya oleh masyarakatnya, Ranukumbolo masih akan sama indahnya, Kalimati masih akan dipenuhi ilalang dan edelweis, dan jalur pendakian ke Mahameru, masih akan membuat banyak orang mengingat nama-Nya.

semoga berkesempatan menjejak lagi :)

***

Dan ketika banyak orang belajar, lagi, tentang pencapaian mimpi, cinta tanah air, persahabatan, dan cinta lewat film 5 cm, gw malah belajar hal yang berbeda. 

Tentang manajemen melepaskan.

Selasa, 11 Desember 2012

Self-Centered

Ya kalau mau menang-menangan sibuk, menang-menangan capek, menang-menangan yang paling banyak kontribusi, ya gak akan ada yang menang!

Iya. Ternyata gw belum benar-benar mengenal teman-teman gw sendiri. Ternyata gw belum benar-benar mengenal diri gw sendiri.

Njir. Self-centered itu mengerikan yak. Mengecewakan banyak orang. Merugikan banyak pihak. Belajar, Tuth. Belajar.

Senin, 10 Desember 2012

Break a Leg, Engineer!

Dear Muhammad Ryan Junaldi,
Selamat menempuh minggu UAS-nya! (^.^)9

Semoga dimudahkan. Semoga dilancarkan. Semoga dilapangkan. 
Dan semoga ditinggikan derajatnya :)
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11)
Break a leg, Engineer!


Teruntuk Putri yang Tengah Meraba Arti

Maaf untuk tidak mampu banyak berucap.
Keterkejutan itu sungguh menelan ribuan kosakata yang ada.
Hanya mampu mengirim doa.
Semoga kelak Putri mau mengerti.
Bahwa tak pernah ada yang salah dengan keniscayaan.

Layaknya sebuah pepatah dari Bumi Parahyangan.
Tentang sekeras apapun batu, tetesan hujan yang tanpa henti mendera, akan mampu melubanginya.

Terima Kasih

Team Building Panitia-Pengajar Gerakan UI Mengajar Angkatan 2
@ Vila Coolibah, Cimacan, Puncak, Bogor.
8-9 November 2012


Terima kasih untuk weekend yang (sangat) berkualitas :)
daan...


(Icha)2

Thanks for your hug and your acceptance, my girl :)

Rabu, 05 Desember 2012

Sabtu, 01 Desember 2012

Senang adalah ...

Senang adalah... punya teman yang dulu pernah memulai start bareng-bareng, sekarang sudah jauh lebih berkembang meninggalkan gw :)

Semoga tenang di masa tenangnya, Ri!

Beda Arah Satu Frekuensi

Hari Minggu lalu, gw dan Dimash berangkat ke GOR Soemantri, Kuningan. Nonton gelar pamitnya Madah Bahana UI (MBUI) sebelum berangkat ke Tahiland untuk Thailand International Marching Band Competition (TIMBC). Gw dan Dimash berangkat naik motor dari Depok. Hujan. Hanya bermodalkan jas hujan seadanya dan jaket gunung, dihajarlah hujan Depok di siang bolong. Apa sih yang enggak buat Ujhee :)

Tujuan umumnya nonton MBUI. Tujuan khususnya buat ngasih dukungan Ujhee yang jadi salah satu pasukan di tim yang berangkat ke Thailand. Ujhee salah satu anggota pasukan di percussion. Bawa dan mainin alat musik yang namanya snare.

Di ajak jalan-jalanlah gw sama Dimash melewati gedung-gedung penting dan jalan protokol di Jakarta. Nostalgia pernah melakukan hal yang sama waktu kami sama-sama jadi PJdan WaPJ sponsorship jaman-jamannya SMANSA DAY 2009. Lucu saat kami sama-sama ngomongin Telkomsel lagi. Kalau dulu ngomongin Perusahaan Telkomsel sebagai sponsor di SMANSA DAY, sekarang ngomongin Perusahaan Telkomsel untuk tugas masing-masing. Gw untuk mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi dan Dimash untuk mata kuliah Sumber Daya Manusia di Sistem Informasi

GOR Soemantri sudah di depan mata. Persis di seberang jalan tempat motor kami melaju. Sayangnya, kami gak tau tempat muternya di mana, hahaha. Jadilah pake acara muter-muter dulu yang membuat bensin motor di ujung tanduk. Bergegas nyari pom bensin kalau-kalau motor harus berhenti di tengah jalan dan gw harus ngedorong motornya Dimash, haha. Si bensin sekarat ini pun membuat kami nostalgia lagi. Tentang jaman-jamannya DH Windmill cabut pelajaran hari Senin buat ke PIM. persis satu hari setelah lengser dari jabatan. Kejadiannya, mobil Aldy waktu itu bensinnya sekarat tepat saat kondisi jalan sedang macet dan medan jalan nanjak. Sampai akhirnya mesin mobil benar-benar mati, kami semua turun dari mobil buat ngedorong mobil sampai pom bensin. Cabut pelajaran untuk main memang tidak pernah dibenarkan, kawan. Hei, anak OSIS! Jangan ditiru ya :D


Gw dan Dimash 

Tiba di GOR Soemantri, gak sengaja dan gak janjian ketemu keluarga besarnya Ujhee. Iya, keluarga besar. Ibu, kakak, tante, om, keponakan, sepupu, dan lain-lain. Gak sengaja ketemu banyak orang juga di sana. Ketemu Ditha, Awwa, Alvi, Kak Iib, dan Kak Anda. Belajar lagi tentang arti sebuah dukungan. Tentang bela-belain dan tentang menyempatkan.

Kebetulan Kak Iib dan Kak Anda duduk persis di sebelah gw. Jadilah ngobrol-ngobrol kami. Tentang MBUI, UI, dan tentu saja, tentang Bedah Kampus. Kak Anda dan Kak Iib yang memang gw perkenalkan kepada Dimash, tiba-tiba nanya waktu ngeliat Dimash riweuh dimintain tolong ini itu sama keluarga besarnya Ujhee.
Kak Iib : Tut, itu Dimash memang udah deket sama keluarga besarnya Ujhee ya?
Gw : Hahaha, udah bukan deket lagi, Kak. Bahkan Dimash udah pernah ngimamin sholat keluarga besarnya Ujhee.

Dimash dan Ujhee

Gelar pamit pun dimulai. Sebelum penampilan inti dari pasukan yang tampil di Thailand, ada beberapa rangkaian acara lainnya. Ada penampilan dari cadets, pasukan MBUI yang baru saja dilantik, dan beberapa sambutan. Salah satu sambutannya adalah dari perwakilan anggota pasukan dan perwakilan orangtua anggota pasukan. 
Ketua MBUI : Di pasukan, Ujhee salah satu orang yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Jadi kami pikir, ibunya juga pasti begitu Tante.
Ujhee dan Ibunya pun, menjadi perwakilan dari pasukan dan perwakilan orangtua pasukan untuk memberikan kata sambutan. Ah ya, kamu dari SMP gak berubah ya, Jhe. Masih gitu-gitu aja :)

Ujhee dan Ibu Ujhee sebelum memberikan kata sambutan

Selain penampilan satu pasukan full, di Thailand MBUI akan menampilkan Drum Battle-nya juga. Penampilan yang khusus dari tim percussion-nya saja. Drum battle ini juga ditampilkan di gelar pamit. Keren. Banget. Sampai-sampai gw dan Kak Iib berandai-andai bagaimana kalau kita mengundang drum battle-nya MBUI buat Bedah Kampus, hehe.

Di akhir gelar pamit,  pasukan yang akan berangkat ke Thailand tampil. Biasanya, gw nonton MBUI itu gak full team. Gw nonton di OKK, Bedah Kampus, dan malam apresiasi mahasiswa berprestasi. Semuanya gw nonton di Balairung. Ada juga sih selain di Balairung, waktu mereka latihan di Pusgiwa dan Gymansium, hehe. Ini menjadi kali pertama gw nonton dalam kondisi full team dan di tengah lapangan.

Subhanallah. Keren. Banget :")

Pasukan gak cuma main musik biasa. Tapi ada formasinya, ada ceritanya, dan ada tariannya. Bikin penonton nahan nafas sambil berteriak tertahan karena pergerakannya yang cepat terganggu dengan tali di lapangan yang membuat beberapa anggota pasukan harus jatuh bersama alat musiknya. Tapi setelahnya, dengan okenya langsung bangun lagi dan mengejar keteringgalan formasi seolah tidak terjadi apa-apa. Sama sekali gak nyesel bela-belain datang di saat belum selesai buat belajar kuis Metpen besok. Dan salah satu aransemennya, sukses membuat gw merinding. Ini loh, yang namanya proyek 2 tahun untuk 12 menit. Yang membuat gw, lebih memilih melihat dan mendengar langsung dengan mata kepala sendiri dibandingkan merekamnya dengan kamera atau video apapun.


Setelah penampilan pasukan, gw, Dimash, dan keluarga besar Ujhee menghampiri Ujhee di ruang ganti baju. Setelah dipeluk sama keluarga besarnya, gw mengahmpiri Ujhee. Memeluknya. Kangen. Apa kabar Jhe? Gw tau kabar lw, Jhe. Pasti bangga jadi bagian dari pasukan se-keren itu :)

Hari Selasa, Ujhee dan pasukannya berangkat ke Thailand. Kompetisi berlangsung hari Jumat, Sabtu, dan Minggu ini. Baru memikirkan apa kabar MBUI di Thailand, senyum gw mengembang melihat sebuah tweet di timeline gw.


Selamat untuk MBUI! :D

Selamat berjuang lagi, Jhe. Lw ke Thailand, gw ke Pandeglang. Makin hari, gw ngerasa makin beda arah sama lw, Jhe. Tapi frekuensi kita masih sama khan, Jhe? Untuk gak pernah mengecewakan orang di sekitar kita. Untuk menjadi manfaat bagi mereka yang sayang sama kita. Tetap FIGHT dan WIN ya, Jhe, di tempat kita masing-masing :)

With my beloved couple :)

Jauh Lebih Memilih

Murai : Cuma Teteh sama Acy yang selalu bikin gua inget untuk ngelakuin semuanya pake hati.
:)

Karena ketika banyak orang berjuang atas dasar kepentingan, kita jauh lebih memilih untuk berjuang atas dasar ketulusan khan, Rai?

Can't wait to see the snowfall in January with both of you, guys :)