Senin, 29 Agustus 2011

Doa di Penghujung Ramadhan

...
Hmm, kenapa harus sedih tuth? :D
Bismillahirahmanirrahim...
Rasa takut kehilangan dll itu jadiin nikmat tuth, kan lu sendiri yang ngajarin kalo seneng itu sesungguhnya kalo kita liat orang yang kita sayang itu seneng :D inget ga?
Yaah meskipun emang pasti perasaan wanita kalau lagi galau gini emang melankolis bawaannya, tapi jangan lupa untuk tetap berpikir jernih dan luas ya sahabat..
Kalo ini cuma nafsu sesaat, yang gak perlu dibawa berlarut-larut dan bisa disikapin dengan sikap bijak dan lebih dewasa :D
Rasa sayang itu Allah yang kasih, rasa rindu itu Allah yang kasih, Dia Maha Berkehendak, jadi kalo Dia pun memberikan rasa khawatir akan kehilangan seseorang yang kita sayang, percaya deh kalo Allah punya kehendak di luar batas kemampuan kita.
Mungkin Dia berkehendak kita akan kehilangan selama-lamanya, atau sebaliknya? Atau Dia hanya sekedar mengingatkan bahwa semua nikmat, semua rasa, bahkan dia pun milik-Nya :)
...
Dengan menyebut nama-Mu yang Maha Menggenggam hati dan apa-apa yang tersembunyi di dalamnya. Di penghujung Ramadhan ini, tetapkanlah hamba menjadi hamba-Mu yang berkualitas, Ya Rabb. Yang mampu menyayangi dengan cara yang berkualitas pula.

Jumat, 26 Agustus 2011

Penjahat Akademis


Istilah itu diperkenalkan pertama kali oleh kakak-kakak feedbackers gw di evaluasi hari pertama PSAF. Istilah tersebut, kalau kata Tompi mah,  menghujam jantungku ketika pertama kali dikeluarkan. Kenapa? Kalimat kalimat itu menyentuh titik terlemah gw di bidang tulis menulis.

Berawal dari tugas untuk membuat sebuah essay argumentatif maksimal dua halaman yang diberikan oleh kakak-kakak feedbackers saat briefing pertama PSAF. Essay tersebut harus dibawa oleh kami saat hari pertama PSAF. Sok-sokan karena judulnya ‘essay argumentatif’ yang berarti suka-suka pendapat gw dan bermodalkan kesombongan ‘udah biasa nulis di blog panjang-panjang, masa dua halaman aja gak bisa?!’ gw pun mulai menulis.

Alhasil? Benar saja. Dalam waktu kurang dari setengah jam jari-jari gw dengan lincah menari-nari di atas laptop dan essay gw pun selesai. Gw pun langsung mengumpulkan essay gw ke ketua kelompok gw.

Hidup gw masih aman dan tentram sampai akhirnya datang evaluasi hari itu. Evaluasi hari itu dibuka dengan topik plagiarisme. Gw masih santai saja karena gw merasa gw gak melakukan plagiat dalam bentuk apapun. Bahkan ketika kakak-kakak feedbackers membahas tentang banyak yang mengutip tanpa menulis sumber kutipannya pun gw masih melenggang santai. Toh gw gak mengutip perkataan orang satu pun, jadi wajarlah gw tidak menulis sumber kutipan.

Sampai akhirnya datang istilah Daftar Pustaka. Jegeeeeeeeeeeer. Gw benar-benar baru tau kalau Kutipan dan Daftar Pustaka dalam sebuah essay adalah sebuah kesatuan yang membedakan seorang pembuat essay melakukan plagiat atau tidak. Selain karena gw benar-benar baru tau, membuat daftar pustaka selain yang bersumber dari buku merupakan kelemahan gw, gw pun dengan santainya tidak membuat daftar pustaka. 
Kakak Feedbacker : Kalian bisa dianggap melakukan kejahatan besar, Dek. Kalian bisa disebut Penjahat Akademis!
Kali ini, walaupun ditujukkannya untuk satu angkatan, gw jadi ngerasa kalimat itu cuma buat gw doang, heu. Kerasa banget. Kerasa banget kakak-kakak feedbackers menekankan bahwa plagiarisme adalah sebuah kejahatan besar. Mengutip, mengambil, dan mencantumkan pendapat, kalimat, dan hasil karya orang lain tanpa menyebutkan sumber aslinya tidak masuk daftar toleransi dalam proses pembelajaran di pendidikan tinggi.

Terbukti sudah. Ketika essay dibagikan nilai gw 45. Sedih loh gw :(  Selain karena hal remeh temeh seperti salah nulis, kesalahan fatalnya ya memang benar-benar karena gw tidak membuat daftar pustaka. Sejak saat itu, gw bertekad pengen bisa bikin essay yang berkualitas. Berkualitas dari segi isi maupun kaidah penulisan.

Tapi setiap tekad yang dicanangkan memang ada konsekuensinya. Malamnya, gw membuat essay lagi untuk dikumpulkan keesokan harinya. Tidak seperti essay sebelumnya yang mampu gw buat dalam waktu singkat, essay kali ini gw buat dalam waktu yang cukup lama. Dua jam. Itu pun hanya berisi satu setengah halaman.

Tapi hasilnya? Sebanding. Nilai gw naik signifikan menjadi 80. Alhamdulilah :)

Sejak evaluasi itu, I have a passion in good writing. Lebih jauh lagi, gw gak mau jadi penjahat akademis!

Terima kasih kakak-kakak feedbackers untuk evaluasinya. Evaluasinya mengingatkan saya bahwa butuh kemampuan dan ketrampilan lebih untuk bisa menceklis mimpi nomor 75 saya :)

***

.:Cerita Tambahan:.

Evaluasi Akhir PSAF 2011

Feedbackers kecewa. Kecewa dengan angkatan gw yang gagal menyelesaikan tugas angkatan. Lebih fatal lagi, kecewa karena angkatan gw yang kehilangan rasa memiliki. Feedbackers keluar aula. Meninggalkan derap langkah sepatu fantopel dan hak tingginya. Suara sepatu yang amat familiar gw dengar. Walaupun kasus saat itu, bukan 4 orang, tapi 13 orang.

Aula lengang. Murai berdiri dan mulai angkat bicara. Gw berada di jarak yang tidak terlalu jauh dari Murai, tapi gw gak bisa mendengar apa yang Murai katakan. Bukan. Bukan karena suara Murai yang pelan. Bahkan sampai saat ini, yang gw tau,  suara Murai salah satu dari sedikit suara yang mampu mendiamkan angkatan. Di telinga gw, suara Murai kalah sama suara tangisan gw.

Yap. Gw menangis. Awalnya, gw menangis tanpa alasan yang gw sendiri gak tau. Hanya berkaca-kaca. Lama-lama membasahi slayer biru muda gw. Beberapa detik kemudian gw terpaksa melepas slayer biru gw dan mengalihfungsikannya sebagai saputangan karena pandangan gw mulai buram ditutupi air mata.

Sosok di depan gw. Intonasi jeda berbicarnya. Derap langkahnya. Keheningan saat mereka masuk.  Sosok di sekeliling gw. Segala bentuk simulasi, evaluasi, dan esensi. Mengapa begitu mirip? Sial! Gw rindu.

Badan gw mulai berguncang. Perhatian kelompok gw pun tertuju pada gw. Mereka mulai menenangkan gw. Mengusap-ngusap pundak gw dan bertanya. 
Yuli : Tuti kenapa nangis?
Gw : Tuti kangen.. Tuti kangen OSIS SMA Tuti…
Seolah mengerti gw gak bisa bercerita lebih lanjut. Satu persatu temen sekelompok gw mulai memeluk gw. Mencoba menenangkan. Tangis gw malah makin deras. Bukan. Bukan karena gw makin rindu. Kali ini gw malah merasa bersalah. Kesadaran itu muncul perlahan. Ketika mungkin mereka yang memeluk gw menjalaninya dengan sepenuh hati, gw malah baru menyadari bahwa hati gw gak ada di PSAF selama dua hari kemarin.

Bada Magrib. Gw mulai menenangkan diri saat kami disuruh keluar. Kami digiring ke Akedemos. Sebuah taman kecil di tengah-tengah Fakultas Psikologi. Di sana kakak-kakak komdis sudah membuat border dengan kami duduk di dalamnya. Setelah berharap besar bahwa kami mampu menunjukkan performa yang lebih baik saat Prosesi nanti, PSAF ditutup. Perlahan kakak-kakak komdis merubah wajahnya. Sambil tetap membuat border, mereka menyanyikan Hymne Psikologi UI. Setelahnya, mereka mengambil ancang-ancang untuk melakukan sesuatu yang gerakannya amat familiar buat gw.

Namanya Yellguys. Kami memang belum diajarkan. Kecepatan suaranya pun membuat gw gak bisa mendengar jelas apa yang dikatakan. Tapi gerakannya. Menghentakkan kaki ke bumi tanpa ampun. Berkali-kali. Bersama-sama. Cukup membuat gw nyaris mau menangis lagi.

Mulai malam itu, gw bertekad satu hal dalam hati. Jika suatu saat nanti hati gw sudah benar-benar mampu digenggam di tempat ini, itu bukan karena bayang-bayang kesamaan yang dimilki dengan tempat sebelumnya. Tapi karena tempat ini telah benar-benar mampu mebangun ruang yang berbeda, berbeda dengan ruang-ruang yang telah ada di hati gw sebelumnya.

Terus mencari. Jangan putus asa (T’Cune)

Kamis, 25 Agustus 2011

Dan kubertanya

...
Maukah kau terima
Pinangan tanpa
Sisa cinta yang lain
(Kahitna-Tak Sebebas Merpati)

Undangan Pernikahan Masku

Undangan punya gw nanti bentuknya kayak apa ya? >.<

Nomor 5

Letaknya di salah satu sudut Situ Kenanga. Psikologi 2011 punya sebuah tempat yang menjadi basecamp untuk kumpul angkatan. Mulai dari pasca briefing PSAF, latihan iyel-iyel, sampai tempat buka bareng kemarin lusa. Dari sini, menjelang malam, perpustakaan pusat terlihat megah. Bangunan dengan kurang lebih delapan lantai mulai terlihat gelap karena warna abu-abunya, tapi nampak mewah dengan sinar sinar lampu yang menembus dari tiap sudut dalam ruangnnya. Angkuh. Tegak berdiri di tengah-tengah gedung-gedung yang sangat’Indonesia’.

Tapi kali ini, bukan perpustakaan pusat yang menarik perhatian gw. Sebuah gedung yang sangat ‘Indonesia’ yang terlihat seolah-oleh mengapung di tengah danau dengan sinarnya yang meneduhkan. Dan kesanalah kaki gw melangkah.

Sampai di sana, gw mengambil air wudhu. Menatap sekeliling dan sesekali menggigil diterpa angin danau di malam hari. Lantunan Al-Quran mengalun lirih di setiap sudut pelataran bangunan ini.

Sampai di lantai dua bangunan itu, gw meluruskan kaki, sebuah kebiasaan yang akhir-akhir ini menjadi sebuah kebutuhan. Sambil menunggu waktu, bersama Amei gw mulai merencanakan untuk merealisasikan mimpi nomor 14 dan 15 gw. Sampai suara speaker pun terdengar lantang memenuhi langit-langit bangunan ini.

Allahuakbar….Allahuakbar…

Azan berkumandang. Panggilan untuk shalat Isya (berlanjut dengan Tarawih) pertama untuk gw, di Mesjid Ukhuwah Islamiyah, Universitas Indonesia :)

5.Shalat Tarawih di MUI (√)

Minggu, 21 Agustus 2011

Nomor 3 dan 4

Saat gw mengetik post yang satu ini,  gw sudah hampir tiba di penghujung kegiatan awal mahasiswa baru (bulan ini) sebelum akhirnya masuk libur lebaran. Yihaaaaaa :D Setelah Pra OKK, latihan paduan suara, OKK, CBT, dan PSAF, sekarang gw sudah memasuki hari ketiga OBM. OBM merupakan singkatan dari Orientasi Belajar Mahasiswa. Sederhananya, OBM merupakan simulasi akitivitas perkuliahan untuk para mahasiswa baru. Selama kurang lebih satu minggu, mahasiswa baru diberikan materi dan diajarkan beberapa keterampilan yang akan menunjang kegiatan perkuliahan sebenarnya yang baru akan dimulai tanggal 12 September nanti. Beberapa materi dan ketrampilan tersebut antara lain, Learning Skills, Collaborative Learning, Problem-Based Learning, Information Technology & Computer Mediated Learning, dan Information Literacy.

Kemarin lusa, usai hari kedua OBM, waktu masih menunjukkan pukul 15.30. Masih terlalu sore untuk gw langsung pulang ke kostan. Di hari yang sama, gw dapet kabar bahwa maba sudah diperkenankan menggunakan spekun (sepeda kuning). Asiiik! Asiik! Dan sebuah ide pun muncul! :D

Namanya Tari. Teman satu fakultas gw asal dari Bukittinggi. FYI : Selama 20 hari gw di Depok, secara tidak sengaja gw sudah berkenalan lebih dai 10 orang maba asal ranah minang looh. Mantaaap. Selama OBM, Tari jadi partner sharing gw, khususnya ngebahas  tentang PSAF (Pengenalan Sistem Akademik tk. Fakultas a.k.a opek fakultas). Tidak jarang gw dan tari saring lirik-lirikan selama OBM ketika mendengar istilah-istilah : 
Feedback
Kritis dan Bertanggung Jawab
Plagiat
 Karena istilah-istilah itu punya tempat tersendiri bagi anak-anak Psiko 2011 selama PSAF kemarin. Hohoho :P

Di Depok, bersama sebagian besar maba yang tergabung dalam paguyuban mahasiswa asal Sumatra Barat, Tari berdomisili di Asrama UI.  Setelah memastikan sepulang OBM Tari tidak ada kegiatan, gw mengajak Tari untuk naik spekun sampai ke Asrama untuk membunuh waktu menjelang Magrib. Dan ternyata Tari mau!. Alhamdulilaaah :D Dari gedung Fasilkom tempat OBM gw hari itu, gw dan Tari berjalan ke arah shelter spekun yang berada di Pocin.

Sampai di shelter Pocin, gw dan Tari harus menunggu dulu, soalnya sepedanya habis. Umumnya habis oleh maba yang pengen nyoba naik spekun, kayak gw dan Tari sekarang, hehehe. Sambil menunggu, datanglah serombongan teman-teman Tari dengan spekun masing-masing dari Paguyuban Mahasiswa asal Sumatra Barat yang sebagiannya juga sudah merupakan teman gw juga. Namanya Sahda (Psikologi), Wanda (Akuntansi), dan Fauzi (Psikologi). Dan satu lagi? Aduh gw lupa namanya, hohoho, maaap ya :P Pokoknya temannya Ipol di FKG lah :D

Setelah ngobrol-ngobrol, akhirnya diputuskanlah kami semua akan bersepeda bersama berkeliling UI sebelum ke asrama! Yuhuuuuu. Sambil menunggu sepeda gw dan Tari, gw asik mendengarkan mereka bercakap-cakap dengan bahasa Sumatra Barat. Di dalam paguyuban mereka ada sebuah pertaturan. Di manapun dan kapanpun mereka  berada, sesama anggota paguyuban harus menggunakan bahasa Sumatra Barat dalam bercakap-cakap. Hal ini dimaksudkan agar bahasa asli daerah mereka tidak luntur ditelan kota metropolitan selama mereka menjadi anak perantauan. Subhanallah.

Naah, selama mereka bercakap-cakap, gw cuma bisa mendengarkan takzim dan sesekali bertanya, ‘sia’ artinya apa? ‘siko’ artinya apa? ‘manga’ artinya apa? Dan mereka pun berbaik hati menjawab segala pertanyaan gw. Bahkan, kalau mereka tiba-tiba menyadari kalau gw tengah memperhatikan kalimat mereka, mereka pun langsung mentranslate satu kalimat utuh setelah bahasa minang merkea menjadi bahasa Indonesia, hohoho.

Dan sedikit-sedikit gw mengerti kalau bahasa minang itu termasuk bahasa hemat looh :D Kenapa? Karena siapa dalam bahasa Indonesia menjadi sia dalam bahasa minang. Di mana menjadi dima. Dan Mengapa menjadi manga.

Asiiik, ngertilah dikit-dikit bahasa Minang :D

Setelah sepeda untuk gw dan Tari datang, lupa bahwa hari ini gw kebablasan gak sahur dan kaki gw masih cenat-cenut sisa-sisa mobilisasi PSAF kemarin, perjalanan pun dimulai!

Rute pertama yang kami lewati adalah MUI-Perpustakaan Pusat-Fasilkom-FISIP dan FIB. Rute yang kami lewati gak boleh sembarangan. Harus melalui jalan kecil yang di cat merah yang memang diperuntukkan untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda. Pesan untuk maba, kita yang nurut ya sama rute yang sudah ditentukan. Soalnya kasihan petugas sepedanya kalau harus neriakin kita kalau melihat ada yang keluar jalur.

Sampai di dekat FIB yang jalannya seperti dari hutan-hutan yang dibuka bagian tengahnya, gw mulai bersenandung. 
Come along my friend.
Come along with me.
I want to go to find my love, in psychology.
Senandung gw pun dilanjutkan oleh Tari yang berjarak tak jauh di belakang gw.
Come along my friend.
Come along with me.
I want to go to where the fun is, in psychology.
Sahda pun tak mau ketinggalan. 
Psy, psy, psy, psychology, psychology.
I want to go to learn my traits, in psychology.
Lagu itu merupakan salah satu lagu kebanggaan anak Psikologi. Judulnya Come Along My Friend.  Psikologi punya beberapa lagu yang biasa dikumandangkan kalau ada kegiatan-kegiatan atau seminar-seminar tentang Psikologi. Dan lagu itu salah satunya. Nada lagunya enak pisan loh. Dan selama beberapa hari pasca PSAF, lagu itu gak berhenti-berhenti dinyanyikan oleh anak-anak Psiko di beberapa kesempatan, seperti saat ini, yang dilakukan oleh gw, Tari, dan Sahda :D

Rute sepedanya sedikit demi sedikit mulai terjal. Sudah mulai mendaki dan menurun. Kami sudah sampai di PNJ (ketemu sama Indra!)-Stadion UI-sampai akhirnya tembus di FT. Di FT, di saat yang lain sudah menarik nafas panjang karena PSAF sudah selesai (sementara), gw melihat ada beberapa kelompok mahasiswa baru teknik yang lagi duduk berbaris rapi dengan mahasiswa senior di sekelilingnya yang menjadi pertanda bahwa di FT masa bimbingan baru akan dimulai.

Gw jadi ingat percakapan antara gw dan Rj beberapa waktu yang lalu tentang masa bimbingan di setiap fakultas yang berbeda-beda. 
Rj : Setiap fakultas punya cara yang berbeda untuk membimbing mahasiswa barunya, yang mengakibatkan output yang dihasilkan juga berbeda di tiap fakultasnya, Tuth.
Gw : Iyalah, J, namanya juga Universitas Indonesia. Gak serulah kalau outputnya sama. Tidak ‘Indonesia’ namanya.
Jadi? Semangatlah mas-mas dan mba-mba Fakultas Teknik untuk Mabim nya! Dan semangat juga untuk gw buat Prosesinya bulan depan! :D

Sampai di depan Fakultas Teknik, gw dan Tari bersenandung lagi. 
Kalau Anda sedang patah hati, cher-wer-wer-pom-pom.
Cari saja anak Psikologi, cher-wer-wer-pom-pom.
Psikologi, psikologi, cher-wer-wer-pom-pom.
Psikologi, psikologi, cher-wer-wer-pom-pom.
Itu salah satu potongan lagu anak Psikologi juga. Judulnya Cher-Wer-Wer-Pom-Pom. Tapi kali ini, gw dan Tari tidak melanjutkan potongan lagu itu. Gw dan Tari mencoba mengkritisi kalimat dalam lirik lagu yang satu itu. 
Kalau Anda sedang patah hati, cari saja anak Psikologi.
 
Hahaha, buat pembaca, ambigu gak sama kalimatnya?

Kemungkinan pertama, anak psikologi dicari sebagai tempat cerita untuk mencoba membantu menenangkan hati yang gundah gulana. Kemungkinan kedua, anak psikologi dicari untuk menggantikan yang lama. Hahahahaha :P

Jadi, mau pilih yang mana? Pilihan dikembalikan kepada yang patah hati *looh?! -_-

Saat ini kami sudah melewati FT-FE-FPsi-Stasiun UI sampai akhirnya tembus di Gerbatama (Gerbang Utama). Keluar dari Gerbatama, beberapa meter setelahnya, kami sampai di salah satu icon UI. Sebuah tebing besar dengan tulisan Universitas Indonesia dan tanaman hias yang dibentuk makara yang terletak beberapa belas meter dari salah satu danau dari enam danau yang terdapat di UI.

Tebing yang gw maksud (ternyata namanya UI Wood :P)

Salah satu kebiasaan maba saat melewati icon tersebut adalah mencoba melihatnya lebih dekat untuk mengukur sebesar apa icon tersebut dibandingkan tubuhnya. Atau lebih dikenal dengan sebutan foto bersama, hahaha :P Walaupun ada mitos bahwa mahasiswa yang foto di depan icon tersebut akan susah lulusnya, alhamdulilahnya gw dan Tari lebih percaya Allah daripada mitos. Jadilah kami berdua foto disana :D

Awalnya, kami berlima agak ragu apakah mau mendekati icon tersebut. Mengingat jarak kami memarkirkan sepeda dengan  icon tersebut cukup jauh. Kami harus loncat ke bawah tebing, menyusuri danau, dan naik ke atas bukit tempat icon tersebut berada. Soalnya salah satu etika bersepeda adalah tidak boleh meninggalkan atau memarkirkan spekun sembarangan. Kalu tidak? KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) disita!

Akan tetapi, setelah meyakinkan diri sendiri bahwa kami hanya sebentar, ditambah lagi bapak-bapak yang tengah memancing di pinggir danau  berjanji untuk menjaga 5 spekun itu, kami pun memutuskan segera menyusuri danau.

Setelah sampai di atas, sejenak meluruskan kaki, dan memastikan bahwa ternyata huruf ‘I’ nya saja lebih besar dari badan kami, tidak sampai lima menit setelahnya, kami tiba-tiba berteriak panik!

Dari kejauhan, terlihat bapak penjaga spekun yang tengah patroli keliling menghampiri lima spekun kami, mengedarkan pandangan sekitar mencari siapa gerangan mahasiswa yang meninggalkan lima sepeda itu sembarangan, dan kemudian setelahnya seperti tengah melaporkan sesuatu melalui HT.

Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! Tanpa pikir panjang kami langsung berlari menuruni tebing dengan kecepatan yang membuat kami kapan saja bisa tergelincir ke dalam danau. Tanpa mengerem kecepatan berlari, kami berlima melambai-lambaikan tangan ke arah bapak penjaga tersebut sambil berteriak teriak “Bapaaaaaak! Bapaaaaak! KTM kami jangaaaan disitaaaaaa!”

Gak lucu juga soalnya baru beberapa hari jadi maba, KTM udah disita karena alasan beginian -_-

Setelah sampai di tempat kami memarkirkan sepeda, kami cuma bisa, “Bapak, KTM kami jangan disita yaaa, Pak :(?” sambil memasang muka memelas.

Si Bapak cuma bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan kami. Bapak penjaga bilang, beliau tidak melarang kami untuk mendekati icon tersebut. Yang jadi masalah, setidaknya harus ada satu orang yang menjaga spekun kami di tempat parkir untuk memastikan spekun tidak diambil orang yang tidak bertanggung jawab. Untuk kali ini kami dimaafkan, tapi tidak untuk selanjutnya.

Alhamdulilaaaaaaaaaaaaaaaah! Hahahahahahaha. Sambil mengatur nafas, kami cuma bisa bilang terima kasih dan maaf kepada bapak penjaga berkali-kali. KTM selamat :D

Perjalanan pun dilanjutkan. Hanya tinggal beberapa puluh meter menuju asrama. Walaupun begitu, medannya mulai menantang. Nanjaaaak meeeen. Beberapa dari kami bahkan ada yang memutuskan turun dari sepeda dan menuntunnya sampai ke shelter.

Sampai di shelter asrama, menyenderkan spekun di tempatnya, sambil meluruskan kaki menunggu bapak penjaga mencatat nama kami lewat KTM, gw, Tari, dan Sahda, layaknya baru memenangkan sebuah turnamen, spontan menyanyikan lagu Hymne Psikologi sambil mengangkat tangan ke atas dan melambai-lambaikannya ke kanan dan ke kiri . 
Satu rasa persaudaraan.
Satu dalam berkarya.
Menjunjung jiwa yang luhur.
Berbakti bagi sesama.
Dalam wadah persatuan.
Psikologi UI tercinta…
 Selamat Datang di Asrama UI, Tuti!

Itu kalimat pertama Tari saat tau bahwa ini pertama kalinya gw berkunjung ke asrama UI. Di gerbang depan Asrama, gw, Tari, dan Sahda berpisah dengan Wanda, Fauzi, dan temennya Ipol. Gw, Tari, dan Sahda menuju kamar Sahda. Awalnya gw cuma mau numpang sholat doang. Tapi setelah dihasut oleh Tari dan Sahda, akhirnya gw memutuskan buka puasa di Asrama dan kembali ke kostan naik Bikun pukul 19.05 yang mengantarkan penghuni asrama untuk sholat Tarawih di MUI, hehehe.

Saat tiba waktunya bebuka, kami bertiga menuju kantin asrama. Rameeeee pisaaaaaaan meeeeen. Kalau di asrama IPB gedung putra-putri benar-benar terpisah oleh jarak dan waktu, di Asrama UI, gedung putra-putri hanya terpisah oleh kantin. Jadilah ketika berbuka semuanya numpuk di kantin. Mulai dari yang bener-bener buka puasa sampai yang ngerjain tugas ospek jurusan ada di sini.

Berhubung kami gak dapet tempat, akhirnya kami memutuskan membeli makanan dan membawanya ke kamar Sahda. Setelah makan, sholat, dan menunggu Sahda bersiap tarawih, gw dan Tari ngobrol-ngobrol. Termasuk ngobrolin suka-dukanya jadi anak perantauan di sini.

Di sela-sela obrolan kami, Tari minta izin manggil gw dengan sebutan ‘teteh’. Hahahaha. Tari bilang gw mengingatkan gw dengan kakaknya. Tari bukan orang pertama yang minta izin ke gw tentang hal ini. Karena kelakuan Murai, Amei, Vaa, dan Aci yang gak bisa menanggalkan panggilan ‘teteh’ di depan nama gw, terbongkarlah kedok gw sebagai anak 2010 dan membuat beberapa anak Psiko 2011 meminta izin ke gw untuk memanggil gw dengan sebutan ‘Kakak Tuti’, ‘Teteh Tuti’, sampai ‘Mba Tuti’, hahahaha :P Tapi alasan utamanya bukan karena mereka juga sih, emang dasar nasib muka boros aja ini mah -_-

Lebih jauh lagi, bahkan ada yang menyangka gw adalah mahasiswa senior yang diselundupkan ke angkatan 2011 untuk mengetahui kondisi angkatan dari dalam -_-

Tapi apalah arti sebuah panggilan. Kalau ternyata panggilan itu bisa jadi alarm gw untuk menningatkan kalau gw masuk sini bukan tanpa perjuangan, gw sih asik asik aja dipanggil kakak, teteh, sampai mba sekalipun :D

Sampai pukul 19.00, gw dan Sahda segera beranjak ke shelter Bikun di depan asrama dan berpisah dengan Tari yang kebetulan memang sedang tidak puasa. Akhirnya kesampean juga naik Bikun menuju/dari asrama :D Di Bikun, gw ketemu lagi dengan Fauzi, Wanda, temennya Ipol, dan tambahan teman baru lagi, Mpit namanya. Mpit anak Psikologi juga. Kamarnya di depan kamar Sahda. Baru pertama kali ngobrol secara personal, penyataan pertama yang disampaikan Mpit ke gw, “Aku manggilnya Teteh Tuti aja yaaa..” Gubrak! 

Samapi di shelter Stasiun UI, gw pamit turun duluan menuju kostan. Perjalanan pulang belum berakhir. Masih harus menyebrangi Jalan Raya Margonda yang sampai saat ini masih sukses membuat gw deg-degan. 
Tari : Alhamdulilah hari ini dapet saudara baru :D
Alhamdulilaaaaaaah. Makasih banyak ya Tari untuk hari ini dan mungkin untuk hari-hari selanjutnya di Psikologi :D

Sampai di kostan, gw segera mandi, sholat, dan nyuci. Setelah kewajiban primer terpenuhi, gw segera mengambil pulpen  menunju daftar 100 mimpi yang ada di depan meja belajar gw. Menceklis dua dari seratus kotak yang terdapat di dalamnya.

3. Keliling UI naik Bikun ()

4. Keliling UI naik Spekun ()

*Segala Puji hanya milik-Mu yang telah membiarkan kaki ini untuk tak pernah lelah mengayuh dan melangkah, membiarkan tangan ini tak pernah lelah berjabat tangan, dan membiarkan wajah ini terus mengukir senyuman :)

Rabu, 17 Agustus 2011

Di Sini


Di sini…
Disiplin dijunjung tinggi.
Etika merupakan harga mati.
Plagiarisme tidak masuk dalam daftar toleransi.

Kepalan tangan itu.
Intonasi suara itu.
Ruangan gelap itu.
Simulasi itu.
Reward dan punishment itu.

Terima kasih, PSAF Psikologi UI 2011.
Dan terima kasih, BLDK OSIS SMAN 1 Bogor.

***

Bada Magrib. Akademos. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Setelah dua hari hati gw mengawang-ngawang entah kemana. Akhirnya, hari ini hati gw tertambat di sini juga.

I want to go to find my love, in psychology :)


Senin, 15 Agustus 2011

Kami

Setelah empat belas hari kebelakang hidup gw berasa luruuuuuuus aja kayak rute jalan kaki gw dari stasiun UI ke Balairung tiap jam 6 pagi, akhirnya kemarin, sore hari di pinggir danau UI,  keberadaan mereka berhasil menyentuh gw :)

MABA PSIKOLOGI UI 2011

Emang prospek kerja lulusan psikologi apaan?
Selama di atas muka bumi ini masih ada manusia, di situlah kami bekerja!


Komik Foto OKK UI 2011

Salah satu tugas kelompok yang diberikan pada saat OKK UI 2011 lalu adalah membuat sebuah komik foto. Komik foto yang dibuat harus dengan foto asli tanpa editan photoshop dengan anggota kelompok sebagai tokoh-tokoh di dalamnya. Prasyarat kelompok untuk membuat tugas ini adalah terdiri dari 5-10 orang tiap kelompok dengan komposisi anggota berasal dari minimal 3 fakultas yang berbeda. Anggota kelompok gw sendiri terdiri dari :
  1. Ami-Komunikasi (ketua)
  2. Tuti-Psikologi
  3. Hari-Psikologi
  4. Dewe-Ilmu Keperawatan
  5. Dian-Sastra Korea
  6. Ausof-Ilmu Sejarah
  7. Haikal-Komunikasi
Tema dari komik foto ini sudah ditentukan oleh Panitia OKK. Tinggal tiap kelompok memilih diantara sekian banyak tema tersebut. Naah, kalau kelompok gw memilih tema 'Peran Mahasiswa'.

Untuk para mahasiswa, pasti udah gak asing lagi dong ya dengan istilah Kupu-Kupu (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang), Kunang-Kunang (Kuliah Nangkring-Kuliah Nangkring), sampai istilah Kura-Kura (Kuliah Rapat-Kuliah Rapat). Naah, kelompok gw tuh memilih alur cerita dengan memodifikasi istilah-istilah tersebut.

Ami, yang berperan sebagai narator, memperkenalkan bahwa Indonesia kayak akan tipe mahasiswa yang punya pilihan masing-masing untuk mengambil peran bagi lingkungan sekitarnya dalam statusnya sebagai mahasiswa.

Ada Dewe yang memerankan mahasiswa study oriented. IP, IP, dan IP. Ausof memerankan mahasiswa bussines oriented. Money, money, dan money. Hari dan Haikal memerankan organization oriented. Aksi, aksi, dan aksi. Dian dan Ami memerankan mahasiswa fun oriented. Gaul, gaul, dan gaul.

Sampai di akhir cerita, ada satu tipe mahasiswa yang diharapkan mampu menambal berbagai pulus minus yang dimiliki oleh masing-masing tipe tersebut. Kami sebut dengan mahasiswa berprestasi. Bisnis berkembang. Ngegaul jalaaan. Belajar lanjuuuut. Dan organisasi gak ada matinya! :D

Komik Foto OKK UI 2011

Dan untuk peran gw dalam komik foto ini?
Hahahahaha.. Beraaaat meeeen, gak pake sisa :P 
Mohon di-amin-kan sajalah yaaa :D

Sabtu, 13 Agustus 2011

OKK UI 2011


Ini bukan tentang intonasi kalimatnya. Karena dua kalimat ini lirih. Tidak membahana di Balairung seperti kalimat-kalimat sebelumnya. Bukan juga tentang rangkaian kata-katanya. Karena dua kalimat ini bisa diucapkan oleh siapa saja. Dan tentu saja, tiap kosakatanya ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Apalagi tentang siapa yang menyampaikannya. Tentu saja bukan. Gw gak pernah kenal sebelumnya. Walaupun secara ajaib masuk ke dalam daftar 100 mimpi gw.

Untuk gw yang berdiri di baris kedua dari depan. Yang menatap lamat-lamat orang yang menyampaikannya dan mendengar lirih suaranya. Buat gw, ini tentang dengan apa dua kalimat ini disampaikan.

Dan dua hari kebelakang, hanya dua kalimat ini yang berhasil menyentuh gw.

Jangan pernah letih mencintai Universitas Indonesia.
Dan jangan pernah lelah mencintai Indonesia.
(Maman Abdurrakhman-Ketua BEM UI 2011)

.

.

.


Karena apa yang disampaikan dari hati, akan sampai ke hati juga -tetehku-

Kamis, 11 Agustus 2011

Dua Hari


Character Building Training a.k.a ESQ.
10-11 Agustus 2011.
Balairung UI

Di saat gw rasa termometer gw sepertinya agak rusak karena gak banyak hal yang bisa menyentuh gw.
Di saat gw terkantuk-kantuk bahkan tertidur saat lagu muhasabah dilantunkan bersamaan dengan lampu yang dimatikan.
Di saat  gw hanya menangis di sesi katarsis dari sekian banyak sesi muhasabah, itu juga karena alasan cemen.

Ada seseorang yang memaknai dua hari ini secara berbeda.

Seseorang yang merasakannya  dengan lebih dalam.
Seseorang yang meresapi kata demi kata, kalimat demi kalimat, dengan pemahaman yang lebih berarti.
Seseorang yang merasa menemukan dua hari yang sempurna dalam hidupnya.
Seseorang yang mendapatkan jawaban atas kerinduan yang selama ini ia cari.

.:Candra-Fakultas Teknik UI 2011:.

Selamat menikmati indahnya berhijrah, Kawan. Selamat menjadi saudara seiman :)

***

Demi Matahari dan cahayanya.
Dan Bulan apabila mengiringinya.
Dan Siang apabila menampakkannya.
Dan Malam apabila menutupinya.
Dan Langit serta yang membangunnya.
Dan Bumi serta yang membentangkannya.
Dan diri serta yang menyempurnakannya.
Maka Dia mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kejahatannya dan ketaqwaannya.
Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan dirinya.
Dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.
(Q.S. Asy-Syams : 1-10) 

Selasa, 09 Agustus 2011

Cepat berganti


Ya Allah, kalau ITB merupakan yang terbaik untuk hamba, dekatkanlah. Kalau tidak, jauhkanlah dan berikanlah yang terbaik.
 Itu doa ramadhan gw tahun lalu.

Gak kerasa. Sekarang gw udah ketemu dengan Ramadhan lagi tahun ini. Dengan doa ramadhan tahun lalu yang tidak dikabulkan-Nya tapi diganti dengan yang lebih baik.

Dan benar-benar gak kerasa juga. Delapan dari sembilan hari Ramadhan gw tahun ini gw habiskan di Depok dengan kondisi yang berbeda. Jauh dari rumah dengan status menjadi mahasiswa.

Tapi bener aja loh, delapan hari ini gw kayak berasa ada di dalam film yang cepet banget ganti episode. Baru berniat mau menulis cerita hari ini, eh udah datang hari yang lain.

Bener-bener gak kerasa .Gw sudah menghabiskan delapan hari sahur dan buka di Wisma Puri Ayu, Kober, Depok. Menghabiskan waktu bareng Kak Nova, Kak Melin, Kak Lia, Kak Nadia, Kak Ara, dan Kak Aget, kakak-kakak kostan yang welcome banget sama maba kayak gw. Menghabiskan waktu bareng ibu kost yang… gila…. gila banget baiknya! Selama Ramadhan beliau selalu ngegedorin pintu anak-anaknya satu-satu pas sahur dan menyediakan sahur plus buka FOR FREE buat anak-anak kostannya. Menghabiskan waktu buat shalat tarawih bareng Kak Nova di mesjid belakang kostan.

Bener-bener gak kerasa. Gw sudah delapan hari membunuh berat badan dengan keliling UI jalan kaki. Menghabiskan waktu bareng Maba Psiko 2011 buat kumpul angkatan yang sejenak membuat perpustakaan pusat UI tanpak biru muda. Menghabiskan waktu di Balairung untuk latihan Paduan Suara bareng Pak Dibyo. Menghabiskan waktu mengerjakan tugas individu dan kelpmpok PSAF.

Bener-bener gak kerasa. Gw sudah dikelilingi wajah-wajah baru. Senyum-senyum baru. Karakter-karakter baru. Dan tentu saja, kawan-kawan baru. Kalimat sakti mandraguna itu pun, kalimat sederhana yang melegakan siapa saja yang mendengarnya, sudah harus gw keluarkan bahkan di minggu pertama gw di Depok mengiringi segala bentuk ke-baru-baru-an itu.
Lw gak sendirian kok, Kawan :)
 Next Journey?
Character Buliding Training, OKK, OBM, PSAF, Latihan Padusa, Prosesi, Kuliah!

Semoga besok dan hari-hari selanjutnya gak cuma numpang lewat doang, amiiin.  :)

Doa Ramadhan tahun ini? 
Rabb, untuk satu tahun kemarin, terima kasih. Dan untuk satu tahun yang akan datang, dan tahun tahun selanjutnya, jadikanlah hamba sebaik-baiknya mahasiswa di sini.
*Untuk adik gw yang kemarin berkunjung ke rumah. Yang punya penyikapan pertama akan rencana-Nya jauh lebih baik daripada gw tahun lalu, percaya sama gw. Satu tahun bukan waktu yang sebentar untuk orang yang gak tau arah. Tapi bukan waktu yang lama untuk orang yang gak berhenti istiqomah. Selamat beristiqomah sayang. Selamat menjemput tahun terbaikmu di 2012  :)

Komunikasi Nonverbal

Awalnya postingan ini berniat gw beri judul Agricultural  University, Ganesha, dan Bumi Makara. Tapi karena setelah dipikir-pikir judul tersebut terlalu general dan tidak cukup represntatif untuk isinya, jadilah gw ganti dengan judul yang ada di atas itu tuh :D (walaupun gak ada jaminan sih kalau judul yang sekarang lebih represntatif  :P).

Berawal dari keputusan gila gw kurang lebih enam bulan yang lalu, di saat yang bersamaan gw pun memutuskan untuk tidak cukup terbuka dengan orang lain. Sedang ingin menjelajah diri sendiri dengan lebih banyak mendengar dan melihat apa yang terjadi di sekitar tanpa banyak di-repost kembali. 

Keputusan itu pulalah yang pada akhirnya membuat gw cuti sementara dari dunia blogging dalam jangka waktu terlama dibandingkan cuti-cuti yang pernah gw lakukan. Tapi keputusan cuti itu tidak serta merta membuat gw berhenti menulis. Tulisan itu hanya berpindah ke lembaran-lembaran sms yang ditujukan kepada orang-orang yang gw kondisikan resisten dengan keputusan ke-tertutup-an sementara gw itu.

Orang-orang itu adalah mereka. Tiga orang yang berdomisili di Depok, Bogor, dan Bandung, yang memiliki komunikasi nonverbal dengan gw :)

Gw lupa tepatnya sejak kapan. Tapi ada satu momen yang membuat gw berpikir, se-tertutup apapun gw, harus ada yang tau keadaan gw sekarang. Karena kalau suatu saat ada hal yang membuat gw belok ke jalan yang tidak semestinya, gw tau mereka bisa me-normal-kan gw kembali dengan caranya masing-masing.

Sejak saat itulah, layaknya sebuah sms berlangganan dengan panjang minimal dua lembar, ada beberapa momen tertentu yang membuat gw selalu sms mereka dengan format send all.

Mulai dari melaporkan perkembangan nilai TO gw tiap minggunya, cerita senengnya gw kalau nilai gw naik, ngadu waktu nilai TO gw lagi terjun payung, merengek gak penting waktu problem set gw ilang di tengah jalan, menenangkan diri waktu deg-degan mau daftar online SNMPTN tulis, laporan pasca SNMPTN tulis, ngasih kabar pilihan SIMAK gw, sampai mereka menjadi tiga orang pertama yang gw beri kabar baik tanggal 29 Juni 2011 lalu :)

Dan semua sms-sms itu gw kirim dengan gak tau malu loh :P Kenapa gak tau malu? Karena mereka memang gak pernah nanya duluan, selalu gw duluan yang mengabarkan, hohoho :P Walaupun sms itu gw kondisikan menjadi sms satu arah (sms yang tidak wajib dibalas), sms itu benar-benar membantu gw banyak. Selalu menenangkan aja kalau bisa sms mereka. Apalagi kalau mereka sampai nyempetin bales di tengah-tengah kesibukannya :D

Dan jujur, sms ini sebenarnya sebagai pengganti komunikasi nonverbal yang biasa gw lakukan dengan mereka waktu dulu masih intens bertemu. Komunikasi ini sederhana, tapi bisa menyelesaikan banyak hal.

Kalau dengan yang di Depok dan Bogor, komunikasi ini biasanya dilakukan hanya dengan tatapan mata, mengangkat alis, senyum-senyum penuh makna, sampai sikutan pernuh arti.

Kalau dengan yang di Bandung, biasanya dengan kalimat :
Ngertilaaah-Kayak gak tau gw aja-Kayak baru kenal gw kemaren sore deh-
Tapi berhubung sekarang jarak dan kegiatan yang berbeda bisa membunuh banyak hal, termasuk silaturahmi, jadilah gw ganti komunikasi nonverbal itu dengan sms ini. Sederhana sih. But it means a lot for me :)

Dan setelah sekarang pun gw punya kegiatan sendiri?
Tentu saja sms itu tetap berlanjut :D

Dengan izin mereka (diizinin khan? :P), karena gw terlalu banyak mendengar maba alert dari kanan kiri depan belakang, selama masa transisi jadi maba, sampai batas waktu yang belum ditentukan, sms itu pun akan tetap berlanjut. Kalau ada yang bisa ngejaga gw selain Dia dan diri gw sendiri, mereka lah orangnya :)

Karena selalu ada hal yang gak bisa diakselerasi khan, kawan?

Untuk yang di Depok : Fight buat program Ramadhan di Darut Tauhid nya!
Untuk yang di Bogor : Fight jadi panitia MPKMB dan ospek jurusannya!
Untuk yang di Bandung : Fight kuliah tingkat 2 dan menjelajah sungainya!

Dan untuk gw : Fight menjadi sebaik-baiknya mahasiswa di sini!

*Dan salah satu doa yang gw kirimkan di salah satu sms itu pun sekarang menjadi kenyataan : Semoga saat gw ketemu kalian lagi, gw udah jadi mahasiswa yaa :D

***

Dan sepertinya, di sini gw menemukan partner untuk melakukan komunikasi jenis ini lagi :D

Pasca Briefing PSAF 2011
Murai : Teh, tadi ngerti khan kalau gw xxxxxxxxxxx
Gw : Ngerti laaah, Rai. Keliatan banget kok dari xxxxxxxxxxxx
Apa sih, Rai, yang saling tidak kita mengerti :P
It's show time, Rai! Tentu saja, dengan porsi dan cara kita masing-masing :)