Rabu, 30 Mei 2012

Mari Meluncur!

Baru nemu ini.


Kece bangetlah hidupnya yang buat ini :D

Besok radiv.
Lusa dan lusanya lagi pleno.
Tanggal 9 gathering.

Can't wait to know who are people behind this :)
Mari meluncur!


Lambang BKUI 13

Ngomong-ngomong, suka gw sama taglinenya : Break Your Limit!
Jadi inget posko, hihihi :P

Curhat untuk Sahabat

Dapet rekomendasi dari Acy untuk baca Rectoverso-nya Dee. Kumpulan ceritanya Dee yang setiap cerita dalam buku ini dijadikan lagu. Salah satu yang direkomedasikan Acy adalah salah satu penggalan cerita yang berjudul Curhat untuk Sahabat.

'...tak ada yang muluk dari obat flu dan air putih. Tapi kamu mempertanyakannya seperti putri minta dibuatkan seribu candi dalam semalam.'

Cerita itu pun dibuat lagu dengan judul yang sama dengan ceritanya.
sahabatku, usai tawa ini
izinkan aku bercerita:

telah jauh, ku mendaki
sesak udara di atas puncak khayalan
jangan sampai kau di sana

telah jauh, ku terjatuh
pedihnya luka di dasar jurang kecewa
dan kini sampailah, aku di sini...

yang cuma ingin diam, duduk di tempatku
menanti seorang yang biasa saja
segelas air di tangannya, kala ku terbaring... sakit
yang sudi dekat, mendekap tanganku
mencari teduhnya dalam mataku
dan berbisik : 'pandang aku, kau tak sendiri,
oh dewiku...'
dan demi tuhan, hanya itulah yang
itu saja ku inginkan

sahabatku, bukan maksud hati membebani,
tetapi...

telah lama, ku menanti
satu malam sunyi untuk ku akhiri
dan usai tangis ini, aku kan berjanji...

untuk diam, duduk di tempatku
menanti seorang yang biasa saja
segelas air di tangannya, kala ku terbaring... sakit
menentang malam, tanpa bimbang lagi
demi satu dewi yang lelah bermimpi
dan berbisik : 'selamat tidur, tak perlu bermimpi bersamaku...'

wahai tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi
Waktu dikirm lagunya sama Acy, nyengir gw dengernya. Nyengir karena, apa-apa-yang-ada-di-lirik-lagunya benar-benar baru gw alami. Benar-benar baru saja terjadi sama gw. Nyengirlah gw berasa Dee bikin lagunya didedikasikan untuk gw yang baru ngalamin, hahaha, ngarep. Padahal lagunya udah lama. Gw aja yang baru tau -__-"

Cerita ini untuk kamu. Sahabat yang signifikan menemani gw untuk sampai ada di sini. Semoga kamu mau mengerti mengapa gw begitu khawatir. Karena gw pernah terlalu jauh mendaki. Karena gw pernah terlalu jauh terjatuh. Dan gw gak mau sekarang kamu yang ada di sana.

Lihat ke sini. Kamu gak pernah sendiri.

Iya, kamu. Kamu yang, terima kasih, selalu membuka cerita hari ini setiap hari :)

Janji di Bulan Juni

Selesai UAS Faal hari ini, impulsif keliling UI naik spekun sama Izzat.  Ditengah jalan hujan. Deras. Tapi tahu derasnya gak akan cukup lama. Menerabas hujan pake sepeda kayak di film-film. Berasa katarsis (me)lupa(kan) besok masih ada UAS Psium, hahaha -__-"

Besok hari terakhir UAS. Daaaaan.. Welcome June! :D

Seneng itu.. seseneng-senengnya memikirkan gw akan bertemu bulan Juni. Seseneng-senengnya gw tahu di bulan itu gw tidak akan tidak-melakukan-apa-apa. Seseneng-senengnya faced the stage that i don't know what its name akan berjalan baik-baik saja :)

Semester pendek dengan kegilaan nge-jurnal dan 'belajar berkeluarga' di dalamnya. Tentang Gandewa dan jalan-jalan bersama orang-orang di dalamnya. PDKM dengan segala jenis persuratan dan ke-kece-an panitianya. Excited banget ketemu sama Kak Bi di PDKM. Selain karena emang seru banget, setelah RJ dan Ghilandy, tau kalau Kak Bi pun lahir tanggal 26 Februari itu...serunya gak pake sisa! :D

Dan tentang pengharapan yang satu ini. 

Bedah Kampus Univeristas Indonesia 2012- Break Your Limit!

Selamat bergabung :) RT Selamat bergabung (Psikologi/2011) di Divisi Bedah Universitas

Siklus pengabulan doa itu pun mulai berputar kembali.

Terima kasih untuk janji di bulan Juninya, Rabb. Tentang janji untuk jeda yang menyenangkan :)

#Now playing : Buka Semangat Baru - Ello, Ipang, Berry, Lala
Kita jumpa di sana.. berbagi bersama.. dan kita tahu.. pelangi yang satukan kita ... :)

Jumat, 25 Mei 2012

Hujannya Awet

Kemarin malam sedang bergumul dengan Filman. Sekitar pukul 00.05 ada yang dengan keras-keras nyanyi lagu Happy Birthday. Suaranya bersumber dari Foodcourt di depan kostan gw. Tiba-tiba inget Ujhee. Tadi diajakin sama Dimash buat ikut surprise party di kostan Ujhee bareng anak Madah Bahana. Tapinya, masih ada slide yang harus diperjuangkan. Jadilah gw memutuskan untuk tidak mengucapkan ulang tahun dan memilih ngasih surprise sendiri malam harinya  menuju tanggal 25 Mei.

Smsan singkat sama Dimas. Sepakat ngasih surprise bareng ke kostan Ujhee setelah Ujhe latihan Madah Bahana. Surprise berhasil! :D Ujhee yang lagi suntuk habis latihan MB dan lagi dikerjain sama Dimash juga kaget ngeliat gw tiba-tiba muncul di tengah hujan dari pintu kostannya. Ditambah lagi ngeliat Dimash (yang sebenernya udah ngasih surprise dini hari nya) ada di belakang gw sambil bawa boneka beruang guede dan bunga :D


Ujhee, Dimash, dan Gw di Kostan Ujhee

Selain bareng Dimash, gw gak sendiri. Gw ngajak Hana. Hana pun kenalan sama Dimash dan Ujhee. Lucu deh denger Hana manggil Ujhee dan Dimash pake sebutan "Kak Ujhee dan Kak Dimash", hohoho :P


Gw, Ujhe, dan Hana di Kostan Ujhee

Seneng loh, bisa ngenalin orang yang sama-sama kita sayang dalam satu lingkaran :)

Malam itu sekitar pukul 10. Hujan. Tumben banget hujannya Depok awet. Mulai dari gw dan Hana jalan dari Margo ke Detos, dari Detos ke Stasiun UI, dari Stasiun UI ke Gerbang Kutek, dari Gerbang Kutek ke kostan Ujhee, hujannya gak berhenti-berhenti. Awet. Tumben. Biasanya hujan di Depok khan gak pake ngabar-ngabarin dulu. Mendadak dateng,  gede, dan mendadak berhenti aja.

Akhirnya kami tertahan di kostan Ujhee. Ceceritaan tentang Ujhee yang dikasih 3 kue hari ini. Dikasih surprise sama anak-anak Madah Bahana di Foodcourt dini hari. Terus dikasih surprise sama temen-temennya di kelas. Dinyanyiin Happy Birthday dengan alunan biola temannya. Terus didatangi gw hari ini :D

Masih sama seperti dulu. Ujhee masih disayang bayak orang :)

Hujannya belum berhenti. Masih awet bahkan sampai kami selesai makan di salah satu warteg Kutek dan kembali ke kostan masing-masing.

Sekali lagi boleh ya?
Selamat ulang tahun Fauzia Ratna Furiku sayang. Semoga rasa sayang sama Dimashnya awet.

 Sekretaris Umum dan Ketua 2 OSIS Windmill SMAN 1 Bogor 2008/2009

Begitu juga rasa sayang sama sahabat kesayangannya.

Anggota Paskibra Garuda 16 SMPN 1 Bogor 2004/2005

Semoga jauh lebih awet dibandingkan dengan hujan di Depok hari ini :)

*Dan ternyata, suara yang gw dengar malam itu... lokasi surprise Ujhee oleh Dimash dan anak-anak Madah Bahana pindah ke foodcourt -__-"

Memanjangkan Silaturahmi

Seminggu ini hidup gw lagi seru. Kalau kata Nipeh dan Rima, hidup gw udah kayak FTV, hahaha. Tapi emang segitunya loh, segitu serunya :D Dan keseruan ini entah sudah menjadi episode berapa. 

Keseruan ini tiba-tiba mengingatkan gw tentang percakapan gw dengan seorang teman beberapa minggu lalu di sebuah kelas.
Teman : Tuth, gw pegat. Sekarang gw kalau ketemu ngehindar terus. Gak mau ngeliat dia. Menurut lw gimana?
Gw : Segitu gak bisanya berhubungan baik ya walaupun sebagai seorang teman setelah ini? Kalau lw nanya pendapat gw, yaa gw termasuk orang yang sebisa mungkin untuk jangan pernah mutusin tali silaturahmi sama orang. Menurut gw sih, gak peduli lw habis HTS-an terus udahan tiba-tiba, lw pernah kagum sama orang tapi tiba-tiba dia amat sangat mengecewakan lw, lw pernah ngarep sama orang tapi gak kesampean, atau lw habis jadian sama orang terus pegat, gak banget aja kalau lw harus tiba-tiba mendadak mutusin tali silaturahmi. Tiba-tiba gak sapa-sapaan. Saling menghindar. Ekstrimnya malah sampai musuhan. Kayak bocah aja.
Teman : Tapi khan lw lagi gak jadian, Tuth. Lw gak tau rasanya jadi gw khan?
Gw : Jiaaaaah, udah tau gw  lagi gak jadian, terus lw kenapa minta pendapatnya ke gw -___-"
Tapi ya itu. Prinsip yang pernah gw dapat dari salah satu sahabat gw itu, sampai saat ini ikut gw pegang juga. Menghujam dalam di kepala dan pikiran.

Lalu, keseruannya?
Gak ada angin gak ada hujan, baik disengaja maupun tidak, baik gw yang memulai duluan atau bukan, seminggu ini gw dikasih kesempatan untuk memanjangkan tali silaturahmi dengan orang-orang yang begitu menyayangi orang-orang yang gw sayang :D Bingung khan sama pilihan katanya? Sama, gw juga :P

Intinya, gw lagi senang-se-senang-senangnya. Dikasih kesempatan buat bisa sayang juga ke orang-orang yang disayang sama orang-orang yang gw sayang :)
Diriwayatkan dari Anas r.a., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya), hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi." ( Hadits Muttafaq 'alaih, Misykat ).-sumber

Halo Rabam-UI :)

Gak sengaja nemu foto ini. Foto lama. Kurang lebih diambil setahun yang lalu.

 SMANSA -UI 2010

Mendadak merinding lah gw. Dulu gw gak pernah iri sama orang-orang ini. Gw jauh lebih iri sama orang-orang yang pada pake Jamal dan Jahim. Sekarang? Envy setengah mati lah gw sama orang-orang ini.

Bukan iri sama jaket yang mereka pake sekarang. Alhamdulilah Allah berbaik hati ngasih gw kesempatan untuk punya jaket yang sama. Gw iri karena gw tahu apa-apa yang mereka lakukan di sini. Apa-apa yang sudah mereka lakukan dengan menggunakan jaket ini. Dengan mata kepala gw sendiri.

Halo Rabam-UI, boleh jujur? Gw sedang mengejar kalian loh. Semoga suatu hari, gw bisa bersisian lagi :)

Kamis, 24 Mei 2012

Ceracauan Sebelum UAS Voli

Di sosiologi, belajar tentang the self. Belajar tentang perkembangannya. Stage of the self. Terdiri dari  preparatory stage, play stage,  dan game stage. Ada transisi di antara tiap jenjangnya. Ada proses adaptasinya.
I really don't know what stage that I faced now. But, one thing for sure, the process of this adaptation is really kill me, hahaha.
Cuma butuh untuk gak sendirian. Butuh untuk tidak memiliki waktu senggang. Ditambah traumatic event tentang 'tidak melakukan apa-apa' mulai muncul dan tenggelam.

Itu menagapa saya berharap segera bertemu bulan Juni. Berharap apa-apa yang ada dalamnya, membunuh jeda tak tertahankan ini. 

Waktu gak punya jeda ngeluh, waktu dikasih waktu luang lebih ngeluh lagi. Dasar manusia, biangnya lupa bersyukur.

Halo Juni, semoga berkenan jadi pembunuh jeda tak tertahankan ini.

Satu lagi.

Saya paham betul bahwa Allah punya cara, Allah punya rencana. Tapi Rabb, saya terlanjur ngarep, bagaimana ini? Semoga pemahaman itu mau tetap hadir apapun yang terjadi.

Bedah Kampus UI 2012.

The last words..

Selamat hari lahir, one of my three musketeers. Untuk akademisnya, himpunannya, Madah Bahananya, cita dan cintanya, semoga semoga semoga... Semoga selalu sayang sama gw ya, Fauzia Ratna Furi. Selalu jadi ksatria cewek tangguh yang ngejaga gw selain si malaikat cewek baik hati yang ada di Bogor :*

 Wish you all the best, dear..

Saatnya UAS Voli! Kalau kata dosennya mah, saatnya melatih tangan untuk bisa ngegampar siapa saja yang mengganggu kita! Hahaha :D

Rabu, 23 Mei 2012

K-E-L-U-A-R-G-A

Kosakata itu kemarin sempat jadi trending topic kehidupan gw selama sehari. Kemarin seru juga ya dipikir-pikir. Gw UAS MPK Agama dan Inkemas. Di Agama, bahasannya konsep keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah. Di Inkemas, bahasannya intitusi keluarga dan hubungan-hubungan intim. Mana gw malu lagi pas belajar bareng tentang ini -_-". 

Jadi khan ya kita lagi belajar bareng di Kancil. Belajarnya pake handout slide. Nah, pas lagi belajar materi ini, ada pengantarnya tuh, berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
  • Sudahkah Anda berpikir untuk menikah? Kapan dan untuk apa?
  • Apakah ada syarat-syarat tertentu yang Anda tekankan untuk sebuah pernikahan?
  • Keluarga seperti apa yang ingin Anda bangun?
  • Apa yang akan Anda lakukan jika keinginan-keinginan Anda tak terpenuhi?
  • Apa pendapat Anda tentang perceraian?
Nah, pas lagi belajar sendiri, dengan isengnya gw jawab tuh pertanyaan. Gw corat-coret slidenya dengan jawaban-jawaban gw. Walupun iseng, itu jawabannya dari hati pisan lah. Pas udah belajar bareng, gw gak engeh ternyata slide gw dipinjem dan dioper-oper anak-anak. Pas gw sadar ada jawaban-jawaban iseng gw, mau gw tarik tuh slide. Tiba-tiba anak-anak (cowok) pada senyum-senyum dan bilang :
Zico : Hehehe, kita udah baca dari tadi kok, Teh. Amin ya, Teh.

Romi : Yang udah kepala 2 mah emang udah mikirin ya, Tut?
Duaaaaaar. Gw malu loh. Jawaban-jawaban yang mereka baca soalnya jawaban yang jujur dari hati yang paling dalam soalnya -_-"

Terus ya, sorenya gw regol (registrasi online) buat semester pendek. Alhamdulilah masuk kuota. Salah satunya mata kuliah yang berjudul Penididikan Keluarga. Kalau kata kakak senior mah, inti dari mata kuliah tersebut adalah "bagaimana menjadi orangtua yang baik". 

Terus terus ya, kemarin ditutup dengan sebuah notes yang ditag oleh Ketua Gandewa gw yang judulnya, "Nikah=Menyatukan". Ini lagi satu yang gw gak ngerti. Ketua Gandewa gw tercinta ini, di antara segitu banyak anak 2011, cuma gw yang ditag di postingan ini. Kakak, muka saya ada tulisan mau nikah ya? -__-"

Ini tulisan tentang pernikahan dari sudut pandang salah satu anak Psikologi UI tahun ke-3. Semoga bermanfaat. Tulisan ini khsusus gw dedikasikan untuk seorang sahabat gw yang kemaren sempat bertanya-tanya, 'setelah ini, mau apa?'.

Check this out!

***

"Nikah = Menyatukan"

Assalamua’alaikum wr.wb
Selamat pagi/siang/sore/malam teman-teman, semoga hari ini, esok dan seterusnya kita diberi keberkahan oleh Allah disetiap aktivitas yang kita jalani. Amiin

Tiba-tiba saja (di masa UAS), saya tertarik sekali untuk membuat tulisan ini, yaitu pembentukan sebuah keluarga (pernikahan). Selain karena usia, pengalaman buruk yang saya alami langsung di keluarga besar saya membuat saya tergerak untuk berbagi. 

Mungkin untuk beberapa teman saya ketika diajak untuk membicarakan tentang kata maut ini, anggapan mereka adalah “Ngapain sih put mikirin nikah sekarang? Kuliah aja lah dulu” atau “Nikah? Ehmm gimana ya. Hahaha”. Kira-kira seperti itu, padahal individu seusia kita ini (>20 tahun) sudah layak untuk memikirkan hal ini lho. 

Siap untuk menjalani sebuah pernikahan? Mungkin belum, saya akui itu. Tetapi jika ditanya apakah kita siap untuk merencakan sebuah pernikahan? Tentu jawabannya harus siap. Karena dengan merencakan kita tahu apa yang kita mau, nah ada beberapa pandangan saya tentang pernikahan dimana tentu saja pandangan ini terinspirasi dari orang-orang hebat yang saya temui dan pengalaman pribadi yang terjadi dalam keluarga saya.

Pernikahan adalah sebuah bentuk penyatuan dua keluarga yang mungkin memiliki latar belakang berbeda sehingga penting sekali untuk kita mengenali karakteristik keluarga yang akan menjadi besan kita tersebut. Nah teman-teman, carilah calon suami/istri yang bisa mengimbangi keunikan keluarga mu, yang bisa menerima keadaan keluargamu dan yang paling penting adalah ia bisa menghargai keluargamu. Misalnya, berlaku adil dengan mertua dan orang tua sendiri. Dan ketika kalian mendengar kalimat ini “Gue mau nikah sama lo karena gue cinta, gue ga peduli orang tua gue setuju apa nggak!”, kita harus waspada. Mungkin dia hanya cinta pada dirimu tapi tidak dengan keluargamu. Hidup hanya dengan cinta itu saja tidak cukup lho. Nah orang-orang seperti ini (menurut saya) sudah di diskualifikasi dari awal.

Lalu, masih berhubungan poin di atas, ada hal lain yang juga bisa  kita jadikan bahan pertimbangan untuk memilih calon ayah/ibu dari anak kita nanti.
  • Panci ketemu tutup”. Begitulah kira-kira istilah yang saya dapatkan dari dosen mata kuliah Pendidikan Keluarga. Maksud dari istilah tersebut adalah saling melengkapi, carilah orang yang bisa menutupi kekuranganmu dan mengimbangi kelebihan mu. Tidak salah jika kamu memilih orang yang sangat berbeda denganmu, tapi please banget dipikirin jangan sampe perbedaan itu malah jadi cikal bakal retaknya hubungan kalian nanti. Karena dari beberapa kasus perceraian yang ada alasannya kebanyakan “Karena sudah tidak cocok lagi”, “kita beda prinsip” atau “sudah tidak ada yang perlu dipertahankan lagi”. Wow begitu hebatnya alasan-alasan ini. logikanya, jika memang merasa beda prinsip, tidak cocok dari awal mengapa memutuskan untuk menikah? Dan satu lagi, carilah pendamping hidup yang memiliki satu visi dengan mu, insyaallah dengan begitu kita akan berjalan bersama untuk mencapai visi tersebut. Hem kembali lagi ke istilah di atas, jangan sampai panci ketemu panci atau tutup ketemu tutup, tidak akan menyatu … :D 
  • Seiman. Menurut saya ini MUTLAK! Tidak bisa diganggu gugat. Walaupun setiap agama mengajarkan hal yang sama, tapi menurut saya cara setiap agama untuk mengamalkan ibadahnya berbeda-beda. dan ketika perbedaan cara ini muncul dalam sebuah pernikahan, imbasnya adalah perkembangan anak. pikirkan lah itu.
Lalu, fenomena yang cukup menjadi trending topic sekarang, yaitu pernikahan dini. Banyak teman saya yang memutuskan untuk menikah ketika mereka sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Alasannya pun bervariasi; takut zinah pra-nikah, merasa sudah siap, terlalu cinta (ini alasan bodoh menurut saya), atau sudah tidak ada kerjaan lagi (sudah lulus, belum dapat kerja ya sudah nikah saja). Tapi, banyak hal sebenarnya yang harus kita persiapkan kawan. Selain pemikiran pada poin pertama tadi, jika kita melirik kembali ke pelajaran biologi sewaktu SMA, tujuan dari sebuah perkawinan adalah reproduksi. Begitu juga dengan manusia, tujuan pernikahan adalah memiliki anak. Nah, anak itu sebuah anugerah Tuhan yang sangat istimewa lho jadi kita harus memeliharanya dengan baik.

Bagaimana caranya? Dengan uang, fisik, mental, dan ilmu tentunya.

Hal ini lah yang harus kita pikirkan ketika ingin memutuskan untuk menikah.  Uang itu mungkin merujuk pada pekerjaan kali ya,
  1. Apakah kita sudah memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, memberi makan keluarga dan anak-anak, biaya pendidikan & kesehatan keluarga?
  2. Apakah secara fisik kita sudah kuat untuk hamil, melahirkan di usia dini, menjaga serta merawat anak dari usia kandungan hingga dewasa?
  3. Secara mental apakah kita siap menghadapi pertumbuhan anak di zaman seperti ini dan problema suami-sitri?
  4. Dan apakah secara ilmu kita sudah matang ketika harus menjawab pertanyaan anak “Mama, aku datangnya dari mana?” atau “Papa, kenapa punya ku sama Abang beda?” ?
Maka bagi yang sudah punya pasangan dan ingin segera menikah, coba refleksi lagi apakah ke-empat unsur tadi sudah terpenuhi.

Saya percaya bahwa setiap kita memiliki gambaran ideal bagaimana kehidupan keluarga kita dan dengan siapa kita menjalaninya. Tapi terlepas dari semua itu, apa yang saya tulis ini hanyalah sebuah pandangan dan syukur-syukur bisa menginspirasi. Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menggurui teman-teman, karena saya pun masih belajar, saya belum punya anak, dan saya belum menikah.

 “Sebuah perencanaan akan membuat kita menjadi lebih selektif dalam memilih karena kita tahu apa yang kita mau.”

***
'Tuth, udah mikirin buat berkeluarga?"
"Sudah"

Senin, 21 Mei 2012

Welcome Home (Full Post)

Esse : Teh Tuti mah nge-blog wajib ya teh, ngerjain LTM sunah, hahaha..
Wawancara BKUI 2012.
Kak Balgis : Apa yang bisa membuat kamu up lagi kalau sedang down?
Gw : Cukup beri saya waktu untuk nge-blog saja, Kak. Saya bisa dengan tiba-tiba semangat lagi dan masalah saya bisa selesai dengan sendirinya :D
Jadi? Blogging dulu boleh kali ya sebelum hantam buat UAS lagi :D

Kemarin pulang. SMANSA DAY 2012. Seperti biasa, terjadi banyak keseruan-keseruan di dalamnya. 

 
 SMANSA DAY 2012

*Gambar di ambil dari sini. Minta ya, Dil :P

Di antara segala keseruan keseruan itu, tentu saja ada yang paling seru :D

.Ketemu Rakit Bambu.

Bersama Rakit Bambu di SMANSA DAY 2012 :D

SMANSA Day tahun lalu, setiap ketemu Rakit Bambu, tosan, salaman, pelukan (sama yang cewek), terus minta doa : "Doain gw SNMPTN tahun ini yaa teman-teman :)".

SMANSA Day tahun ini, setiap ketemu Rakit Bambu, tosan, salaman, pelukan (sama yang cewek), terus minta doa : "Doain gw Senin besok UAS ya teman-teman :)"

Waktu benar-benar belalu begitu saja ya. Everybody change. Gaya berbusana. Pola pikir. Sudut pandang. Pergaulan. Satu hal yang tidak berubah. Kami tahu ini tempat kami pulang :)

.Ketemu Zahra.
Zahra adik kelas gw. Sekarang mah judulnya seangkatan yaa, hehe. Satu-satunya SMANSA 2011 yang jebol SNMPTN Undangan ke FKUI. Salah satu adik kelas yang jadi korban gw waktu MOS :P Deket sama Zahra waktu gw nge-ronin di NF. Gak pernah sedekat ini sebelumnya. Sampai akhirnya kita sering belajar bareng dan cerita bareng. Ditambah Zahra yang bilang sering baca blog gw. Jadilah gw cukup dekat dengan Zahra. Satu lagi deng penyebabnya. Entahlah. Kadang gw ngerasa ajaib. Banyak hal yang sebenarnya tak terkatakan yang terkadang bisa mendekatkan satu orang dengan lainnya, salah satunya gw dan Zahra. Iya gak, Zah? ;) *kalau gak ngerti, gak usah dipikirin ya Zah ;P*

Intinya, keseruan dimulai ketika Zahra bilang mimpiin gw, hahaha. Segitu kangennya kah sama gw Zah? :P Bukan deng, bukan ini. Keseruan di mulai ketika Zah bawa modul bahan ujiannya. Seru ketika gw nyebutin apa-apa yang gw pelajari di Psikologi Faal yang juga dipelajari Zah di kedokteran. Zah ngasih liat modulnya ke gw. Seru ketika gw familiar bangetlah sama beberapa sub bab yang ada di dalamnya. Terbuktilah kalau Fakultas Psikologi memang pecahan dari Fakultas Kedokteran. Gw cerita tentang ketertarikan gw dengan mata kuliah kami yang begitu beririsan. Pendapat Zah?
Zahra : Tertarikan khan, Teh? Udah ambil Psikologi Klinis aja.
Duaaar. Saya kembali galau Zahra -__-"

.DH Matching, Bro!.
Ini kocak sebenarnya. Ditho, Gw, Dimash, dan Ujhee (minus Aldy, Wiwid, Muti, Bocin) tanpa janjian sebelumnya melanggar dresscode hari itu. Bukannya pake baju warna biru, kami sama-sama pake baju warna ungu! Hahaha. Ini seru loh. Mengingat kami datang di waktu yang berbeda-beda tanpa kontak-kontakan sebelumnya. Sedihlah tapi gw ketika obrolan merujuk ke Bulan September.

Ujhee.. Thailand.
Dimash.. Compfest.
Ditho.. Bussines Competion.

Trus gw ditinggal?

.(akhirnya) Iyel-Iyel OSIS (lagi).
Menyenangkan adalah melihat mereka lagi. Meluk mereka lagi. Menyapa mereka lagi. Mimpin rapat lagi. Mengerikan adalah mengetahui fakta bawa ada cerita lalu yang ternyata memang diketahui oleh mereka. Yampuun, sudah bertahun tahun berlalu, tetep ya, tembok dan tiang SMANSA mendengar dan berbicara -_-"
Ujhee : Emang udah kodrat kalau sepulangnya kita dari sini, kita gak mikirin SMANSA lagi, karena kita memang punya urusan masing-masing. Tapi gw cuma pengen temen-temen inget, masih ada satu kali lagi tanggung jawab moral kita buat adik-adik kita.
...
Gw : Ini udah lama loh. Nanti gw ketuker lagi, Min sama Yellguys, hahaha.
Mine : Bedalah, Tuth. *melafalkan iyel-iyel OSIS*
...
Ditho : OSIS! 

Injak bumi-kepalan tangan-we-are-OSIS-SMAN 1-Fight-Win.

Well, saya merinding. Saya senang. Kalau kata si teteh mah, hati menghangat :)

.Perkenalan lintas generasi.
Dimash-Najmi. Ujhee-Indi. Aufa-Denis. Opik-Nabiel. Maul-Farhan. Qorib, kapan kita jadi ngobrol bersama? :D Anyway, kayaknya di sini ada yang lagi seneng banget nih akhirnya bisa dipertemukan

Ifan-Regia :)

.Ketemu Murai.
Hahaha, ini gak kalah seru. Ketemu Murai di SMANSA Day itu ngingetin gw untuk menjejak bumi. Ngingetin gw kalau hari Senin UAS -__-"

Sepulangnya dari sini, edanlah, gw capek. Capek loh ngobrol, nyapa, senyum, ke banyak orang sambil berusaha ngalahin suara sound yang menggelegar. Keseruan dan kelelahan  yang nagih banget. Kalau kata Dania :
Ketika semua ini berakhir, gw memutuskan untuk pulang lebih awal dari biasanya. Karena gw tahu, gw bisa nyangkut amat sangat lama di sini dan enggan untuk kembali ke realita.

Balik ke Depok bareng RJ :D Kembali ke realita kali ini, gak pake acara narik nafas panjang dulu kayak sebelumnya kalau bareng dengan orang yang berasal dari rumah yang sama :D 
RJ : Gue nyantai banget, Tuth tadi ke SMANSA Day..
Gw : Selowlah je, gw juga nyantai kok :D Kita khan pulang ke tempat di mana orang-orang nerima kita apa adanya, bukan ada apanya..
Jelang-UAN :

A-KU
CIN-TA
S-M-A
S-A-T-U

Minggu, 20 Mei 2012

Berdamai dengan Waktu

Kalau saya pada akhirnya berhasil tiba di hari ini, tentu saja bukan tanpa perjuangan.
Lama. Lama banget.
Satu setengah tahun.
Sepanjang tahun bukan saya gunakan untuk menunggu.
Tapi memperjuangkan.

Mulai dari bertahan, melawan, melarikan diri, sampai akhirnya membiarkan.
Saking resistennya.
Sama rasa sakitnya. Lelahnya.

Dan memang cuma satu cara sampai pada akhirnya saya berhasil tiba di hari ini.

Berdamai dengan waktu.

Bersyukur sepanjang proses perdamaian itu, saya dikelilingi oleh banyak orang yang begitu menyayangi saya.
Termasuk kamu.
Kamu yang sungguh signifikan membawa saya sampai akhirnya tiba di hari ini.
Pede banget lw Tuth banyak yang sayang sama lw? :P
Hahaha. Saya memang selalu seperti itu bukan? :)

Dan ini untuk kamu.
Kamu yang sedang berjuang berdamai dengan waktu.

Mau saya beritahu sesuatu?
Sama seperti saya waktu itu.
Kamu pun dikelilingi orang yang, sungguh, begitu menyayangi kamu.

Termasuk saya.
Percaya khan? ;)

Welcome Home

Ini gw lagi pengen banget cerita sebenernya. Tapi superego gw bilang,
 "Besok UAS Metpen, Tuth.."
Fine. Jadi, pending dulu yaa.

Intinya,
Nothing's gonna change my love for you :)

Rabu, 16 Mei 2012

Galau Akademis

Sedang merasakan sensasi jadi kupu-kupu :D Kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mumpung belum bulan Juni. Karena kalau Allah ngizinin, gak ada lagi dah urusan kuliah pulang kuliah pulang setelah penghujung bulan ini berakhir.

Salah satu sensasi yang menyenangkan dari menjadi kupu-kupu adalah ketika pulang naik Bikun. Khusunya waktu nunggu di halte Bikun. Lw bisa ketemu siapa aja, ngobrolin apa aja, tanpa direncanakan sebelumnya. Kalau kemarin ketemu Afina, sekarang ketemu Neysa :D

Neysa mau ke arah gymnasium. Ada mata kuliah MPK Olahraga bulutangkis. Mulai deket sama Neysa waktu satu kelompok simulasi rapat tertutup BEM di puncak. Sama-sama di bidang PSDM. Alhamdulilahnya Neysanya jadi PSDM BEM beneran :D Ditambah lagi  kita satu kelompok Inkemas, bikin makalah bareng, ngurus penelitian Garfinkel bareng, dapet tek-tok nya banget lah kerja bareng sama Neysa.

Gw lagi interest banget sama yang namanya disability. Dampak dari belajar faal sebenernya. Gw pun ngajak Neysa ngeladenin antusiasme gw tentang ini. Tentang dyselexia, tentang mental retardasi, tentang autism, dan tentang-tentang lainnya yang kalau dilanjutin bisa bikin gw lupa buat turun di Kutek.

Berdesirlah hati gw setelah pembicaraan ini selesai.

Dan galau akademis itu adalah :
Ketika Psikologi Pendidikan sudah menghujam dalam di hati dan kepala.
Ketika Psikologi Psikologi Industri Organisasi tiba-tiba turun rating di kepala gw.
Ketika Psikologi Perkembangan Anak tiba-tiba punya tempat tersendiri di hati gw.
Dan..
Ketika belajar Faal sebegitu menyenangkannya. Memaksa gw berpikir ulang untuk mencoret Psikologi Klinis dari daftar.

Ada desiran yang menjebol masuk. 
Ada yang memaksa untuk bisa berbuat sesuatu.

Selasa, 15 Mei 2012

Tek - Tok

Gw pengen jadi penulis. Sungguh. Tapi sayangnya gw benar-benar belum memulai untuk serius untuk itu. Masih pake alibi belum ada kesempatan untuk serius. Padahal mah kesempatan dibuat yak? Bukan ditunggu.

Allah gemes kali ya dengan cita-cita gw yang akhirnya menggantung doang tanpa usaha berarti. Akhirnya doa gw pun dikabulkan. Pengabulan doa yang memang sebenar-benarnya doa.. Minggu ini gw benar-benar jadi penulis. Laporan Metpen, laporan IPK, presentasi agama, laporan Garfinkel, dan dua tugas Etika (yang masih menunggu untuk dikerjakan) sukses membuat gw benar-benar menjadi penulis. Penulis karbitan. Sistem kebut semalam.

Kalau ada yang bilang otaknya panas karena kebanyakan mikir, yaa, itu gw sekarang. Hohoho. Edanlah. Burned out banget gw sore ini. Masih ada revisi laporan metpen dan revisi IPK sebenernya. Tapi.. sore ini aja kawan, boleh ya ya ya, gw tidak jadi koordinatornya dulu. Boleh loh gw disuruh apa aja sore ini, tapi jangan jadi koordinator dulu ya. Lagi eungap banget dah gw.

Oke. Di saat gw lagi ngebul-ngebulnya, duduk diam di Akademos ternyata cukup menyenangkan :D

Ketemu Rima.
Berspekulasi tentang mediasi.

Ketemu Devina.
Kangen gw sama Devina. Teman seperjuangan dari Bogor yang dulu sempet deket karena satu kelompok PDKM. Gw dan Devina ngomongin masa depan.

Serius. Tentang apa yang mau kita lakukan setelah ini. Tentang pandangan dan penilaian. Tentang belajar lebih banyak.Yang paling penting : tentang memulai dari nol.
Kita mulai bukan dari kita temen siapa ya Dev, tapi dari apa yang bisa kita lakukan.
Ketemu Afina di Bibir. Bibir adalah Bis Biru. Bis yang kadang-kadang dioperasikan sebagai pengganti Bikun. Bisnya beneran biru loh :D. Ngobrol tentang ospek, regenerasi, dan pembinaan. Tentang kami yang sama-sama setuju tentang pressure yang kami nikmati di dalamnya. Tentang adaptasi dengan perkembangan zaman.
Afina : Teh, ceritan tentang SMANSA dong?
Tentu saja dengan senang hati, Fin. Sayangnya, butuh waktu lebih banyak daripada sekedar perjalanan dari Psiko ke Kutek untuk menceritakannya. Semoga waktu untuk ngobrol banyak segera datang ya, Fin. Pengen banget juga denger tentang SMAN 5 Surabaya :)

Sebenernya obrolannya agak berat. Harusnya bikin kepala makin ngebul. Tapi dapet temen yang bisa ngobrol dengan tek-tok yang menyenangkan itu... terima kasih :)

Senin, 14 Mei 2012

Kedua

Tembok itu membentang di sepanjang bibir pantai. Tak begitu tinggi. Hanya sebatas pinggang. Membuat gw yang hanya memliki tinggi 160-an cm bisa dengan mudah naik ke atasnya. Gw duduk di salah satu sisinya. Menantang apa-apa yang membentang di hadapan. Menantang angin yang tak jera menerjang apa saja yang ada di hadapannya.

Menendang-nendang tembok bagian bawah dengan tumit. Bergantian. Kanan-kiri. Kanan-kiri. Maju-mundur. Maju-mundur. Bak anak kecil yang sedang menunggu teman bermainnya di taman. Tepat di bawah telapak kaki, batu-batu besar tersususun membentuk karang. Pelan dihantam air laut yang malu-malu mencium permukaannya.

Sempurna. Tanpa matahari, perbatasan antara perairan dan daratan ini jauh lebih indah. Langit seolah terbalik. Bintang gemintang tumpah ruah di permukaan air. Berkerlap kerlip. Merah. Jingga. Bukan. Bukan bintang. Ternyata lampu-lampu pelabuhan di kejauhan. Lampu-lampu kapal yang tengah merapat di dermaga.

Iya. Pantai di sebelah utara daerah khusus ibukota ini memang lebih sempurna di kala malam. Warna lautnya seolah senada dengan hitamnya langit. Karena kalau bukan malam, pemandangannya tentu saja kontras bukan buatan. Tidak seperti pantai selatan di daerah Banten sebelumnya.

Malam itu sempurna. Sejauh mata memandang hanya hitam dan kerlap kerlip bintang. Kerlap kerlip lampu pelabuhan. Satu dua pesawat melintas. Tiga empat. Tidak. Sepuluh sebelas. Melintas dari utara ke selatan. Dari barat ke timur. Dari Kalimatan ke Soekarno Hatta. Dari Cengkareng ke Adisucipto.

Mata gw menantang apa-apa yang ada di hadapan. Tersenyum. Menyenangkan. Melihat luas apa yang ada di hadapan. Mendengar suara pasang surut air laut yang menenangkan. Kalau boleh, gw lebih memilih untuk tidak pulang.

Tak ada yang bisa dibahasakan dengan baik di sini. Menatap. Mendengar. Diam. Jauh lebih berharga dari pembahasaan perasaan dalam bentuk apapun saat ini. Keindahan lukisannya jauh lebih dari cukup menjelaskan semuanya. Kesyukuran itu merangsek dalam. Pengertian itu datang seperti hujan. Begitu saja. Mengalir deras.

Ini baru kedua kalinya di umur gw yang sudah berkepala dua. Tapi sepertinya gw jatuh cinta. Jatuh cinta dengan semua pemandangan ini. Tentang apa-apa yang gw lihat di perbatasan antara darat dan laut. Jatuh cinta yang terlambat datang. Bagi anak negeri dengan garis pantai terpanjang keempat di dunia :)

Minggu, 13 Mei 2012

Kereta Terakhir Stasiun Kota

Kalau ada yang menganggap gw bocah, berarti gw memang sebegitu nyamannya dengan orang itu. Sampai ke-bocah-an gw sanggup muncul ke permukaan.

Ya Allah, sayangilah, seperti Engkau selalu menyayangi hamba. Selalu :)

Sabtu, 12 Mei 2012

Selamat hari lahir, Muhammad Edma Khairan :)
Selamat berganti kepala usia, di puncak gunung pertamamu.

Kamis, 10 Mei 2012

Resilience

Lagi capek kali ya?
Kartu prasyarat UAS gw ilang, salah satu nilai mata kuliah UTS gw seolah merepresentasikan gw gak dapet ilmu di mata kuliah itu sama sekali, sampai pada puncaknya?

Belum untuk nomor 35
Tes PPSDMS NF tahap 2 : Failed!
Imbasnya kemana-mana. Hal-hal yang gak relevan tiba-tiba bisa jadi penyebab kekesalan. Tapi ya.. emang dasar punya kebiasaan jatuh berkali-kali, jadi kayak gak bisa berlama-lama terpuruk. Ya udahlah ya.

Tapi ya itu, kata Bang Tere juga, sedih dan senang hanya tentang seni berharap. Jadilah ekspetasi yang berlebihan juga mampu menimbulkan lubang yang dalam.

Tadi juga lagi butuh mengeluarkan banyak hal. Butuh meluk orang barang satu menit buat nangis.

Makasih Nipeh.

Sisanya? Inget punya quality time, barang sebentar, sama Murai, A'Fadlan, Teh Tatan, digangguin sama anak Kastrat yang pada mau sospolnet di Halte Psiko, dan menggila bersama teman kelompok gw untuk menyelesaikan tugas Garfinkel, seolah gw memang tidak diizinkan untuk punya sesi sedih-sedihan.
Mba Vivi : Resilience itu kemampuan untuk kembali normal dari emosi negatif. Mirip sama daya lenting. Kemampuan setelah jatuh, untuk membal naik kembali.
Daya lenting? Hahaha, gw jadi inget Aufa. Ternyata gak cuma ilmu psikologi yang ada di fisika, tapi fisika juga ada di psikologi.

Fa, kepemilikkan daya lenting yang bagus, berarti membenarkan orang tersebut untuk boleh ngerasa jatuh dulu khan?

Boleh loh Tuth, apa-apa yang pernah didapat sebelumnya, pemahaman yang pernah dikonstruksi dengan baik, diulang lagi, dipraktekan lagi.
Allah punya cara, Allah punya rencana.

Rabu, 09 Mei 2012

Bandung (Bagian 2) - #commonbullshit

Waktu ke Bandung beberapa minggu lalu untuk menjalankan tugas negara, gw nginep di kostan salah satu temen SMA gw. Salah satu temen yang pernah jadi partner kerja untuk seneng-seneng dan  susah-susah-an bareng. Tapi, dibandingkan menjadi partner kerja, kenangan menjadi partner belajar bareng dengan dia jauh lebih berkesan buat gw. Berkesan karena dia merupakan partner belajar dengan kompetisi yang sehat dan menyenangkan. Dia yang sekarang belajar di fakultas dan perguruan tinggi yang pernah bikin gw jatuh cinta setengah mati.

Mari sebut teman perempuan gw yang cantik dan manis (#fakta) ini dengan inisial D. Gw dan D memiliki satu kesamaan dalam belajar. Kami sama-sama bukan seorang murid yang bisa dari sananya. Kami bukan murid yang kalau dijelaskan satu kali oleh guru langsung bisa mengerti tanpa harus diulang. Menyadari keterbatasan kami, kami menyiasati cara belajar kami dengan mencoba mencatat dan mengulang apa yang disampaikan dosen dengan cara membacanya kembali catatan itu. Ketika ada situasi dimana prestasi belajar kami melebihi yang lain, itu bukan karena kami bisa dari sananya. Itu karena kami harus mengeluarkan effort yang lebih dibandingkan yang lain. Kami harus mencatat lebih banyak dari yang lain. Kami harus mengulang pelajaran lebih sering dari yang lain.

Malam kedua di Bandung, gw menghabiskan waktu di kamar D. Gw lebih banyak mendengarkannya bercerita sepanjang malam. Bukan, bukan karena gw tidak memiliki cerita yang layak untuk diceritakan. Tapi.. mendengar sebuah cerita nonfiksi dengan melihat langsung sebuah kejadian yang membenarkan ceritanya itu membuat gw memilih menjadi pendengar yang baik malam itu.

Malam itu... dibuka dengan apa kabar masing-masing dari kami. Apa kabar teman-teman kami di SMA. Mentertawakan kenangan masa lalu sampai menghadapi kenyatan saat ini. Sampai di bagian kedua, ceritanya hanya bisa membuat gw menatap lamat-lamat teman gw yang saat ini menjadi kapten bulutangkis di jurusannya.

Ceritanya membuat gw berkesimpulan. Kami berdua masih memiliki persamaan itu. Sama-sama bukan murid yang bisa dari sananya. Kalau saat ini, berarti bukan mahasiswa yang bisa dari sananya. Sama-sama mendapat angka 3 bukan sesuatu yang mudah untuk kami peroleh. Butuh usaha yang luar biasa untuk memperjuangkannya. Dan kali ini, perjuangan D untuk memperoleh angka itu memenuhi langit-langit kamarnya malam itu.
Buat D, mau sengantuk apapun karena nugas semaleman di kelas, D harus nyatet, Tuth. D harus bisa dapet sesuatu di kelas.
D masih belum berubah. Sifat rajin luar biasanya masih terbawa sampai saat ini ketika ia sudah berstatus menjadi mahasiswa. Bentuk rajinnya ia representasikan melalui catatan-catatannya yang begitu rapi di setiap kelas. Tak ada hari tanpa mencatat baginya. Seperti yang tadi gw bilang, D sadar atas keterbatasannya. Ia mengompensasinya dengan mencatat lebih banyak dari orang lain.

Akan tetapi, saat ini ada yang berbeda. Saat ini D berada di lingkungan belajar yang amat sangat kompetitif. Orang-orang disekelilingnya adalah orang-orang cerdas dari seluruh pelosok Indonesia. Beberapa diantaranya adalah orang-orang yang bisa dikatakan cerdas dari sananya. Terbukti dengan banyaknya temannya yang jarang masuk kelas, tapi saat ujian dengan mudahnya mendapat nilai A. Terbukti dengan saat di kelas teman-temannya dengan santainya mengobrol, tidak memerhatikan dosen, berkutat dengan gadget masing-masing, bahkan memiliki nilai ujian yang lebih baik dari D. Awalnya, bagi D itu bukan sebuah masalah. Toh kondisi seperti itu langsung maupun tidak langsung akan memaksanya untuk terus melakukan yang terbaik agar tidak tergerus arus kompetisi.

Hal itu mulai menjadi masalah ketika beberapa orang-orang disekelilingnya mulai menunjukkan asas kepentingannya. Tadi gw bilang khan ya kalau D itu rajin mencatat? Kebiasaan D yang rajin mencatat itu mulai dimanfaatkan oleh teman-temannya. H-sekian hari ujian, D biasa menjadi sosok yang amat dicari oleh teman-temannya. Lebih tepatnya, catatan D amat dicari oleh teman-temannya. Catatan D dicari untuk difotokopi sebagai bahan ujian. Bukan hanya sau dua matkul, nyaris sebagian besar matkul difotokopi oleh teman-temannya.

Awalnya, ini juga tidak menjadi masalah untuk D. Selain manis dan cantik, D pun sosok yang baik hati (#fakta). Tentu saja ia mengerti tentang arti memberi. Tapi ini mulai menjadi masalah ketika tidak ada sopan santun masalah pinjam dan meminjam catatan ini.
D cuma pengen mereka ngerti, Tuth. D tuh nyatet semua catetan ini juga gak gampang. D harus ngerangkum apa yang disampein dosen dengan bahasa D sendiri. D juga mati-matian ngelawan ngantuk biar bisa nyatet.
Fotokopian D dengan cepat menyebar dari satu tangan ke tangan lain.  Bahkan dari satu jurusan ke jurusan lain. Tidak jarang catatan asli D kembali dalam keadaan rusak. Catatan itu pun sering dipaksa dipinjam dalam situasi di mana D tengah membutuhkannya. Diantara banyak cerita D tentang urusan pinjam meminjam catatan ini, ada dua hal yang menurut gw agak keterlaluan. Pertama, ada kasus dimana D malah disuruh mengambil catatan aslinya di tempat fotokopian yang jauh dari ruang kuliahnya karena dipinjam oleh teman yang berbeda jurusan. Kedua, D menemukan fotokopian catatannya, tanpa tahu siapa yang memfotokopinya, tergeletak begitu saja dan terinjak-injak pasca ujian.
Yang bikin D sedih itu, beberapa yang motokopi catetan D itu orang-orang yang di kelas itu ngobrol, main HP, atau tidur, Tuth. Bahkan yang jarang masuk kelas dan cuma titip absen dengan alasan bergadang ngerjain tugas semalaman. Padahal D juga bergadang Tuth. Tapi D selalu ngusahain dateng kelas dan tepat waktu.
Sampai disini gw tergelak. Gw memotong cerita.
D, disini masih banyak yang titip absen?
Jawabannya pun : Ya. Di bagian ini entah mengapa gw langsung bersyukur atas PSAF dan Psikologi. Dua hal itu sukses membuat gw memandang titip absen sebagai hal yang menjijikan untuk dilakukan.

Bagian bergadang dan tepat waktu sukses membuat gw menelan ludah. Pertama, jatah absen gw semester ini banyak gw manfaatkan dengan alasan sakit dan gak enak badan. Malu gw denger D ngomong kayak gitu. Kedua, gw memang melihat sendiri bukti dari apa yang D ceritakan. Sepanjang D cerita, D duduk dalam posisi memangku laptop sambil mengerjakan laporan. Sekitar pukul 2 dini hari gw jatuh tertidur. D pun masih dalam keadaan mengerjakan tugas. Saat gw terbangun pukul 5, D pun masih dalam posisi yang sama.
Gw : D, lw gak tidur?
D : Aku udah tidur kok Tuth, tapi udah bangun lagi :)
Setelah itu pun D tidak beranjak tidur lagi. D menemani gw sarapan dan mengantar kepulangan gw ke Depok sebelum beraktivitas lagi.

Malam itu masih berlanjut. Bukti-bukti cerita D pun menjadi sebuah rangkaian. Seorang teman D malam itu datang ke kostan D. Tujuan utamanya meminjam catatan D untuk difotokopi dan dikembalikan malam itu juga.
Punya temen yang mau diajak seneng bareng gampang, Tuth. Tapi yang mau diajak susah bareng gak banyak.
Cerita beralih ke kegiatan kemahasiswaan. Masih seperti dulu, D masih aktif dalam kegiatan berorganisasi. Cerita D yang satu ini cukup menggelitik gw. D bercerita tentang keanggotaannya di sebuah organisasi. Organisasi yang memiliki banyak kegiatan dan agenda pertemuan. Lucu ketika D begitu sering diteror untuk datang rapat keanggotaan. Begitu disindir-sindir ketika tidak datang. Tahu apa yang D lakukan?
D suka aneh, Tuth. Ketuanya selalu bilang 'mana pada gak dateng rapat?', 'pada peduli dong sama angkatannya!' 'pada peduli  sama organisasinya!'. Dia gak nyadar apa kalau orang-orang pada gak dateng rapat tuh karena ngerjain tugas kelompok yang terhambat gara-gara dia. Gara-gara dia ngurusin organisasi terus.
Hahaha. Pengen nangis lah gw denger urusan yang satu ini. Entah karena begitu setuju dengan ucapannya, entah karena gw takut jadi bagian orang-orang yang berkoar-koar seperti itu.

Ketakutan terbesar gw saat ini, dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kehidupan perkuliahan, adalah menzalimi orang lain. Takutnya takut bangetlah. Karena gw pernah melihat (dan mengalami) sendiri kalau doanya orang-orang yang terzalimi itu menggetarkan Arsy. Menembus seluruh tingkatan langit dengan begitu dahsyat dan sampai ke Maha Yang Mengabulkan Doa. Allah Maha Menepati Janji, kawan. Sungguh, mengerikan bagi para penzalim :(

Kasus D pun menyenggol sisi lain dari pemikiran gw. Yap. Banyak yang membedakan dunia akademis dengan dunia kemahasiswaan. Berbeda memang. Tapi hakikatnya itu dua hal yang sama. Sama-sama akan dimintai pertanggungjawaban-Nya nanti. Aneh. Ketika di satu sisi ada orang yang bisa begitu peduli dengan orang-orang di organisasinya, tapi tidak begitu peduli tentang perasaan teman-teman kelompok tugasnya.

Pada akhirnya pun gw geram pada diri gw sendiri. Gw gak mau. Gw gak mau jadi orang yang membedakan dua hal itu. Gw gak mau berkibar di akademis dan menzalimi orang lain lewat amanah yang gak beres gw pegang di kegiatan kemahasiswaan. Gw pun gak mau berkibar di kegiatan kemahasiswaan, ikut ini itu kepanitiaan dan organisasi, tapi menzalimi teman kelompok gw karena mengumpulkan tugas kelompok bagian gw tidak tepat waktu. Asli deh, gw takut-se-takut-takutnya.

Bukan, ini bukan masalah nilai. Mungkin iya kalau dulu urusannya adalah study oriented vs anak organisasi. Tapi sekarang masalahnya, ada atau tidak orang yang terzalimi di pembelajaran perkuliahan dan di amanah kemahasiswaan.

Sepulang gw dari Bandung, gw memeluk D erat. Entah pelukan gw memiliki arti apa bagi D. Tapi buat gw, ada ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk teman yang satu ini :')

Kalau di Bandung ada yang berjuang sampai batas kemampuannya dengan terus menggenggam erat nilai-nilai kebaikan yang ia milikki, kenapa tidak juga dengan di Depok?

Terima kasih untuk menguatkan gw untuk berani memilih D. Berani memilih mana hal-hal yang bisa gw perjuangkan  sampai menang, tanpa harus menzalimi banyak orang sepanjang perjalanannya.

 ***
A : Kalian peduli dong sama angkatannya sendiri! Kalian peduli dong sama temen-temen organisasinya! Kalian peduli dong sama rakyat Indonesia!
B : Emang lw peduli sama perasaan temen-temen kelompok lw di kelas?

#commonbullshit

Selasa, 08 Mei 2012

Blaaar!

Hari ini lagi unmood banget sebenernya. Masih ada sisa-sisa kesel kemarin. Bawaannya lagi pengen marah-marah. Pengen menghantam siapa saja yang ada di depan muka. 

*Je, gw gak tau lw baca atau enggak. Tapi, seriously, kemaren gw bener-bener kesel sama lw. Bukan that point yang membuat kesel. Tapi poin paniknya. Lw belum pernah liat betapa uring-uringannya gw kalau udah panik khan?

Tapi yaaa.. hobi senyum gw mungkin membuat gw gak bakat untuk dengan impulsifnya menjual muka tidak menyenangkan ke setiap orang yang gw temui. Hahaha.

Lagipula, selain gak bakat, adaaa aja yang hari ini bikin gw mau gak mau harus senyum. Dan tertawa :)

Puncaknya?
Alamaak. Di saat gw mau balik kanan bubar jalan, gw diberi pemahaman bahwa tetap maju jalan di jalur yang berbeda, mungkin bisa menjadi alternatif yang lebih baik. Seperti cerita-cerita sebelumnya.

Blaaaaaar!
Unmood gw berbalik menjadi mood yang menyenangkan :D
 

So?
It show time!
Kembalinya independensi.

*kembalibacaslidefaal*

Sabtu, 05 Mei 2012

Depok (Bagian 1)

Aduuuh, kalian minta banget sih. Hahaha :P Asli parah gw gemes banget mendengar dan melihatnya >.<

Hati-hati ya adik-adikku tersayang :)
Seperti yang salah satu dari kalian bilang :
Jangan pernah menutup kemungkinan.

Bandung (Bagian 1)

Sebuah percakapan singkat antara salah seorang kakak senior gw dengan cowoknya ketika sedang dilanda konflik.
Kakak gw : Yaudah, sekarang mau gimana lagi? Keadaannya udah susah. Kamu juga bisa nemuin yang lebih baik dari aku di luar sana.
Cowok kakak gw : Kamu tahu gak kalau Tuhan menciptakan segala sesuatu serba cukup. Gak lebih. Gak kurang. Mungkin iya, aku bakal nemu orang yang jauh lebih baik dari kamu. Kamu juga bakal nemuin orang yang jauh lebih baik dari aku. Tapi aku gak butuh yang lebih. Aku cuma butuh yang cukup. Dan buat aku, kamu udah cukup bagi aku.
Gw dan sahabat gw : (garuk-garuk meja McD Simpang Dago)
Mungkin itu mengapa kita disuruh berhenti makan sebelum kenyang. Itu mengapa diam lebih baik daripada pembicaraan yang tak bermanfaat. Itu mengapa disunahkan berbuka puasa dengan air dan 3 buah kurma saja. Itu mengapa ada istilah qana'ah.

Cukup itu lebih utama.
Gak lebih. Gak kurang.

Kejutan

Kejutan itu...
Mendengar gaung nama Ketua BEM Fakultas Psikologi UI tahun 2011, bahkan sampai ke NF Paledang, Bogor. Ckckck.
Guru NF : Kamu angkatan berapa?
Gw : 2011, Mba.
Guru NF : Fakultas apa?
Gw : Psikologi.
Guru NF : Berarti kamu kenal Muharram Atha Rasyadi?
Gw : Oalaaah, Psikologi siapa juga yang gak kenal Kak Atha, Mba, hehe. Bentar-bentar, Mba kenal?
Guru NF : Kemaren dia katanya nyanyi ya?
Gw : Bukan nyanyi Mba, tapi jadi boyband, hehehe. Satu Psiko teriak-teriak Mba ngeliatnya.
Bahkan cerita tentang Last Performence 2008 nyampe aja loh ke Bogor. Gak ngerti lagi deh gw, hahaha -__-"

Kejutan itu...
Ngeliat Ketua OSIS SMAN 1 Bogor tahun 2010/2011 yang pernah dibilang guru punya aura Rasul jadi vocalist accoustic di atas panggung. Hahaha, you're cool Ghiland! :D

Kejutan itu..
Ngeliat adanya tiang-tiang penyangga di lantai 2 SMANSA, tepat diatas sekret yang sudah rata dengan tanah. Calon sekret baru. Menghembuskan nafas harapan baru tentang kembalinya rumah-rumah kecil untuk orang-orang besar selanjutnya :)

Kejutan itu..
Ngecek notes di hp dan baru ngeh ada yang meninggalkan pesan tanpa gw ketahui sebelumnya.

Kejutan itu..
Mendengar cerita tentang atas dan bawah. Sedih ketika tahu tentang  intrik dan keinginan berkuasa sudah masuk ke ranah pendidikan. Tentang orang-orang baik yang terancam terlempar karena desakan sistem yang penuh ambisi. Cita-cita yang dulu sempat jadi bercandaan belaka tiba-tiba terlintas di pikiran. Pengen balik ke SMANSA. Sebagai guru. Atau sebagai pembina OSIS. Atau sebagai pemegang kebijakan tertinggi.

Kejutan paling dahsyat..
Mendengar fakta dibalik peristiwa 4 tahun yang lalu. Peristiwa yang mengukir banyak cerita dan mengubah nasib banyak orang. Jelas-jelas sebuah kelepasan yang tidak disengaja. Nyesek gw dengernya. Sesak dengan kesyukuran yang luar biasa. Terima kasih, Pak, Bu, yang menjadi perantara terjadinya peristiwa itu. Peristiwa yang tidak seharusnya. Karena terkadang, kalau kejadiannya harus terjadi sesuai dengan semestinya, mungkin gak pernah ada indah akhir cerita seperti saat ini :') Allahuakbar...

Rabu, 02 Mei 2012

H -1



Siap gak, Tuth?
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Melapangkan :)

***
H-1
Hujan.

Auditorium Lantai 6.
Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia.

*Now playing : Harmoni - Padi
Aku mengenal dikau.. Tlah cukup lama separuh usiaku..