Dapet rekomendasi dari Acy untuk baca Rectoverso-nya Dee. Kumpulan ceritanya Dee yang setiap cerita dalam buku ini dijadikan lagu. Salah satu yang direkomedasikan Acy adalah salah satu penggalan cerita yang berjudul Curhat untuk Sahabat.
'...tak ada yang muluk dari obat flu dan air putih. Tapi kamu
mempertanyakannya seperti putri minta dibuatkan seribu candi dalam
semalam.'
Cerita itu pun dibuat lagu dengan judul yang sama dengan ceritanya.
sahabatku, usai tawa ini
izinkan aku bercerita:
telah jauh, ku mendaki
sesak udara di atas puncak khayalan
jangan sampai kau di sana
telah jauh, ku terjatuh
pedihnya luka di dasar jurang kecewa
dan kini sampailah, aku di sini...
yang cuma ingin diam, duduk di tempatku
menanti seorang yang biasa saja
segelas air di tangannya, kala ku terbaring... sakit
yang sudi dekat, mendekap tanganku
mencari teduhnya dalam mataku
dan berbisik : 'pandang aku, kau tak sendiri,
oh dewiku...'
dan demi tuhan, hanya itulah yang
itu saja ku inginkan
sahabatku, bukan maksud hati membebani,
tetapi...
telah lama, ku menanti
satu malam sunyi untuk ku akhiri
dan usai tangis ini, aku kan berjanji...
untuk diam, duduk di tempatku
menanti seorang yang biasa saja
segelas air di tangannya, kala ku terbaring... sakit
menentang malam, tanpa bimbang lagi
demi satu dewi yang lelah bermimpi
dan berbisik : 'selamat tidur, tak perlu bermimpi bersamaku...'
wahai tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi
Waktu dikirm lagunya sama Acy, nyengir gw dengernya. Nyengir karena, apa-apa-yang-ada-di-lirik-lagunya benar-benar baru gw alami. Benar-benar baru saja terjadi sama gw. Nyengirlah gw berasa Dee bikin lagunya didedikasikan untuk gw yang baru ngalamin, hahaha, ngarep. Padahal lagunya udah lama. Gw aja yang baru tau -__-"
Cerita ini untuk kamu. Sahabat yang signifikan menemani gw untuk sampai ada di sini. Semoga kamu mau mengerti mengapa gw begitu khawatir. Karena gw pernah terlalu jauh mendaki. Karena gw pernah terlalu jauh terjatuh. Dan gw gak mau sekarang kamu yang ada di sana.
Lihat ke sini. Kamu gak pernah sendiri.
Iya, kamu. Kamu yang, terima kasih, selalu membuka cerita hari ini setiap hari :)
Cerita ini untuk kamu. Sahabat yang signifikan menemani gw untuk sampai ada di sini. Semoga kamu mau mengerti mengapa gw begitu khawatir. Karena gw pernah terlalu jauh mendaki. Karena gw pernah terlalu jauh terjatuh. Dan gw gak mau sekarang kamu yang ada di sana.
Lihat ke sini. Kamu gak pernah sendiri.
Iya, kamu. Kamu yang, terima kasih, selalu membuka cerita hari ini setiap hari :)
0 komentar:
Posting Komentar