Kamis, 10 Mei 2012

Resilience

Lagi capek kali ya?
Kartu prasyarat UAS gw ilang, salah satu nilai mata kuliah UTS gw seolah merepresentasikan gw gak dapet ilmu di mata kuliah itu sama sekali, sampai pada puncaknya?

Belum untuk nomor 35
Tes PPSDMS NF tahap 2 : Failed!
Imbasnya kemana-mana. Hal-hal yang gak relevan tiba-tiba bisa jadi penyebab kekesalan. Tapi ya.. emang dasar punya kebiasaan jatuh berkali-kali, jadi kayak gak bisa berlama-lama terpuruk. Ya udahlah ya.

Tapi ya itu, kata Bang Tere juga, sedih dan senang hanya tentang seni berharap. Jadilah ekspetasi yang berlebihan juga mampu menimbulkan lubang yang dalam.

Tadi juga lagi butuh mengeluarkan banyak hal. Butuh meluk orang barang satu menit buat nangis.

Makasih Nipeh.

Sisanya? Inget punya quality time, barang sebentar, sama Murai, A'Fadlan, Teh Tatan, digangguin sama anak Kastrat yang pada mau sospolnet di Halte Psiko, dan menggila bersama teman kelompok gw untuk menyelesaikan tugas Garfinkel, seolah gw memang tidak diizinkan untuk punya sesi sedih-sedihan.
Mba Vivi : Resilience itu kemampuan untuk kembali normal dari emosi negatif. Mirip sama daya lenting. Kemampuan setelah jatuh, untuk membal naik kembali.
Daya lenting? Hahaha, gw jadi inget Aufa. Ternyata gak cuma ilmu psikologi yang ada di fisika, tapi fisika juga ada di psikologi.

Fa, kepemilikkan daya lenting yang bagus, berarti membenarkan orang tersebut untuk boleh ngerasa jatuh dulu khan?

Boleh loh Tuth, apa-apa yang pernah didapat sebelumnya, pemahaman yang pernah dikonstruksi dengan baik, diulang lagi, dipraktekan lagi.
Allah punya cara, Allah punya rencana.

0 komentar: