Rabu, 30 Juni 2010

Perahu kertas

29 Juni 2010

Judul buku : Perahu kertas
Pengarang : Dewi Dee Lestari
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun terbit : 2009
Halaman : 444
Harga : Rp 69.000,00









Dibandingkan menikmati alur ceritanya, baca novel ini gw lebih ngerasa dejavu.

Entah gw yang sedang kelewat sensitif atau emang gw nya yang hobi banget nyambung-nyambungin satu peristiwa ke peristiwa lain (hehehe :P), buku ini seolah mengingatkan gw dengan hal-hal konyol yang pernah gw lakukan beberapa waktu lalu. Intinya, gw merasa tersindir.

Mulai dari sifat nekat melakukan apa saja demi orang yang disayangi, pernah nyaris mengungkapkan perasaan terlebih dahulu ke cowok (jaman jahiliah lw abis ya Tuth? Hahaha :P), dan sempet kena penyakit pesimis kronis sampai akhirnya ada orang yang berbaik hati ngebentak lw untuk ngebangunin lw, seolah kayak dirangkum semua di novel ini.

Tapi diantara sekian banyak dejavu yang gw rasakan dalam novel ini, ada satu kalimat yang bener-bener nyentil gw banget, yang cukup membuat gw trauma untuk melakukan hal konyol itu lagi.
"Jadi.. kamu ingin menjadi sesuatu yang bukan diri kamu dulu, untuk akhirnya menjadi diri kamu yang asli, begitu?"
Ya. Dulu gw pernah mencoba melakukan sesuatu yang berbeda. Gw ingin berubah. Berubah jadi seseorang (baca:wanita) yang lebih baik. Tapi sayangnya, saat proses perubahan itu terjadi, gw masih belum paham batasan antara berubah demi diri sendiri dan karena Allah, dengan batasan berubah karena orang lain dan demi orang lain. Buat gw saat itu, batasan itu gak jelas. Kabur. Abstrak. Sampai akhirnya gw malah keluar dari diri gw sendiri dan gak nyaman dengan perubahan itu (walaupun yang namanya perubahan pasti diawali dengan ketidaknyamanan)

Sampai pada akhirnya, ada orang baik (lagi) yang mengingatkan gw akan satu hal yang kata-katanya selalu gw pegang sampai saat ini.
Orang baik : Lw gak akan pernah bisa jadi Aisyah, Tuth. Karena Tuti adalah Tuti :)
*Ya Allah, terima kasih karena Engkau membiarkan hamba dikelilingi oleh orang-orang baik :)

Alhamdulilah. Sejak saat itu, gw mulai mengerti satu hal. Dengan segala keabnormalan yang gw punya, dengan segala mimipi yang gw pegang, dengan segala tuntutan, amanah, dan tanggung jawab yang diberikan, dan dengan segala tekanan yang gak ada ujungnya, sampai saat ini gw masih dikasih kesempatan untuk bisa membuktikan bahwa gw masih bisa berusaha jadi seseorang yang lebih baik lagi, dengan cara gw sendiri. Karena Tuti adalah Tuti. Boleh khan? :D

Selasa, 29 Juni 2010

Menunggu?

29 Juni 2010

Salah satu kegiatan yang cukup membuat gw jengah adalah menunggu.

Boleh jujur?
Dan gw sangat mengahargai orang yang bersedia MENUNGGU sampai batas waktu yang bahkan dia sendiri gak tau kapan.
Gw angkat topi untuk itu.

Terima kasih :)

Senin, 28 Juni 2010

Pukat

27 Juni 2010

Judul Buku : Pukat
Pegarang : Tere Liye
Penerbit : Penerbit Republika
Tahun Terbit : 2010
Halaman : vi+351
Harga : Rp 50.000,00








"Apa yang sering dikatakan Bapak?" Aku menyeka ujung mata yang basah, pedih karena asap, juga pedih karena rasa takut. "Kita anak laki-laki. Di atas dunia ini kita hanya takut atas dua hal. Takut pada Allah dan merendahkan harga diri dengan berbuat tidak jujur. Kau dengar, Burlian.. kita tidak akan takut dengan yang lainnya. Kita tidak akan takut dengan api ini!"
Sudah lama gw gak senyum-senyum sendiri.
Cukup lama.
Dan dua hari ini, gw dibuat merasakan kembali gilanya senyum-seyum sendiri oleh bocah kelas 5 SD.

Kau tau, Pukat?
Senangnya gw ketika tahu ternyata kita memiliki kegemaran yang sama.
Melihat formasi bintang di langit pada malam hari.
Indah ya?

Menyenangkan kenal dengan dirimu. Kau tidak hanya selalu merasa bisa, bisa, dan bisa. Lebih penting dari itu, kau juga selalu bisa merasa.

Dan yang pasti, kau memang selalu tahu jawaban semua pertanyaan, Pukat.
Kalian pikir Raju meninggal? Terlalu. Tidak semua harus kuceritakan, bukan? Berpikirlah sedikit, rangkaikan semua kejadian-kejadian yang ada, lantas dengan cerdas mengambil kesimpulan. Jangan macam Burlian yang hanya sibuk bertanya, bertanya, dan bertanya.
Untuk pertama kalinya, gw membanting novel setelah selesai membaca halaman terakhirnya.
Gemas.
Pukaaaaaaaat! Beri tahu gw mengapa Raju bisa bertahan hiduuuup?!

Minggu, 27 Juni 2010

Integrated Training 2010

26 Juni 2010

*Sampai akhir zaman pun, segala puji hanya milik-Mu Tuhan Semesta Alam. Dan jikalau hamba saat ini mengucapkan syukur sebanyak buih di lautan pun, gak akan pernah bisa membayar nikmat-Mu yang telah mempertemukan hamba dengan dua hari yang berhasil mengingatkan kembali arti penting dari kata semangat dan tawazun.

Integrated Training 2010.
25-26 Juni 2010.
@Saung Wira, Ciawi.
By : Forkom Alims

Bukan sebuah kegiatan yang mampu gw deskripsikan.
Bukan sebuah kegiatan yang mampu gw paparkan.
Kenapa?
Karena gw gak mampu menyusun kata-kata untuk menceritakan kegiatan yang satu ini.

Intinya.
Buat gw.

Bacaan Al-Quran lw emang masih gak beres, Tut.
Hafalan Al-Quran lw emang masih berantakan, Tut.
Ilmu agama lw emang jauh dari yang namanya banyak, Tut.
Penampilan lw emang akhwat nanggung banget, Tut.
Cara bicara lw emang jauh banget dari kata lembut, Tut.
Dan sikap lw emang masih belangsakan banget, Tut.

Tapi sekarang, bukan itu masalahnya, Tut.
Bukan itu.

Sekarang masalahnya..
Seberapa besar USAHA lw untuk memperbaiki apa-apa yang perlu diperbaiki dari diri lw.
Seberapa besar KEINGINAN lw untuk mencari apa-apa yang belum lw ketahui dan yang belum lw miliki.
Dan seberapa bisa lw BERSYUKUR ketika Allah telah memberikan orang-orang di sekeliling lw yang sangat menyayangi lw dan yang bisa lw sayangi.
Karena lw masih ingin merasakan nikmatnya MEMBERI, khan?

Jadi, lw masih berani SOMBONG, Tut?

Integrated Training 2010.
Yes. IT WORKS!

Jumat, 25 Juni 2010

I WILL FIGHT AND WIN!!

20 Juni 2010

Satu setengah bulan (tanpa internet) yang PENUH KESYUKURAN!
Subhanallah, Alhamdulilah, Luar Biasa, Allahuakbar! :')

Ada yang tau, nikmat yang paling tidak bisa gw deskripsikan selama satu bulan kemarin? Setelah berkali-kali mental ambruk dan bangun lagi, setelah banyak air mata tumpah, setelah banyak rasa syukur yang dilontarkan karena banyaknya kejaiban, setelah mata berkunang-kunang mengerjakan lembaran soal, dan setelah dikuatkan oleh banyak orang dan banyak hal, Allah sangat berbaik hati karena masih menyampaikan umur gw di SNMPTN dan USM STAN! :')

*Terima kasih, Ya Rabb. Terima kasih. Atas skenario kehidupan hamba bulan ini yang teramat istimewa :')

Dan terima kasih.
Untuk beliau yang sampai saat ini gw gak tau siapa.
Gw gak tau yang mana orangnya.
Gw gak pernah dengar kabar beritanya.
Gw yang belum pernah mencari tahu tentang dirinya.
Tapi yang karyanya telah berhasil menjadi bahan bakar yang gak pernah habis untuk gw selama satu setengah bulan kemarin.
Ya. 
Iyel-iyel itu.
Dan kalimat itu.

WE'LL FIGHT WE'LL WIN!


*Ya Rabb, siapapun beliau, kuatkanlah ia seperti karyanya yang tak pernah berhenti menguatkan hamba..

Saatnya melanjutkan hidup!
Karena hidup harus disyukuri.
Dan hidup harus dihidupi.
Iya khan?

Segala puji bagi-Mu Tuhan Semesta Alam...

-the end of pending post-

Kamis, 24 Juni 2010

Nice to know you all

15 Juni 2010

Hari terakhir?

Alhamdulilah. Satu setengah bulan yang menegangkan dan menyenangkan bersama mereka di tempat ini. Salah satu tempat yang berhasil mendongkrak mental gw ke titik tertinggi.

Dan hari ini, hari terakhir?

Sepertinya gw akan merindukan suasana dan seluk beluk kelas ini. Gw bakal kangen dengan Pak Burhan yang gak pernah berhenti membuat kelas tertawa, pelajaran Pak Herman yang selalu menjadikan gw assistennya, Bu Peni yang yang mengajar Bahasa Inggris LUAR BIASA jelas, Aphe dan Dika yang selalu rebutan internet, Fajar yang selalu ngomong dengan logat Bandung nya yang enak banget, Ajat yang selalu jadi bulan-bulanan kelas, dan mungkin gw akan merindukan panggilan itu.
Gw : Udah geura manggilnya Tuti aja, gak usah Nisa. Mamantes gw teh dipanggil Nisa. Terlalu anggun buat gw, hahaha :P
Aphe : Biarin aja kali, Nis. Kita khan beda :D
Banyak belajar lagi dari kelas ini.
Terima kasih.

Untuk Bodat, yang selalu bisa jadi saudara se-SMANSA gw di kelas ini. Yaah, walaupun awalnya gak deket, kalau judulnya sesama anak SMANSA mah selalu bisa jadi teman seperjuangan :)

Untuk Aphe, yang jadi temen curhat paling enak walaupun sering berantem gara-gara ngebandingin lapangan BBS dan lapangan SMANSA :P

Untuk Dika, satu-satunya yang manggil gw dengan sebutan Tuti, karena emang mengakui kalau gw gak pantes dipanggil Nisa, yang selalu jadi teman  sejati untuk berantem dan kejar-kejaran nilai.

Untuk Fajar, Ajat, dan Hafidzh, yang menyadarkan gw betapa cemennya mental gw, padahal ada orang kayak kalian yang bahkan rela menunggu lebih dari 1 tahun demi bisa menjadi bagian dari STAN.

Dan terima kasih, terima kasih untul Walls Vinneta nya :)

Terima kasih kelas Intensif USM STAN Purnawarman 2010.
Nice to know you all, guys!

Selamat ulang tahun, Ayah...

15 Juni 2010

Hari ini ayah gw genap berusia 56 tahun.
Tapi gw lagi gak ada dana untuk memberikan hadiah.
Ide gw pun lagi kering kerontang untuk memberikan sesuatu yang spesial  karena dilalap habis oleh soal-soal.

Hanya bisa berjuang dan berdoa untuk bisa memberikan kado terbaik dan terindah itu.
Ya. 
Kado terbaik.
Kado yang hanya bisa diperjuangkan oleh gw.
Bolehkah, Ya Rabb?

Sebuah kado terbaik
Untuk seorang ayah yang lebih mencintai anak perempuannya ketimbang dirinya sendiri..

 Ayah dan Gw
Selamat ulang tahun, Ayah :)

Anak perempuanmu memang tidak pernah mengutarakan rasa sayangnya langsung kepadamu
Tapi kau tahu?
Rasa sayangnya kepadamu jauh melebihi jumlah kata "sayang" yang pernah ia tulis di Cerita Hari Ini :)

Cerita lalu...

14 Juni 2010

Satu tahun lima bulan.
Bukan waktu yang sebentar untuk mengenal kepribadian dan karakter seseorang.
Dan bukan waktu yang sebentar buat gw untuk mengenalmu.
Iya. Kamu.

Kamu yang sekarang punya jalan hidup yang berbeda dengan gw.
Sangat berbeda.

Kau ingat?
Dulu kita pernah menjadi sesuatu yang identik.
Yang selalu disandingkan dan dibandingkan.
Ingat kepengurusan itu?
Ingat lomba-lomba itu?
Ingat tanya jawab itu?
Ingat seragam coklat itu?

Gw gak pernah lelah membantaimu untuk urusan hitung menghitung.
Tapi gw gak pernah bisa mengalahkanmu untuk urusan bahasa asing itu.

Enam tahun berlalu.
Enam tahun tanpa percakapan dan pertemuan.
Sayangnya, saat itu gw belum benar-benar  mengerti pengertian ukhuwah.
Dan membiarkan begitu saja jalan kita masing-masing semakin jauh.

Tidaknya satu hal yang waktu itu gw mengerti.
Mengerti bahwa kau adalah orang yang baik.
Ya. Kau orang baik.
Sampai saat ini.

Sampai akhirnya kabar itu datang kepada gw.
Enggak.
Gw sama sekali gak percaya.
Walaupun ternyata itu memang benar adanya.
Tindak kriminal?
Hey, bahkan kosakata itu gak pernah masuk dalam kamus gw tentang kamu.
Tapi nyatanya?

Sekarang?
Ya, kau menghilang.
Menghilang karena tak ada lagi yang mempercayaimu.

Boleh jujur?
Sungguh. Entah berapa banyak orang yang membencimu saat ini.
Tapi jika kau mau, gw akan mendengarkan ceritamu. Pasti.
Karena buat gw, kau tetap orang yang baik.

Orang yang baik?
Hey! Atas segala kelakuanmu itu, gw masih percaya bahwa kau orang baik?
Iya gw masih percaya. Gw masih percaya.
Kecuali.
Kecuali gw melakukan kesalahan yang sama untuk ketiga kalinya.
Kecuali gw memang terlalu berlebihan menilaimu sebagai orang yang baik.

Ya, sepertinya gw memang memahami satu hal lagi.
Bukan gw yang memiliki penilaian berlebihan terhadap orang lain.
Mungkin memang gw yang belum dewasa.
Gw selalu percaya kalau waktu yang merajai segalanya.
Waktu yang membuat lembutnya tetesan air berhasil melubangi batu yang keras.
Waktu yang membuat kasih sayang menjadi sebuah pengorbanan
Tapi ternyata, gw belum memahami satu hal lainnya.
Waktu pun mampu merubah kertas putih menjadi bernoda, kusam, dan akhirnya berubah menjadi hitam.

Dimanapun kamu berada.
Walaupun kamu gak akan pernah membaca tulisan ini.
Semoga Allah selalu menjaga-Mu dengan rencana-Nya yang istimewa.

Iya. Kamu.
Kamu yang pernah menjadi pena dalam cerita lalu gw..

Burung kertas itu...

10 Juni 2010

15 Mei 2010
Kinanti Room, Hotel Salak. Farewell Night. Renungan.
Dan nanti, setelah kalian membuka mata kalian...
Berikan burung kertas yang ada di tangan kalian kepada orang yang kalian anggap paling mewarnai hari-hari kalian selama pelayaran ini.
Ucapkan terima kasih dan katakan padanya bahwa ia telah mewarnai hari-harimu
warna yang gak akan pernah bisa dihapus oleh penghapus kehidupan manapun.
Ucapkan terima kasih.
Sebelum ia benar-benar pergi..
Pergi untuk mememberikan warna di cerita yang lain..
Hari ini gw ke sekolah. Ngurusin legalisasi SKHUN untuk SNMPTN. Ngeliat Ebonk lagi pamit sama guru BK mau ke Jember. Daftar ulang sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran UNiversitas Jember. Subhanallah :)
Jadi inget sesuatu kalau waktu itu dia sms gw. Katanya ada barang gw yang ketinggalan di dia. Ketinggalan?
Gw : Assalamualaikum Ebonk! Bonk, katanya ada barang gw yang ketinggalan di lw? Apaan Bonk?
Ebonk : Walaikumussalam, Tuth! Ah si Tuthi, lw ke sekolah gak bilang-bilang. Gw gak bawa khan barangnya.
Gw : Apa sih, Bonk? Barang gw yang ketinggalan? Kayaknya yang ketinggalan cuma keranjang burung-burangan kertas gw deh. Emang ada di lw?
Ebonk : Bukan Tuth. Bukan keranjang burung-burungannya. Tapi burung kertasnya.
Gw : Hah? Burung kertasnya?
Ebonk : Iya. Burung kertas punya gw. Buat lw.
Gw : Buat gw? Subhanallah... So sweet amat Bonk buat gw :') Kenapa ngasihnya buat gw Bonk?
Ebonk : Iya Tuth. Itu ucapan terima kasih gw, Tuth. Makasih Ya Tuth. Lw sadar gak sih kita udah sekelas 4 tahun? Dan dari situ gw banyak belajar dari lw, Tuth.
Gw : Ya Allah, iya ya Bonk. Kita udah 4 tahun sekelas. Belajar dari gw?
Ebonk : Iya Tuth. Banyak banget. Salah satunya ketika orang-orang yang lain bilang gw playboy, lw tetep percaya sama gw dan selalu mau dengerin cerita gw. Makasih ya, Tuth.
Ah, Ebonk. Bahkan setiap perkataan, perbuatan, sikap, dan raut wajah gw kepada lw selama 4 tahun ini, yang awalnya gw anggap lebih banyak berupa sindirian, penolakan, pertentangan, perdebatan, dan ledekkan, lw malah mengambil semuanya sebagai pelajaran :')

Maafin gw ya Bonk. Maafin gw.
Terima kasih banyak ata kepercayaannya sebagai pendengar cerita lw.
Terima kasih atas semangatnya.
Dan terima kasih atas burung kertasnya :)


Selamat berjuang Pak Dokter! 
Semoga Allah selalu mempermudah dan meringankan segala langkah menuju cita dan harapanmu. Amiin :)

Ebonk : Tuth, tetep semangat ya! Jangan lupa iyel-iyel KPH lw. Fight n Win!

Iyel-iyel KPH gw?

Hey, hey, hey SMANSA, lihat kesini, ada KPH 7.
Insya Allah amanah, selalu istiqomah, dan senyum tak kan lupa.
Ayo pilih Tuti, KPH 7!
Allahuakbar!
Hohoho :D 
Iya, Bonk. Insya Allah. Insya Allah gw gak akan pernah lupa tersenyum :)

UMB VS USM Pusat ITB

9 Juni 2010

Terima kasih, Ya Rabb.
Terima kasih :')

Atas sujud syukur dan zikir malam itu..

Dan teriakan..
Serta air mata sore ini..
Annisa Sophia : Sistem Informasi Universitas Indonesia
Fauzia Ratna Furi : Admin Niaga Universitas Indonesia
Kiagus Aufa Ibrahim : FMIPA Institut Teknologi Bandung
Denisa Diviana : FTSL Institut Teknologi Bandung
Tri Asrie Khalidya : FSRD Institut Teknologi Bandung
Alif Janata Hikariza : FSRD Institut Teknologi Bandung
Anugerah-Mu, tak pernah berhenti selalu datang kepadaku
Tuhan Semesta Alam dan satu janjiku
Takkan berpaling dari-Mu

Maaf ya, Gayus bukan lulusan SMANSA!

4 Juni 2010

Banyak orang yang bilang hukum di Indonesia gak tegas-lah, rancu-lah, gak punya pendirian-lah, ini-lah, itu-lah. Tapi kalau boleh gw berpendapat, ternyata dibandingkan dengan hukum-nya, sanksi sosial dari masyarakat di Indonesia labih tajam, menyeramkan, mengenaskan, dan menyayat hati. Hii..

Contohnya? Lihat saja kasus korupsi yang dilakukan oleh Gayus Tambunan, staff Departemen Keuangan yang kelakuannya memang dinilai punya derajat jauh lebih tinggi dari kata KETERLALUAN. Di saat hukum masih melakukan persidangan untuk menjeratnya dengan pasal sekian, pasal sekian, dan pasal sekian, sanksi sosialnya sudah berlaku lebih cepat secepat cheetah (apa coba, Tuth?)

Sejak kabar itu mulai merebak, Indonesia seolah punya kosakata baru.

Korupsi = Gayus
Pajak = Gayus
STAN = Gayus

*Untuk Kang Agus Sutisna, Akang Ketua Forkom yang amat sangat saya hormati, hehehe, cepetan lulus ya Kang! Buktikan lulusan STAN gak kayak Gayus semua! :D

Dan yang gw dengar, angkot yang biasa digunakan oleh mahasiswa perpajakan stan untuk menuju ke gedung kuliahnya, kenek yang biasanya teriak, "Pajak, pajak, pajak, pajak!", mengubah teriakannya menjadi, "Gayus, gayus, gayus, gayus!"

Hii...Naudzubillah min dzalik..

Dan gak cuma itu. Kelakuan Gayus pun pada akhirnya berimbas pada calon-calon mahasiswa yang menjadikan STAN menjadi cita-citanya.
Isnain : Teh Tuti, Teh Tuti teh mau ke STAN ya?
Gw : Mohon doanya ya Isnain. Insya Allah.
Isnain : Ngambil jurusan apa, Teh?
Gw : Prodi administrasi perpajakan, akuntasi, dan keperbendaharaan negara.
Isnain : Pajak? Gayus donk teh!
Awalnya sih biasa aja dengernya. Soalnya emang bukan yang pertama kalinya. Mulai dari temen sendiri, adik kelas, kakak kelas, tetangga, ibu kantin, bahkan sampai Bu Ening dan Pak Fathony, waktu tau gw ngambil prodi administrasi perpajakan, pasti langsung dikaitkan dengan Gayus. Tapi lama-lama miris juga ya dibilang kayak gitu terus, heu.

Tapi terserahlah. Seandainya jalan gw nanti memang benar-benar di sini. Jika memang rencana terbaik-Nya memang di tempat ini. Terserah orang mau bilang apa. Buat gw yang paling penting, Allah Maha Mengetahui apa yang gw kerjakan khan?

Lagipula, seandainya gw benar-benar menjadi satu almamater dengan Gayus, gw gak akan pernah sama dengan Gayus. Gak akan pernah. Kenapa? Karena Gayus bukan lulusan SMA yang sama dengan gw!

Gayus gak pernah kenal sama yang namanya POSKO!
Orang-orang yang bahkan di hari pertama berkenalan saja sudah mengajarkan untuk tidak berpikir picik!

Gayus gak pernah ngerasain yang namanya Big Camp, Nusa, dan Pasir.
Tempat dimana kata egois dan memikirkan diri sendiri ditentang habis-habisan!

Gayus gak pernah jadi anak SMANSA yang ngerasain susahnya bikin acara!
Gayus gak pernah ngerasain adrenalin naik turun saat H-3 acara, tetapi dana masih kekurangan Rp 27.000.000. Gak pernah ngerasain berjuang mati-matian untuk nutupin semua itu. Gak pernah ngerasain hujan-hujanan siang dan malam ngetok-ngetok rumah orang buat jualan, badan sakit-sakit di depan komputer untuk buat proposal danu, jualan kue, jualan kunciran, jualan tas, jualan kartu perdana, dan jualan kaos. Gak pernah ngerasain mati-matian untuk berjuang nutupin itu semua dengan segala cara yang HALAL. Gak pernah. Dan yang pasti, Gayus gak pernah ngerasain nikmatnya ketika semua dana itu berhasil ketutup. Kenikmatan yang berujung pada sebuah keyukuran yang gak pernah ada ujungnya sampai saat ini.

Dan yang paling penting, Gayus gak pernah ngerasain nikmatnya ikatan sebuah keluarga! Keluarga yang bahkan gak akan gw gadaikan hanya demi ratusan batangan emas. Gak akan pernah! Gayus memang merasa mendapatkan kenikmatan dengan memiliki tumpukan batangan emas dan milyaran lembara uang. Tapi gw, bahkan selama dua minggu gw sama sekali gak bawa uang sepeser pun ke sekolah, gw punya KELUARGA yang selalu mengajak gw makan dan mengantarkan gw pulang tanpa gw minta. Rasanya? Hey! Jauuuuh, jauh lebih nikmat dari tumpukan batangan emas dan milyaran lembar uang itu.

Ya. Gayus bukan lulusan SMA yang sama dengan gw.
Dan dia GAK PERNAH merasakan semua kenikmatan itu.
GAK PERNAH!

Jadi, seandainya tempat terbaik itu adalah Administrasi Perpajakan STAN.
Gw gak akan pernah sama dengan Gayus.
Kenapa?
Karena Gayus bukan lulusan SMANSA!

Selasa, 22 Juni 2010

Lu gak BODOH kan?

3 Juni 2010

Jangan pernah!
Jangan pernah menyepelekan sebuah keinginan, walaupun hanya sebuah gumaman dalam hati.

Malam ini, seperti biasa. Pulang dari Purnawarman dijemput ayah gw naik motor. Sayangnya langit malam ini lagi mendung. Bintang tanpa nama lagi tidak menampakkan dirinya. Jadilah gw ngobrol dengan diri gw sendiri.

Ya Allah, kurang lebih 113.000 peserta USM STAN tahun ini, dan hanya 1300 orang yang akan berhasil. Hamba gak tau apakah dengan bermodalkan MOS, BLDK 2 kali, kampanye akbar 2 kali, menjadi BPPKO, dan menjadi panitia SPL, mental hamba sanggup menghadapi pertarungan mental yang satu ini? 
Ya Allah, apa perlu mental hamba digojlok lagi?

Dan tanpa perlu menunggu lama, beberapa jam kemudian Allah benar-benar mengabulkan doa gw..
1 Message Received
aufa.windmill.

Waalaikumussalam warrohmatullohi wabarokatuh. Iya pasti didoain ko tut :)

Annisa Dwi Astuti
sahabat setia gw selama 3 tahun lebih ini
Seberapa berat sih beban yang harus lu pikul?
Ga salah lu SD jadi siswa teladan?
Ga salah lu bisa masuk SMP 1?
Ga salah lu bisa masuk SMA 1?
Ga salah kelas 1 lu 2 besar di kelas?
Ga salah lu bisa lolos olim fisika meskipun itu tingkat sekolah?
Apa ada yang lain yang salah?
Salah OSIS-kah?
SPL-kah?
Salah temen-temen lu kah?
Salah SMANSA-kah sampai lu bisa segini tragisnya "menyerah sebelum bertanding"?

Boleh khan kita meneladani prinsip Kicol?

Entah gw yang bacanya lu terkesan berlebihan atau apa.
Tapi plis tut!
Jangan RENDAH DIRI gitu dong!
Kenapa dengan H-13?
Seorang pemimpin punya waktu lebih dari 24 jam dalam sehari kan?
Kenapa lu bisa selalu siap buat ngehadapin kampanye akbar 2 kali, sponsor 2 kali, orangtua sekian kali, tapi SNMPTN atau STAN yang 1 kali aja belum siap?

HEY!

H-1 Kampanye akbar pernahkah lu berpikir apa yang akan terjadi?
Sebelum ketemu sponsor tau kah lu secara pasti hasilnya apa?
Sebelum berbicara dengan orangtua lu tau bakal dimarahin atau gak kayak gimana?

Itu semua hal yang TIDAK PASTI tut.

Lalu SNMPTN.
Setiap reaksi redoks asam PASTI harus ditambah H + n H2O kan?
Setiap energi potensial PASTI masa x percepatan gravitasi x tinggi kan?
Setiap fungsi y = x kuadrat kurvanya PASTI terbuka ke atas kan?
Dll.

Itu semua hal yang PASTI tut.
Cuma soalnya saja yang unik.

Sekarang kenapa lu bisa lompat dari A ke D tanpa melewati B C?
Tapi dari A ke B aja lu gak bisa?
Kenapa hal yang TIDAK PASTI bisa lu lalui tapi tidak dengan yang PASTI bahkan bertemu pun belum?

Kenapa tuti?

Lu gak sendiri kan?
Lu gak BODOH kan?

Hhuuuff.
Deg. Gw gak tau seberapa keselnya Aufa baca sms dari gw. SMS yang tujuan awalnya berharap dibalas dengan hal-hal yang bisa menguatkan gw. Ya, karena 4 orang yang gw kirimkan sms itu adalah orang-orang yang gw anggap paling mengerti gw untuk urusan yang satu ini. Gw benar-benar gak tau.

Tapi yang gw tau, beberapa menit kemudian mata gw sudah bengkak!


Gimana gak bengkak?!
Di saat tiga sms balasan yang lain mampu membulatkan tekad gw dan membuat gw menganggukan kepala serta percaya :


"LW BISA KOK TUTH! LW PASTI BISA! KEPUTUSAN LW GAK SALAH!"


Tapi sms balasan yang terakhir? Gw seperti ditampar bolak-balik dan dibentak di depan muka gw sendiri :


"HEY! TUTI LW KENAPA?! BANGUN TUT! BANGUN!


Dan yang membuat mata gw tambah bengkak, sms itu datang dari orang yang awalnya gw harapkan bisa lebih menguatkan gw karena ia teman seperjuangan gw untuk urusan yang satu ini..


*Ya Allah, hamba harus gimana? Atagfirullahalazim :'(


Epilog :

Kalimat-kalimat itu terus berputar-putar di kepala gw beberapa hari ke depan. Sampai beberapa hari kemudian, gw TO STAN di Purnawarman. Selama TO, kalimat-kalimat itu pun masih berputar di kepala gw. Entah apa yang terjadi, tapi selama TO otak gw bekerja lebih keras dari biasanya, tangan gw bergerak lebih cepat dari keadaan normal, dan gw terus bergumam dalam hati :


"IYA FA, GW GAK BODOH! GW GAK BODOH!"

Dan lw tau, Fa?
Alhamdulilah. Ternyata gw yang mendapatkan Walls Vinneta itu :')


Ya. Lw punya cara sendiri untuk menguatkan gw. Cara yang BERBEDA.
Terima kasih Aufa.
Terima kasih :)


Terima kasih telah berhasil membuat gw percaya bahwa GW GAK BODOH! :D

Walls Vinneta

1 Juni 2010

Di kelas. Purnawarman.
Dika : Tuth, minggu ini pagede-gede nilai TO yuk? Mau gak?
Gw : Mmmh, hayu aja gw mah! Biar tambah semangat :) Berdua aja?
Dika : Janganlah gak seru, ajak yang lain juga. Mmh, biar tambah semangat, gimana kalau yang paling tinggi, dibeliin Walls Vinneta sama yang nilainya dibawahnya?
Gw : Waduuh, mmh, tapi makannya bareng-bareng khan?
Dika : Iya, makannya mah tetep bareng-bareng. Tapi kan yang menang gak usah bayar dan dapet bagian yang paling gede. Gimana?
Gw : Mmmh, okelah kalau begitu :)
*Ya Rabb, bukan masalah Walls Vinneta nya. Bukan. Tapi masalah mendongkrak mental hamba. Izinkanlah, Ya Rabb. Izinkanlah.

Lagi-lagi, karena kalian...

29 Mei 2010

Baru ngerasain nikmatnya mendoakan orang-orang yang kita sayang sampai membuat air mata tumpah. Nikmat banget. Tapi gak semua orang yang gw sayang bisa membuat air mata gw tumpah seperti hari ini.

Kenapa?
Karena cuma kalian yang bisa membuat gw sampai kayak gini.
Ya.
Lagi-lagi, karena kalian..

*Ya Allah, berikanlah ketenangan, kekuatan, dan ketahanan mental yang lebih dari biasanya yang selalu Engkau berikan kepada mereka untuk dua hari ke depan..

JEPANG, bolehkah?

28 Mei 2010

Kalau boleh jujur, gw sempat agak jengah dengan novel dan film yang dilatarbelakangi  dengan cerita pencapain sebuah mimpi. Rata-rata alur ceritanya adalah seseorang yang kondisinya tidak memungkinkan untuk mencapai sebuah mimpi atau direndahkan oleh orang-orang di sekitarnya sampai akhirnya tiba-tiba ia berhasil mencapai mimpi itu. Gw pengen banget ada novel atau film yang bener-bener nyeritain jatuh bangunnya pencapaian mimpi itu yang pastinya gak mudah. Tapi gak mungkin juga sih, Tuth. Mau berapa halaman novel dan berapa durasi film yang dibuat? :P

Tapi sepertinya, Allah gak mau gw menemukan cerita jatuh bangunnya pencapaian itu lewat film atau novel, tapi menemukannya di jalan cerita kehidupan gw sendiri :)

Dan saat ini, gak pernah berhenti bersyukur punya seorang sahabat yang selalu berhasil menunjukkan kekuatan sebuah mimpi.

Ya. Gw sudah merasakan kekuatan itu, kawan :)
Rj : Assalamualaikum, tuti semangat ya snmptn dan stan nya! :D
Gw : Walaikumussalam Rj, makasih banyak ya, J :D Lw juga semangat ya j tes Monbukagakusho nya. Doain gw bisa nyusul ke Jepang :D
Rj : Amiin Ya Allah, amiin :D Kau gak ikut Monbukagakusho Tut?
Gw : Enggak j, gw mau ngejar ridho orangtua dulu. Insya Allah gw bakal terus nyari jalan menuju mimpi itu kok. Mimpi kita gak akan pernah mati khan J?
Rj : Iya tuti! Pokoknya harus semangaaat yaaaaa! :)
Salah satu alasan Rj sekarang menjadi salah satu sahabat terbaik gw, karena gw dan Rj punya mimpi yang sama. Ya. Mimpi seorang anak kelas 2 SMA yang ingin menginjakkan kakinya di negri matahari terbit. 

Rj yang ingin mempelajari teknologi yang berkembang disana, dan gw yang hanya ingin merasakan yang namanya Hanami di negeri matahari terbit itu, memang punya tujuan yang berbeda. Tapi kita punya mimpi yang sama. Ya. Negeri matahari terbit itu.

Dan saat ini, mimpi itu bukan hanya sekedar mimpi anak kelas 2 SMA. Gw dan Rj punya celengan yang sama. Celengan khusus yang kami simpan untuk mimpi itu. Untuk membuktikan bahwa kami memang seorang pemimpi, tapi kami bukan seorang pengkhayal.

Walaupun gak tau kapan. Walaupun mungkin jalan menuju kesana akan berbeda. Tapi yang pasti, ketika kami harus membuka celengan itu, kami pastikan berarti kami benar-benar sudah berada di sana.

Rj bilang celengannya sudah mulai penuh. Sama halnya dengan celengan gw. Celengan gw pun mulai menggunung yang berbanding lurus dengan mimpi gw yang semakin membumbung.

JEPANG, bolehkah?

Banting stir!

28 Mei 2010

Sungguh.
Hanya Dia.
Hanya Dia yang yang sanggup membolak-balikan hati.
Hanya Dia yang mampu menghancurkan hati yang sekeras batu.
Hanya Dia yang mampu melelehkan tekad yang telah dingin membeku.
Dan hanya Dia.
Hanya Dia penyusun skenario kehidupan terbaik yang pernah ada.

Ketika kenikmatan untuk pertama kalinya lagi membuat kedua orangtua tersenyum terasa.
Ketika langkah ini seolah diperingan dan dipermudah ketika niat menekan ego demi ridho orangtua mulai muncul perlahan.
Dan ketika tekad itu mulai meleleh perlahan dan membentuk sebuah tekad yang baru.

Ya Rabb, kalau ini rencana-Mu, kalau ini jalan-Mu. Mudahkanlah. Ringankanlah.
Dan sungguh.
Hamba gak mau sombong lagi ya Rabb.
Hamba gak mau egois lagi.
Dan hamba siap banting stir!

Dengan menyebut nama-Mu Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Bintang tanpa nama

27 Mei 2010

Tuti, denger-denger lw punya teman baru ya?
Iya. Gw punya teman baru. 
Namanya bintang tanpa nama.
Entah benar-benar tak bernama atau gw yang gak tau namanya.
Tapi yang jelas, dia bukan planet venus.
Karena dia tidak bersinar di kala fajar dan di kala senja.
Dia pun bukan bintang sirius.
Karena sinarnya tidak terlalu cemerlang untuk dikatakan bintang sirius.

Jadi namanya?
Entahlah. 
Sampai gw tau siapa namanya, gw akan menyebutnya bintang tanpa nama.

Tapi satu hal yang gw tau pasti, dia selalu bersinar sendirian.
Waktu bintang yang lain tengah mengukir langit malam dengan rasi yang indah.
Gw gak pernah liat dia.
Tapi ketika langit kosong, dia ada.

Walaupun sinarnya tidak redup dan tidak cemerlang.
Satu hal yang dapat dipastikan.
Dia tetap bersinar.
Ya, dia BERSINAR.

Kapan lw kenalan, Tuth?
Beberapa hari yang lalu, setelah gw dapat telpon dari Tika.
Tika ngasih tau jumlah pendaftar USM STAN.
Pendaftar sudah lebih dari 50.000 orang.
Padahal pendaftaran masih ditutup tanggal 4 Juni!

Beberapa saat setelah itu, gw ketemu dengan bintang tanpa nama itu.
Dia yang menenangkan gw.
Dia yang mengusir segala ketidakwarasan otak gw malam itu.

Emang dia bilang apa, Tuth?
Dia gak bilang apa-apa kok.
Sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

Loh, terus bagaimana cara menenangkanmu?
Dia membuat gw memiliki sebuah doa andalan sejak saat itu.
Doa yang gak pernah berhenti gw kirimkan, dimanapun, dalam keadaan apapun.

Doa?
Iya. Sebuah doa.
Ya Rabb, boleh hamba menjadi bintang itu? 
Ya bintang tanpa nama itu. 
Bintang yang gak peduli seberapa cemerlang bintang-bintang lain bersinar.
Bintang yang gak pernah gentar untuk membuktikan bahwa dia mampu bersinar walaupun ia tau bahwa terdapat milyaran bintang di galaksi sana yang memiliki sinar yang lebih indah dan cemerlang.
Bintang yang percaya walaupun sinarnya redup ia masih bisa bersinar.
Ya. Ia mau membuktikan bahwa ia masih bisa BERSINAR.
Walaupun harus sendirian.
Bolehkah, Ya Rabb?
Hamba ingin menjadi bintang itu.
Bintang tanpa nama itu.
Amiin. Lalu, sejak saat kitu kalian masih sering bertemu?
Ya. Gw masih sering bertemu.
Walaupun tidak setiap hari.
Tapi sejak saat itu, gw benar-benar gak peduli.
Gw gak peduli berapa banyak peserta yang mendaftar FTSL ITB, Tekling UI, dan USM STAN. 
Gw gak peduli.
Mau pesertanya tak hingga pun gw gak peduli.
Gw cuma pengen bisa ngebuktiin.
Cuma itu.

Epilog :

Beberapa hari kemudian di NF..
Nisop : Tuti, ini buat Tuti...
Sebuah bungkusan kertas kecil berwarna putih.
Isinya?
Gantungan hape berbentuk BINTANG dengan huruf T ditengahnya buatan Nisop sendiri.

Subhanallah.

Sungguh. Begitu cepat Allah mengabulkan doa itu :D

CLOSE ON!

26 Mei 2010

Yes. I CLOSE ON!

close on = dekat

Gw memang lagi dekat.
Sebuah kedekatan yang menyenangkan.

Gw lagi dekat dengan mimpi-mimpi gw.

*Terima kasih Ya Rabb, masih memberikan keberanian hamba untuk BERMIMPI!

Lelah memberontak!

18 Mei 2010

Nilai-nilai itu mulai menekan mental gw.
Mimpi itu terus membumbung tinggi tanpa ada perkembangan.
Kenekatan benar-benar di luar batas rasional.

Gw mulai lelah.

Gw manja? Iya.
Gw butuh dukungan, tapi bahkan tak ada kosakata yang keluar untuk menyemangati dari orang-orang yang gw harapkan.

Ada.
Ada yang selalu menguatkan.
Tapi tidak untuk saat ini, karena mereka pun tengah butuh dikuatkan.

Menyerah? Tidak.
Gw hanya merasa lelah.

Dan saat ini, berjuang tanpa ridho orangtua terasa sia-sia.
Sia-sia?
Ya.
Karena ridho-Nya ridho orangtua bukan?

Gw lelah.
Gw lelah memberontak!

Case closed!

16 Mei 2010
Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena oleh manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini
Kasus ditutup.
Sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Entah kapan, yang jelas tidak untuk saat ini.

Seandainya harus dibuka kembali pun, bukan gw yang akan membukanya.
Ya, bukan gw.
Tapi oleh cara-Nya dan pada waktu yang semestinya.

Farewell night

15 Mei 2010

Kalau bukan karena Ifan yang bela-belain bikin surat buat orangtua gw dan minta tolong gw buat ngisi acara, mungkin gw gak akan datang malam ini.

...I'll do everything for Little Zeppelin..

Heu. Ternyata kalimat ini bisa membahayakan juga ya :P
Ifan : Tuth, lw ngisi acara renungan buat farewell ya? Pliiiissss, Tuth?
Gw : Hah? Renungan, Fan?
Ifan : Iya, Tuth. Gw mau bikin konsep acaranya yang gak monoton. Ya tuth, ya?
Gw : Aduh Fan, bukannya gw gak mau bantuin, tapi lw tau lah orangtua gw.
Ifan : Gw bikinin surat deh, Tuth? Yaya?
Gw : Mmh, yaudah bikinin aja Fan. Insya Allah gw usahain ya Fan. Tapi gw gak janji ya. Lagian kenapa gak si Ujhee aja sih Fan?
Ifan : Ujhee kan panitia, Tuth. Bakal riweuh.
Gw : Kenapa gak si Bani aja, Fan? Bani khan pas mimpin renungan Buka Puasa Rabam bisa bikin anak-anak sampe sesenggukan.
Ifan : Bani gak bisa dateng, Tuth.
Gw : Aduh fan, gw kalau disuruh bikin slideshow hayu deh. Tapi kalau renungan? Gw belum pernah :(
Ifan : Lw pasti bisa kok, Tuth!
Tanpa disangka, gw diizinkan oleh orangtua gw. Dengan catatan jam 10 udah pulang dan harus dijemput.

Renungan?

*Ya Allah, mudahkanlah. Hamba hanya ingin bisa berguna bagi angkatan hamba.

Dengan bermodalkan slide yang dibuat bareng Ekaf, catatan renungan yang gw buat, dan empat keranjang burung-burungan kertas, gw cuma bisa bismillah. Kalau nulis kata-kata buat slide, Insya Allah gw berani buat. Lah ini, renungan? Beban moralnya harus bisa ngebawa suasana hati orang-orang. 

Mending suasana hati gw sendiri bener. Nah lho? Lagi-lagi mood gw tiba-tiba rusak khan? Gila! Gak bisa positif thingking ternyata benar-benar menyiksa.

*Ya Rabb, sejak kapan hamba jadi orang moody kayak gini :'(

Diperparah dengan kertas catatan renungan gw tiba-tiba raib entah kemana! Gw kira kecerobohan stadium 4 gw sudah hilang, tapi ternyata belum.

Renungan sudah mau mulai. Akhirnya nekat ngisi renungan tanpa catatan. Entah apa yang akan gw katakan.

*Ya Rabb, bantu hamba. Bantu hamba. Bismillahirahmanirrahim.
Rakit Bambu..
Gw disini gak akan merangkai kata-kata bijak
Gw disini gak akan menguntai kata-kata yang mengharu biru
Gw cuma mau mengenang sebuah cerita
Cerita yang cuma kita yang punya
Ya. Cuma Rakit Bambu yang punya
Semua ingatan gw tentang kejadian yang dialami Rakit Bambu dan orang-orang di dalamnya gw peras habis malam ini. Udah gak sesuai urutan catatan. Mood gw makin gak beres. Gw udah gak peduli apa saja kata-kata yang dari tadi sudah terlanjur keluar dari mulut gw. Yang gw tau, setelah ini gw harus minta maaf kepada panitia karena gw gak bisa maksimal.
Dan bagi orang-orang yang mendapatkan burung-burung kertas ini..
Terima kasih.
Terima kasih atas warnanya.
Itu warna kalian.
Warna yang pernah kalian torehkan selama 3 tahun bersama Rakit Bambu.
Warna yang telah mewarnai pelayaran kita
Warna yang cuma kalian yang punya, yang tak kan tergantikan oleh warna manapun..
Muhammad Alvi Khasyemi, atas tekad dan semangat yang mengalahkan rasa sakit kaki dengan menggunakan kruk selama MOS.
Nita Ayu Hapsari, yang rela kehilangan suara pada hari ketiga MOS karena hekter yang menancap di rahang atas yang berasal dari roti coklat itu.
Erbi Setiawan, atas komando angka 7 yang sempat membuat POSKO tertegun.
Adisty Faristania, atas keberanian wanita yang paling sering menjadi 'korban' POSKO selama empat hari.

Marisa Sugangga, atas kecerian dan ketegaran seorang sekretaris acara terbesar Rakit Bambu yang tak jarang dirundung masalah.
Ryan Fajar Febrianto, atas keikhlasan menjadi seorang koor acara 'sejati'.
Kiagus Aufa Ibrahim, atas ketahanan mental yang luar biasa dari seorang ketua panitia acara.

Qiyamuddin Robbani, atas keikhlasan untuk menekan ego sementara dalam pengejaran mimpi, demi membentuk perisai keislaman dalam jiwa kesatria muda.
Ignasius Setiadi, yang berhasil 'ngerjain' gw sebagai ketua SPL.
Rizki Prasetyo, yang selalu sukses membuat jantung gw hampir copot setiap tanding di SPL.
JBS dan Pulang Mudik, atas Pertandingan Final SPL yang LUAR BIASA!

Darry Giovanno, atas segala talenta musik, kemampuan organisasi, dan bergaul yang menyenangkan.
Ashar Fuadi, yang sampai hari ini tengah berjuang untuk membawa nama SMANSA ke Kanada melalui Olimpiade Komputer Tingkat Nasional.
Aglentia Dwifitri, yang gak pernah lelah dikerjain oleh anak-anak.
M.Ridzki Wibowo, atas proses perubahannya selama 3 tahun di Rakit Bambu.
Riki Adi Setiawan, yang ikut mati-matian jualan baju demi membantu anak-anak OSIS selama selama SMANSA DAY lalu.
Deka Permana dan Ginanjar Hadiwijaya, atas contoh persahabatan yang menyenangkan.
Anggit Hantoro, yang selalu berhasil membuat Rakit Bambu berdecak kagum dan gak nyangka.

Rayanda Muhammad Abunawan, atas prestasi yang diukir di akhir pelayaran, Peraih Nilai UN Tertinggi SMAN 1 Bogor, lolos FTTM ITB lewat USMD, dan lolos Akuntansi UI lewat SIMAK.
Muhammad Fahreza Kautsar, ketika sebagian orang ambruk karena gagal dalam pencapaian mimpinya sekali, dua kali, mental yang ambruk itu gak pernah gw liat dari raut wajah lw yang telah gagal sebanyak 8 kali.

Fauzia Ratna Furi dan Dimash Narendra, atas ikatan yang bersahaja.
Dan sekarang, di tangan kalian sudah terdapat satu burung kertas. 
Terima kasih kawan. Terima kasih. 
Kalian tau? Itu warna kalian. 
Ya warna kalian yang telah kalian berikan selama 3 tahun pelayaran ini.
Warna yang cuma kalian yang punya.
Karena setiap dari kita, telah menorehkan warna yang berbeda untuk pelayaran ini.

Dan nanti, setelah kalian membuka mata kalian...
Berikan burung kertas yang ada di tangan kalian kepada orang yang kalian anggap paling mewarnai hari-hari kalian selama pelayaran ini.
Ucapkan terima kaih dan katakan padanya bahwa ia telah mewarnai hari-harimu
warna yang gak akan pernah bisa dihapus oleh penghapus kehidupan manapun.
Ucapkan terima kasih.
Sebelum ia benar-benar pergi..
Pergi untuk mememberikan warna di cerita yang lain..

Dan sekarang, buka mata kalian..
Mocca sudah di panggung dan langsung menyanyikan lagu Remember saat Rakit Bambu membuka mata. Gw langsung undur diri dari panggung.

Gw istigfar gak berhenti-berhenti sepanjang perjalanan. Gw gak tau renungan tadi menghasilkan sesuatu atau enggak. Gw gak tau renungan tadi telah menyakiti hati orang lain atau enggak. Gw gak tau. 

Gw langsung lari dan pamit buru-buru ke Ifan, Ndi, Andin, Erbi, dan orang-orang yang gw temui menuju pintu keluar. 10.45. Ayah gw udah nunggu dari tadi.

*Maafin Icha, Pak :'(

Sambil pamit gw gak berhenti bilang :

"Maafin gw ya, maafin gw gak maksimal banget renungannya.
Maafin kalau ada yang gak ngenakin :'("

Setidaknya gw masih bisa sedikit tenang melihat senyum dari Ndi, Ifan, Andini, Icha, Alvi, dan Belagar. Belagar? Ya, Belagar yang notabanenya gak deket sama gw tiba-tiba nyalamin gw, "Tuti makasih ya. Makasih banyak!"

Subhanallah, Alhamdulilah :')

Gw langsung lari dengan hak tinggi gw menuruni tangga. Untung hak gw gak patah. Kalau patah bisa jadi Cinderella gw! Hahaha :P

*Terima kasih Ya Rabb. Terima kasih karena Engkau gak pernah meninggalkan hamba sendirian, kapanpun, dimanapun..

Dan perjalanan pulang malam ini, ditemani dengan istigfar dan hamdalah yang gak ada habisnya :)

*Untuk Fauzia Ratna Furi, Dimash Narendra, Kiagus Aufa Ibrahim, Ryan Fajar Febrianto, Marisa Sugangga, Nita Ayu Hapsari, dan Muhammad Alvi Hasyemi, burung kertas yang kalian terima malam ini, bukan hanya ucapan terima kasih dari Rakit Bambu atas warna yang pernah kalian berikan. Tapi burung kertas itu pun ucapan terima kasih dari gw. Terima kasih karena kalian pernah mewarnai hari-hari gw di Rakit Bambu :)

Diatas normal!

12 Mei 2010

Gw nekat? Iya.
Gw idealis? Banget.

Ketika beberapa orang mulai menurunkan standar dari mimpi awalnya. Ketika nilai-nilai gw mulai meronta-ronta untuk meminta gw menurunkan standar. 

Enggak!
Gak bisa dan gak mau!

Hari ini gw mau beli pin SNMPTN di Bank Mandiri. Lagi memikirkan apakah gw masih mau mengejar tujuan awal gw. Sedangkan nilai gw untuk cita-cita itu belum pernah sampai.

Ya Rabb, hamba tau berpikir rasional harus digunakan untuk urusan yang satu ini. Tapi kepercayaan hamba akan janji-Mu, jauh lebih besar daripada pikiran rasional itu.
Dengan menyebut nama-Mu Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

 Kartu SNMPTN gw

*Ya Rabb, hamba gak akan pernah berhenti percaya janji-Mu. Gak akan pernah..

Terima kasih, adikku...

10 Mei 2010

Lagi dikelilingi wajah-wajah yang cukup jengah untuk dilihat karena tengah berkutat dengan buku, soal, dan pensil. Tapi ternyata, masih ada wajah yang gak pernah lupa caranya terenyum dan tertawa. Wajah yang selalu bisa membuat gw menghembuskan nafas panjang. 

"Lw aja bisa seceria ini, kenapa gw enggak?"

Lw emang gak ngasih tau gw. Tapi kantung mata lw yang hitam itu sudah cukup menceritakan banyak hal. Gw tau lw lelah. Gw tau lw gak tidur. Gw tau lw stress. Karena gw pernah ada di posisi lw. Bahkan lw jauh lebih nekat daripada gw.
Tapi terima kasih ya, adikku. Terima kasih karena lw gak pernah lupa untuk tersenyum dan tertawa di depan gw :)

Hilmi : Eh, ada Tuti! Masih betah aja, Tut di sekolah, hehehe...
Gw : Satu-satunya alasan gw ke masih ke sekolah lagi kan cuma karena lw, Mi..

Hilmi dan Gw


Hahaha :P
Tapi gw boleh jujur kan, Mi? Bahkan gw menyayangimu bukan karena kesibukan lw yang menggila di OSIS, LSWK, DKM, Panssera, dan Karsa (ada yang kurang, Mi? :P), tapi gw menyayangimu karena lw gak pernah lupa caranya tersenyum dan tertawa :)

*Ya Rabb, jagalah adikku ini. Seperti Engkau yang selalu menjaga hamba selama ini...

Kenapa?!

9 Mei 2010

Baru merasakan dan belajar satu hal lagi.
Ternyata sesuatu yang sebenarnya baik, ketika ditempatkan pada waktu yang tidak tepat, bisa menjadi benar-benar menyesakkan.

Kenapa?!
Kenapa pernyataan itu harus keluar saat itu?!
Pernyataan yang sebenarnya sanggup membuat gw berbunga-bunga.
Tapi malah membuat gw sesak sejadi-jadinya!

Maafkan gw.
Mulai sekarang gw lagi belajar untuk tidak meminta maaf atas seuatu yang sebenarnya bukan merupakan kesalahan.

Ya, gw yang SALAH dan gw yang akan MUNDUR.

Closing SMANSA DAY 2010

8 Mei 2010

Closing SMANSA DAY 2010. Merangkap pengumuman SIMAK UI 2010.

Pagi-pagi mood gw udah gak bagus. Gak bagus parah. Wedaan gw pengen teriak! Tapi gak mungkin. Gw lagi diangkot dan gak mau cari sensasi dengan teriak-teriak sendiri kayak orang gak punya tujuan hidup.

Oke, gw cuma bisa zikir dan menggigit bibir. Astagfirullah, mata gw mulai basah. Kenapa pagi-pagi mood gw harus udah rusak kayak gini?

Dan pengumuman SIMAK? Gw belum buka. Bahkan mood gw yang rusak hari ini membuat gw benar-benar lelah untuk meminta.
*Ya Rabb, maafkan hamba. Hamba pasrah, Ya Rabb...

Dan satu-satu, kabar pun berdatangan..
nisop.windmill.
calling...

..Tuti, Nisop belum keterima...
Deg. Nisop belum diterima. Nisop? Ah, wanita sepertinya bahkan jauh lebih bisa mengendalikan diri daripada gw untuk urusan yang satu ini.

Sayangnya, Nisop yang belum keterima, tapi gw yang nyesek.

*Ya Rabb, hamba percaya rencana-Mu sungguh indah untuk wanita  yang satu ini.

Gw masih menggigit bibir. Terus beristigfar. Ada telpon lagi.
Ujhee.windmill.
calling..

..Tuth, gw belum keterima..
Deg. Ya Allah, suara Ujhee serak. Ketika air mata gw masih berhasil gw tahan di sudut mata, satu sms datang lagi.
1 Message Received.
Ujhee. windmill.

..Astagfirullah, gw drop...
Dan sudut mata gw udah gak kuat ngebendung air mata yang udah meronta-ronta ke luar.

*Ya Allah, kuatkan hamba. Kuatkan hamba. Jangan disini, Ya Allah, jangan disini. 

Gw telpon ujhee, gak diangkat. Gw telpon lagi, hapenya mati, gak bisa dihubungi.
*Ya Rabb, kuatkan Ujhee..

Oke, gw masih kuat menahan suara gw walaupun air mata gw udah keluar pelan-pelan. Kabar pun datang lagi.
1 Message Received.
puti.oriens.

..Kawan, gimana SIMAK-nya? Alhamdulilah Dita keterima Psikologi UI..
Pernah ngerasain yang namanya nyesek karena orang-orang yang kita sayangi tengah terjatuh, tapi di sisi lain senang luar biasa karena orang yang kita sayangi lainnya berhasil mencapai cita-citanya?

Itu yang gw rasain. Entah perasaan gw hari ini lebih parah dari bungee jumping yang dijatuhkan dari ketinggian tapi tiba-tiba ditarik lagi atau enggak, tapi yang jelas, berita-berita itu benar-benar membuat gw sesak. Sesak sedih dan sesak senang.

*Ya Allah, hamba benar-benar butuh SMANSA secepatnya.

Sebentar lagi gw nyampe SMANSA. Tapi sepertinya angkot 07 hari ini benar-benar ingin membuat gw sesak sampai benar-benar turun. Ada telpon lagi.
T'Fia.zeppelin.
calling..

..Tuth, gw belum keterima..
Deg. Suara T'Fia serak.

*Ya Allah, hamba harus bisa menahan semua rasa sesak ini. Harus bisa!

T'Fia? Orang yang mati-matian belajar selama 9 bulan di kelas XII cuma untuk ngejar SIMAK, belum keterima?

Akhirnya nyampe SMANSA. 

*Ya Rabb, kuatkan hamba sebentar lagi, Ya Rabb. Hamba masih punya tanggung jawab hari ini.

Hari ini anak-anak tari pring yang gw latih tampil di closing. Gw harus bantuin mereka di backstage. 

*Ya Rabb, kuatkan, kuatkan...

Ternyata mereka ada di musholla dan di musholla ada Nisop! Gw meluk Nisop. Mata Niop juga merah.

*Ya Allah..

Dapet kabar Dimash keterima Sistem Informasi.
*Ya Allah, terima kasih Ya Allah, terima kasih.

Tapi Ditho belum keterima.

*Ya Rabb, hamba lagi gak mau main bungee jumping, hamba sudah sangat sesak Ya Rabb..
Nisop : Tuth, kau udah buka pengumumannya belum?
Astagfirullahalazim. Bahkan semua berita itu membuat gw benar-benar lupa kalau gw sendiri belum liat pengumuman gw. Ya, ketika gw sudah menyayangi orang lain, gw bisa jauh memikirkan mereka daripada memikirkan diri gw sendiri.

Akhirnya gw buka lewat hape Nisop.
Maaf, anda tidak diterima SIMAK UI 2010
Mental gw sudah jauh lebih siap untuk ini. Gw cuma milih pilihan tunggal di SIMAK. Teknik Lingkungan. Cuma itu. Dan jika nilai gw tidak sampai untuk itu, ya gw memang pasti tidak akan diterima.

Tapi mental gw tidak siap dengan mood gw yang rusak hari ini dan kabar-kabar itu.

Dada gw makin sesak.  Mata gw mulai panas.

*Ya Allah, hamba harus mengeluarkan semua ini. Semua rasa sesak ini. Mood yang rusak, Nisop, Ujhee, Dita, T'Fia, Dimash, Dito, dan gw sendiri. Tapi ke siapa, Ya Allah, ke siapa? Gak mungkin ke Nisop? Gak mungkin ke Ujhee? Gak mungkin ke T'Fia.. Ya Allah..

Dan di saat rasa sesak itu mulai memuncak. Satu sms datang.
1 Message Received
aufa.windmill.

..Tut, nomor peserta simak lu berapa?..
Ya. Aufa! 
Tanpa pikir panjang gw langsung nelpon aufa yang lagi les di Bandung.

Dan seketika..
Air mata gw tumpah..

*Terima kasih Ya Rabb, terima kasih karena selalu menjawab pertanyaan hamba :')

Hari ini cuaca lagi gak bagus. Hujan deras, berhenti, hujan deras lagi, berhenti lagi. Entah bagaimana kabar anak-anak Avion di backstage. Mudah-mudahan suasana hatinya lebih baik dari gw dan cuaca hari ini.

Lamat-lamat gw melihat anak-anak Avion di samping panggung. Khususnya raut wajah Murai, Hilmi, Ola, dan Bocin.

Terima kasih ya, Avion, karena telah meluruskan pemahaman gw hari ini.

Ya, anak OSIS bukanlah orang yang gak pernah tumbang dan terjatuh. Bukan. Tapi Anak OSIS bisa bangkit lebih cepat dari yang lain ketika ia jatuh terjembab.

Senin, 21 Juni 2010

The lastest project, finished!

5 Mei 2010

Hanya sebuah celetukan yang berhasil direalisasikan.
Alhamdulilah. The lastest project, finished! :)
Assalamualaikum pengurus OSIS Windmill 2008/2009.
Di saat sebagian rangkaian kincir telah berhasil dan masih gigih untuk menemukan tempat berputar selanjutnya, serta kincir kecil terus berjuang untuk melanjutkan penerbangannya..

Berharap nama-nama yang ada di kertas ini..
Tetap menjadi orang-orang yang mampu diajak berbagi kebahagiaan dan kesedihan, kapanpun, di manapun..
Tanggal-tanggal yang tertera di kertas ini, menjadi salah satu tanggal yang akan mengingatkan kita bahwa salah seorang anggota keluarga tengah berbahagia..
Alamat-alamat yang tersurat di sini, menjadi alamat yang tidak akan pernah segan untuk kita kunjungi..
Nomor-nomor yang tercatat di kertas ini, menjadi nomor-nomor penyambung silaturahmi kita dalam keadaan apapun..
Dan yang pasti, berharap wajah-wajah yang ada di foto ini..
Menjadi wajah-wajah yang mampu mengingatkan kita untuk bersedia kembali kesini, ketika memang Windmill harus kembali berputar untuk OSIS SMAN 1 Bogor. Selamat berputar di tempat terbaikmu saat ini keluargaku. Dan kincir kecil, selamat melanjutkan penerbanganmu.

Dimanapun rangkaian kincir tersebar nanti, kita buktikan bahwa kita masih mampu bersatu menjadi kincir raksasa yang selalu memberikan yang terbaik untuk SMANSA.
Sampai jumpa di malam pembuktian pertama keluarga terbaikku, MALAM ALUMNI BLDK 2010!

*hanya sepenggal cinderamata, sebelum kami benar-benar meninggalkan rumah dan keluarga terbaik yang kami sayangi.

Selalu sayang kalian!
Ketua 1 dan Kekeluargaan Windmill
Annisa Dwi Astuti dan Yasmine Nur Edwina
Terima kasih. Terima kasih untuk segala putaran yang luar biasa.
Sampai jumpa di putaran yang lain, keluarga terbaikku..

Dan untuk kalian. Ya untuk kalian. Delapan belas anggota keluarga terbaik yang LUAR BIASA. Sadar atau tidak, semua putaran pun berawal dari sini..

 
 
Rapat pertama TAKBIR 2007

 Study Tour 2008

Perpisahan Angkatan Bajigur Plin-Plan

Saat berada di putaran terbaik dan terburuk pun, kita masih disini..

 10 Februari 2009, Jalan Riau, Bandung

Perpisahan Angkatan Gatotkaca

Terima kasih.
Terima kasih karena kita masih bertahan hingga penghujung putaran ini..

 Perpisahan Angkatan Rakit Bambu

Yes. I'll do everything for you all, my best little family..

Ku takkan berhenti beri cinta untukmu..

Perpisahan?

4 Mei 2010

Hari ini Perpisahan Angkatan Rakit Bambu 2010. Ya. Angkatan gw.
Tapi entah apa yang terjadi, gw bener-bener gak ngerasain euforia perpisahan hari ini. Perpisahan yang identik dengan berpisah, sedih, dan gak akan ketemu lagi, hari ini sama sekali gak gw rasain. Entah karena gw yang lagi abnormal atau gimana, yang jelas, hari ini gw emang lagi ada di perpisahan, tapi pikiran gw lagi gak ada di sana.

Dimulai dari upacara adat untuk melepas secara resmi kami (angkatan Rakit Bambu) oleh sekolah kepada orang tua kami masing-masing, dilanjutkan dengan ramah tamah kepada guru-guru yang selama kurang lebih 3 tahun telah membimbing kami.

Sejenak gw merinding pada sesi ini. Yap. Gw gak akan diajar oleh beliau-beliau lagi. Gw bakal kangen sama cerewetnya Bu Harum, Bu Yetty yang terlalu baik, Pak Agus yang enak banget sebagai tempat curhat, Pak Ucup yang magic banget kalau ngajar, Pak Setya yang selalu jaga hijab kalau salaman sama gw doank (soalnya ke yang lain biasa aja, hohoho..), Bu Endang yang bantuin gw banget waktu jaman-jamannya ngurusin sponsor SMANSA DAY, Pak Fathony yang selalu bilang "Pagi cantik", Bu Lelly dengan cap-cap yang mengiris hati, Bu Vera yang selalu cantik dengan tabung-tabung reaksinya, Bu Nina yang bahkan masih perhatian sama gw waktu gw sibuk ngurus SPL, Pak Dudy yang selalu "ikhlas" mengajar kelas dalam keadaan kosong, Bu Bekti yang buat gw sampai kelas 3 masih menjadi wali kelas gw, dan  Pak Bas yang.. ah, ayah untuk kami anak-anak OSIS. Terima kasih, Pak, Bu. Terima kasih :)

 Pak Bas dan Gw

Selanjutnya?
Ya. Gak ada lagi yang membuat gw merinding. Paling dua hal yang membuat pikiran gw sempat berada di perpisahan hari ini, waktu kumpul bareng Zeppelin Kecil dan Windmill.

Zeppelin Kecil, Windmill, maaf ya. Maafin gw. Karena gw terlalu menyayangi kalian..

Setelah makan-makan, acara diambil alih oleh siswa. Acaranya pengumuman award angkatan yang diselingi oleh band-band kelas XII. Adapun pemenang awardnya :
The Most Multitalented : Darry Giovanno
The Most Outstanding : Ashar Fuadi
The Most Unique : Aglentia Dwifitri
The Most Metamorphosis : M.Ridzki Wibowo
New Best Comer : Riki Adi Setiawan
Best Friends Forever : Deka Permana dan Ginanjar Hadiwijaya
Ter-gak nyangka : Anggit Hantoro
Mmh, ada satu lagi. The wisest? Terima kasih ya, Rakit Bambu. Walaupun entah dari sudut pandang sebelah mana gw bisa dikatakan sebagai orang yang bijak.

Akhirnya sampai di penghujung acara. Slideshow yang menjadi satu-satunya harapan gw untuk bisa merasakan euforia perpisahan hari ini, sepertinya juga tak bisa berbuat banyak. Masalahnya gw yang ngebantuin Ekaf untuk nyusun kata-kata buat slideshow hari ini, heu. Dan gw gak bisa tersentuh dengan kata-kata buatan gw sendiri, heuheu..

Tapi sepertinya gw mengerti satu hal hari ini. Kenapa gw gak bisa ngerasain euforia perpisahan ini. Kenapa gw gak bisa merinding hari ni. Kenapa gw gak bisa meneteskan air mata hari ini. Karena buat gw, hari ini bukan perpisahannya Rakit Bambu. Rakit Bambu pasti nanti akan ketemu lagi kok. Entah kapan, tapi nanti pasti ada satu momen yang lebih luar biasa dari hari ini. Momen yang mungkin akan jauh menguras air mata gw karena bersyukur pernah menjadi bagian dari angkatan ini.

Kalau kata Dito mah, sampai jumpa ya Rakit Bambu. 
Sampai jumpa di lain waktu dan di cerita yang lain..

Rakit Bambu 2010

Sampai di rumah.
Bapak : Dek, kamu selama ini sibuk di OSIS terus, tapi  tadi gak dapet penghargaan siswa berprestasi bidang organisasi tuh?
Penghargaan? Untuk sebuah rasa cinta yang sudah mengakar? 
Terima kasih, Pak. Gak perlu :) 

Dengan ada atau tidaknya penghargaan itu, gak akan pernah bisa mencabut rasa cinta yang sudah mengakar ini.