Minggu, 30 September 2012

Keputusan

Ternyata, memang sesenang itu loh kalau sudah membuat keputusan. Artinya, sudah tau ke mana setelah ini  harus melangkah. Sudah tau setelah ini mau melakukan apa.

Kalau di perjalanan ternyata terbolak-balik kembali hati ini, Ya Allah, semoga itu semata-mata memang Engkau yang membolak-balikan. Semata-mata Engkau yang menunjukkan kalau memang ada yang salah dengan keputusan ini.

:')

Bogor lagi hujan gede. Dingin. Bikin mager. Cuma bisa meringkuk di tengah kasur super empuk ditemani sama jurnal-jurnal yang berserakan. Dikelilingi buku-buku teks setebal bantal yang bergelimpangan. Stabilo dan pulpen yang tergeletak tanpa tutup pun siap menyapa telapak tangan yang tidak dijaga arah geraknya. Tiba-tiba..
Ibu : Dek, ini ada coklat.
Sebatang coklat silverqueen tiba-tiba terlihat menjadi lebih bercahaya dibandingan lampu kamar saat itu. Ah, kalau begini ceritanya, Bogor jadi gak ada dingin-dinginnya sama sekali :')

Selamat

Lagi banyak dikasih selamat untuk dua hal sama banyak orang.

Pertama, untuk seleksi pertama GUIM :)

Alhamdulilah, hatur nuhun untuk semua doa dan dukungannya. Terutama Rima yang segitu girangnya waktu gw kasih kabar. Walaupun perjalanannya masih panjang, setidaknya satu hal yang gw tahu. Perjuangan untuk mencari tahu, masih berlanjut.

Kedua, ini yang gw gak ngerti dari mana asalnya.
Tuti, selamat yaa yang jadian!
Tutiiii, PJ kali PJ!
Demi apapun gw gak tau ini kabar burung datang dari burung yang mana. Boleh coba klarifikasi? Sampai saat ini, gw masih jauh lebih berbakat menyayangi secara universal, dibandingkan secara partikular.

Yang Lewat, Yang Ingin Diingat (5)

Pasca Kelas Metpenstat 2.
di H 216.

Mendadak dipeluk Hani dari samping.
Hani : Teh, aku salut sama Teteh. Banyak kegiatan kok masih pinter sih, Teh?
Han, gw gak tau definisi pinter siapa yang Hani pake. Tapi, terima kasih untuk pelukannya, sayang. Semoga kalimatnya menjadi doa yang melangit :)

***

Pasca kelas Psibang.
di H3.
Gw : Rai, Cy. Kadang kalau sama lw berdua gw ngerasa gak usah jaga mulut lah. Soalnya pasti dimaafin.
Ini, sarkas banget sebenernya. Maafin ya. Jujur, walaupun kadang gw cuma diem aja, gw bisa setakut itu kalau kalian lagi bad mood.

***
Hanifah : Teteh, Teteh itu lebih ngeri malah kalau lagi gak nulis blog.

Surat untuk Presiden

Ada satu kebiasaan yang sering gw lakukan ketika gw sedang berhadapan dengan seseorang. Ketika kebanyakan orang lebih sering memerhatikan gesture, mata, dan raut wajah lawan bicaranya, gw  lebih sering memerhatikan tempat yang berbeda.

Gw lebih sering memerhatikan bagian bawah mata orang yang sedang berada di hadapan gw. Memerhatikan kantung matanya. Buat gw, ketika gw berhadapan dengan orang-orang yang memiliki kantung mata yang lebih besar dan lebih hitam dari orang-orang kebanyakan, berarti gw sedang berhadapan dengan orang-orang yang tidur lebih sedikit dari orang-orang kebanyakan. Ada yang ia perjuangkan sehingga membuatnya harus terjaga lebih lama.

Lucunya, walaupun gw tidak benar-benar dekat secara personal, tanpa harus orang dihadapan gw bercerita tentang apa yang ia lakukan hingga kantung matanya bisa seperti itu, gw bisa langsung amat sangat menghargai orang di hadapan gw.

Seperti kemarin lusa, di rapat kordinasi BKUI 13. Hari itu, H-7 perhelatan akbar ini. Rakor diadakan di Balairung dengan kondisi rapat terpusat, satu arah. Sore itu, seperti biasa, gw pun memerhatikan kantung mata orang-orang dihadapan gw, termasuk kantung mata orang-orang yang memimpin rapat.

H-7. Ada yang semakin terjaga lebih lama di minggu penghabisan ini.

***

Yth. Presiden Republik Indonesia

Assalamualaikum Wr.Wb.
Selamat malam, Pak. Apa kabar Pak Presiden? Semoga Bapak dalam keadaan sehat ya, Pak, ditengah kantung mata Bapak yang kian hari kian membesar. Ah, iya, Pak. Boleh saya jujur? Kalau Bapak tengah meberikan pidato kepresidenan yang diliput oleh seluruh televisi nasional, maaf ya, Pak, terkadang saya tidak benar-benar memerhatikan isinya. Heu. Saya lebih tertarik memerhatikan kantung mata Bapak. Setiap hari, dari satu pidato kepresidenan ke pidato kepresidenan lainnya, saya perhatikan kantung mata Bapak semakin besar saja. Indonesia begitu luas ya, Pak untuk dipikirkan sehingga membuat Bapak harus terjaga lebih lama? Tetap jaga kesehatan ya, Pak. 

Pak, kemarin lusa saya menghadiri rapat. Rapat yang dipimpin oleh orang-orang yang, walaupun tidak sebesar Bapak, tapi memiliki kantung mata yang besar. Menjadi figure dari raut wajah yang kurang tidur. Orang-orang yang berada di hadapan saya kemarin lusa, sama seperti Bapak. Sama-sama memikirkan Indonesia. Dipimpin oleh orang-orang yang berkantung mata hitam dan besar itu, minggu depan kami mengundang 15.000 anak Indonesia untuk hadir di tempat kami, Pak. Kami mencoba membantu membulatkan tekad banyak anak-anak Indonesia. Mencoba membantu anak-anak Indonesia untuk mau mewujudkan mimpinya. Mengajak anak-anak Indonesia untuk menembus batas ketakutannya untuk memperoleh pendidikan di salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. 

Bapak Presiden yang saya hormati. Boleh saya bercerita? Saat rapat kemarin, saya hanya bisa memandang lekat-lekat kantung mata itu sambil berdoa. Semoga banyak waktu terjaga orang-orang dihadapan saya tersebut diganjar dengan pahala yang nyata. Menjadi pahala ibadah yang mengalir deras. 

Andai saya bisa berbuat sesuatu untuk ikut mewujudkan akhir yang indah dari semua keterjagaan mereka, tentu saja bukan dengan ikut terjaga lebih lama tanpa melakukan apa-apa. Adalah dengan menjalankan sebaik mungkin tanggung jawab yang saya emban di minggu penghabisan ini. Dan kali ini, saya butuh bantuan Bapak.

Pak, saya salah satu anak Indonesia yang tidak pernah banyak menuntut apa-apa dari Bapak. Buat saya, melihat kantung mata Bapak yang semakin hari semakin besar, sudah cukup menjadi bukti nyata bahwa Bapak sebenar-benarnya ada untuk Indonesia. Malam ini, kalau ada sebuah permintaan yang sayu ajukan untuk Bapak, bisa saya pastikan ini adalah permintaan pertama saya untuk Bapak.

Bapak Presiden Republik Indonesia yang saya hormati. Bolehkah pada hari Minggu, tanggal 7 Oktober 2012, Bapak berkenan untuk meniadakan agenda kepresidenan apapun untuk salah satu orang kepercayaan Bapak di Istana Merdeka? Hanya satu jam, Pak. Demi menunjukan bukti nyata kepada anak-anak Indonesia bahwa menembus batas itu sebuah pilihan. Bolehkah?

Semoga Yang Maha Mendengar Keinginan, berkenan menyampaikan surat ini kepada Bapak. Tentu saja, dengan cara terbaik milik-Nya.

Terima kasih atas perhatian, Bapak. Jaga kesehatan, ya, Pak. Semoga kantung mata Bapak yang entah kapan dapat mengecil, diganjar dengan pintu surga bagi pemimpin yang adil. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Sabtu, 29 September 2012

Menghangat (3)

Naik fase CK OSIS 2012.

Rasanya, kayak dilempar sama mesin waktu milik Dorameon. Dilempar ke masa-masa 5 tahun yang lalu. Masa-masa di mana gw diberondong pertanyaan yang tak gw mengerti. Karena gw segitu gak maunya ditanyakan hal-hal macam itu. Gw hanya ingin jadi anak kelas 1 SMA biasa. Anak kelas 1 SMA  pada umumnya. Bukan anak kelas 1 SMA yang dipaksa menjawab pertanyaan yang tak gw mengerti. 

Sejurus kemudian, gw serasa dilempar ke masa satu tahun setelahnya. Masa-masa di mana gw tahu apa yang akan ditanyakan kepada gw. Masa-masa gw tahu apa yang harus gw jawab. Walaupun tetap saja, tahu pertanyaan dan jawabannya tidak menjamin tidak akan menguras air mata.

Lemparan pun masih berlanjut. Sekarang gw dilempar ke masa-masa gw yang memberondong pertanyaan. Gw yang bertanya pake emosi. Gw yang bertanya pake nada tinggi. Pertanyaan yang dilemparkan dengan nada tinggi dan emosi yang datangnya dari hati.

Sampai akhirnya, gw dilempar ke tempat terakhir. Gw dilempar ke salah satu sudut ruang kelas. Gelap. Hanya ada cahaya matahari sore yang ribut mencari celah dari ventilasi yang dipaksa bersembunyi di balik kain hitam. Menjadi latar dari semua percakapan yang terjadi.

Gw duduk diam. Melihat. Melihat semua kejadian yang terjadi di masa-masa lima tahun yang lalu, direplikasi di zaman yang berbeda. Gw duduk diam. Mendengar. Mendengar semua pertanyaan dan jawaban. Mendengar semua nada tinggi dan emosi itu. Satu hal yang sama. Hal yang tidak berubah dari masa ke masa. Pertanyaan-pertanyaan itu. Jawaban-jawaban itu. Teriakan-teriakan itu. Semua nada tinggi itu. Tatapan mata yang hanya berjarak sekian centi itu. Sama. Bersumber dari tempat yang sama.

Di tengah kegelapan itu, mendadak sekujur tubuh gw menghangat. Menjalar ke dada. Memenuhi wajah. Dan nyaris gak bisa gw bendung di sudut mata. Apa yang lw rasakan ketika lw melihat ada seseorang yang begitu marah, menggunakan nada tinggi, dengan tatapan menghujam kepada orang di hadapannya karena sebuah rasa sayang? Sebelum kehangatan itu benar-benar tak terbendung di sudut mata, gw pun mendongakan kepala. Terpejam.

Gw pun menarik nafas. Menguatkan diri untuk melihat kembali replikasi masa-masa 5 tahun yang lalu. Sudut mata gw menangkap sebuah pemandangan di dalam ruang gelap itu. Dua orang. Seorang laki-laki dan perempuan. Posisinya, yang laki-laki berdiri di depan yang perempuan. Berbaris. Tengah diberondong dengan pertanyaan. Jarak yang cukup jauh membuat gw gak benar-benar bisa mendengar percakapan apa yang terjadi diantara tiga orang tersebut. Dua orang dan satu orang si pemberondong pertanyaan. Satu hal yang gw bisa pastikan, laki-laki dan perempuan itu calon orang-orang berhati besar. Sama kayak kakaknya yang memberondongnya dengan pertanyaan. Sama kayak kakak-kakak sebelumnya, yang di mata gw, selalu menjadi orang besar yang berhati besar.

Sekian detik kemudian, yang laki-laki berbalik kanan. Wajah yang laki-laki dan perempuan kini berhadapan. Yang laki-laki menarik nafas  panjang. Tersenyum. Dibalas senyum oleh yang perempuan. Tanpa percakapan. Yang laki-laki menatap mata yang perempuan. Menganggukan kepala perlahan. Mengepalkan tangan kanannya dan menghadapkannya ke depan. Menggantungkannya siap menyambut kepalan tangan yang sama. Yang perempuan menarik nafas panjang. Menganggukan kepala perlahan. Menyambut kepalan tangan yang laki-laki. Sepersekian detik kepalan tangan itu beradu. Sampai akhirnya yang laki-laki kembali berbalik kanan. Komunikasi nonverbal yang menggetarkan itu, seolah mengisi energi untuk kembali diberondong pertanyaan.

Mendadak mata gw panas. Apa yang lw rasakan ketika melihat ada dua orang yang saling beradu kepalan tangan, saling tersenyum, menganggukan kepala, dan saling menguatkan tekad untuk jadi sedikit orang yang mau jadi manfaat untuk sekitarnya? Gw mendongakan kepala, lagi.

Sebuah suara dari arah depan pun mengalihkan perhatian gw. Di tengah-tengah kegelapan, gw mencari dari mana arah sumber suara. Wajah sang sumber suara pun gw temukan. Gw tersenyum. Kamu benar-benar diandalkan oleh banyak orang ya, Dek? Gw gak pernah benar-benar dekat dengan si pemilik suara. Tapi gw tahu, si pemilik suara pernah ada di tempat yang gw tempati. Ia juga disayang oleh banyak orang.

Sampai akhirnya, nama-nama itu pun disebutkan. Air mata pun tumpah sore itu. Benar khan? Tau pertanyaan dan jawabannya, tidak benar-benar menjamin tidak akan menguras air mata.

Selamat untuk seluruh CCK OSIS 2012. Baik yang terpilih menjadi CK ataupun yang harus berhenti. Selamat mengaplikasikan materi yang pernah disampaikan. Tentang ikhlas itu... berbuat sesuatu.

Apakah cerita kalian mirip si A yang dipaksa ikhlas atas penilaian yang berlebihan terhadap dirinya? Apakah mirip si B yang dipaksa ikhlas setelah dijatuhkan dari ekspektasi yang terlalu tinggi? Yang penting, bukan soal cerita kalian mirip A atau B. Tapi tentang pemahamannya. Tentang ikhlas itu... berbuat sesuatu.

Sampai jumpa di Pra-BLDK. Semoga saat itu, ada yang bisa gw simpulkan. Apakah kalian benar-benar paham bahwa ikhlas itu... berbuat sesuatu :)

Jumat, 28 September 2012

Satu Hal

Kalau ada satu hal yang paling gw syukuri kemarin malam, gw punya seseorang yang berbaik hati mengajarkan gw untuk berani berkata jujur dan menghargai kejujuran.

Iya. Gw sayang lw, selalu.

***

Terima kasih sudah bertanya,
Tut, kenapa udah lama gak nulis blog?
Gw nulis blog lagi kok. Mulai hari ini :)

Jumat, 21 September 2012

Aku Padamu

Nama panggilannya Mas Asup. Dosen gw di mata kuliah Metodologi Penelitian dan Statistika 2. Dikenal sebagai sebuah keberuntungan apabila mendapat Mas Asup sebagai dosen di mata kuliah ini.

Buktinya? Itu adanya. Memang benar-benar ngerasa beruntung. Sabar banget, Bro. Ngeliat muka mahasiswa-mahasiswinya tercangak-cangak tidak mengerti urusan sample mean, dengan sabar beliau mencoba membahasakannya dengan pembahasaan yang lebih dimengerti. Trus kalau ada mahasiswa nya nanya, antusias pisan lah jawabanya.

Gentle banget. Di kelas gw, Mas Asup dipasangkan dengan Bu Angga. Salah satu dosen senior yang ada di Psikologi. Kalau kata Mas Asup sih, dosennya para dosen Metpenstat. Wuiiih, ngeri kali. Gentle ketika sigap banget ngebukain pintu buat Bu Angga, gesit menarik kursi ketika Bu Angga tampak kelelahan berdiri, memerhatikan dengan khusyuk ketika Bu Angga menjelaskan, dan dengan terbuka mengembalikan beberapa materi kepada Bu Angga yang ia rasa belum mampu untuk menjelaskannya.

Di kelas Metpenstat 2 gw ada Ogi. Temen satu angkatan gw yang merupakan penyandang tuna netra. Kawan, mari kita bayangnkan. Gw yang bisa sempurna melihat bentuk dari grafik distribusi normal saja, kadang-kadang butuh waktu sangat lama untuk garuk-garuk kepala mencerna semua penjelasan. Apa kabar Ogi yang sungguh hanya mengandalkan indera pendengarannya?

Dan di kelas gw, Mas Asup mencoba membahasakan setiap grafik dan tabel dengan kata-kata untuk Ogi.
Jadi Gi, Ogi coba bayangkan ada sebuah tabel yang dibentuk dari tiga kotak. Kotak pertama berisi data dengan angka-angka sekian sekian sekian.. tabel kedua merupakan rata-rata sekian-sekian sekian...
Kata-kata sekian-sekian-sekian itu sungguh disebutkan oleh Mas Asup, Kawan.

Lalu, gw membuka Web Personal Dosen Universitas Indonesia. Cari nama Mas Asup buat ngunduh materi Metpenstat 2. Ayo tebak apa yang gw temukan? :D
Andi Supandi Koentary, S.Psi., M.Si, lahir di Jakarta tanggal 11 Juni 1979, adalah dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Masa kecilnya banyak dilalui di Bogor di mana Andi menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMP Negeri 1 Bogor dan SMA Negeri 1 Bogor.
Hahaha, aku padamu lah Mas Asup :P

Bukan Instruksi

Susahnya memang segitu susahnya. Keniscayaan lah. Gw yang malah khawatir sama diri gw sendiri yang segitu mudahnya. Hahaha :P

Yaudah lah ya. Gw selalu percaya kok. Kalaupun harus kembali, itu bukan karena instruksi.
"Cinta kan membawamu kembali di sini" - Reza
:)

Maaf

Gw termasuk orang yang percaya kalau jodoh memang di tangan Tuhan. Dan tentu saja harus diperjuangkan. Kalau gak diperjuangkan, ya akan tetap berada di tangan Tuhan, bukan?

Kalau yang kali ini gak jodoh, berarti... maaf. Untuk tidak memperjuangkanmu sebagaimana mestinya.


Yang Lewat, Yang Ingin Diingat (4)

@ Gedung H2 Fakultas Psikologi UI
Bimo : Tut, jogging gak?
Gw : Hari ini izin belum jogging dulu gw, Bim, harus ke Pusgiwa.
Bimo : Ngapain ke Pusgiwa?
Gw : Ada rapat Bedah Kampus.
Bimo : Ah lu mah, kapan sembuh dari Bedah Kampus, Tut?
Gw : Hahaha, tanggal 7 Bim, tanggal 7. Insya Allah tanggal 7 gw se sembuh kok dari Bedah Kampus.
Bimo : Okee, ditunggu ya. Sukses acaranya Tut!
Gw : Tengkyu Bim! :)
Emang gw sesakit itu ya?

***

Pasca Rapat PDKM 2012
@ Gedung H4 Fakultas Psikologi UI
"Tut, jadi jawabannya gimana? (tersenyum)"
"(menahan nafas) Boleh gw jelasin keadaan gw sekarang gimana?"
"(menganggukan kepala)"
"(membiarkan kejujuran untuk mengambil alih) ... Jadi, dengan kondisi gw yang kayak gini, lw mau nerima gw apa adanya?"
"Kan gua yang minta, Tut"
"(tersenyum) (menganggukan kepala)"

Kamis, 20 September 2012

Yang Lewat, Yang Ingin Diingat (3)

Melengkapi berkas Call for Pengajar Gerakan UI Mengajar Angkatan 2
@ Kamar Kostan.
Strenght : ...saya memiliki kemampuan fisik yang baik serta memiliki kemampuan adaptif yang cukup tinggi. Dua hal terakhir ini saya dapatkan dari kegiatan saya di Kelompok Penggiat Alam Gandewa Fakultas Psikologi. Gandewa mengajarkan saya untuk menjaga kondisi fisik dengan berolahraga rutin karena kegiatan-kegiatan kami yang memang merupakan olahraga ekstrem. Selain itu, Gandewa pula yang mengajarkan saya untuk membiasakan diri untuk bertahan di lingkungan serba terbatas karena kegiatan kami yang memang berada di tempat-tempat yang jauh dari fasilitas dan peradaban kota.
Persis setelah gw mengetikkan tanda titik di akhir kalimat minggu lalu, keran kamar mandi gw mati. PAM kostan gw rusak. Masih mati sampai gw mengetikan postingan ini.

Terjadi, lagi. Berkali kali gw (selalu) dihadapkan pada kondisi di mana setiap gw menyatakan sebuah pernyataan tertentu, gw selalu ngerasa Allah bakal nguji gw. Apakah gw akan konsisten atau tidak dengan pernyataan gw sendiri. Seriously, berkali-kali.

Janji-Nya selalu benar ya? Sama. Seperti Allah yang tidak akan membiarkan orang yang mengaku dirinya beriman, tanpa mengujinya.

Yakin cukup adaptif dengan segala keterbatasan, Tut?

***

@ Gedung H dasar, Fakultas Psikologi UI.
Raya : Teh Tuti! 
Gw : Hei Raya :D
Raya : Teh, masa loogbook gw ilang coba.
Gw : Demi apa? Ah, cari penyakit lw mah. Terus gimana? Udah lapor?
Raya : Udah sih, Teh, udah bilang.
Gw : Terus lw nyalin ulang dong loogbooknya?
Raya : Enggak, Teh. Gak sanggup gw. 
Gw : (ngangkat alis dengan nada super nyebelin yang pernah ada) Anak SMANSA gak sanggup?
Raya : Eh, hehe, sanggup, Teh, sanggup.
Mendadak pengen nyari cermin. Pengen ngulang-ngulang kalimat dengan nada super nyebelin sambil ngangkat alis sebelah di depan kaca,

 "Anak SMANSA gak sanggup, Tut?"

***

Mengisi formulir beasiswa.
@ Kantin Lama, Fakultas Psikologi UI.
Target lulus : ...
Menarik nafas. Menyandarkan bahu di bangku. Konten formulir ini mengingatkan gw sama sebuah keputusan.
Kalau  mau berkontribusi, gue rasa gak harus di tempat itu, Tut.
Iya. Memang tidak harus di tempat itu :)

Seneng bisa mengambil keputusan pada akhirnya. Kembali ke rencana awal. Ah ya, sudut pandang dari significant others, memang bisa segitu signifikannya.

Dear all my significant others, believe me, kalian segitu signifikannya buat gw.

***

Gw : Cy, lagi jatuh cinta nih gw sama lagunya Bruno Mars yang Count on Me.
#Now Palying : Count on Me - Bruno Mars

Diulang ulang. Sekali. Dua kali. Tiga kali. Berkali-kali.
Acy : Teh, lagu ini aku dedikasikan untuk Teteh dan Murai.
:')

Cause that's friends are supposed to do, oh yeah

***

Radiv BKUI 13.
@ Sekret Bedah Kampus, Lantai 1 Pusgiwa.
Gw : Iskana, gw boleh numpang ngeluh gak?
Iskana : Boleh, Teh.
Gw : Lagi capek gw..
Iskana : Keliatan kok, Teh.
Gw : Hahaha, dasar anak Psikologi.
Iskana : Kenapa emangnya, Teh?
Gw : Respon pertamanya, "Keliatan kok"
Njir. Melek, Tut, Melek. Segini doang capek Tut?! Liat Tut, liat! Banyak yang bahkan sanggup gak tidur. Bahkan sahabat lw di fakultas tetangga juga sanggup gak tidur demi tugasnya. Jangan manja woooy!

***

Kunjungan Mata Kuliah Anak Luar Biasa.
@ Yayasan Dharma Asih, SLB untuk anak Tuna Rungu.
Bu Wiwin : Kalau gak pake hati.. mending gak usah lah...
Capek-capeknya dan sedih-sedihnya gw minggu ini jadi gak ada apa-apanya lah dibandingkan 2 setengah jam gw di sini. Ada bu Wiwin yang jauuuuuh lebih capek dari gw. Dan ada Ara, gadis mungil umur 6 tahun, penyandang tuna rungu, yang mungkin jauh lebih sedih ketika dia berusaha membahasakan bahwa tangannya terluka terkena api, gw tidak mengerti apa yang ia sampaikan.

Minggu, 16 September 2012

Terjadi

Tetiba inget kata-kata Aufa beberapa tahun yang lalu.
"Liat aja ntar, Bos. Paling baliknya ke lu lagi lu lagi"
Paling pasti emang lw, Fa. Ajaibnya, itu memang terjadi.

Sabtu, 15 September 2012

Kak Kiki : Kamu, bukan tipikal cewek untuk di-jealous-in, Tut.
:)

Bertahan

Gara-gara ketagihan ngeliat video Open House Gandewa buat besok, jadi kangen Ranu Kumbolo.

Ranu Kumbolo, Taman Nasional  Tengger Bromo Semeru 
Gw : Sar, banyak maba yang daftar Gandewa gak ya?
Kautsar : Semoga banyak, Tut. Semoga yang bertahan juga banyak.

Pemerhati Tata Bahasa

Berasa banget dah kalau nulis pake emosi itu, typo di mana-mana. Selesai ditulis, langsung di klik publish. Gak pake acara dibaca ulang dan dikoreksi dulu. Masih mending lah ya kalau typo, huruf ketuker-tuker, kelebihan huruf, atau kekurangan huruf. Ini mah gw bisa sampai mengubah arti. Contohnya, harusnya nulis resources, malah nulis research -__-"

Salah nulis itu ganggu banget. Ganggu banget buat yang baca. Walaupun sudah diminimalisasi sedemikian rupa, di penulisan-penulisan selanjutnya penyakit salah nulis dan salah ketik masih terjadi pada gw karena masih menjadi kebiasaan.  Alhamdulilahnya, ada orang-orang yang begitu berbaik hati untuk mengingatkan gw tentang kesalahan-kesalahan penulisan tersebut. Orang-orang yang tidak sungkan-sungakan mengirimkan kommennya atau mendadak sms tiba-tiba :D

Dulu gw punya Ashar. Nama lengkapnya Ashar Fuadi. Teman gw di SMA yang teliti banget urusan penggunaan tata bahasa. Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab. Berasa banget deh kalau Ashar komen di blog gw, isinya tuh koreksi tentang kecacatan gw dalam menulis. Meen, berasa belajar Bahasa Indonesia lagi gw kalau sama Ashar. Contoh, Ashar pernah mengoreksi penggunaan kata dikirimi dan dikirimkan di salah satu postingan gw. Subhanallah pisan lah pokoknya :D

Ashar udah lama banget gak berkunjung lagi ke blog gw. Sekalinya berkunjung lagi beberapa minggu yang lalu, Ashar mengingatkan gw untuk memprioritaskan mimpi gw nomor 12.

:')

Selanjutnya, gw punya Teh Cune :D Teteh yang paling teteh se-teteh-teteh-nya lah pokoknya :D *apa coba, Tut? :P* Hahaha. Itu lebih karena gw gak bisa benar-benar mendeskripsikan teteh yang satu ini. Terlalu signifikan buat gw. Beliau orang yang paling bertanggung jawab sampai pada akhirnya gw memtuskan membuat blog ini, dan terus menulis di dalamnya selama kuring lebih 5 tahun sampai saat ini. Tentu saja, beliau juga lah yang paling tahu lika-liku gaya menulis gw. Tau gw lagi ada apa-apa hanya lewat tulisan. Termasuk bobrok-bobroknya tulisan gw. Salah satunya, yang menemukan kesalahan penulisan research yang seharusnya resources itu, ya Teh Cune ini :D 

Yang paling baru, gw punya Gugum. Atau sering juga gw panggil Gumi-Chan :D Nama lengkapnya Gumilang Reza Andika. Teman satu angkatan di psikologi sekaligus satu Gandewa-an. Pusat perhatian Gumi akan tulisan gw lebih menyempit sepertinya, penulisan dan pemilihan kata serta bahasa dalam Bahasa Inggris. Alamaaak, Gumi ini aduhai pisan kemampuan Bahasa Inggrisnya. Hahaha, malu gw sama Gumi gara-gara sering kali sok-sok-an pake Bahasa Inggris, tapi salah -__-"

Tapi gapapa lah ya, Gum, namanya juga belajar khan ya? Toh gw punya lw yang berbaik hati mau mengoreksi, hehehe :P

Seperti hari ini, Gumi mengoreksi lagi kesalahan penulisan gw. Koreksi yang diberikan Gumi hari ini pun benar-benar membuktikan satu hal. Kesalahan penulisan gw sangat sering terjadi ketika emosi gw tengah meldak-ledak.

Hatur nuhun pisan, Gumi! Untuk selalu membaca, dan membantu mengoreksi :)

Gw dan Gumi, di Jembatan Progo, Jogjakarta

Oia, orang-orang baik yang sering mengingatkan gw tentang kesalahan penulisan juga suka nulis loh :D Kalau Ashar, dulu juga punya web yang bercerita tentang kesehariannya. Sekarang? Isinya coding-codingan semua. Maklum, anak Fasilkom dan anak olim komputer tingkat internasional :P Tapi, monggo kalau ada yang mau kenal Teh Cune, bisa berkunjung di sini, dan yang mau kenal Gumi, bisa berkunjung di sini :D

Jumat, 14 September 2012

Bunga untuk Kakak, Terkirim!

Cita-cita pengen ngasih bunga di wisudaan bulan September ini, yang pernah gw posting di sini pun, akhirnya benar-benar tercapai :D

Dua bunga untuk dua kakak kece gw di Gandewa :)

Happy Graduation, Kak Dina! :D

Happy Graduation too, Kak Vira! :D Foto sama Kak Vira? Hehehe, segen gw minta foto bareng sama Kak Vira. Soalnya ada pendamping wisudanya, hihihi :P

Kalau setelah ini akan ada yang gw rindukan di Gandewa, salah satunya adalah mendengar gaya bercerita Kak Dina dan Kak Vira. Selamat melesat ke tempat selanjutnya, Kak, dengan gelar S.Psi nya :)

Semoga Tercapai, Kak Wisnu :)

Kawan, masih inget Ketua Tim Robotik UI yang gw ceritakan di sini? :D

Semenjak hari itu, sampai sekarang, tentu saja gw masih kontak-kontakan dengan Kak Wisnu untuk kepentingan Bedah Kampus. Selama itu pula, makin ketahuan lah ke-kocak-an, ke-koplak-an dan  keseruan seorang Kak Wisnu. Salah satunya, waktu gw, yang ditemani Kak Kiki, Kak Balgis, Kak Eka, dan Woro untuk menandatangani MOU dengan Kak Wisnu. Bahasannya? Kak Wisnu minta dicariin pendamping wisuda -__-"

Beberapa minggu yang lalu, gw pun menghubungi Kak Wisnu lagi untuk kepentingan Bedah Kampus. Gw mengajak bertemu karena masih ada persiapan yang harus dibicarakan menjelang bulan Oktober mendatang. Saat itu, ternyata Kak Wisnu sedang sibuk mempersiapkan wisuda. Jadilah pertemuan ditunda.

Di akhir kesepakatan kapan akhirnya gw bisa bertemu Kak Wisnu...
...
Gw : Oke Kak Wisnu. Happy Graduation, Kak :D
Kak Wisnu : Thanks Tut. Kalau nanti mau ngasih bunga di Balairung, bilang-bilang ya.

-___-"

Tapi, pas hari wisuda berlangsung, di Balairung gw beneran nyari Kak Wisnu aja loh. Beneran mau ngasih bunga sambil bilang :
Kak Wisnu, kalau nanti udah sukses, jangan lupa sama Indonesia ya Kak :)
Sayangnya, toga warna biru tua bertebaran di mana-mana di seantero lingkungan Balairung. Gak kuat gw nyarinya. Harus nyari satu orang di antara lautan manusia itu... *kibar bendera putih*. Gw pun gak niat-niat amat sebenernya kalau sampai harus bener-bener sms, hahaha :P

Siang ini, merasa terlalu lama menunggu kereta yang tak kunjung datang, gw beli surat kabar di Stasiun Bogor. Salah satu surat kabar nasional. Di dalam kereta menuju Depok, gw pun masih membolak-balikkan halaman demi halaman surat kabar. Sampai tiba di rubik Pendidikan dan Kebudayaan, gw menyipitkan mata. Terdapat sebuah foto berukuran sedang di bagian tengah halaman. Mendadak mata gw berbinar. Sejurus kemudian, gw senyum-senyum sendiri sambil geleng-geleng kepala. Sebelum gw membaca keterangan di sebelahnya, gw familiar dengan robot di dalam foto itu. Gw kenal dengan pemilik robot yang berada di belakangnya :D
Wisnu Indrajit mendemonstrasikan robot Imitabot karyanya pada pameran Gelar Ilmu Universitas Indonesia 2012 di Kampus UI, Depok, Rabu (12/9). Robot ini dilengkapi sensor yang menangkap dan menirukan gerak tubuh manusia.
Terusannya, gw nemu artikel ini :
Cita-Citanya, Robot Imitabot Bisa 'Ngajar' Tari Tradisional.
Besok gw ketemu lagi di Kantek dengan Kak Wisnu untuk persiapan akhir Tim Robotik UI di Bedah Kampus. Kayaknya, gw besok benar-benar akan menyampaikan apa-apa yang tertunda di Balairung waktu itu. Dengan kalimat yang berbeda tentunya :D
Semoga cita-citanya untuk Indonesia tercapai, Kak Wisnu :D
Kak Wisnu dan Imitabot

Kamis, 13 September 2012

Prok.. Prok.. Wush!

Lagi pengen ngirim prok.. prok.. wush buat Muhammad Kautsar Ramadhan Sukin. Yang sukses membuat gw tercangak-cangak atas 9 kepanitiaan yang sedang ia emban.

Sar, jangan lupa senyum! :)

Kalau gw sedang segitu bahagianya, gw cuma butuh dipercaya kok, kalau gw memang sedang sebenar-sebenarnya bahagia. Kalau gw memang sebenar-benarnya ingin bebagi kebahagian. Sungguh. 

Gw hanya butuh kadar kepercayaan yang sama. Seperti gw yang percaya bahwa Ksatria sanggup berhenti mengangankan bulan. Seperti gw yang percaya bahwa kehadiran matahari setelah hujan bukan hanya angan-angan. 

Orang yang Jatuh Cinta, Lagi

Di sini, gw pernah bercerita tentang orang yang tengah jatuh cinta.

Cinta itu pancaran.
Orang yang sedang jatuh cinta memancarkan emosi maha dahsyat tanpa disadarinya.
Menghantam siapapun yang ada di sekelilingnya untuk memaklumi bahwa ia sedang jatuh cinta.
Hari ini, lagi-lagi dikasih kesempatan untuk melihat orang yang tengah jatuh cinta. Tidak. Orang itu tidak bercerita kepada gw kalau ia tengah jatuh cinta. Tapi seperti yang gw bilang, cinta itu pancaran. 

Rasa cintanya terpancar dari matanya yang berbinar memerhatikan penjelasan tahap-tahap perkembangan manusia. Terpancar dari antusiasmenya saat rasa ingin tahu difasilitasi untuk disalurkan. Terpancar dari posisi badan yang lebih maju saat menyaksikan video proses pembentukan kehidupan baru.

Rasa cinta yang dimiliki gadis mungil berkaca mata, berbaju dan berjilbab biru tua hari ini, untuk sebuah mata kuliah bernama Psikologi Perkembangan :)

Hilang Penghargaan

Mendengar dan melihat langsung fenomena tentang ...
"Njir, Cy, empet banget gw ngeliatnya! Kelakuan mereka seolah sedang menebarkan benih di banyak tempat sambil menyiram semuanya dengan rutin. Sampai akhirnya ada salah satu benih di antaranya yang berespon lebih cepat, ada yang tumbuh lebih cepat, benih itu yang diputuskan untuk dipanen. Setelahnya, meninggalkan benih yang lain begitu saja. Benih yang gagal tumbuh."
Hilang penghargaan gw ngeliatnya.

Anytime

Kalau bahasanya Acy mah, gw orangnya sistematis. Apa-apa direncanain dulu. Ditulis dulu. Termasuk apa-apa yang harus dilakukan dalam rentang waktu 24 jam. Ada catatannya. Ada to do list-nya.

Gw akan ngerasa seneng banget, kalau to do list dalam rentang waktu 24 jam berhasil diceklis semua. Terlebih karena kadang gak semua list berhasil diceklis. Ada aja satu dua list yang meleset dari rencana.

Kemarin, senengnya kebangetan. Walaupun pake acara berpeluh-peluh kayak apaan tau. Pake acara badan tumbang gak karuan. Masih lebih kalah dibanding rasa seneng karena berhasil gak nunda-nunda kerjaan.

Rasanya punya orang yang benar-benar bersedia diganggu untuk ngebantu menyelesaikan to do list dalam keadaan urgen, dan punya orang yang setiap ngobrol personal selalu sukses bikin jiper setengah mati itu...

You rock, Je!

Rabu, 12 September 2012

Apa yang Saya Rasakan Hari Ini

Nama Lengkap : Annisa Dwi Astuti
Nama Panggilan : Tuti
Status : Mahasiswa tingkat 2 Fakultas Psikologi UI
Apa yang saya rasakan hari ini : Facial Feedback Theory
 #Now Playing : Menari - Maliq & D'Essentials

***

Dear CCCK OSIS SMAN 1 Bogor 2012,

Apa kabar kumpul pagi pertamanya?

Senin, 10 September 2012

H - 26

Buat gw, ketika gw masuk ke dalam kepanitiaan atau suatu organisasi di kampus, apapun jenis kepanitiaan dan organisasinya, ada satu hal yang selalu gw pukul rata. Jauh sebelum gw masuk kepanitiaan dan organisasi tersebut, di dalamnya, akan selalu ada orang-orang yang jauh lebih dulu mencintai kepanitiaan dan organisasi tersebut. Orang-orang yang telah lebih lama, rela mengalokasikan waktunya lebih banyak di sana, rela menguras emosinya lebih sering di sana, dan terlanjur meninggalkan hatinya di sana.

Ketika open recruitment dimulai, tentu saja, besar harapan keluarga baru yang masuk, mau berjuang untuk memiliki rasa cinta yang sama. Iya. Minimal mau berjuang untuk memiliki rasa cinta yang sama. Karena percaya atau tidak, rasa cinta orang-orang yang jauh lebih dulu berada di dalamnya, memang akan selalu lebih besar.
"Karena kita sama-sama mencintai totalitas"

Itu jawaban gw ketika gw dan sahabat gw, kemarin, sempat mempertanyakan nasib kami yang nyaris serupa. Sama-sama pernah dalam posisi di mana, sebagai orang baru, dinilai (ber) lebih (an) atau dihadapkan pada pengharapan yang berlebih ketika berada di dalam suatu organisasi atau kepanitiaan.

Tak bisa dipungkiri segala penilaian positif, yang terkadang cenderung berlebihan itu pun, dampak dari kecintaan itu. Mau bagaimana lagi, sampai saat ini, cara itu masih jadi cara terbaik menurut gw untuk berjuang mengimbangi rasa cinta yang sudah ada di dalam sebuah kepanitiaan dan sebuah organisasi. Totalitas. Mengimbangi rasa cinta yang ... bukan hal mudah untuk disejajari.

Kalau pada akhirnya, hari ini, di H-26, ada denting kekecewaan pada beberapa raut wajah, ada usaha menahan luapan emosi dan tidak mau menyerah kalah atas sebuah kelelahan, atau terdengarnya teriakan dengan nada tinggi, buat gw, memang segitu wajarnya. Karena wajah-wajah yang baru saja gw lihat lekat-lekat, sepengetahuan gw, adalah orang-orang yang telah lebih dulu mencintai tempat ini.

Segitu wajarnya karena gw juga pernah. Gw pernah (dan sampai saat ini) begitu mencintai sebuah tempat, yang akan membuat gw akan begitu mengapresiasi dan begitu menyayangi orang-orang yang mau berjuang masuk dan berjuang mencintainya juga. Sebuah tempat yang juga akan membuat gw begitu kecewa dengan orang-orang yang diberi kesempatan berada di dalamnya, tetapi menyianyiakannya. Bisa membayangkan kondisi di mana tempat yang lw cintai ditelantarkan oleh orang lain? 

Ah, iya. Jangan berharap gw bisa 'profesional' dalam sebuah kepanitiaan atau organisasi. Ketika gw memutuskan untuk masuk, gw bukan robot yang bisanya hanya menjalankan titah majikannya. Gw bisa benar-benar meninggalkan hati gw di sana.

Dari Kalian, Gw Belajar.

Selepas Pleno 3 Bedah Kampus, ketemu Ujhee di mushola Pusgiwa lagi nge-MB. Sampai akhirnya pulang ke kostan dan makan bareng sama Ujhee... kado bangetlah buat gw hari ini.

Sampai detik ini, di mata gw, dan tentu saja dengan standar gw, lw sama Dimash masih jadi pasangan paling dewasa yang pernah gw temukan, Jhe.

Dari kalian, gw belajar. Banyak.

Benci

Kalau ke SMANSA selalu melelahkan. Lelah karena PASTI akan menjabat tangan, senyum, meluk, dan ngobrol banyak bin panjang lebar sama banyak orang. Kelelahan yang menyenangkan :D

Sampai ke kostan, masih terngiang-ngiang sama sesuatu.

Ternyata, di sekeliling dan di dekat gw... adalah orang-orang yang benar-benar benci memutuskan tali siltaruhami :)

Setidaknya, Untuk Mereka

Minggu ini, lagi semangat-semangatnya belajar. Belajar dalam definisi di dalam ruang kuliah. Bawa-bawa dan baca buku setebal-tebal bantal. Bahkan Acy sampe geleng-geleng kepala karena saat dosen memberi tugas, gw malah teriak yes kegirangan :P

Itu minggu ini.  Gw gak tau besok, lusa, minggu depan, atau bulan depan gw masih seantusias dan sesemangat ini atau enggak.

Tapi satu hal yang gw tau, kalau satu hari nanti gw lagi demot belajar, gw punya ingatan tentang hari ini. Gw harus tetep semangat belajar. Apapun kondisinya. Setidaknya belajar untuk mereka. Mereka-mereka yang bercerita dengan kalimat pembuka...
Teh, Teteh khan di Psikologi ya. Aku boleh cerita? Kalau di Psikologi...
Mereka-mereka yang menutup ceritanya dengan kalimat... 
Jadi gue harus gimana, Tut?
Mereka-mereka, yang lagi-lagi, terima kasih, sudah percaya :) 

Sabtu, 08 September 2012

Hanya Mencari Tahu

Grand Launching Gerakan UI Mengajar Angkatan 2.
Kamis, 6 September 2012.
Aula Terapung Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia.

Akhirnya, satu-satunya keraguan yang selama ini cuma dipertanyakan dalam hati, menemukan tempat penyalurannya.
Assalamualaikum wr.wb. Selamat sore Kak Akbar dan Kak Grace. Sebelumnya terima kasih untuk kesempatannya. Nama saya Tuti dari Psikologi UI 2011. Pertanyaan ini saya tujukan untuk Kak Akbar dan Kak Grace. Kak, salah satu kejadian yang menarik perhatian saya saat saya mendengar cerita-cerita GUIM angkatan 1 dan kisah-kisah yang saya baca di buku Indonesia Mengajar adalah saat momen kepulangan para pengajar dari titik di mana ia ditempatkan ke tempat tinggal asalnya. Momen-momen kepulangan itu selalu begitu mengharukan. Yang saya tangkap, anak-anak tersebut merasa kehilangan sosok, kalau di GUIM selama kurang lebih satu bulan dan di Indonesia Mengajar selama kurang lebih satu tahun, sosok guru yang pernah menginspirasinya, sosok yang pernah menyentuhnya, bahkan sosok yang mungkin menularkan ketulusan kepada mereka. Pertanyaan saya, apakah hal itu tidak menimbulkan luka untuk anak-anak tersebut? Selanjutnya, apa bentuk usaha dari GUIM dan Indonesia mengajar sendiri untuk terus menjalin silaturahmi dengan anak-anak tempat pengajar ditempatkan, walaupun mereka memang ditinggalkan inspirasi, agar mereka tidak benar-benar merasa kehilangan sosok yang menginspirasinya?
Namanya panggilannya Kak Grace. Pengajar Muda dari Indonesia Mengajar angkatan 2 yang ditempatkan di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Ketika ia mendeskripsikan betapa pantai timur Indonesia luar biasa indah, dengan warna laut biru berlian dan warna langit bak diwarnai dengan crayon, gw mengernyitkan dahi.

Kosakata yang ia pilih untuk mendeskripsikan keindahan itu, seperti pernah gw dengar sebelumnya. Iseng gw ambil buku Indonesia Mengajar 2 yang belum selesai gw baca di dalam tas. Benar saja. Ternyata, beberapa hari lalu gw baru saja membaca tulisannya, dengan beberapa deskripsi yang tidak jauh berbeda.

Jawabannya atas pertanyaan yang gw ajukan? Sukses meruntuhkan satu-satunya keraguan yang sempat tak memiliki jawaban yang meyakinkan. Bismillahirahmanirrahim. Gw memilih jalan ini.

Grand Launching selesai. Setelah diyakinkan Rima dan Acy untuk menghampiri Kak Grace, daripada kebawa mimpi, gw pun memberanikan diri mencegat Kak Grace yang sedang beranjak meninggalkan aula terapung. Melepaskan antusiasme.
Kak Grace : Kamu kelihatan antusias sekali, Tuti :)
Kawan, pernah merasa sangat bersemangat? Sangat antusias? Saking bersemangatnya, saking antusiasnya, suara lw bergetar. Urut-urutan kata saat berbicara berantakan. Terdistraksi dengan emosi yang sedang meledak-ledak. Itu terjadi saat gw bertanya tadi. Saat gw sedang berhadapan dengan Kak Grace saat ini. 

Tidak ada rencana pembicaraan. Tidak ada daftar pertanyaan yang diajukan. Tapi perbincangan itu mengalir begitu saja. Tentang fenomena bullying yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia bagian Timur. Fenomena yang amat sangat dianggap sebagai sesuatu yang biasa di sana. Tentang konsistensi Kak Grace untuk pelan-pelan menanamkan nilai bahwa tangan bukan digunakan untuk memukul. Tentang fakta bahwa kekerasan dalam proses pendidikan di Indonesia... masih ada. Dan dianggap sewajarnya.

Urut-urutan kata gw yang masih berantakan akibat emosi yang terlalu meledak-ledak, seolah tertangkap mata Kak Grace. Seolah membantu untuk meredamnya pelan-pelan...
Kak Grace : Kamu fakultas apa?
Gw : Psikologi, Kak.
Kak Grace tersenyum. Pelan-pelan memeluk gw.
Kak Grace : Kamu belajar yang baik ya, Tuti. Indonesia butuh psikolog-psikolog keren :)

Thanks for your warm hug, Kak Gracia :')

***

Sambutan Kak Faldo, Ketua BEM UI 2012.
.. Selamat bertanding sebagai pengajar!
Maaf, Kak Faldo. Kalau boleh tidak sependapat, saya ke sini, memberanikan diri mengisi data diri, bukan untuk bertanding. Saya hanya ingin mencari tahu, apakah di sini, saya punya kesempatan untuk memberi arti, atau tidak.

Jumat, 07 September 2012

Dalam Diam

Hari Selasa lalu. Kuliah dari jam 08.00 sampai 14.40. Lanjut dengan Pleno KAMABA. Langsung ngehajar Radiv Bedah Kampus. Dalam keadaan enggan untuk banyak bicara, menuju Warung SS untuk evaluasi angkatan Gandewa.

Dalam diam, nyess banget...
Ngeliat meja lengkap ber-15. Nyess.. karena memang segitu langkanya.

Masih dalam diam, cuma senyum-senyum, disodorin satu potong ayam, satu bakul nasi, dan dua piring kecil sambal.
Ini emang sengaja buat lu, Tut.
Cuma bisa diam di tengah evaluasi berlangsung. Segitu cuma pengen lihat, dengar, rasakan.

Semakin diam, karena mendengar kabar bahwa salah satu perempuan strong di mata gw, menitikkan air matanya karena rasa bersalah. 

Sampai pada akhirnya gw ikut angkat bicara. Untuk meneriakan nama Gandewa, di salah satu sudut Jalan Raya Margonda.

Setidaknya ada satu hal yang gw ketahui malam itu. Ada yang gw yakini malam itu. Kalau kata hilang dan kehilangan itu muncul lagi ke permukaan, gw tahu bahwa setiap dari kami, punya caranya masing-masing untuk kembali. Punya caranya masing-masing untuk membantu mengembalikan.

Full Team :)

Lebih Keren

Kocaknya, dulu pernah ngebet banget pengen masuk manajemen karena pengen belajar manajemen mengagumi. Serunya, bahkan apa yang gw pelajari hari ini di Psikologi Industri dan Organisasi, jauh lebih keren dari itu :P

Management Expectation.

5 Hari Pertama

Kalau ada daftar kejadian paling signifikan yang mempengaruhi hidup gw di tahun 2012, salah satunya, pendakian ke Mahameru bersama Gandewa tanggal 12-16 Juli 2012 lalu. Pendakian itu membuat standar baru dalam urusan berjuang dan memperjuangkan. Pendakian tersebut menjadi pengalaman konkret bahwa kekuatan mental mampu mengendalikan banyak hal. Bukti konkret yang gak bisa ditepis dengan logika terbaik yang bisa dipikirkan oleh gw. 

Hari ini hampir di penghujung minggu pertama di semester 3. Hectic? Sangat. Selama lima hari, hidup cuma pake mental. Seriously, fisik cuma ngikut di belakang.

*narik nafas panjang* *besok masih menggila* *tetep senyum karena hari Minggu pulang*

Kontrol

Mulai ketemu lagi dengan hari-hari di mana... kalau gak dikontrol, mukanya gak bakal kekontrol. Hari-hari di mana gw gak perlu ketakutan kalau tiba-tiba bisa mikir macem-macem karena pikiran kosong. Karena, gilanya, sedang tidak ada ruang kosong di kepala gw. Hari di mana gw gak usah mikir setelah ini mau kemana dan harus ngapain. Karena bahkan ketika gw ditanya, "Tuti mau ke mana?", "Habis ini mau ngapain?", dibandingkan refleks untuk menjawab pertanyaan yang rendah karena kesulitan mengingat, refleks badan gw lebih oke untuk segera membawa badan gw ke destinasi selanjutnya.

Di tengah ketidakpastian bisa atau tidaknya gw mengontrol muka dalam kurun waktu 24 jam sepanjang minggu ini, setidaknya ada dua hal yang  dipastikan bisa gw kontrol.

Untuk selalu memulai hari dengan sebuah kesaksian dan permintaan.
Ya Allah, sesungguhnya aku berpagi hari dari-Mu dalam kenikmatan, kesehatan, dan perlindungan. Maka sempurnakanlah bagiku kenimatan, kesehatan, dan perlindungan-Mu di dunia akhirat.
Dan menutupnya dengan kesaksian dan permintaan yang sama.
Ya Allah, sesungguhnya aku di petang hari dari-Mu dalam kenikmatan, kesehatan, dan perlindungan. Maka sempurnakanlah bagiku kenimatan, kesehatan, dan perlindungan-Mu di dunia akhirat.

Rabu, 05 September 2012

Sharer

Hari ini tenggorokan sakit-sesakit-sakitnya. Full seharian jadi sharer. Full dalam arti kata yang sebenar-benarnya. Tanpa jeda. Capeknya, masih jauh lebih kalah dari senengnya. Dan sepertinya, akan terus berlanjut sampai berbulan-bulan ke depan.

Kalau rasanya seseneng ini jadi sharer, peduli amatlah sama urusan sakit tenggorokan.

*Rabb, terima kasih. Untuk kesempatan menjadi manfaat.

Selasa, 04 September 2012

Memenangkan

Fight &Win

Dua kata yang berbeda. Tapi, bagi gw, dan bagi beberapa orang, kedua kata tersebut begitu sering dipadupadankan.

Bukan. Jelas-jelas bukan kata bersinonim. Apalagi berantonim. Lebih sering sebagai dua kata yang berurut-urutan. Setelah Fight, pasti Win. Kalau mau Win, ya harus Fight dulu.

Saking seringnya dipadupadankan, seolah seperti keniscayaan. Kalau udah Fight, pasti Win kok. At least, gw yang beranggapan seperti itu. Padahal pada kenyataannya, ada masanya Lose juga, khan?

Buat gw, dan buat beberapa orang, kalau udah Fight banget, walaupun dunia jelas-jelas bilang Lose, gw akan selalu menganggap gw Win. Segitu percayanya. Segitu pe-de nya.

Kayak hari ini. Udah jelas-jelas dunia mendeklarasikan sebuah kekalahan untuk gw. Mutlak. Tanpa toleransi. Tapi dengan segitu percayanya, gw masih merasa jadi pemenang.

Iya. Gw tetap seorang pemenang.
Setidaknya, gw bisa  memenangkan sebuah pemahaman yang baik.

Senin, 03 September 2012

Tahu Diri

Kalau jelas-jelas sudah tahu kalau memang tidak pantas, pilihannya cuma dua.

Tentu saja, sesegera mungkin memantaskan diri.
Kalau tidak mau bersegera, ya gak usah maksa.

Itu yang namanya tahu diri.

Cara Terbaik

Rima : Teh, jangan PHP-in gw yaa. Gw tunggu di timbul dan gathering 2 GUIM dengan pengajar.
:)
Kak Laila : Yang paling penting itu lurusin niatnya, Tut.
Dan sampai saat ini, cara terbaik yang gw tau untuk meluruskan niat... minta diluruskan sama Allah.
“Sesungguhnya segala amal tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan  apa yang ia niatkan. Barang siapa yang (niat) hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka (nilai) hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang (niat) hijrahnya untuk dunia yang ingin ia meraihnya atau untuk wanita yang dia ingin menikahinya, maka (nilai) hijrahnya sebatas apa yang dia hijrahkan karenanya.” (HR. Jama’ah)

Senang adalah ...

Banyak (banget) belajar selama libur tiga bulan kemarin.

Salah satunya, setiap orang  punya rahasianya masing-masing. Dan tidak jarang rahasia itu dibagi tanpa diminta. Ketika kita memang dipercaya. 

Jadi, gak usah kepo-kepo amat lah.

Senang adalah... pelajaran saat liburan kemarin, masih sukses dibawa sampai di hari pertama semester 3 :)


Menghangat

...
Gw : Dil, gimana PSAF nya?
Fadila : Seneng, Teh. Mirip SMANSA :)
Gw : Kalau kata Acy mah, kalau ada yang pernah ngaku cinta sama SMANSA, bukan hal yang sulit juga untuk bisa cinta sama Psiko :)
...
*
...
Fadila : Teh, anak SMANSA biasanya bakal mainnya sama anak SMANSA lagi ya? Kayak Teh Tuti mainnya sama A'Murai dan Teh Acy lagi.
Gw : Enggak juga kok, Dil. Kita-kita juga main sama banyak orang. Emang kenapa gitu?
Fadila : Soalnya aku gitu, Teh. Apa-apa Raya lagi Raya lagi. Berasa pulang-nya ke anak SMANSA lagi.
Gw : :)
...
*
...
Gw : Dil, tau kabar Ghiland gak?
Fadila : Ghiland baru aja kepilih jadi ketua angkatan jurusannya, Teh.
Gw : Heu. Kebiasaan.
...

Minggu, 02 September 2012

Lintasan Pikiran, Lagi

Dibandingkan dengan pendapat banyak orang yang suka sama Kota Paris karena dibilang romantis, gw termasuk yang biasa aja sama ibukota Perancis itu. Suka sebatas karena keindahannya di foto-foto. Tapi satu hal yang bisa gw pastikan, gw amat sangat suka sama film Ratatouille yang berlatar di kota Paris, Perancis. Ada kali lebih dari 10 kali gw nonton film itu.

Ratatouille

Belakangan lagi sering banget ngeliat Menara Eiffel di beberapa foto. Bedanya, menara yang gw lihat di foto bertugas sebagai latar foto beberapa orang terdekat gw. Alhamdulilah :D

Ada Teh Ijah yang ternyata berkesempatan berkunjung ke Paris beberapa bulan lalu. Ada Nanda yang bersama tim misi budayanya FISIP UI  berkesempatan memperkenalkan tarian Indonesia di kota Ratatouille itu. Seneng banget ngeliatnya :)

Terus ya, --tulisan ini benar-benar ditulis dalam keadaan gw baru bangun banget-- tadi malem gw mimpi. Gak ada angin gak ada hujan, gw mimpi foto di depan Menara Eiffel. Di mimpi itu menara Eiffelnya indah banget. Gw nya pun ngerasa seneng banget. Padahal dalam  kehidupan nyata gw gak mimpi-mimpi banget pengen ke Paris.

Pas bangun, tiba-tiba ada yang melintas aja.
Pengen jadi reporter National Geographic.
Alasannya? Gak ada. Namanya juga cuma melintas doang. Ya, segitu gak ada alasan khususnya. Segitu cuma melintas aja di pikiran.

Hubungannya sama mimpi lw?
Gak ada. Namanya juga postingan baru bangun. Macam gini nih wujudnya. Gak ada juntrungannya. Hahaha -___-"

Sabtu, 01 September 2012

Faktanya adalah...

Hari Rabu lalu gw meriang. Panas dingin. Gak enak badanlah pokoknya. Sembuh  dan segar seketika saat... Roadshow Bedah Kampus di MAN 2. Presentasi tentang UI di hadapan seluruh anak kelas 12 yang dikumpulkan di aula.

Emang dasar banci ngomong ya, Tuth. Gak ada temen ngobrol di kostan aja langsung sakit -__-"

(Mulai) Belajar Ketulusan, Lagi

Masih tenggelam dalam dunia Indonesia Mengajar 2. Masih muter-muter lagunya Gigi yang Cintailah Mereka. Sedang dalam euphoria mendidik dan pendidikan. Sedang muter otak untuk bisa sebaik-baiknya dalam urusan membina dan pembinaan.

Lagi semangat-semangatnya nyari banyak harta yang bisa diberi. Walaupun sebanyak apapun harta yang pada akhirnya dimiliki, kuncinya juga ya balik lagi balik lagi.

Pake hati :)

Grand Launching Gerakan UI Mengajar*

Cy, mau mulai belajar ketulusan, lagi, dari sini? :)

Pulang

Bulan ini bakal sering pulang ke SMANSA.

Ada yang beda tapinya dengan kepulangan bulan ini. Belakangan lagi bolak balik perpustakaan. Bolak balikin buku dan materi psikologi sosial. 

Ada yang dengan serius ingin dibagi.

(Katanya) September Ceria :)

Hari ini hari pertama di Bulan september. Tapi coretan-coretan yang ada di schedule board bulan ini, udah kayak arus mudik. Padat. Melata Merayap.


Dengan berhasil ditontonnya Perahu Kertas, berakhir pula liburan tahun ini :)

Omong-omong, ditengah hiruk pikuk apresiasi film Perahu Kertas, kenapa gw ngerasa biasa aja sama filmnya ya? Ah, mungkin gw nya yang kelewat cinta sama buku dan membaca. Tapi memang setuju kalau ngasih dua jempol buat Dee untuk OST nya :D

Semester Pendek. Bedah Kampus. Semeru. Mudik ke Jogja.

Dikasih 'liburan' tiga bulan tahun ini, yang masih gak percaya udah selesai lagi aja, sukses membuat gw gak peduli dengan kegilaan apa yang akan terjadi mulai hari Senin besok. Sukses nge-charge full batery banget :)
Allah, ini terima kasih pake banget banget :')
Kalau Sepetember menggila, gw setuju. Tapi kalau katanya September itu ceria... we will see :D

#Now Playing : Vina Panduwinata - September Ceria
September ceria, September ceria, September ceria, September ceria, September ceria milik kita bersama..

Bersyukur itu... (5)

Pernah punya lintasan pikiran? Gw pernah. Suka mendadak pengen liat ini itu. Pengen beli ini itu. Pengen makan ini itu. Seminggu ini, lintasan pikirannya lagi masuk periode pengen makan ini itu.

Disebut lintasan pikiran karena... segitu emang gak ada alasan khususnya. Segitu emang cuma melintas aja di pikiran. Seminggu ini mendadak pengen makan baso lah, sate lah, KFC lah, kebab lah mpek-mpek lah, sop buah Pak Ewok lah.

Semua lintasan pikiran itu terwujud aja loh. Dengan effort yang segitu kecilnya, bahkan tanpa effort sama sekali. Alhamdulilah :D Diajak sama Bapak Ibu makan Baso Seseupan. Diajak Mas sama Mba Nuy makan sate. Makan di KFC bareng Acy. Ditraktir Rj makan Kebab. Ditemenin Nisop makan mpek-mpek dan sop buah Pak Ewok.

Cuma melintas. Terwujud. Segitu tanpa effortnya itu rasanya...
Apalagi yang beneran diusahakan? :)
"...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri..." (Q.S. Ar-Ra'd 13 : 11)
Salah satu ayat kesukaan. Selalu.

Bersyukur itu... (4)

Lagi buka-buka buku Psikologi Sosial sama Retha pasca kumpul Materi Mentor KAMABA.
Gw : Tha, liat (sambil menunjuk sebuah kalimat di salah satu kolom)
Kesepian : Menginginkan Teman namun Tidak memilikinya.
Gw dan Retha : (membaca penjelasan di bawahnya)
Gw : Njir, sedih loh, Tha.
Retha : Iya, Tuth. Sedih banget.
Gw : Gw lumayan sering denger cerita  orang yang ngerasa kesepain loh, Tha. Ironisnya, ngerasa sepinya tuh di tengah keramaian.
Retha : Berarti, Tut, kalau penjelasannya gini, kesepian sebenernya hanya pikiran seseorang kan?
Gw : Pikiran? Mmh, maksudnya di kata "keinginan"? Sebenernya kalau dia gak ingin, dia gak akan ngerasa kesepian?
Retha : Bukan di kata "keinginan", tapi di kata "memiliki". Sebenernya kalau pikiran dia bilang dia  memiliki orang-orang di sekitarnya, dia gak akan ngerasa kesepian khan?
Gw : Jadi, mungkin sebenenernya dia punya orang-orang di sekitarnya, tapi karena pikirannya bilang gak memiliki orang-orang-disekitarnya sebagai temannya, makanya ia merasa kesepian?
Retha : Kepikirannya gitu, Tut.
Hmmm...
Tingkat gede rasa gw tinggi juga kalau gitu. Jarang sejarang-jarangnya gw ngerasa kesepian. Selalu mikir kalau  gw selalu punya banyak teman yang sayang sama gw, dalam jarak jauh maupun jarak dekat :)

Bersyukur itu... (3)

Gw kalau minta sama Allah banyak. Doa habis sholatnya panjang. Bahkan semisal udah beranjak dari tempat sholat, dalam hati masih komat-kamit minta macem-macem.

Tapinya, dua hari belakangan, lagi mager komat-kamit. Lagi sering make satu kalimat ringkas. Ah, Allah selalu Maha Tahu bahkan untuk apa-apa yang tak terlisankan bukan? ;)
Allah, peluklah mimpi-mimpi hamba.
Belum terwujud sih memang, tapi lagi ngerasa tiba-tiba dipeluk aja salah satunya :') Lagi ngerasa ada yang ngajak beriringan untuk memperjuangkannya. Mewujudkannya. 


Jari kelingking ya, Cung? :D