Selasa, 08 Januari 2013

Pamit

Barusan dapet sms dari tim advance yang udah berangkat duluan kemarin lusa.
Teteh, nanti tolong dipastiin ya teh ke pengajar ada sepatu boots, jas hujan kalau bisa ada celananya, payung, semua tas dalemnya diplastikin, karena hujan hampir gak berhenti. Bawa snack jangan banyak-banyak, ntar berat karena bisa beli aja di warung Bu Nasrinah. Bawa jakun, id card. Di mobil ntar tidur aja, jaga kesehatan. Tetap TEGAR BERKAH!
Kami pamit.


Mohon doa mampu menjaga stamina selama sebulan ke depan. Stamina fisik, stamina moral, dan stamina intelektual

Dengan menyebut nama-Mu, Yang Maha meluruskan niat.

Pada akhirnya, kita lebih cenderung memilih yang selalu ada dibandingkan yang kadang ada kadang enggak (Wila Yunieswati, 2012) 

Saling Mengormati

...
Gw : Bikin hubungan yang sehat sama teman gw yaa, kayak cowok dewasa yang tau gimana cara memperlakukan cewek. Kalau sampe temen gw diberengsekin lagi, lw urusannya sama gw loh.
Temen gw : Gw setiap melakukan sesuatu memandang mama gw.. Kalau gw respect dengan mama gw, ya gw tentu respect ke cewe.. Bukankah hubungan sehat akan terjalin jika saling menghormati? :)
...
Jaga temen gw ya  :)

Minggu, 06 Januari 2013

Refleksi

Akhirnya, cuma bisa nangis sambil senyum-senyum sendiri habis sholat. Untuk sebuah kesadaran akan sebuah pola pendewasaan yang sama.

Untuk banyak keinginan yang tidak terkabul. Banyak yang diantaranya bersisian dengan dipaksa kecebur.

:')

Sabtu, 05 Januari 2013

Stabil

Kalau belajar sambil lari... berarti semua-semuanya harus stabil. Fisiknya. Mentalnya. Emosinya.. 

Untuk poin yang terakhir, boleh mendefinisikan kestabilan sebagai ketenangan kah? Kalau iya, ya satu-satunya cara harus banyak-banyak ingat nama-Nya.
“Yaitu, orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang.” (Q.S. Ar-Ra’d : 28)

Selalu

Kak Fiera : Tut, gua kok kalau ketemu lu pasti selalu ngeliat bentuk kebaikan Bapak lu.
Iya, Kak. Selalu :)

Curiga

Siang ini, tiba-tiba gw dapet sms kalau gw telah melakukan pengisian pulsa. Waktu gw cek, tiba-tiba pulsa gw nambah 5000.

Kalau Bapak yang ngisi, polanya beda. Nominalnya selalu 20.000 dan setelahnya ada telpon dari Bapak yang memastikan bahwa pulsa yang Bapak kirim sudah sampai atau belum. 

Kalau salah kirim, memungkinkan banget. Apalagi nomor gw, Ujhee, dan Dimash cuma beda satu digit di angka paling terakhir. Kejanggalannya, setelah sekian lama nomornya sama, kenapa baru salah kirim sekarang? *ngarep banget salah kirim terus, Tuth -___-"*

Tapi... gw agak curiga sebenernya sama (sese)orang yang tau kalau hari ini gw lagi gak ada pulsa :P

Terima kasih banyak ya Allah untuk pulsanya :D

Kalau pulsa ini salah kirim, semoga yang punya pulsa tidak bersedih hati karena haknya jadi saya gunakan. Kalau ada yang sengaja mengirim, terima kasih banyak. Semoga kebaikannya dibalas dengan kebaikan lain yang berlipat-lipat :)

Lari

Kak Niken : Tuti, kamu kalau lagi ada masalah di kerjaan, di kampus kita-kita bisa ngehubungin siapa buat tau keadaan Tuti?
Gw : Biasanya kalau di kampus Tuti lari ke Dani dan Acy, Kak. Kalau dibutuhkan, nanti bisa hubungi Dani dan Acy.

Hari Terakhir

Kemarin hari terakhir di Bogor sebelum berangkat ke Pandeglang dan sebelum pendakian ke Gunung Ciremai. Hari terakhir di Bogor ditutup dengan ditemenin Aufa jalan-jalan keliling Bogor. Literally jalan, pake kaki (^.^)9

Jalan dari Gang Selot, mampir ke SMANSA, menuju stasiun, lewat ke kejaksaan, impulsif ke Pak Ewok lewat sempur dan Taman Kencana, dan balik lagi ke kejaksaan buat pulang. Thanks banget loh Fa. Latihan fisik dadakan lah ini mah.

Dibantuin Aufa (dan Andini yang sempet mampir sebentar) bikin medali buat anak-anak di Pandeglang. Sambil nostalgi(l)a masa-masa yang sudah ditinggalkan 3 tahun lalu dengan ngerivew kabar sekarang orang-orang di masa itu. Fakta terbaru, teman-teman kami sudah banyak yang menikah dan merencanakan pernikahan. Beberapa sudah punya anak. Wuih. Time flies, Kawan.

Transfer wawasan seputar ITB dan UI. Melakukan komparasi antara Gandewa dan KMPA. Baru tau kalau ternyata setiap melakukan perjalanan, KMPA diwajibkan memiliki tujuan ilmiah. Contohnya, kalau lagi ngarung ada kegiatan pengambilan sampel air sungai yang kemudian hasilnya digunakan untuk membandingkan antara kondisi sungai yang satu dengan sungai lainnya. Saat caving dilakukan pemetaan goa. Saat pendakian ada beberapa yang tujuannya membuka jalur yang lebih mudah untuk tujuan SAR. Cool aja loh itu, Fa.

Setelahnya, dilanjutkan dengan bahasan tentang kehebohan penggusuran pedagang stasiun Lenteng Agung, UI, dan Pondok Cina beberapa minggu ke belakang. Melakukan komparasi antara penggusuran yang dilakukan di stasiun sekitar UI dengan di stasiun Bogor.

Sambil jalan, nunjukkin ke Aufa beberapa perubahan yang terjadi di Bogor. Salah satunya tentang PKL modern di sepanjang jalan menuju stasiun Bogor dan jalan khusus pedagang kaki yang ada di sebelahnya.
Aufa : Katanya ini jalan kalau malem bagus ya, Bos, sama lampu-lampunya?
Iya, Fa. Bagus. Sayangnya, belakangan setiap ke Bogor gw jarang memperhatikan lampu jalan.

Dari dulu, salah satu keseruan ngobrol dengan Aufa adalah saling membalikkan kalimat masing-masing. Setelak-telaknya kalimat adalah kata-kata lw dibalikin sama orang lain, Kawan :P
Gw : (sendal gw aus, kepeleset, ngegelinding jatuh di turunan sempur).
Aufa : (diem sambil megang payung, ngeliatin gw, lama, senyum antara empati dan pengen ketawa, baru ngulurin tangan) Gapapa, Bos?
Gw : Gapapa, gapapa, Lanjut jalan aja (aslinya mah nyeri di tangan dan pinggang, tapi tetep cool)
Aufa : Yakin, Bos? Mau duduk dulu gak?
Gw : Gak usah-gak usah (jalan sedikit tergesa-gesa, menghindari malu dari orang-orang yang ngeliatin)
Aufa : Bos, ada yang bilang, kalau habis jatuh tuh jangan langsung lari. Duduk dulu. Kalau langsung lari nanti jatuh lagi.
Gw :(mengernyitkan dahi) Bentar, kayaknya gw kenal tuh kalimat. Itu bukannya kalimat gw di blog ya?
Aufa : Hahaha, iya bos, siapa lagi coba?
-___-"
Aufa : Terus, gw gak langsung nolongin lu aja loh Bos pas jatuh.
Gw : Emang biasanya gitu fa. Ketawa dulu, empati, baru nolongin.
Aufa : Hahaha, iya iya.
Gw : Lagian, kita emang diajarin gitu khan, Fa? Gak langsung panik nolongin. Liat situasinya dulu kayak gimana, baru kita identifikasi sejauh mana kemampuan kita bisa nolong.
Di Pak Ewok.
Aufa : Terus lw ngapain ke Bogor, Bos?
Gw : Mau ngambil baju-baju yang masih ada dari rumah.
Aufa : Jangan-jangan lu bela-belain buat ketemu gw lagi Bos, hha. Gak usah segitunya lah, Bos.
Gw : -___-"
Di jalan pulang.
Gw : Lw mau naik angkot di mana Fa?
Aufa : Harusnya di sini.
Gw : Yaudah belok aja di sini fa. Gw sendiri aja ke kejaksaan.
Aufa : Gua sampai kejaksaan aja, Bos. Nanti baru balik lagi.
Gw :Mmmh.. Gak usah segitunya lah, Fa.Hahaha.
Aufa : -___-"
Dan untuk fakta bahwa kita gak pernah tahu siapa sebenernya orang di kanan kiri kita, tentang kebetulan ada, tentang bebasnya anak PA, tentang misiing link yang entah kapan ditemukannya, dan dan tentang segala macam fakta mencengangkan di 2009 yang baru diketahui di 2013, itu semua gila fa, gila banget. Kegilaan yang gila banget. Hahaha :D

Ini yang namanya Aufa, 20 tahun yang lalu...

Lucu ya? >.<
Aufa : Gw bingung itu si mamah kenapa ngetag foto ke lu, Bos.
Lah, kita khan mantan calon keluarga kali, Fa. Jadi, gw sudah dianggap keluarga bukan sama nyokap lw? Hehehe :P

Terima kasih untuk keseruan hari ini, Fa. Termasuk untuk kesediaan lw gw bagi kekhawatiran. Selamat menempuh semester 6. Doain gw di semester 4. Sampai ketemu di SMANSA Day OSIS Electra :)

Rabu, 02 Januari 2013

1 Message Received
Aku gemeteran...

....
Akhirnya kita bertiga satu lingkaran :)
Kamu yang mengirim sms gemeteran. Orang yang menerima sms mules-mules. 

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati (amanah) Allah dan RasulNya dan (janganlah) kamu mengkhianati amanah-amanah kamu, sedang kamu mengetahui (salahnya)" (Q.S. Al-Anfal : 27)

Dengan menyebut nama-Mu, Yang Maha meluruskan niat.

Satu Intensi

Mematung lama di hadapan sebuah cermin.
Menatap lamat-lamat bayangan di belakangnya.
Geram untuk segera menyapa.
Tapi untuk apa?
Kita akan mengucapkan kata yang sama, bukan?

Perlahan memiringkan kepala. Tersenyum.
Tanpa jeda se-detik pun kau mengamini gerak ini.
Masih tak percaya bahwa kita tak pernah berjeda, aku maju dua langkah mendekat.
Kau tak lantas terdiam.
Membuktikan kita tak pernah memiliki selisih jarak.

Ah, kalau begini, jarak kita akan selalu sama khan?
Kalau begitu, aku mundur ya.
Kita mundur ya.
Untuk beberapa langkah.

Toh, kita tetap satu intensi khan?

H - 7

#1 Apa-apa yang dismpaikan dari hati, sampainya ke hati juga

#2 Tiap anak unik

#3 Apa manfaat bagi anak-anak? à Masuk ke diri dan sekitarnya

#4 Konkret à Konsep

#5 Masuk ke dunia mereka, setelahnya ajak mereka ke dunia kita

#6 Dunia dekat dengan mereka. Dunia ada di dalam diri mereka.

#7 Bukan melulu tentang perintah dan larangan, melainkan tentang penjelasan-penjelasan

#8 Mulai dengan motivasi eksternal  à Bangun motivasi internal

#9 Kekuatan komunikasi nonverbal

#10 Anak yang dilabel nakal adalah anak yang kecerdasannya belum diketahui.

Observasi. Assesment. Belajar dan ajarkan manajemen melepaskan.

Selasa, 01 Januari 2013

Begitu Murah

Sejak bapak pensiun, gw masuk kuliah, dan kakak gw menikah, keluarga gw banyak berubah.

Entah gw yang sudah dianggap dewasa atau gw yang punya judul mahasiswa psikologi, gw sudah mulai dilibatkan dalam penyelesaian masalah keluarga. Masalah yang sebelumnya selalu gw rasa 'urusan orang gede' yang berada di luar kapasitas gw.

Kalau cinta mampu mengubah banyak hal, gw setuju. Semenjak kakak gw menikah, semua banyak berubah. Salah satunya, kakak gw sudah percaya untuk mengajak gw diskusi tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan. Yap, diskusi. Bukan sekadar perintah dan larangan. Bukan sekadar tentang gw yang diam dan ngangguk-ngangguk. Tapi berupa pemahaman, penjelasan, dan proses berpikir. Tentang gw yang gak setuju dan  tentang gw yang berpendapat.


Sekarang, begitu banyak foto gw dan kakak gw yang bersandingan :)

Kacamata bersaudara :D

Begitu juga waktu bersama. Keluarga gw juga jadi jauh lebih banyak mengalokasikan waktu bersama. Entah cuma sekadar nganter gw ke Depok, jemput gw ke Bogor, atau nganter jemput tante dari dan ke Tangerang. Bapak yang udah punya banyak waktu senggang, ditambah ada Mba Nuy yang jadi anggota keluarga baru, kehadiran gw pulang ke Bogor menjadi sesuatu yang dinantikan. Karena dengan begitu, di rumah bisa dalam keadaan full team :D

Bersama Kakak Ipar Tersayang :D

Di antara begitu banyak perubahan, ada satu lagi yang berubah. Bentuk kepercayaan. Akhirnya, saat ini kepercayaan bukan sekadar tentang iya atau tidak.

Bapak-Ibu :)

Terima kasih, Pak, Bu. Untuk sendal gunung, raincoat, dan headlamp, yang akan di bawa banyak perjalanan selanjutnya :)

***

Terima kasih Ya Allah, untuk menjadikan saya sebagai orang yang begitu murah mengucapkan alhamdulilah. Karena saya baru tahu, bagi beberapa orang, kata alhamdulilah bukan merupakan barang murah.

Kombinasi

Satu hal yang paling gw suka dari kombinasi liburan dan twitter :
Melingkarkan kembali tali silaturahmi :D
Rabb, lapangkan rezeki kami. Panjangkan umur kami.
"Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya (dipanjangkan umurnya), hendaknya ia menyambung tali silaturahmi" [Mutafaq ‘alaih]