Kamis, 26 Februari 2015

Membungkus 22 untuk 23

*terinspirasi dari @prawitamutia yang terinspirasi dari @fadlanmauli

Depok, 25 Februari 2015
21.10 WIB

Depok panas. Harusnya menjadi sesuatu yang wajar. Tapi entahlah. Malam ini panasnya tidak biasa. Kipas angin di kamar kostan membuat udara di dalam kamar semakin panas. Membaca status line kawan yang ada di Bogor dan Bandung, ternyata juga merasakan panas yang sama. Hareudang kalau kata orang Sunda mah. Sumuk kalau kata orang Jawa. 

Besok berumur 23 tahun 9 bulan. 9 bulan? Silakan baca postingan sebelumnya. Buat gw, umur ini sudah bukan umur berharap di-kado-in dan di-surprise-in orang lain. Tapi tetap amat sangat berharap besar didoain untuk banyak hal yang sedang diperjuangkan. 

Malam ini, mari membungkus kado untuk diri sendiri. Berterima kasih kepada diri sendiri atas apa yang telah dilakukan dan tidak dilakukan. Berterima kasih atas usahanya untuk tetap membungkus banyak pemahaman.

Terima kasih akhirnya mau mengerti bahwa di dunia ini tidak hanya terdiri dari orang baik. Ada orang-orang baik tapi ada juga orang-orang berengsek. Walaupun terlambat, akhirnya sadar juga bahwa sungguh itu telah disebutkan di surat pertama dalam Al-Quran yang selalu kamu ulang ulang saat sholat, "Tunjukilah kami jalan yang lurus, dan bukan jalannya orang orang yang sesat". 

Terima kasih sudah terus membaca buku. Baik dalam keadaan senang ataupun sedih. Baik karena benar benar ingin tahu atau sedang lari dari masalah. Besok besok semoga mau terus membaca. Lain kali semoga genre buku yang dibaca lebih variatif ya.

Terima kasih masih mau mengaji. Juga membaca arti dan hikmahnya. Telah berniat one day one juz walaupun eksekusinya masih bolong-bolong. Masih semangat membaca walaupun tajwid masih berantakan. Besok besok semoga bisa lebih baik. Juga semoga mau belajar lagi memperbaiki tajwidnya. Dan tidak hanya membaca dalam keadaan sedih.

Terima kasih sudah terus menulis. Baik dalam keadaan sedih ataupun senang. Baik tentang kebahagiaan atau keluhan. Juga tentang diri sendiri, tentang orang lain, atau tentang banyak tempat. Tidak apa tidak melulu menulis di sini dan pecah pecah di banyak tempat. Menulis di blog, path, facebook, instagram, dan buku harian, masih sama baiknya. Semoga ada manfaatnya bagi yang membaca. Besok besok, semoga mau memerhatikan EYD ya.

Terima kasih sudah mau mendengarkan orang lain. Selalu bersedia mendengar banyak masalah di berbagai konteks dan situasi. Bahkan sanggup mendengarkan di waktu waktu yang  tidak pernah terbayangkan sebelumnya : pagi hari persis saat bangun tidur, tengah malam, bahkan sampai sepertiga malam. Via chat line, whatsapp, telpon, maupun tatap muka. Berusaha untuk melakukan probing dengan baik dan tidak judging. Lain kali, tau batasan diri ya. Kalau sedang tidak sanggup mendengar, segera bilang.

Terima kasih untuk tidak hanya mendengar, tapi sudah berani bersikap. Sudah berani memetakan mana orang yang bisa digalakin mana yang enggak. Mana orang yang langsung bisa diajak liat ayat Al-Quran bareng-bareng, mana yang bisa dikonfrontasi, mana yang harus ditarik ke concrete experience, mana yang bisa ditampar di depan, atau mana yang murni hanya butuh didengarkan dan didampingi untuk menemukan. Kamu bisa ternyata bantu orang. Yuk dipikirin lagi, kamu mau jadi Psikolog atau tidak.

Terima kasih sudah menyadari kalau kamu kecewa. Kamu kecewa saat melihat sendiri bagaimana orang lain membocorkan rahasia temannya. Kamu kecewa saat melihat sendiri orang lain menggunjingkan orang lainnya tanpa memastikan kabar yang sebenarnya. Kamu kecewa karena kamu melihat sendiri bagaimana orang lain menceritakan tentang orang lainnya kepada temannya yang membuat orang lain itu tampak jahat bahkan dalam keadaan belum saling kenal.  Karena kamu kecewa, besok besok jangan sekali kali melakukannya. Kamu tahu persis kan rasanya dikecewakan kan?

Terima kasih sudah mau merawat diri. Menjaga kebersihan diri lebih rajin. Berpakaian dengan lebih baik. Belajar mengenal kuas, base make up, gincu dan memakainya di saat saat yang perlu. Semoga besok besok pemahamannya tetap sama. Semua ini tidak ada artinya kalau hati masih ditumbuhi prasangka.

Terima kasih pernah berharap terlalu tinggi, lagi. Lalu merasakan sakit ketika benar benar jatuh. Dengan begitu kamu tau bahwa jangan pernah berharap terlalu tinggi lagi dalam urusan apapun. Tidak mau merasakan sakitnya lagi kalau jatuh kan?

Terima kasih pernah cemburu tidak pada tempatnya. Cemburu pada sesuatu yang bukan haknya. Dengan begitu kamu menyadari bahwa kamu sungguh sedang tidak percaya diri. Kalau kata Dilan, cemburu hanya untuk orang-orang yang tidak percaya diri. Setelah ini, ayo tingkatkan kualitas diri. Sehingga kamu tidak perlu merasa cemburu lagi.

Terima kasih sudah jadi teman yang baik. Mendahulukan kebahagiaan orang yang disayangi. Melakukan apa saja demi kebahagiaanya.  Tidak memaksakan sesuatu yang memang bukan haknya. Merelakan apa yang memang tidak pernah dimiliki. Dengan begitu kamu belajar bahwa ikhlas memang sulit bukan? Besok besok, kamu tidak bisa dengan mudah menyuruh orang lain untuk mengikhlaskan banyak hal dengan mudah, karena kamu tahu itu sulit. Jadi ayo dampingi orang lain yang sedang berjuang untuk  belajar ikhlas juga.

Terima kasih sudah sayang Bapak dan Ibu. Sudah mendampingi Bapak Ibu di masa masa sulitnya walaupun belum menjadi usaha terbaik. Sudah  mau nurut Bapak untuk tidak pulang terlalu malam walaupun masih ada bandelnya. Sudah mau nurut ibu untuk rajin cuci muka dan merapikan kasur walaupun jerawat tetap saja tumbuh.

Terima kasih sudah memutuskan untuk tidak meninggalkan Bapak Ibu jauh jauh tahun ini. Melipat niat untuk Indonesia Mengajar dan S2 keluar negeri. Menyadari bahwa Bapak dan Ibu sedang tidak mau ditinggal jauh oleh anak perempuannya. Semoga ikhlas. Semoga dapat ridho-Nya. Besok besok, semoga ada kesempatan yang lebih baik.

Terima kasih sudah berani jujur. Jujur untuk tidak sanggup melanjutkan tanggung jawab. Menyadari ada yang salah pada diri sendiri. Mengaku apa yang sebenarnya terjadi. Mengompensasi tanggung jawab yang telah ditinggalkan. Besok besok, sebelum mengiyakan tawaran, yuk dipikirkan kembali apakah sanggup menyelesaikannaya atau tidak.

Terima kasih pernah berada di titik selemah lemahnya iman. Menangis sepanjang malam. Enggan bangun dari tempat tidur. Memikirkan hal hal yang tidak perlu dipikirkan. Menyimpan semuanya sendirian. Akhirnya kamu mengerti kan, kalau sesuatu yang berlebihan selalu tidak baik, termasuk menangis. Membuat mata bengkak dan jelek. Kehilangan energi dan semangat esok paginya. Semoga setelah ini punya coping stress yang lebih baik. Allah mengubahmu kalau kamu mau berusaha. Semoga besok besok kalau ada yang menghadapi hal yang sama dan ia bercerita, kamu bisa mendampinginya dengan lebih ringan.

Terima kasih telah berusaha jadi tante yang baik. Membolak balikan kembali buku Psikologi Perkembangan dan Psikologi Bermain. Membeli buku buku dongeng dan latihan mendongeng untuk keponakan saat ia sudah mengerti.

Terima kasih telah menyadari bahwa kamu tidak cantik secara fisik. Telah menyadari norma yang berlaku di dunia ini untuk perempuan adalah standar kecantikan fisik. Tidak mengapa. Kalau kamu tidak cantik secara fisik, besok besok kamu akan selalu ingat bahwa kamu masih selalu bisa berjuang untuk memiliki hati yang cantik.

Terima kasih mau mencoba melakukan hal hal yang baru. Tidak kaku. Mengambil banyak pengetahuan. Melingkarkan banyak pertemanan. Tidak mengambil hati atas banyak kata kata kasar. Mengerti bahwa pemilihan kata yang digunakan orang lain tidak memiliki standar yang sama dengan dirimu. Seru bukan, kalau kamu tahu mana yang serius mana yang hanya bercanda.

Terima kasih mau mengiyakan berbagai tawaran pelatihan. Mengenal banyak karakter dan kepribadian lagi. Membolak balikan materi pelatihan. Memikirkan banyak metode. Semoga bisa jadi pahala. Semoga membuka percabangan jalur masa depan lainnya.

Terima kasih mau mencoba makan makanan baru. Tidak melulu memesan ayam goreng dan es teh manis. Sudah mau mencoba es krim duren. Besok besok kita coba makan yang lainnya ya.

Terima kasih mau mengerjakan skripsi dan mau lulus tahun ini. Kalau sedang malas dan jenuh, semoga  selalu ingat bagaimana ketertinggalanmu di tahun 2010. Kamu tidak perlu merasakannya lagi bukan?

Terima kasih mau percaya untuk bercerita kepada orang lain lagi. Setelah semua kekecewaan membuat kamu tidak percaya kepada siapapun. Tidak mengapa kau tidak harus bercerita kepada semua orang. Tapi kau tahu bahwa ada hal hal yang tidak bisa kau simpan sendiri. Dan kau tahu kepada siapa kamu bisa mempercayakan semua cerita ini.

Terima kasih sudah mau berterima kasih pada diri sendiri. Mau menerima diri sendiri. Setelah selama ini terlalu keras dengan diri sendiri. Tidak apa apa kata kata semoga dan besok besok di atas tidak langsung terjadi semua. Tapi minimal, kamu tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Hari ini, selamat 23 tahun 9 bulan, Tuti. Semoga tahun ini menjadi S,Psi. 

Rabu, 25 Februari 2015

Kalau Kamu Benci, Jangan Lakukan

Gw benci, orang orang yang menceritakan banyak rahasia tentang dirinya kepada orang lain, yang di dalamnya melibatkan orang lainnya, dan membuat orang di dalam ceritanya sebagai sosok penjahat di mata orang orang padahal kenal pun tidak.

Gw benci, orang orang yang tahu kode etik profesi seorang psikolog, tahu persis menjaga rahasia orang lain adalah hal yang utama, tapi tetap menggunjingkan orang lain dengan pemaafan "jangan bilang siapa siapa ya".

Gw benci, orang yang mengaku berpikir kritis, orang yang katanya selalu mengkaji banyak hal, tapi sekalinya mendengar gosip tidak berani menanyakan langsung ke sumber utamanya, dan payahnya menyebarkannya dengan banyak bumbu juga.

Kamu tau kan, Tut, apa yang kamu benci? Kalau kamu benci, jangan lakukan. Jangan sekali kali melakukannya. 

22 tahun 9 bulan

Sekarang umurnya berapa, Tut?
....
Sekarang umurnya berapa, Tut?
22
Yakin 22?
Iya 22
Bukan 22 tahun 9 bulan?
9 bulan?
Iya. Jadi yang 9 bulan gak dihitung? 

Minggu, 08 Februari 2015