Rabu, 30 November 2011

Nomor 22

Debat dan Eksplorasi Kandidat Ketua BEM UI 2012.
 
Ba'da Magrib, kemarin.
Di Kantin Lama, Fakultas Psikologi UI.
Acy : Teh, Teh! Liat kebelakang Teh! A'Maman, Teh! A'Maman! (sambil menarik tangan gw)
Gw : Serius lw, Cy? Mana Cy? Mana? (mengedarkan pandangan ke sekitar)
Melihat sosok yang dimaksud.
Gw : Cy! Mimpi gw nomor 22, Cy! Mimpi gw nomor 22!
Acy : Ayo Teh kenalan sekarang! Ayo Teh! Biar mimpinya diceklis satu lagi.
Gw : Gw tiba-tiba deg-degan coba Cy. Hahaha. Gimana dong Cy? Malu gw. Masa tiba-tiba nodong buat kenalan. Siapa gw? Tuh khan. Lagian A'Maman lagi ngobrol sama banyak orang.
Acy : Ih, teh. Gapapa. Tunggu aja sampe lagi gak ngobrol sama orang.
Gw mondar-mandir gak jelas. Keliling-keliling memperhatikan kalau-kalau udah gak ada yang ngajak ngobrol A'Maman. Sampai akhirnya memutuskan duduk di sebelah Murai.
Gw : Rai, gimana dong? Kenalan gak ya gw? Malu nih gw.
Murai : Kenalan aja, Teh. Sekalian sama A'Ijonk nya. Tuh yang lagi disebelahnya pake baju Juventus.
Gw : Serius itu A'Ijonk? Gak tau ah, Rai. Deg-degan teu puguh coba gw.
Gw duduk manis di sebelah Murai sambil sesekali memerhatikan A'Maman yang tidak habis-habisnya disapa dan terlibat pembicaraan singkat dengan banyak orang. Bener-bener gak ada habisnya. Gw nyerah. Pertama, gw deg-degan gak jelas. Kedua, gw mau ngomong apa nanti? Ketiga, bahkan sampai gw menyatakan gw menyerah, A'Maman masih saja terlibat pembicaraan dengan banyak orang. Kali ini, A'Maman lagi ngobrol dengan Kabid Kastrat gw, Kak Nikki.

Hari lewat di depan gw yang masih duduk manis dengan muka yang gak manis.
Hari : Tuth, naik ke atas lagi, yuk. Lanjutin tugas.
Gw naik ke atas, ke SC (Student Center). Melanjutkan tugas pakom (papan komunikasi) sebagai tugas magang Kastrat. Saat lagi motong kertas warna sama Hari, tiba-tiba gw teringat sesuatu.

Gw nyerah? Tentu saja tidak!
Gw : Ri, gw ke bawah bentar dulu boleh ya? Gw mau menceklis salah satu mimpi gw nih, Ri. Tapi takut.
Hari : Mimpi apa emangnya?
Gw : Gw mau kenalan sama ketua BEM UI, Ri dan A'Maman lagi ada di bawah. Tapi deg-degan coba gw. Gimana dong?
Hari : Mending ke bawah dulu aja.
Gw : Gapapa ya gw ke bawah dulu? Doakan gw, Ri! (melesat turun dari SC setengah berlari)
Dan ternyata? Momennya oke banget. A'Maman sedang tidak ngobrol dengan siapapun. Dan tiba-tiba gw pun terpikirkan sesuatu melihat kabid kastrat gw.
Gw : Kak Nikki! Kak Nikki!
Kak Nikki : Kenapa, Ti?
Gw : Kak, gw khan punya daftar 100 mimpi ya, Kak. Salah satunya gw pengen berkenalan dengan Ketua BEM UI. Kalau sekarang gw mau kenalan sama A'Maman, ganggu gak ya, Kak?
Kak Nikki : Ayo sini!
Gw : (dalam hati : berhasil! :D)
Gw mengekor Kak Nikki di belakang yang hendak menghampiri A'Maman. 
Kau tau kawan? Sumpah, muka dan senyum gw gak kontrol saat itu.
Kak Nikki : Man, gw punya anak magang Kastrat. Dia punya 100 mimpi yang salah satunya pengen kenalan sama Ketua BEM UI. Namanya Tuti.
Gw : Saya Tuti A, Psikologi 2011. (posisi menjabat tangan)
A'Maman : (mengatupkan kedua tangan sambil tersenyum santun) Maman.
A'Ijonk : (tersenyum santun menjabat tangan gw) Ijonk.
Kak Nikki pun pergi meninggalkan kami bertiga dengan kondisi gw yang masih berusaha menguasai diri.
Gw : Sebelumnya maaf banget A'Maman dan A'Ijonk, Tuti ganggu waktunya tiba-tiba minta kenalan. Jadi gini, A. Dulu khan waktu OKK ada tugas menulis 100 mimpi. Salah satu mimpi saya adalah kenalan dengan Ketua BEM UI, seklian juga deh sama Wakil Ketua BEM nya kalau sekarang :D Nah, awalnya saya mau minta bantuan 'kakak' saya untuk mewujudkannya, Teh Marista, Farmasi 2007, A'Maman kenal?
A'Maman : Marista? Oh iya saya kenal.
Gw : Tapi alhamdulilah bisa dibantu diwujudkan oleh Kak Nikki :D (sambil senyum yang menurut gw ketahuan banget gak kontrolnya)
A'Maman dan A'Ijonk : (tersenyum sambil tertawa kecil mendengar kata-kata dan tingkah gw)
Gw persepsikan ada dua kemungkinan yang menyebabkan A'Maman dan A'Ijonk tersenyum dan tertawa kecil. Pertama, terkesan karena mereka berdua masuk menjadi salah satu mimpi sederhana seorang mahasiswi baru yang lugu dan nekat. Kedua, mimpinya lucu juga ya? Apapun kemungkinannya, satu hal yang gw pastikan. Senyum dan tawa kecil mereka, santun, menghargai.
Gw : Nah, tujuan saya mau kenalan sama A'Maman dan A'Ijonk, saya cuma mau menanyakan satu pertanyaan. Boleh, A?
A'Maman : Silahkan.
Gw : Sejak kapan A'Maman dan A'Ijonk mulai memikirkan UI dan Indonesia?
A'Maman dan A'Ijonk : (tersenyum dan tertawa kecil, lagi)
A'Ijonk mulai bercerita.
Kemudian disusul A'Maman.

Jawaban sederhana yang menyenangkan :)
Gw : A'Maman dan A'Ijonk, makasih banyak ya a sudah bersedia menjawab (sambil mengatupkan dua telapak tangan). Silahkan dilanjutkan melihat Deboks (Debat dan Eksplorasi) nya, A.
A'Maman : Sama-sama Tuti. Sukses ya buat Tuti (sambil tersenyum, lagi)
A'Ijonk : Iya Tuti, sama-sama. (sambil tersenyum, juga)
Gw : Oh iya, buat A'Ijonk, saya suka sama puisi Senja Makara buatan A'Ijonk loh, A.
A'Ijonk : Iya? Waah, makasih ya, Tuti. Ngomong-ngomong, Tuti asalnya dari mana?
Gw : Dari Bogor, A.
A'Ijonk : SMA nya?
Gw : SMAN 1 Bogor.
A'Ijonk : Oooh, SMAN 1 Bogor, ya? Pantesan.
Gw : A'Ijonk tau SMA saya?
A'Ijonk : Saya tau Tuti. SMAN 1 Bogor khan bagus.
Gw : Waah, alhamdulilah, amiin A, amiin. Sekali lagi makasih banyak ya, A'Ijonk.
A'Ijonk : Sama-sama Tuti. Sukses ya buat Tuti!
Maksud hati hanya ingin mendengarkan sebuah jawaban. Tapi, menceklis mimpi yang satu ini malah mengingatkan gw bahwa ada nama baik yang masih harus gw jaga dan kibarkan, di sini,  dan di manapun gw berada nanti :) 

22. Berkenalan dengan Ketua BEM UI ( )
***
Kak Nikki : Ti, punya mimpi mau kenalan sama siapa lagi?
Gw : Mmmh, ada Kak! Mimpi nomor 45 gw, berkenalan dengan Najwa Sihab!
Kak Nikki : Gw ada tuh nomor manajer Najwa Sihab, nanti gw kasih ya.

Sabtu, 26 November 2011

Berobat Jalan

Beberapa waktu lalu, masa-masanya menjelang SNMPTN 2011, waktu sudah ada kepastian bahwa gw menempatkan Psikologi di pilihan kedua gw, Teh Lia, alumni SMANSA yang saat ini berstatus sebagai mahasiswa S2 Fakultas Psikologi UI, pernah bilang sesuatu ke gw.
Teh Lia : Tuth, aku doain masuk Manajemen aja ya. Soalnya jadi anak Psikologi kemungkinannya cuma dua. Kalau gak nyembuhin orang lain, ya berobat jalan untuk nyembuhin diri sendiri.
Dalam pandangan awam, dulu gw sempet ngerasa gimaaanaaaa gitu dengan pernyataan Teh Lia. Selain gw emang gak ngerti maksudnya berobat jalan apa, dulu gw langsung sentimen gitu, '"Emang orang yang masuk Psikologi menandakan selalu orang yang bermasalah ya?"

Tapi sekarang, gw ngerti maksudnya Teh Lia apaan, hahahaha :P Karena pernyataan tersebut, memang berlaku universal di fakultas ini. Ilmu yang didapatkan disini, selain idealnya akan diaplikasikan untuk menjadi seorang psikolog, dalam jangka pendek, ilmu tersebut tersebut bisa terlebih dahulu diterapkan pada diri sendiri. Seperti pada gw beberapa hari yang lalu :D

Gw mendapatkan tugas untuk membuat sebuah Tinjauan Pustaka. Sebuah tulisan yang dibuat dengan literatur yang diambil dari beberapa artikel. Dan tugas ini gw manfaatkan untuk berobat jalan untuk menyembuhkan sebuah kebiasaan buruk yang mulai membayangi gw. Kebiasaan ini salah satu penyebab kelelahan gw minggu ini. Kebiasaan yang sempat membuat gw mengerjakan tugas dengan tangan bergetar kayak orang yang lagi kejang-kejang. Sumpah gw pengen banget lepas dari kebiasaan ini. Kebiasaan ini gak ngenakin. Bikin capek, khususnya capek hati :(

Dengan mengetahui lebih dekat tentang kebiasaan ini, berharap gw bisa mencari celah untuk menjadi sebenar-benarnya musuh dengan kebiasaan ini.

Namanya prokrastinasi.

Tinjauan pustaka yang gw buat ini sebenarnya gak cukup merepresentasikan semua hal tentang prokrastinasi karena hanya dibatasi 1000 kata. Jadi, ada kemungkinan gw akan menulis lagi tentang prokrastinasi di lain kesempatan. Selamat membaca. Semoga bermanfaat :)


 sumber gambar : sms-kasih.blogspot.com

***
 Tinjauan Pustaka
Prokrastinasi Akademik

Sebagai seorang mahasiswa, tidak jarang saya melihat orang-orang di sekitar saya atau bahkan diri saya sendiri sedang berada dalam keadaan malas untuk mengerjakan tugas kuliah tertentu (baca : menunda). Lebih jauh lagi, pada prakteknya rasa malas ini memiliki bentuk yang bervariasi. Mulai dari mengakhirkan pengerjaan tugas, baru mengerjakan tugas di detik-detik terakhir pengumpulan tugas dengan modal dalam keadaan panik, sampai dalam dalam bentuk berlari dari sebuah tugas dengan cara mencari-cari kegiatan lainnya untuk dikerjakan yang sesungguhnya tidak ada kolerasinya dengan tugas utama dan tidak bersifat mendesak.

Sikap malas atau menunda mengerjakan tugas kuliah itu dapat disebut dengan istilah prokrastinasi akademik. Adapun istilah prokrastinasi sendiri secara epistemologi, menurut Wikipedia.com, berasal dari bahasa latin procastinare, dengan pro yang memiliki arti gerakan maju dan crastinus yang memiliki arti milik hari esok. Apa definisi dari prokrastinasi? Apa yang menyebabkan seseorang memilih melakukan prokrastinasi? Apa dampak yang akan dirasakan oleh pelaku prokrastinasi?

Prokrastinasi adalah sebuah kecenderungan untuk menunda hal yang seharusnya dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih khusus lagi, prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda-nunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas akademik (Lay dalam Lee dkk. 2006). Orang yang melakukan prokrastinasi sering disebut dengan istilah prokrastinator.

Berdasarkan perilakuknya, Chu dan Choi (2005) membagi perilaku prokrastinasi menjadi dua, yaitu prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif. Menurut Chu dan Choi, perilaku prokrastinasi aktif adalah perilaku sengaja menunda suatu pekerjaan untuk melakukan perkerjaan lain yang lebih penting dam mendesak, atau menunda pekerjaan untuk terlebih dahulu membuat perencanaan dan persiapan atau mengumpulkan informasi-informasi penting yang mungkin berguna. Sebagai contoh, perilaku prokrastinasi aktif ini dapat dilihat pada mahasiswa yang sengaja berlama-lama mencari bahan dari internet untuk pembuatan tugas makalah tetapi tidak kunjung memulai membuat makalah itu sendiri.

Adapun yang disebut dengan prokrastinasi pasif adalah perilaku prokrastinasi yang di dalamnya terdapat unsur penundaan yang tidak rasional, tidak diperlukan, dan tidak bermanfaat bagi penyelesaian tugas akademik yang dikerjakan. Sebagai contoh, mahasiswa yang menunda pengumpulan tugas jurnal. Mahasiswa tersebut menyadari bahwa esok hari, pukul 07.00 WIB, ia harus mengumpulkan tugas jurnal kepada dosennya. Akan tetapi, di malam sebelumnya, ia memutuskan untuk mengerjakan tugas lain yang tidak lebih penting dari tugas jurnal tersebut. Ia memutuskan untuk berlama-lama membuka jejaring sosial, menonton tv, merapihkan kamar yang sebenarnya sudah rapi, dan baru mulai mengerjakan tugas jurnal tersebut ketika rasa panik sudah melanda saat waktu menunjukkan telah lewat dini hari.  

  Contoh seorang prokrastinator
 
sumber gambar : jackiecasper.wordpress.com 

Secara umum, dalam skripsinya, Gufron (2000) membagi penyebab prokrastinasi ada dua : 1) rasa enggan atau ragu-ragu untuk memulai dan mengerjakan tugas yang diapnggap sulit atau tidak menyenangkan; 2) rasa khawatir atau takut akan konsekuensi yang mungkin timbul dari penyelesaian tugas dan dievaluasi terhadap tugas tersebut.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri seseorang yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis dari seseorang. Faktor internal yang berasal dari dalam diri seseorang yang turut mempengaruhi munculnya prokrastinasi akademik adalah keadaan fisik dan kondisi kesehatan seseorang, misalnya fatigue (kelelahan). Seseorang yang mengalami fatigue akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang tidak (Bruno, 1998; Millgram, dalam Ferrari, dkk, 1995). Tingkat intelegensi yang dimiliki seseorang tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi, walaupun prokrastinasi sering disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irrasional yang dimiliki seseorang (Ferrari dalam Wulan, 2000).

Faktor yang kedua berkenaan dengan kondisi psikologis seseorang. Menurut Millgram, dkk. (dalam Rizvi, 1998), trait kepribadian seseorang turut mempengaruhi munculnya perilaku penundaan, misalnya trait kemampuan sosial yang tercermin dalam self regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial (Janssen dan Carton, 1999). Besarnya motivasi yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi prokrastinasi secara negatif, dimana semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki seseorang ketika menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungannya untuk prokrastinasi akademik (Briordy, dalam Ferrari, dkk, 1995). Berbagai hasil penelitian juga menemukan aspek-aspek lain pada diri seseorang yang turut mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku, antara lain; rendahnya kontrol diri (Green, 1982; Tuckman, dalamhttp://all.successcenterohiostate.edu/references/procrastinator_state.edu/references/procrastinator_APA_paper.htmPagedalamhttp://www.mwsc.edu/psychology/research/psy302/fall96/stephanie_page.html)

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi seseorang melakukan perilaku prokrastinasi adalah faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri seseorang yang memengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu antara lain berupa pengasuhan orang tua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang lenient.

Prokrastinasi juga memiliki beberapa akibat yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh para pelakunya. Beberapa akibat dari prokrastinasi diantaranya adalah 1) kemungkinan mengalami kecemasan menghadapi tes yang lebih tinggi dibanding mahasiswa lainnya (Kalechstein, 1989). Tidak hanya itu, mereka yang prokrastinator tersebut juga memiliki kecemasan, kekhawatiran, dan depresi dibanding mahasiswa yang tidak melakukan prokrastinasi. Tidak heran mereka memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dan persepsi kesehatan yang lebih buruk (Tice & Baumeister, dalam Chu & Choi, 2005). Dalam jangka panjang maupun pendek, hal diatas dapat dapat menghasilkan sebuah kemungkinan bahwa seorang mahasiswa yang prokrastinator di kemudian hari akan mendapatkan nilai yang buruk.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk menunda tugas yang bersifat akademis yang seharusnya bisa untuk segera dikerjakan. Orang yang melakukan tindakan prokrastinasi akrab disebut sebagai prokrastinator. Perilaku prokrastinasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif. Ada beberapa penyebab seseorang melakukan tindakan prokrastinasi akademik. Beberapa diantaranya rasa enggan untuk menyelesaikan tugas yang dirasa sulit serta rasa khawatir atas evaluasi tugas yang dikerjakan. Tindakan prokrastinasi akademik pun dapat dipengaruhi oleh berbagi faktor, baik faktor eksternal maupun faktor internal. Pada akhirnya, dalam jangka panjang maupun pendek, seorang prokrastinator akan mengalami beberapa dampak akibat tindak prokrastinasi yang dilakukannya, seperti kecemasan, kekhawatiran, dan kemungkinan pencapaian prestasi akademik yang tidak optimal.



Daftar Pustaka



Vedder, Teguh. “Sekilas Tentang Prokrastinasi. http://azumicute.blogspot.com/2011/02/prokrastinasi.html (25 November 2011)


***
Tahukah kawan?
Kalau selama ini blogging menjadi salah satu tempat katarsis gw, jangan-jangan sekarang blogging sudah beralih fungsi jadi tempat prokras gw lagi? -___-

Bismillahirahmanirahim.
Gw gak mau tangan gw kejang-kejang lagi!

Jujur Itu..

Menyenangkan :D

Kayak malam ini. Membiarkan jujur kepada sahabat sendiri tentang apa yang dirasa dan apa yang ada di dalam kepala, membiarkannya benar-benar tidak ada rahasia diantaranya, termasuk melunasi hutang cerita yang pernah dijanjikan bertahun-tahun silam, tanpa memedulikan konsekuensi terburuk dari kejujuran yang sempat tertunda, sanggup meringankan langkah untuk menjejakkan kaki lebih tegak keesokan harinya.

Untuk sahabat kembar dengan kelahiran lebih tua dua jam di pulau yang berbeda, terima kasih untuk malam ini. Terima kasih telah berkenan untuk mendengar. Maaf untuk cerita yang tidak menyenangkan untuk didengar.

Setelah ini, nampaknya tak akan jauh berbeda dengan dua sahabat gw yang lainnya. Yap. Seperti mereka. Sepertinya memang tidak akan ada lagi rahasia di antara kita :D

Sampai ketemu lagi, RJ! Dengan cerita dan mimpi jangka pendek masing-masing yang telah berhasil dicapai :)

Jumat, 25 November 2011

Dari Kami.

Yang mengenalmu.
Dan yang pernah disentuh olehmu :)

Kak Evin (Psikologi UI 2008)- Kak Lysa (Psikologi UI 2008)

 Haura (Psikologi UI 2011)- Acy (Psikologi UI 2011)


Kak Eky (Psikologi UI 2008)- Dani (Psikologi UI 2011)

Kak Ekki (Psikologi UI 2009) - Hari (Psikologi UI 2011)

Kak Ayas (Psikologi UI 2009)


Kak Ita (Psikologi UI 2009) - Kak Atha (Psikologi UI 2008)

RJ (Metalurgi UI 2010) -Tuti (Psikologi UI 2011).

Teh Aqist (Psikologi UI 2009)

Selamat ulang tahun, Tetehku.
Maaf untuk keterlambatannya.
Dan doa terbaik selalu mengalir untukmu, dari orang-orang tersayang, di makara biru muda kesayanganmu :)

Kamis, 24 November 2011

Sehari Bersama Kastrat

Udah lama gw gak bikin judul postingan yang menurut gw cukup untuk merepresentasikan isi postingan secara keseluruhan, kayak postingan kali ini :)

Hari ini gw memang benar-benar menghabiskan waktu bersama Kastrat sepanjang pagi sampai malam. Singkat cerita, gw kepilih jadi anak magang Bidang Kajian Strategis atau yang biasa disebut Kastrat BEM Opera 2011 (Opera adalah nama BEM Fakultas Psikologi 2011 yang merupakan singkatan dari Optimal Bersahabat). Bersama tiga orang kawan gw lainnya -Haura, Hari, dan Anas- kami diperkenalkan tentang Kastrat dan seluk beluk di dalamnya. Kami pun diberi beberapa tugas layaknya kami benar-benar merupakan staff Bidang Kastrat.

Bagi khalayak awam, dengan istilah yang berbeda di setiap fakultas dan universitasnya, bidang ini dikenal dengan bidang yang suka demo dan melakukan aksi. Jujur, dulu pun gw memiliki stigma tersendiri untuk bidang ini. Menurut gw bidang ini berat banget dan untouchable banget lah mengingat gw agak apatis dengan urusan politik dan gw bukan salah satu mahasiswa yang punya pandangan kalau mahasiswa harus turun ke jalan. Tapi berhubung saat ini gw sudah terlanjur kecebur di dalamnya mengetahui pengetahuan lebih banyak tentang Kastrat, gw lebih senang menyebut Bidang ini dengan sebutan  bidang yang mengkaji dan menyikapi isu-isu terkini di dalam dan di luar Fakultas Psikologi.

Sehari bersama Kastrat tadi pun pada akhirnya membuat gw (lagi-lagi) ngerasa doa gw gak ada habisnya dikabulin sama Yang Maha Mengabulkan Doa. Dulu gw pernah berdoa pengen dibukakan kotak-kotak pikiran dan sudut pandang gw akibat dari gw yang hobinya hanya main personal dan susah banget aware sama isu-isu sosial yang ada di sekitar gw. Hari ini, perlahan tapi pasti, doa itu pun (gw anggap) dikabulkan.

Dimulai dari pukul 11.00. Gw, Haura, Hari dan Anas datang menghadap Bang Hamdi Muluk. Beliau adalah Guru Besar Fakultas Psikologi UI. FYI : Di Fakultas Psikologi UI, dosen lazim dipanggil mba, mas, dan abang. Dalam kehidupan bermasyarakat, beliau dikenal sebagai pakar Psikologi Politik. Beberapa hari lalu beliau pun sempat diundang di dalah satu stasiun televisi swasta terkait dengan kasus Nazarudin. 

Kami menghadap beliau masih terkait dengan acara yang tengah diselenggarakan oleh Bidang Kastrat yaitu Sekolah Anti Korupsi (SAK). Kami ditugasi untuk mewawancarai beliau yang selanjutnya hasil wawancara tersebut, bersama hasil studi pustaka, akan dikaji bersama oleh bidang Kastrat dan dilempar ke sivitas Fakultas Psikologi guna memanaskan isu korupsi menjelang acara puncak Sekolah Anti Korupsi yang mengangkat tagline mudagakorup. Kalau selama ini korupsi diangkat dengan menggunakan pendekatan hukum, ekonomi, dan sosal,  sedikit berbeda dengan  yang sudah ada sebelumnya, kami ditugasi untuk mewawancarai Bang Hamdi terkait dengan fenomena korupsi menggunakan pendekatan Psikologi.

Hanya bermodalkan satu pertanyaan, "Bang, kalau selama ini kami tahu tentang korupsi melalui pendekatan hukum, ekonomi, dan sosial, kalau dari pendekatan psikologi, korupsi itu seperti apa, Bang?"

Pertanyaan itu pun sukses mengalirkan deras informasi selama kurang lebih 2 jam. Mengetahui kami yang masih hijau, yang masih menginjak semester satu, penting bagi Bang Hamdi memberikan pengetahuan sebelumnya tentang sejarah negara, politik, sampai akhirnya menyentuh korupsi itu sendiri.

Cangaklah gw mendengar penjelasan Bang Hamdi. Gw cuma bisa ngangguk-ngangguk, geleng-geleng, sampai ketawa-ketawa tertahan. Ketawa? Yap. Ada beberapa momen dari penjelasan Bang Hamdi yang bikin kami berempat ngerasa, "Baru tahu Guru Besar bisa kayak gini?" Hehehe :P Oke bangetlah Bang Hamdi. Sukses membuat gw ngerasa cetek banget gak punya pengetahuan apa-apa tentang istilah yang sebenarnya sering digelontorkan beberapa waktu belakangan.

Lebih jauh lagi, ada sebuah statement Bang Hamdi yang jadi  pukulan telak banget buat gw. Pernyataan Bang Hadi  pada akhirnya seolah menjawab pertanyaan gw dan  membuat gw sadar kalau gw gak boleh apatis (lagi) sama urusan politik.

Lanjut lagi pukul 16.00 setelah kelas mata kuliah Logika Penulisan Ilmiah. Kastrat kumpul lagi untuk datang Rapat Pleno I Magang BEM Opera 2011. Rapatnya fun. Hanya perkenalan tiap-tiap bidangnya dengan iyel-iyel masing-masing. Sesuai amanah Ketua Bidang Kastrat, Kak Nikki, untuk mencoba membuat image Kastrat tidak horor di mata orang-orang, kami pun memutuskan membuat iyel-iyel yang agak ngedangdut dikit, hehehe :P Dan iyel-iyelnya sukses membuat orang-orang cangak karena lagunya gak kedengeran gara-gara keasikan joget -__-

Di penghujung acara, ada kompetisi membuat menara setinggi-tingginya antar bidang. Menara dibuat dari barang-barang yang dimiliki oleh masing-masing bidang. Dengan rusuhnya, Kastrat pun maju ke depan Aula, mengangkat meja yang dulu tempat feedbcaker mengevaluasi dan diposisikan secara vertikal, mengangkat kursi ke atas meja tersebut, dan meletakkan barang-barang pribadi di atas kursi tersebut. Saking rusuhnya dan kebiasaan teledor gw yang gak abis-abis, laptop gw pun terlempar dari atas kursi dan mencium lantai :'(

Dengan modal rusuh dan pengorbanan laptop yang terlempar, Kastrat dan Danus pun akhirnya memenangkan kompetisi! :D

Awalnya, setelah pleno kami berempat mau langsung mengerjakan resume hasil wawancara tadi. Sampai pada akhirnya rencana dibatalakan karena Kastrat BEM Opera ngajak nonton film Sang Penari di Detos. Sampai di Detos, alamaaaaak, filmnya..... hahahaha -___- Mata gw sampai harus dihalangi oleh tangan Abang karena ada beberapa adegan yang menurut Abang gak boleh gw liat, dan begitu pula sebaliknya. Sepanjang film berlangsung, dengan sesekali saling menghalangi mata, gw diskusi bareng Abang dan Haura tentang apa maksud film ini, soalnya kerasa banget butuh mikirnya. Kalau gak mikir ya gak ngerti maksudnya apa.

Mentang-mentang namanya ada unsur kajian, usai film yang bercerita tentang budaya Ronggeng di tengah latar waktu Gerakan 30 September ini, kami pun mengkaji film ini sambil menunggu orang-orang keluar dari bioskop. Kami pun sepakat film ini kurang sesuai dengan ekspetasi kami yang berharap lebih dengan cerita sejarah yang terkandung di dalamnya. Unsur sejarahnya sedikit. Malah banyak banget adegan-adegan yang istilah di dalamnya malah menjadi bahan bercandaan kami :D
Abang : Qist, lw jadi Ronggeng gih di SC!
Kak Nikki : Makanya jangan 'buka kelambu'!
Usai nonton, lagi-lagi tadinya mau langsung pulang, sebelum pada akhirnya memutuskan untuk makan bareng di ayam bakar sebelah Gramedia Margonda. Kak Nikki izin pulang duluan. Tinggal kami bertujuh melanjutkan makan dengan berbagai macam obrolan. Mulai dari ternyata Pusat Krisis dan Klinik Terpadu itu fungsinya berbeda, tentang berpisah adalah bencana,  Hari yang gak setuju dengan sesuatu yang berlawanan bukan beratrti saling melengkapi, istilah korupsi hanya digunakan jika merugikan negara, tentang banci-banci di daerah Kutek, sampai Haura tentang maslaah pribadinya. Diantara sekian obrolan itu, gw paling inget kata-kata Teh Aqist.
Teh Aqist : Kita khan gak boleh sedekat ini loh sama anak magang.
Hahaha, atuhlah Teh, kedekatan ini malah bikin saya ngerasa Kastrat gak sehoror yang saya kira dulu :P

Setelah makan kami memutuskan langsung pulang. Lumayan jauh sih, tapi demi tidak membiarkan uang 2000 diserahkan begitu saja kepada abang angkot, dari tempat kami makan, kami -selain Anas yang pulang dengan arah berlawanan-memutuskan jalan kaki sampai Gang Sawo atau lebih tepatnya sampai depan kostan gw. Sepanjang perjalanan, Haura melanjutkan ceritanya dengan Teh Aqist, Abang ceceritaan dengan Kak Niken, dan gw ceceritaan dengan Hari.

Jujur, minggu ini minggu lelah gw. Lelahnya gw pun sempat menzalimi orang lain. Mulai dari marah-marah ke Amei, marah-marah ke Hana,  gak bisa menanggapi cerita orang dengan baik, nyaris menghilangkan Bucur Kesma, sampai males ngebalesin sms orang-orang. 

Setelah kemarin gw nangis kejer banget di depan Murai dan Nila sambil mengeluarkan segala bentuk kelelahan gw, sehari bersama Kastrat tadi pun pada akhirnya menutup minggu lelah gw dengan kesadaran bahwa gw hanya butuh jeda untuk diam dan tertawa.

Kastrat BEM Opera dan Peserta Magang Kastrat
Kiri ke kanan : Anas, Abang, Kak Nikki, Hari, Haura, Teh Aqist, Kak Niken, dan Gw

Waktu simulasi Rapat Tertutup (Ratup) acara puncak PDKM, gw dipercaya jadi Kepala Bidang PSDM oleh Haura yang waktu itu menjabat menjadi Ketua BEM PDKM Opera. Di akhir simulasi, gw dan anak-anak gw  di bidang PSDM sepakat bahwa kalau pada akhirnya hanya beberapa diantara kita yang dapet magang PSDM atau bahkan yang dapet closerec, setidaknya kita bersyukur pernah bareng-bareng jadi anak PSDM.

Dan untuk saat ini, kalau pada akhirnya hanya beberapa dari kami berempat yang benar-benar bertahan jadi anak Kastrat tahun depan, setidaknya gw bersyukur pernah jadi anak magang Kastrat  bareng-bareng mereka sekarang :)

Rabu, 23 November 2011

Hanya untuk-Mu

Sebagaimana Engkau menjadikan bukit-bukit dan gunung-gunung sebagai pasak bumi, jadikan tegaknya kaki ini menjadi pasak fisik dan mental hamba saat ini.

Dan apapun, apapun yang hamba lakukan detik ini, hari ini, dan hari-hari selanjutnya, semua hanya untuk-Mu. Hanya untuk-Mu, ya Rabb.

Dengan menyebut nama-Mu, Zat yang tak pernah lelah menegakkan hati hamba-hamba-Nya.

Senin, 21 November 2011

Random 1 - Hectic Week Version

# Song For Camp 2011

 Song For Camp 2011

FYI : Song 4 Camp adalah acara tahunan Psikologi UI yang dilaksanakan menjelang Psycamp sebagai acara penggalangan dana untuk Psycamp itu sendiri. 

Setelah di SMA gw gak pernah sekalipun bertindak jadi sie.acara suatu kegiatan, acara Song For Camp malah menjadi kali kedua gw menjadi sie.acara selama berstatus menjadi mahasiswa.  Seneng bisa melihat apa-apa yang dimiliki oleh teman-teman senagkatan gw yang belum terlihat sebelumnya. Seneng bisa total menjalankan jobdesk saat hari-H mengingat gw ngerasa gak berbuat banyak saat persiapan dilaksanakan. Seneng karena bisa memposisikan badan dan pikiran gw dalam satu tempat  kamis kemarin :)

Tapi hal yang paling menyenangkan, untuk pertama kalinya, di penghujung acara Song For Camp, gw bisa melafalkan Yellguys dengan fasih dan lancar tanpa harus tercekat di tengah tenggorokan karena ngeblank akibat kata-kata dan hentakan kaki  Yellguys yang, sumpah, mirip parah dengan Iyel-Iyel OSIS :D


# Diklat Navigasi Darat Gandewa

Diklat Manajeman Perjalanan Gandewa
@Gunung Kencana, Puncak, Bogor, Jawa Barat

Kemarin gw baru pulang dari Diklat Lapangan 2 Navigasi Darat Calon Anggota  (Caang) Gandewa. FYI : Gandewa adalah Kelompok Pecinta Alam Fakultas Psikologi UI. Diklat kali ini diadakan di tempat yang sama dengan Diklat Manajemen Perjalanan lalu, Gunung Kencana, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Hidup gw bulan ini kok gak jauh-jauh dari Puncak ya? Bedanya, kalau diklat pertama hanya nge-camp di kaki gunung, diklat kali ini kami menerabas masuk hutan dan nge-camp di salah satu titik di Gunung Kencananya.
Diklat dua kemarin benar-benar meninggalkan banyak hal buat gw. Selain praktek lapangan langsung yang oke banget tentang navigasi darat yang terdiri dari orientasi peta, orientasi medan, resection, intersection, dan man to man, ada satu hal yang menurut gw yang sukses membuat gw nyess banget. Di tengah badan gw yang  lecet-lecet, baret-baret, dan memar-memar saat membuka jalan dan menerabas hutan, gw seolah menemukan pembuktian dari kata-kata senior gw di Gandewa.
Di atas gunung, kalian bisa melihat karakter asli teman-teman kalian, bahkan kalian bisa melihat  karakter asli diri kalian sendiri.
Mungkin benar kata Hari, kalau gw bilang apa yang gw lihat kemarin adalah karakter asli teman-teman caang gw, mungkin itu hanya sebuah asumsi. Tapiiii, ada satu hal yang gw bisa pastikan. Di atas gunung kemarin, gw melihat karakter-karakter yang BERBEDA dari teman-teman gw yang dalam keadaan normal gak pernah diperlihatkan sebelumnya. Dan menurut gw, hal itu WOW banget untuk diperhatikan dan disadari :D

Di atas gunung kemarin, kelihatan banget siapa-siapa yang empati terhadap teman lebih besar, egoisnya lebih besar, orientasi menyelamatkan diri sendirinya lebih besar, sampai orientasi menyelamatkan temannya yang lebih besar. 

Hal itu pun terjadi pada gw. Sifat-sifat gw yang apa banget juga keluar semua di atas gunung kemarin. Ih waw banget deh gw ngeliat diri gw sendiri yang kayak gitu, hohoho ;P Sampai akhirnya gw pun berasumsi, bagi siapa saja yang lupa dengan jawaban dari pertanyaan siapa saya, naik gunung bareng yuk? :D

Saat turun gunung pun kesadaran akan betapa berharganya waktu begitu mengakar ketika tahu kalau kita gak pernah punya banyak waktu. Hari ini gw kuis Psium. Di akhir pengumpulan kuis, nikmat banget ketika inget bahwa kemarin, kampus berjalan Psium yang kami lakukan saat turun gunung, membantu banyak untuk kuis hari ini :D

Diantara sekian banyak hal yang ditinggalkan dari diklat kemarin, satu hal yang sampai sekarang bikin gw senyum-senyum sendiri adalah kemampuan masak gw meningkat secara signifikan, hahahaha :P Kalau kemampuan masak gw pada diklat pertama merugikan banyak orang, kemampuan masak gw selama diklat kedua ini alhamdulilah mampu menyokong kemaslahatan umat, hahahaha :P

# PDKM Opera 2011

 Kelompok 6 PDKM Opera 2011

Jumat minggu lalu rangkaian kegiatan PDKM Opera ditutup. FYI : PDKM  (Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa) Opera adalah program kerja bidang PSDM BEM Opera Fakultas Psikologi UI yang diperuntukan untuk maba Psikologi UI 2011 yang ingin memiliki bekal lebih untuk menjalani kehidupan kemahasiswaan.

Entah karena alasan apa, belakangan gw udah lama banget gak pernah ngerasa kaget karena suatu hal. Dan, jujur, penutupan PDKM kemarin benar-benar sukses membuat gw kaget sejadi-jadinya. Di akhir rangkaian kegiatan PDKM Opera, ada kegiatan yang disebut magang BEM. Dalam kegiatan tersebut, para peserta PDKM terpilih mendapatkan kesempatan untuk merasakan menjadi anak BEM sebelum bisa benar-benar mengikuti Open Recruitment sebagai pengurus BEM di tahun mendatang.  Para peserta PDKM disuruh memilih dua bidang  yang diminatinya. 

Pada penutupan kemarin, diumumkan siapa saja yang terpilih untuk bisa magang BEM. Alhamdulilah gw jadi salah satu diantara beberapa peserta yang terpilih tersebut. Gw memiliki passion yang cukup besar dengan pilihan pertama gw di bidang PSDM. Adapun pilihan kedua gw pilih lebih karena alasan sederhana 'gw pengen belajar' dan gw bingung mau milih apa selain PSDM. Jadi yang membuat gw kaget? Ekspetasi gw dan teman-teman gw yang berharap gw bisa magang di PSDM tidak sesuai dengan kenyataan bahwa gw terpilih di  bidang kedua. Dan tahukah kawan? Terpilihnya gw magang di bidang pilihan kedua gw seolah mengeksekusi jawaban Teh Cune tentang pertanyaan gw beberapa hari yang lalu.
Gw : Teh, teteh kan tau ya Tuti tuh apatis banget sama yang namanya politik.  Baca koran aja bagian hukum dan politiknya pasti Tuti lewat. Tapi Tuti tau kalau di kampus dan di kehidupan nyata Tuti gak bisa ngehindarin hal itu. Tuti pengen belajar pelan-pelan, Teh. Tapi bingung mulai dari mana karena Tuti gak punya passion sama hal-hal yang berbau politik.
Teh Cune : Kalau mau belajar, ya harus nyebur sekalian, Tut.
Dan sekarang, gw benar-benar kecebur. Allah Maha Mendengar ya? Dan selalu menjawab doa yang bahkan tak tampak seperti sebuah doa. Saat ini, gw dapet kesempatan untuk belajar. 

Dan gw mau belajar :D

Peserta magang Bidang Kastrat (Kajian Strategis) :
1. Tsalitsa Haura
2. Muhammad Edma Khairan
3. Annisa Dwi Astuti
4. Annas Jiwa Pratama

Hectic week masih berlanjut. Dan postingan kali ini juga sejujurnya sebagai stimulus untuk mengerjakan urusan tulis menulis yang masih menggila, hahaha :D

Sebelum melanjutkan mengerjakan tugas, mention orang-orang dulu ah :D
1. Fauzia Ratna Furi dan Kiagus Aufa Ibrahim. Foto kita bertiga (minus Nisop) beberapa minggu ini gw jadikan wallpaper hp gw loh. Memandang wajah kalian kayak ngisi bensin. Gak ada analogi yang lebih bagus apa Tuth?  Selalu sukses membuat gw berapi-api lagi, dan tentu saja, dengan tidak pernah merasa sendiri ;D 
2. Rully Swarnaputra. Selamat ya peserta terbaik PDKM Opera 2011! :D Lw tau gak, Rul. Performa lw mengingatkan gw tentang sesuatu yang nyaris gw abaikan. Keinginan untuk belajar :)
3. Muhammad Edma Khairan. Kelompok OKK, Caang Gandewa, Panitia Suksesi, Peserta PDKM Opera, dan sekarang, sama-sama magang di Kastrat. Bosen gak Ri ngeliat muka gw? Hahahaha :P Hope we can be a good partner ya, kawan!
4. Dan untuk siapapun yang akhir-akhir smsnya tidak gw balas, maaf. Sedang tidak ada pulsa dan sedang kekurangan kemampuan untuk mengisi pulsa :(

Hectic Week? Let's feel the Pressure! :D

Rabu, 16 November 2011

(kalau bukan) Nomor 30

Kalau bukan karena gw inget gw punya mimpi nomor 30.
Mimpi yang sudah terlanjur dipanjatkan oleh ibu gw di depan rumah-Nya.

Mungkin gw sudah memutuskan untuk tumbang malam ini.

Demi Zat yang tak pernah meremehkan mimpi, izinkan hamba untuk melangkah lebih jauh lagi.

Hectic This Week !
  1. Makalah MPKT kelompok
  2. Tinjauan Pustaka-Prokrastinasi
  3. Debat Logpenil Fenomena 'Surrogacy'
  4. Jurnal 7- Kamu Tahu Tidak Alasan Aku Ikut Gandewa?
  5. Jurnal 8- Tentang Saling Melihat
  6. Jurnal 9- Bintang-Bintang Berpendar di Puncak, Bogor, Jawa Barat
  7. Song 4 Camp 2011
  8. Diklat 2 Gandewa Navigasi Darat di Gunung Kencana
  9. Critical Reading Jurnal Pikologi Sosial
  10. Presentasi Mata Kuliah Bahasa Inggris
Dan
Kuis Psikologi Umum : Psycophysics, Development After Founding, and Functionalism

Senin, 14 November 2011

Ralat

1. Fiki Fitriyah - seharusnya  Fiki Fitriya ga pake "h"
2. Ryan Fajar Febriyanto - seharusnya  Ryan Fajar Febrianto ga pake "y"
3. Dewisa Apriliani - seharusnya Dewisa Priliani gapake "a"
4. Ainun Khiriyah Fadla - seharusnya Ainun Khairiyah Fadla pake "a"
5. Line Alfa Arina -seharusnya Linea Alfa Arina pake "a". 
6. Marista Gilang Maulida - seharusnya Marista Gilang Mauldina
7. OSIS Telor Ceplok - seharusnya OSIS embrio
8. OSIS Televisi - seharusnya OSIS Milenium I
9. OSIS Roket- seharusnya OSIS Milenium II
Buat gw, hal yang paling menyenangkan menjadi seorang blogger, selain bisa memenuhi hasrat menulis dan memenuhi keinginan berbagi apapun kepada siapapun yang membacanya, adalah mendapatkan feedback dalam bentuk dan bersifat apapun dari siapapun yang membaca tulisan gw. Dan untuk berbagai feedback, khususnya koreksi yang diberikan, terima kasih :D

*Untuk postingan kali ini, spesial terima kasih untuk Teh Cune dan Dika. Dan maaf untuk pihak manapun yang merasa dirugikan dengan adanya kesalahan penulisan ini.

Masih sangat ditunggu berbagai bentuk feedback untuk postingan di blog ini. Demi Cerita Hari Ini (2) yang lebih baik :D

**Kepada pemberi feedback langganan, Mas Anonim, ditunggu bangun dari hibernasinya.
Posted on by Annisa Dwi Astuti | 2 comments

Berpendar

H + 1 Acara Puncak PDKM OPERA 2011 Fakultas Psikologi UI.

Sekarang gw tau apa yang berbeda dengan angkatan Psikologi UI 2011 selain urusan gombal dan galau. Gw cuma bisa tersenyum, geleng-geleng kepala, dan tertegun dengan apa yang gw lihat , dengar, dan rasakan. Tiga hari yang panjang kemarin pun menyadarkan gw tentang ditengah-tengah siapa gw berada sekarang.

Dan perlahan, bintang-bintang pun mulai berpendar dari Desa Cikereteg, Puncak, Bogor, Jawa Barat :)

Nomor 10

Rabu, 9 November 2011 lalu, judul kegiatannya jogging keliling lingkar dalam UI nonstop. Beda sih. Jogging memang memiliki ritme yang lebih cepat dari jalan kaki biasa. Tapi dengan penggunaan anggota badan yang sama,  rute perjalanan, dan niat yang tidak menimpang dari tujuan awal, boleh dong ya mimpi nomor 10 nya gw ceklis :P

10. Keliling UI jalan kaki ()

 Yang menemani gw menceklis mimpi nomor 10 :)
Gugum, Hari, Gw, Kautsar, Kak Syanmil

Berdekatan dengan alam akan menuntunmu untuk menemukan hakikat penciptaanmu
- Gandewa-

Berlebih


Gw kalau udah sayang atau gak suka sama orang bisa berlebihan.
Sayangnya berlebihan.
Dan gak sukanya juga berlebihan.

Maaf untuk Murai, Nila, Hana yang minggu ini jadi korban ke-berlebih-an gw.

Spesial untuk Hana.
Lw tau, Na?
Kalau gw bener-bener pengen nunjukkin  kalau gw sayang sama seseorang, gw bisa sampe nangis. 
Atau bikin nangis orang yang gw sayang, kayak lw kemarin.

Rabu, 09 November 2011

Tentang Menyentuh dan di Balik Layar

Gw belum cerita tentang PDKM Opera 2011 ya? Berhubung gw berencana menjadikan kegiatan tersebut menjadi topik di jurnal gw yang selanjutnya, jadi gak  gw bahas dulu  disini ya :D Intinya, salah satu rangkaian kegiatan PDKM Opera adalah pemberian tugas untuk mewawancarai influential and inspirational leader. Berikut adalah hasil wawancara gw. Check this out! :D 
***

Tugas Wawancara PDKM OPERA 2011
'Tentang Menyentuh dan di Balik Layar'

Nama  Narasumber : Shanti Nurfianti Andin
Tempat Wawancara : Sepanjang jalan dari Fakultas Psikologi UI-Tekomsel Centre di Jalan Raya
Margonda-Margo City-Depok Town Square-Kembali ke Fakultas Psikologi UI.
Hari, Tanggal Wawancara: Selasa, 8 November 2011
Waktu Wawancara : 13.30-16.00 WIB

Kosakata pemimpin memiliki begitu banyak definisi saat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang pun memiliki kriteria masing-masing dalam proses penilaian sosok seperti apa yang layak menyandang gelar seorang pemimpin, begitu pula saya. Saat PJ Evaluasi PDKM OPERA 2011 memberikan tugas untuk mewawancarai pemimpin yang dianggap memiliki pengaruh besar dan menginspirasi orang-orang di sekitarnya, banyak nama yang langsung terpikir oleh saya yang kemungkinan bisa dijadikan alternatif narasumber untuk tugas kali ini.

Salah satu dari daftar nama alternatif narasumber tersebut adalah Teh Shanti Nurfianti Andin atau yang akrab disapa Teh Cune. Menurut saya, sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin yang mampu membentuk pemimpin yang lebih baik di masa selanjutnya. Berdasarkan pengalaman yang saya rasakan dan informasi-informasi yang saya dapatkan dari berbagai sumber, selama perjalanan karir organisasinya, narasumber Seminar 2 PDKM OPERA 2011 ini memiliki andil besar dalam pembentukan pemimpin-pemimpin besar di masa selanjutnya  yang memiliki pengaruh postif yang besar pula bagi orang-orang di sekitarnya. Teh Cune tak jarang berada di balik layar pemimpin-pemimpin yang cukup berpengaruh untuk menyentuh mereka dengan nilai-nilai kehidupan dan kepemimpinan yang beberapa diantaranya diakui cukup mengakar bagi sebagian orang.

Namun, alasan dan pernyataan tersebut murni bersumber dari hasil pengalaman dan pemikiran saya sendiri. Oleh karenanya, untuk membuktikan asummsi yang saya buat tersebut, saya melakukan survey sederhana berupa tiga pertanyaan tentang Teh Cune yang saya ajukan kepada beberapa orang yang saya anggap pernah menjadi pemimpin-pemimpin besar yang cukup berpangaruh di masanya dan tempatnya masing-masing.


Pertanyaan pertama adalah penegasan apakah orang-orang yang saya ajukan pertanyaan tersebut pernah benar-benar merasa disentuh oleh Teh Cune. Dari beberapa orang yang saya ajukan pertanyaan melalui sms, semua orang yang membalas sms saya tersebut mengaku pernah disentuh oleh Teh Cune. Hal tersebut pun ditegaskan lagi oleh Kak Eki, pengurus BEM OPERA 2011, yang menyatakan saya tidak salah memilih narasumber ketika tahu yang saya wawancarai adalah Teh Cune. Hasil dari jawaban pertanyaan pertama dalam survey sederhana  itulah yang pada akhirnya membuat saya untuk memutuskan Teh Cune lah yang akan menjadi narasumber saya. Adapun jawaban pertanyaan kedua dan ketiga yang berupa pertanyaan tentang hal apa yang mengispirasi dari Teh Cune dan kesan terhadap Teh Cune menjadi pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan kepada mahasiswa S2 Profesi Fakultas Psikologi UI tersebut  untuk dikonfirmasi kebenarannya dalam proses wawancara.

Wawancara dilaksanakan secara fleksibel selama perjalanan dari Fakultas Psikologi UI-Telkomsel Centre di Jalan Raya Margonda-Margo City-Depok Town Square-kembali lagi ke Fakultas Psikologi UI. Sebelum masuk ke isi wawancara, berikut adalah pengalaman organisasi Teh Cune dari jenjang SMP sampai pengalaman di dunia kerja.


SMP (SMPN 1 Bogor)

1.      Sekretaris 1 OSIS SMPN 1 Bogor tahun 1999-2000
2.      Wakil Komandan Section Perkusi Drumband Bahana Swara Garuda 16 SMPN 1 Bogor

SMA (SMAN 1 Bogor)

1.      Subseksi Dana Sosial (Dansos)  OSIS SMAN 1 Bogor tahun  2002-2003
2.      Subseksi Observasi dan Pengembangan (Obsbang) OSIS SMAN 1 Bogor tahun  2003-2004
3.      Ketua Klub Fotografi SMAN 1 Bogor (Fokus)  tahun 2003-2004

Universitas (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia)

1.  Ketua Bidang Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi (PSDMO) BEM  Fakultas Psikologi tahun 2008
2.   Pemain Euphonium Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia tahun 2010-2011
3.   Staff drill dan display merangkap staff perlap Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia tahun 2011-2012


Pengalaman Kerja

1.    Asisten dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 2011
2.    Fasilitator MPKT CML Universitas Indonesia tahun 2010
3.    HRD PT Alam Indomesin Utama tahun 2010
4.    Fasilitator OBM Universitas Indonesia tahun 2007-2011

Wawancara dimulai dari pernyataan seorang mahasiswa S2 Profesi Farmasi Universitas Indonesia 2011. Mahasiswi tersebut  pernah menjadi jajaran pengurus harian di OSIS SMA yang sama dengan Teh Cune  dan pernah menjadi pengurus SALAM UI.  Menurutnya (Marista, 2011) Teh Cune berani mengorbankan apa saja untuk sesuatu yang dia cintai. Beliau bisa bertahan dengan pilihannya dalam waktu yang luar biasa lama tanpa terpengarunh oleh omongan orang lain. Beliau merupakan tipe orang yang kalau sudah menemukan sesuatu yang dia sayang, akan gila-gilaan berjuang untuk sesuatu tersebut. Beliau pun merupakan sosok yang tegas, disiplin, cerdas, dewasa, heboh, kadang membuat segan sekaligus membuat kangen.

Pernyataan itu menstimulus  saya untuk mengajukan sebuah pertanyaan tentang apakah Teh Cune adalah seorang sosok yang mudah menyayangi orang lain. Beliau pun mengiyakan pernyataan tersebut. Beliau bercerita bahwa ia memang mudah menyayangi orang-orang disekitarnya tanpa perlu terikat sebuah kelembagaan terlebih dahulu. Lebih jauh lagi, Teh Cune bercerita tentang kosakata cinta. Beliau memamparkan bahwa baginya, cinta hanya diperuntukkan untuk sesuatu yang universal, seperti lembaga, tanah air, dan bukan partikular, seperti seseorang. Hal tersebut senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh Teh Marista bahwa ketika beliau menyayangi sesuatu, ia bersedia memberi lebih untuk sesuatu yang ia sayangi itu. Itu mengapa jika istilah cinta digunakan untuk sesuatu yang partikular, bisa-bisa beliau memberikan sesuatu kepada hal yang partikular tersebut dengan kadar yang berlebihan.

Pernyataan selanjutnya berangkat dari jawaban yang diberikan oleh seorang mahasiswa S1 FMIPA Jurusan Fisika ITB.  Mahasiswa tersebut pernah menjadi Project Officer salah satu acara insidentil tersbesar pada masanya di SMA yang sama dengan Teh Cune. Selain sukses membawa acara tersebut berakhir dengan surplus Rp 12 juta, mahasiswa tersebut pun merupakan sosok yang cukup memiliki andil dalam pembentukan karakter seorang pemimpin yang saat ini menjabat sebagai Ketua Angkatan Fakultas Psikologi 2011. Menurutnya (Aufa, 2011) ia merasa disentuh oleh Teh Cune saat Teh Cune memberikan pandangannya untuk tetap mempertahankan jadwal kegiatan regenerasi yang terkesan templatis (hanya menikut tradisi) kalau ternyata hasilnya tetap bagus. Ketegasan Teh Cune pun merupakan salah satu hal yang paling menginspirasi dirinya.

Pernyataan tersebut membawa saya kepada pertanyaan bagaimana pandangan dan penyikapan Teh Cune tentang suatu tradisi yang berlaku turun temurun dalam suatu organisasi yang terkadang mampu memicu konflik internal dan eksternal. Secara singkat, Teh Cune menjawabnya dalam satu kalimat, kritis dalam taat. Menurutnya, alanakah baiknya ketika kita memasuki suatu organisasi yang memiliki tradisi yang memang sudah turun temurun, yang mungkin dianggap tidak sesuai zaman, kita ikuti saja terlebih dahulu. Ini yang dimaksud istilah taat dalam kalimat tersebut. Sambil mengikuti, di perjalanan, kita harus mencoba mengkritisi kembali apakah tradisi tersebut relevan atau tidak dengan kebutuhan saat ini. Kalau ternyata tidak relevan, bisa dikomunikasi kembali kepada pihak yang berwenang. Akan tetapi kalau masih relevan, mungkin memang tidak ada yang harus benar-benar diubah dari tradisi tersebut.

Wawancara dilanjutkan dengan mengambil pernyataan seseorang yang saat ini merupakan siswa kelas 3 SMA yang sama dengan Teh Cune. Siswa tersebut pernah menjabat sebagai Ketua Umum OSIS dan baru-baru ini terpilih sebagai salah satu perwakilan dari himpunan seluruh ketua OSIS se-Indonesia untuk membacakan teks Sumpah Pemuda di sebuah stasiun televisi swasta ternama pada tanggal 28 Oktober lalu. Menurutnya  (Ghilandy, 2011) ditengah kelembutannya sebagai seorang wanita, beliau mengajarkan keteguhan, ketegasan, ‘ketahanan bantingan’ dalam menghadapi berbagai masalah. Baginya secara pribadi, Teh Cune menggambarkan totalitas, intelektualitas, dan kesetiaan dalam satu paket.

Tegas dalam pernyataan yang dikemukakan Ghilandy memicu saya untuk menanyakan tentang definisi tegas dan korelasinya dengan ilmu psikologi yang berada di zona abu-abu yang penuh relatifitas. Secara gamblang, Teh Cune pun menceritakan tentang pengalamannya yang sempat tidak memiliki pegangan saat berada di tingkat akhir S1 nya yang kian hari semua yang dipelajari kian relatif. Teh Cune pun mengaku akhirnya beliau sendirilah yang membuat batas ketegasan sendiri untuk banyak hal.

Pertanyaan pun terus berlanjut. Selanjutnya bermula dari pernyataan seorang mahasiswi S1 Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor. Mahasiswi tersebut pernah menjadi sosok yang disegani, di SMA yang sama dengan Teh Cune, karena keteladanan bersikap dan kemampuan multitasking- nya  untuk mengambil beberapa tanggung jawab keorganisasian di waktu yang bersamaan dengan penuh totalitas. Menurutnya (Annisa Sophia, 2011) Teh Cune penuh dengan cerita menarik dan penyampaian yang luar biasa. Teh cune beraura, sorot matanya tajam, dan saat  berbicara membuat merinding.

Pernyataan tersebut pun senada dengan pengalaman yang saya rasakan selama mendapatkan materi dari Teh Cune. Cara penyampaiannya dalam memberikan materi mampu menjadi sesuatu yang terkadang sangat membekas bagi sebagian orang. Teh Cune pun berbagi beberapa rahasia tentang bagaimana beliau menyampaikan materi dihadapan audience.

1.     Harus sudah menguasai materi
2.     Harus mampu menguasai diri
3.     Harus mampu menguasai audience
4.  Saat akan menyampaikan materi, pemateri harus sudah dalam keadaan meninggalkan masalah apapun yang sedang dihadapi
5.    Jiwa dan badan benar-benar ada di tempat pemberiaan materi
6.    Menyampaikan dengan hati. Menurut beliau, apa-apa yang disampaikan dengan hati, sampainya ke hati juga.

Wawancara pun ditutup dengan pertanyaan pamungkas yang berasal dari pernyataan seseorang yang saat ini berstatus sebagai siswi kelas 3 SMA, masih di SMA yang sama dengan Teh Cune. Siswi yang dianggap sering menjadi tempat bersandar orang-orang disekitarnya tersebut  baru saja lengser dari jabatan nya di jajaran pengurus harian OSIS di SMA nya.  Menurutnya (Arin, 2011) terlalu banyak hal yang menginspirasinya dari sosok Teh Cune. Hal yang paling mengingspirasinya adalah  semangatnya. Memberi inspirasi dengan ‘menularkan’ dan dari cara memandang sesuatu. Baginya, Teh cune itu luar biasa dalam kesederhanaannya.

Dengan begitu banyak inspirasi yang sanggup diberikan oleh Teh Cune kepada orang lain, saya menjadi penasaran sendiri tentang apa sebenarnya prinsip hidup Teh Cune. Jujur, pada awalnya Teh Cune mengaku bahwa beliau tidak memiliki satu kalimat yang mampu menggambarkan tentang dasar dari tiap pilihan dan keputusan yang ia ambil dalam hidupnya. Sampai pada akhirnya, kalimat ‘Have Faith and Keep Fight’ dipilihnya untuk mewakili prinsip hidupnya.

Terlalu banyak insight yang saya dapatkan dalam proses wawancara ini. Dari sekian banyak insight tersebut, ada satu insight yang paling menggugah saya. Saya adalah salah satu dari sekian banyak pembaca dan penikmat tulisan-tulisan Teh Cune di dunia maya, baik blog maupun notes facebook. Wawancara ini seolah menegaskan bahwa Teh Cune konsisten atas apa-apa yang pernah beliau tulis sebelumnya. Beliau konsisten memegang nilai-nilai yang pernah ia tuliskan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain, sampai sekarang. Bagi saya pribadi, konsistensi tidak bisa benar-benar dimiliki oleh pemimpin dengan kecakapan dan kualitas yang tidak mumpuni. Alasan itu lah yang pada akhirnya menutup wawancara saya dengan Teh Cune dengan membawa kesimpulan bahwa, bagi saya, beliau merupakan sebanar-benarnya pemimpin, yang mampu memberi pengaruh postif dan menginspirasi orang-orang disekitarnya.

Saya pun secara langsung mendapatkan inspirasi dan pengaruh yang besar dari Teh Cune. Mungkin saya memang bukan pemimpin yang besar, besar dalam arti kata memiliki pengaruh yang kuat untuk orang-orang di sekitar saya. Akan tetapi, Teh Cune berjasa besar karena telah membesarkan hati saya. Membesarkan  hati saya untuk memulai dan bertahan sampai sekarang untuk tetap menulis, dalam kasus ini sebagai seorang blogger, demi menjadi sebaik-baiknya orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain walau hanya melalui sebuah tulisan.