Senin, 10 September 2012

H - 26

Buat gw, ketika gw masuk ke dalam kepanitiaan atau suatu organisasi di kampus, apapun jenis kepanitiaan dan organisasinya, ada satu hal yang selalu gw pukul rata. Jauh sebelum gw masuk kepanitiaan dan organisasi tersebut, di dalamnya, akan selalu ada orang-orang yang jauh lebih dulu mencintai kepanitiaan dan organisasi tersebut. Orang-orang yang telah lebih lama, rela mengalokasikan waktunya lebih banyak di sana, rela menguras emosinya lebih sering di sana, dan terlanjur meninggalkan hatinya di sana.

Ketika open recruitment dimulai, tentu saja, besar harapan keluarga baru yang masuk, mau berjuang untuk memiliki rasa cinta yang sama. Iya. Minimal mau berjuang untuk memiliki rasa cinta yang sama. Karena percaya atau tidak, rasa cinta orang-orang yang jauh lebih dulu berada di dalamnya, memang akan selalu lebih besar.
"Karena kita sama-sama mencintai totalitas"

Itu jawaban gw ketika gw dan sahabat gw, kemarin, sempat mempertanyakan nasib kami yang nyaris serupa. Sama-sama pernah dalam posisi di mana, sebagai orang baru, dinilai (ber) lebih (an) atau dihadapkan pada pengharapan yang berlebih ketika berada di dalam suatu organisasi atau kepanitiaan.

Tak bisa dipungkiri segala penilaian positif, yang terkadang cenderung berlebihan itu pun, dampak dari kecintaan itu. Mau bagaimana lagi, sampai saat ini, cara itu masih jadi cara terbaik menurut gw untuk berjuang mengimbangi rasa cinta yang sudah ada di dalam sebuah kepanitiaan dan sebuah organisasi. Totalitas. Mengimbangi rasa cinta yang ... bukan hal mudah untuk disejajari.

Kalau pada akhirnya, hari ini, di H-26, ada denting kekecewaan pada beberapa raut wajah, ada usaha menahan luapan emosi dan tidak mau menyerah kalah atas sebuah kelelahan, atau terdengarnya teriakan dengan nada tinggi, buat gw, memang segitu wajarnya. Karena wajah-wajah yang baru saja gw lihat lekat-lekat, sepengetahuan gw, adalah orang-orang yang telah lebih dulu mencintai tempat ini.

Segitu wajarnya karena gw juga pernah. Gw pernah (dan sampai saat ini) begitu mencintai sebuah tempat, yang akan membuat gw akan begitu mengapresiasi dan begitu menyayangi orang-orang yang mau berjuang masuk dan berjuang mencintainya juga. Sebuah tempat yang juga akan membuat gw begitu kecewa dengan orang-orang yang diberi kesempatan berada di dalamnya, tetapi menyianyiakannya. Bisa membayangkan kondisi di mana tempat yang lw cintai ditelantarkan oleh orang lain? 

Ah, iya. Jangan berharap gw bisa 'profesional' dalam sebuah kepanitiaan atau organisasi. Ketika gw memutuskan untuk masuk, gw bukan robot yang bisanya hanya menjalankan titah majikannya. Gw bisa benar-benar meninggalkan hati gw di sana.

0 komentar: