22 April 2010
Ya, gw memang punya cara sendiri untuk urusan ini.
Maaf kalau cara gw memang agak brutal. Mau gimana lagi? Sebelum benar-benar mengakar, hanya mencoba sekuat tenaga untuk mencabut dengan tangan sendiri sampai ke akarnya.
Kalau iklan bilang, "Pengalaman mengajariku segalanya", gw setuju! Karena gw gak mau sakit untuk ketiga kalinya akibat tebangan yang gak tuntas oleh tangan orang lain.
22 April. Selamat Hari Bumi. Untuk para pelaku produksi dan pengelola hutan, berharap bisa sedikit membuka mata dan hati nurani atas nasib pohon yang Anda tebang. Anda hanya menebangnya di bagian pangkal pohon khan? Tidak peduli bahwa akarnya masih hidup khan? Dan hanya sedikit diantara kalian yang bertanggung jawab untuk menanam bibit lain sebagai pengganti pohon itu khan?
Ketika kebutuhan Anda akan kayu sudah tercukupi, mungkin Anda memang langsung meninggalkan lahan hasil pembalakan Anda. Dan Anda tidak peduli khan akan nasib pohon yang Anda tebang? Kalau Anda tidak mau tahu, biar saya yang beritahu.
Hei para penebang pohon yang terhormat, pohon yang Anda tebang belum mati. Tapi ia pun tidak bisa hidup 100%. Ia masih memiliki akar yang membuatnya bertahan. Tapi dengan kondisi daun, pucuk tanaman, dan batang yang Anda babat habis, bagaimana caranya ia tumbuh?
Kini nasib mereka mati segan hidup tak mau. Anda boleh tidak peduli. Anda boleh melarikan diri. Anda boleh tidak tahu rasanya hidup dalam keadaan seperti itu. Tapi mau saya beritahu sesuatu? Saya pernah merasakannya. Dan hal itu, menyakitkan.
2 komentar:
bagus tut, itu opini emosional gw dari smp buat 'tikus-tikus kayu' itu..
klo lw bkin organisasi atau menteri khutanan atau lingkungan gw dukung sepenuh"nya..
@rj : amiiin, nuhun bos! ;)
Posting Komentar