Kang Ijal : Lw tau lah, Tuth, gw orangnya kayak gimana. Gw tuh keras. Kalau gw gak suka sama orang atau sesuatu, ya gw bilang gak suka. Kalau mau mah gw bisa aja ****** **** tahun ini!
Kamis, 31 Desember 2009
Selasa, 29 Desember 2009
Galau-galau bergembira!
Batu sandungan sebuah mimpi, tak jarang muncul dari orang-orang yang kita sayangi yang terlalu menyayangi kita :)Ibu : Dek, kamu tuh jadinya mau kuliah kemana sih?
Gw: Yaaah, seperti rencana awal, Bu. Kalau gak STAN, ya Tekling UI atau UGM.
Ibu: Kok kalau 'enggak'? Harus STAN donk!
Gw: Bu, khan udah Icha (nama panggilan gw dirumah! Hahaha XP) bilang waktu itu. Iya, Icha prioritasin STAN. Tapi mau gimana juga, USM STAN itu terakhir,Bu. Mending kalau lolos USM STAN, kalau enggak? Jadi Icha juga mau ngusahain Tekling dulu, okok?
Bapak : Iya, yang penting usaha dulu aja.
Ibu : Tapi kamu harus optimis donk!
Gw : Iya Ibuuuu.. Icha mah optimis. Tapi seoptimis-opimisnya orang, kalau ternyata kata Allah jalannya bukan disitu gimana? Hehehe..
Ibu : Kalau bukan STAN, kamu mau jadi apa? Emang nanti kalau kamu di teknik lingkungan kamu tuh jadi apa sih? (nada meremehkan)
*Sekali lagi, berhubung gw sedang galau-galu bergembira, jadi jawaban gw...
Gw : Jadi, Menteri Lingkungan Hidup, Bu! Hehehe..
Ibu : (diam, tercengang)
Gw : Eh, maksud Icha, teknik lingkungan itu fakultas masa depan, Bu. Sekarang tuh perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik kalau membangun apapun itu, butuh konsultan yang mengerti masalah lingkungan. Sekarang di zaman yang makin parah kerusakan lingkungannya, makin ketat juga aturan tentang AMDAL dalam setiap proses produksi. Dan disitulah jebolan teknik lingkungan dibutuhkan. Yaah, paling dahsyat khan bisa jadi Menteri Lingkungan Hidup, Bu! Setuju?
Ibu : Tapi khan kamu perempuan. Nanti tuh kamu ngurus keluarga. Ibu gak mau kamu kayak tante ***** (tetangga gw!), pulang malem kerja di bank, anaknya diurus sama mertua akhirnya.
Gw : Weiiits, itu mah urusan entar, Bu. Tergantung suami! Hehehe.. Kalau ternyata si aa (alaaah! haha) ngizinin Icha kerja, ya ndak masalah. Tapi kalau emang ternyata dilarang, ya Icha ikut suami lah, Bu. Kalau gak diizinin kerja diluar ya kerja di rumah. Sebagai ibu rumah tangga yang baik dan kalau Allah mengizinkan, bisa berkarya di rumah sebagai penulis, dahsyat gak tuh, Bu?
Ibu : Udahlah, kamu gak usah macem-macem. Jadi PNS aja, terjamin masa depannya. Sekalian bisa ngurus keluarga.
Gw : Yaah, Bu. Katanya anak harus bisa lebih baik daripada orangtuanya? Atuh sama aja Icha kalau jadi PNS lagi (FYI, ayah dan ibu gw adalah PNS). Kalau Icha bisa lebih dari PNS, kenapa enggak khan, Bu?
*Untuk kesekian kalinya, tidak bermaksud menyinggung siapapun, jawaban gw hanya sekenanya dan jawaban orang yang sedang galau-galau bergembira, hehehe :P
Ibu : Tapi sekarang PNS tuh pekerjaan bergengsi yang dicari banyak orang.
Gw : Iya ibuuu... Tapi kalau Icha 'cuma' nargetin jadi PNS, nanti dapet suaminya PNS lagi. Kalau Icha nargetinnya jadi Menteri Lingkungan Hidup, siapa tau dapet suaminya Sekjen PBB (yang seorang ikhwan tentunya!), ok gak tuh, Bu? hehehe..
Ibu : Mimpimu tuh selangit, Dek..
Gw : (tersenyum, sambil bergumam dalam hati : Yaaah, inilah korban buku dan film Sang Pemimpi, Bu..)
Sabtu, 26 Desember 2009
Last project, finished!
Kamis, 24 Desember 2009
Hanya perlu mereview!
Ibu : Dek, udah ngecek-ngecek rekening kamu lagi belum di bank?
Gw : Rekening? Belum, Bu. Emang kenapa gitu?
Ibu : Tuh, si Emas katanya mulai bulan kemarin udah nyisihin gajinya, terus ditransfer ke rekening kamu tiap bulan buat biaya kuliah.
Banyak hal yang harus dilakukan dan dikorbankan untuk benar-benar terbangun dari tidur gw. Gak perlu memulai dari awal. Tanpa gw sadari, siklus kehidupan SMANSA ternyata terus berulang, dengan wujud yang berbeda.
Gw hanya perlu mereview. Gw pernah melakukan perjuangan seperti itu yang seharusnya mampu gw ulangi. Gw pernah tersandung banyak batu yang seharusnya mampu membuat gw untuk tidak takut menemui batu-batu lainnya dalam bentuk apapun. Gw hanya perlu mengingat gw pernah sangat jatuh di titik terndah untuk membuat gw jauh lebih kuat saat ini. Dan gw pernah sangat mengerti tentang arti penempatan hati yang seharusnya membuat gw saat ini tidak dipenuhi pikiran yang tidak sepatutnya gw pikirkan.
Dan kalau gw berhasil mereview semua itu, gw benar-benar berhasil bangun dari tidur gw! Bismillahirahmanirrahim!
Ya, kami pasti berhasil!
Apakah kami berhasil, Dek?
Ya, kami pasti berhasil! Kami pasti berhasil menjadi pemimpin yang sebenarnya, yang mampu melahirkan pemimpin-peminpin selanjutnya yang jauh lebih baik daripada kami :)
Selasa, 22 Desember 2009
Hanya untuk gw dan blog gw...
Awan biru...
Senin, 21 Desember 2009
Boleh jujur?
- Prinsip gw tentang 'cowok' yang belum berubah sampai saat ini
- Kondisi gw saat ini yang benar-benar sedang TIDAK memikirkan 'cowok'
Minggu, 20 Desember 2009
Banguun!
Target pertama!
Bapak Ibu kepala negara dunia yang terhormat, kenapa sih Pak, Bu susah banget membuat sebuah keputusan yang sebenarnya untuk kelangsungan hidup semua makhluk di dunia? Apa karena ego yang terlalu tinggi yang masih menggantung tinggi di langit-langitsetiap negara? Seandainya Bapak Ibu mau tahu, beruang kutub dan penguin gak pernah tau dan gak pernah mau tau apa yang dimaksud dengan EGO. Yang mereka tahu, saat ini mereka kelaparan, tenggelam, bahkan menunjukkan kecenderungan kanibalisme.
Saya tau membuat suatu kebijakan untuk suatu negara itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Negara itu kompleks. Tapi.. Ah, yasudahlah Pak, Bu. Mungkin memang pola pikir saya sebagai siswi kelas XII SMA belum sampai ke taraf itu. Gak usah didengarkan ya Pak, Bu ceracauan saya. Ceracauan yang menuntut Bapak Ibu 'hanya' karena panas yang menyengat saya tadi siang, heu.Hufh, daripada menunggu sidang COP 16 di Meksiko tahun 2010 mendatang yang belum tentu menghasilkan suatu kebijakan yang jelas, mending gw mulai dari diri sendiri dulu aja laah :)
Jumat, 18 Desember 2009
Gak lagi-lagi!
18 Desember 2009
Matahari adalah sebuah bintang. Bintang yang memiliki kekuatan yang besar sebagai sumber kehidupan di bumi. Fotosintesis, siklus air di bumi, perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini, tidak dapat terlepas dari energi yang dihasilkan matahari. Tapi sinar matahari yang berlebihan pun mampu menyilaukan, membakar, bahkan mematikan apabila ditempatkan di tempat yang tidak tepat.
Sebesar apapun energi yang dihasilkan sebuah bintang -contohnya matahari- tetap saja, bintang hanyalah benda langit yang sinarnya hanya terlihat indah di malam hari. Begitu juga malam, malam hanya akan gelap dan hitam tanpa bintang yang menerangi.*Ya Rabb, apapun yang terjadi, dulu, saat ini, esok hari, dan hari-hari selanjutnya, selama Engkau masih mengizinkan seluruh benda langit berputar pada orbitnya masing-masing, hamba akan terus percaya bahwa bintang hanya dapat menunjukan sinarnya yang paling indah di malam hari :)
Kamis, 17 Desember 2009
I'll do everything for little zeppelin..
Annisa Dwi Astuti : Assalamualaikum maul :)
Maulana Rizki : wsslm wr wb
Annisa Dwi Astuti : maul sedang baik-baik saja khan?
Maulana Rizki : Iya, gapapa emang kenapa?
Annisa Dwi Astuti : gapapa kok ;) just asking..
(diam)
Annisa Dwi Astuti : wanna help me?
Maulana Rizki : what can i do 4 u?
….............................................
…..............................................
…..............................................
(pembicaraan dirahasiakan demi kepentingan gw! hahaha..)
Maulana Rizki : ok! with pleasure..
Annisa Dwi Astuti : makasih ya mauuuul :)
Maulana Rizki : i'll do everything for little zepp..
Annisa Dwi Astuti : :) off duluan ya ul, wassalamualaikum..
Maulana Rizki : sep, walaikumsalam..
Gw : Mauuul, pliiiiz, jadi wasiit pertandingan pertama ya? Anak-anak udah pada balik..
Maul : Kok gw? Emang yang lain gak ada?
Gw : Iya ul, pliiiz dooonk! Yayaya?
Maul : Emang pertandingan pertama apa?
Gw : MABES VS PDH, yaya?
Maul : Waduuuh, jangan gw doonk!
Gw : Mauuul iiih, pliiis? Gak ada lagi! (nada memelas) Katanya i'll do everything for little zepp. Gw khan zepp kecil? Hayooo...
Maul : (senyum-senyum skak mat!) yaudah deh, iya..
Gw : Yeees! Makasih mauuul :D
Gw : Aldy, lw jadi wasit ya? Pliiiiiis?
Aldy : Gak ah! Panas! Pertandingan ke berapa?
Gw : Pertandingan pertama, MABES vs PDH, ya?
Aldy : Enggak ah! Yang lain aja, si Echa aja!
Gw : Ayolah dy, pliiiis? Echa udah pulang.. yayaya? Sesama zepp kecil khan harus saling membantu, hehehe, yayaya?
Aldy : mmh.. Yaudah deeh..
Gw : Yeees, makasiiih Aldy! ;)
Gw : Eh, wasit, mau pada minum gak?
Aldy : Gak mau ah! Gak mau air putih! Maunya coca cola kaleng pake es! Hahaha...
Maul : Gw sih teh botol aja cukup, Tuth! Hahaha..
Gw : Enggak ah! Gw gak ada duit ni, air putih aja ya?
Maul : Khan i'll do everything for little zepp, Tuth! Gw ama aldy zeppelin kecil loooh...Hahahaha... (dengan muka merasa menang!)
Gw : Jiaaaaah, bisaan ge ngebalikin kata-kata (senyum skak mat!) Yaudah deh iya...
Hazmi : Parah ge si Tuti, yang tadi dibeliin fruit tea, sekarang cuma air putih..
Gw : Hahaha, gimana atuh.. Yang tadi soalnya ngebeliinnya juga dari dalam hati :)
Doa? Selalu..
Selalu berharap dan berdoa,
Agar kapas itu tetap sekuat baja..
dan
Penjelasan itu datang tepat pada waktunya..
denn bis jetzt, auch ich liebe euch, meine Brüder :)
Stress mode : on
Teror!
Lagi sering dapet teror. Dari nomor-nomor yang dikenal ataupun tidak.
Tuth, hari ini tanding jam berapa?
Tuth, gw mainnya kapan lagi niiih?!
Gw lawan siapa hari ini, Tuth?
Panitia gimana sih, lapangan masih penuh tuh!
Minggu, 13 Desember 2009
Neverending story..
Ada yang hilang. Ada yang kurang. Lebih banyak instropeksi diri daripada memberi sesuatu untuk mereka tadi malam.
Datar. Atmosfir itu seakan mulai mememudar. Tersenyum. Melihat sebuah fase yang pernah gw lewati dulu, yang terlihat menggelitik dari sudut pandang dan pola pikir gw saat ini. Sejenak mampu melupakan tekanan itu. Bertemu lagi orang-orang yang gak pernah membuat gw merasa tertekan.
Dan untuk kesekian kalinya, gw setuju dengan kata-kata t'Cune : Untuk setiap hal, ada masanya. Untuk setiap masa, ada pemudanya.
Alarm bahwa masa gw dan angkatan 20 telah tiba di 'penghujung waktunya' memang sudah berbunyi. Dan sekarang, memang saatnya mereka yang berkarnya. Berjuang untuk mengembangkan sayap Garuda 16 lebih lebar di langit Kota Bogor.
Waktunya pun telah tiba untuk kami, berjuang membawa nama Garuda 16 dan mengepakan sayapnya lebih lebar di langit harapan kami masing-masing..
*Garuda 16, maaf kalau tadi malam tidak banyak yang bisa kami berikan. Untuk angkatan 21-24, selamat berkarnya! Kalianlah yang menjadi 'pemuda' untuk Garuda 16 saat ini. Untuk angkatan 25, selamat bergabung menjadi bagian keluarga yang luar biasa! Dan Garuda 16 pun, akan selalu menjadi neverending story bagi orang-orang beruntung yang pernah menjadi bagian di dalamnya... :)
Selalu ada orang-orang itu..
- Keluar kelas, mau ke kantin. Ketemu sama Ujhee, Ditho, Dimash, dan Aldy di depan IPA 6, ngomongin kuliah. Persis, mereka orang-orang yang ada di dalam mimpi gw tadi malam :)
- Makan di kantin, sendirian. Sambil mengerjakan soal bahasa Indonesia dan menikmati kesendirian gw. Sampai 10 menit kemudian, gw udah berada di sebelah Harish ngomongin kangen sekret, di depan Aufa dan Maul debat masalah UI dan ITB, di sebelah anak-anak Panserra ngomongin masalah kondangan besok (hehehe..), di sebelah Hazmi yang berhasil membuat geger kantin dengan celetukan-celetukan khasnya, dan disebelah Nisop yang nyaris nangis karena kangen ngeliat kita kumpul bareng lagi kayak gini.
- Duduk bertiga bareng three musketeers. Gw, Ujhee, dan Nisop. Ngobrol masalah kedokteran, ITB, UI, Unair, dan SMANSA DAY. Ngobrol dari tempat duduk yang memiliki sudut paling indah yang pernah gw punya untuk melihat SMANSA..
- Ngobrolin Sponsorship SMANSA DAY bareng Hilmi. Nemu buku 'perjuangan' gw waktu jadi koor.sponsorship SMANSA DAY yang akhirnya gw kasih untuk Hilmi (gak bosen-bosen ya lw Mi jadi penerus gw? Hehehe XP). Dan 'berantem' lagi sama Hilmi gara-gara masalah gw yang jarang pake sepatu hitam ke sekolah dan kaitannya dengan wawancara CK dia (tunggu pembalasan gw, Mi! Hohoho..)
- Dapet cerita 'lucu' dari Murai yang masih bersambung ;) (ditunggu kelanjutanya, hehehe..)
- Ngobrolin SMANSA DAY bareng Murai, Hilmi, Faiz, Ola, Arin, Hanif, dan Reza. Senangnya masih bisa sedikit berbagi :) dan obrolan tadi mengingatkan gw bahwa masih ada banyak hutang cerita yang harus gw lunasi ke kalian...
- Nostalgia bareng Arin 'tentang seseorang' di masa SMP! (Hanya gw, Arin, dan Allah yang tau ya Rin? Hehe..)
*Terjadi lagi! Dan Allah benar-benar selalu menjawab doa, walaupun hanya sebuah mimpi di malam hari, imajinasi sesaat, dan ceracauan dalam hati.. Subhanallah.. :)
Ternyata, memang belum berubah...
Hari ini hari ketiga ulangan umum semester 5. Ternyata memang gak berubah. Paling yang berubah cuma rasa deg-degan gw yang berkurang untuk ulangan kali ini. Mungkin karena udah keseringan try out di NF dan try out-try out lainnya kali ya? Sisanya? Sama aja. Mulai dari duduk di ruangan 3, nomor absen 4, duduk sama Aisyah Halda XI IPA 2 dua tahun berturut turut, persiapan gw yang masih sistem kebut semalam (astagfirullah..banguuun tuth, banguuuun! Udah kelas XII!) dan... heu, agak miris sih ceritanya. Ditambah curhatan Dita tadi siang dengan nada agak sedikit kesal.
Dita : Jujur Tuth, gw di rumah masih sering nangis! Gw nangis karena gw harus saingan sama orang-orang yang menghalalkan segala cara demi dapet nilai bagus. Gw gak habis pikir sama orang-orang yang kerjasama, nyontek, open book, nanya, atau ngenet pas ulangan. Pantesan Indonesia gak maju-maju. Dari sekarang aja udah ketahuan khan watak-watak pemimpin masa depannya kayak gimana?
Tersenyum getir gw mendengarnya. Tapi apa yang Dita bilang emang gak salah. Ironis. Ditengah kesibukan sebuah lembaga dengan status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional yang sebentar lagi berubah menjadi Sekolah bertaraf Internasional, ternyata di dalamnya kejujuran belum benar-benar bisa dijunjung tinggi :(
Dita cerita kayak gitu ke gw karena gw dan Dita sama. Sama-sama masih menganut prinsip konvesional bahwa apapun yang terjadi, keadaan kita seperti apa, dan apapun hasilnya, setiap ulangan atau ujian adalah murni hasil kerja keras kita sendiri. Gw dan Dita pun mungkin termasuk segelintir orang yang dikatakan sok suci ataupun sok idealis yang masih menganut prinsip seperti itu. Tapi kami pun punya alasan masing-masing untuk melakukan hal itu.
Jadi inget perdebatan kecil antara adik-adik kelas gw tentang masalah yang satu ini di hari pertama ulangan umum yang tidak sengaja terjadi di depan gw. Kebetulan ada pihak pro dan kontra tentang kejujuran yang belum benar-benar bisa dijunjung tinggi selama ulangan umum ini (bahasa diperhalus demi keamanan gw karena takut terjerat kasus seperti Prita Mulyasari, hehehe...)
Adik pro : Sekarang gini deh. Kita udah berusaha untuk jujur. Tapi kenyataanya, nilai kita selalu dibawah orang-orang yang gak jujur. Tetep aja sakit hati. Mau jujur juga kalau tetep di remedial gak ada gunanya khan?
Adik kontra : Looh, berarti kalau kayak gitu persepsi kita udah salah dong tentang arti sekolah sebenernya. Berarti selama ini kita sekolah untuk ngejar nilai, bukan ngejar ilmu.
Adik pro : Karena kita sekolah di Indonesia yang selama ini orientasinya nilai, bukan ilmu. Kalau mau sekolah yang bagus, sekalian aja di luar negeri, yang bener-bener bagus dan bukan orientasi pada nilai.
Adik kontra : Pengennya sih gitu, tapi mampunya cuma sampe Indonesia. Yaudah, jalanin aja yang ada di sini...
Senyum-senyum gw mendengar perdebatan kecil adik-adik gw. Untuk sebagian orang yang masih berusaha istiqomah untuk menjunjung tinggi kejujuran selama ulangan, seperti Dita, apa yang dikemukakan adik pro merupakan salah satu alasan mengapa dia masih menganut prinsip itu. Sekolah untuk mencari ilmu, bukan mencari nilai. Dan ulangan, merupakan salah satu cara untuk mengukur kemampuan diri. Laah kalau ulangan aja gak jujur, dari mana kita bisa tahu kemampuan diri yang sebenarnya? Dari mana kita bisa tahu ilmu kita nambah atau enggak?
Dita, Opeh, Rj, Deden, dan banyak teman-teman lainnya -yang gak gw tahu yang (gw harap) jumlahnya gak kalah banyak dengan yang belum berusaha untuk menjunjung tinggi kejujuran ketika ulangan- yang mungkin memiliki alasan yang sama untuk tetap menganut prinsip konvensional itu. Berbeda dengan gw. Gw bukan orang cerdas seperti mereka yang berani memegang teguh paham itu karena mereka memang memiliki modal untuk melakukan itu. Gw bukan orang yang mampu dengan lancarnya menjawab setiap soal ulangan sendiri sampai-sampai gw gak pernah berani untuk tidak jujur ketika ulangan. Gw pun bukan orang jenius yang tidak pernah mendapat panggilan kepada pekan remedial. Gw memang bagian dari segelintir orang-orang yang menganut paham konvensional itu, tapi gw pun bukan bagian dari orang-orang cerdas itu. Dengan gw yang masih menganut prinsip seperti itu, bukan berarti gw lebih pintar dari orang-orang yang belum bisa menjunjung tinggi kejuuran saat ulangan. Sama sekali bukan. Gw punya sebuah alasan yang berbeda yang membuat gw memberanikan diri untuk tetap memegang paham tersebut.
Ketika nilai gw benar-benar jatuh, entah karena persiapan gw yang gak matang, gw yang kurang bisa mencerna soal, atau suasana hati gw yang berantakan, setidaknya masih ada satu hal yang masih bisa gw banggakan dengan nilai sejelek apapun yang gw dapatkan, yang masih bisa gw banggakan di depan teman-teman gw, di depan orang tua gw, atau di depan Sang Maha Melihat dalam doa gw, yang setidaknya bisa bikin gw tetap bertahan dalam kondisi nilai gw yang seperti apapun. NILAI ITU MURNI HASIL KERJA KERAS GW SENDIRI!
Hanya itu. Hanya itu prinsip gw dari SD yang alhamdulilah masih bisa gw pegang sampai saat ini. Prinsip yang mungkin ditertawakan sebagian orang karena sifatnya yang jadul banget. Tapi gw rasa ini yang dimaksud Bu Bekti ketika gw kelas X dalam pelajaran Sosiologi yang disebut internalisasi, sebuah kebiasaan yang mendarah daging yang sulit dilepaskan seseorang dan akan tertimpa perasaan yang amat bersalah ketika harus melanggarnya. Ini yang ditanamkan ayah gw dari kecil. Gw lebih takut dibentak oleh ayah gw karena tidak jujur daripada dibentak 'hanya karena sekedar' nilai gw yang tidak memuaskan..
Dita yang memegang paham itu karena memiliki modal saja sakit hati, gw yang hanya memegang prinsip itu apa tidak sakit hati harus saingan dengan orang-orang yang belum berusaha untuk menjunjung tinggi kejujuran?
Dulu gw pernah sakit hati. Tapi itu dulu. Setelah kejadian tiga tahun yang lalu. Kejadian ketika pengumuman NEM dan kelulusan SMP yang membuat gw nangis gak berhenti-berhenti karena gw harus berpisah dengan sahabat-sahabat terbaik gw. Berpisah karena mereka gak bisa bareng-bareng masuk SMANSA bareng gw, sekolah impian kami bersama, karena mereka tersisihkan oleh orang-orang yang ternyata belum bisa menjunjung tinggi kejujuran selama UAN. Setelah itu, gw pernah benar-benar benci dengan orang-orang seperti itu, orang yang secara gak langsung udah memisahkan gw dengan sahabat-sahabat terbaik gw. (dalam pola pikir gw waktu SMP). Sampai akhirnya perasaan benci gw benar-benar menjadikan gw seseorang yang apatis.
Yap. Gw benar-benar menjadi seorang yang apatis, sampai detik ini. Apatis bukan dengan orang-orang seperti itu. Tapi apatis dengan cara mereka bersaing. Terserah. Itu hak mereka, karena itu nilai mereka. Begitu juga gw, itu hak gw untuk tetap memegang paham konvensional itu, karena itu nilai gw. Dan alhamdulilah, gak sedikit yang menghargai prinsip gw yang akhirnya membuat gw jarang dilibatkan dalam 'urusan' seperti itu. Sejak kejadian tigak tahun lalu pun, gw telah benar-benar menjadi orang yang apatis. Orang yang gak pernah sakit hati lagi jika harus kembali bersaing dengan orang-orang yang belum bisa menjunjung tinggi kejujuran.
Dan ditengah arus persaingan yang makin deras menerpa Rakit Bambu, entah sampai kapan gw masih mampu memegang teguh prinsip ini. Walaupun begitu, terlalu banyak kejadian-kejadian yang membuat gw akan berpikir dua kali lebih panjang kalau harus meninggalkan prinsip ini. Allah baik banget sama gw. Banyak kejadian-kejadian yang telah Allah tunjukkan dan berikan kepada gw yang sampai saat ini masih sanggup membuat gw sangat percaya bahwa ALLAH MAHA ADIL! Walaupun bentuk keadilannya, terkadang tak tertangkap logika dan perasaan manusia...
*Ya Rabb, mungkin memang hanya ini yang benar-benar mampu hamba banggakan kepada-Mu untuk saat ini...
Sabtu, 05 Desember 2009
Pelayaran Plan A!
Pelayaran plan A :
- Ulangan Umum Semester V
- PMDK UNDIP
- PBS UGM
- Ujian Akhir Nasional 2010
- SIMAK UI 2010
- SNMPTN
- TES MASUK STAN 2010
OSIS itu “jodoh”!
4 Desember 2009
Gw bukan lagi terkena post power sindrom part 2 ataupun terkena melankolis kronis stadium lanjut. Tapi ditengah fakta-fakta yang membuat gw makin “gila” kalau gw inget-inget, seperti peserta SIMAK UI tahun 2009 lalu berjumlah 60.000 orang (yang biasanya tiap tahun makin banyak!), TPA gw waktu TO STAN gak lolos karena terlalu nyantai ngerjain soalnya, UAN yang akhirnya jadi dan dimajukan menjadi bulan Maret 2010, PMDK UNDIP yang tetap menggunakan 5 semester untuk penilaian, butuh uang minimal 10 juta untuk persiapan kuliah, dan SPL yang semakin menunjukan “wujud” aslinya, membuat gw ingin intermezo sejenak tentang OSIS, yang siapa tau bisa meredakan sejenak tekanan dari adrenalin kelas XII :)
Gw lagi inget kata-katanya T'Cune, OSIS ITU JODOH! Dari awal gw dapet kata-kata itu, gw setuju banget. Alasan utama seseorang bisa masuk OSIS bukan karena dia adalah orang yang pintar, yang selalu dapat ranking di kelasnya, bukan karena dia orang cerdas yang selalu bisa membagi waktunya, bukan karena ia orang yang berpengaruh yang bisa mengajak orang-orang disekitarnya, bukan orang yang kritis yang selalu memiliki inisiatif yang tinggi, bukan orang yang jenius yang selalu mampu membuat ide cermelang dalam suatu acara, dan bukan juga orang yang diplomatis yang selalu mampu bergelut dalam berbagai negosiasi. Tapi alasan utama seseorang bisa mauk OSIS karena OSIS adalah jodohnya! Ia masuk OSIS karena memang sudah takdirnya ia seorang pengurus OSIS. Banyaknya pengalaman dan cerita dari alumni pun semakin menegaskan hal itu. Bahkan salah satu ceritanya, pernah gw lihat sendiri, seperti cerita Maul, Andini, Hilmi, dan cerita tentang salah satu adik gw yang luar biasa :)
27 Oktober 2008-27 Oktober 2009. Kepengurusan Windmill.
Windmill yang sudah mulai berputar, setiap hari semakin menunjukan bahwa 73 kincirnya memiliki karakter yang sangat berwarna. Mulai dari Dito dan Ujhee yang kayak batu susah akurnya, gw yang cerewet luar biasa, Dimash yang pendiam, Aldy yang pemberani, Wiwid yang gaul (hehehe), Aufa yang peka, Maul yang jahil, Andini yang... (apa ya Ndin? Hehehe), Fatiah yang ceria dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan Windmill kecil atau yang biasa disebut Wadesta.
Mulai dari Bocin yang nyebelin, Muti yang jago nyanyi, Hilmi yang gak pernah manggil kelas XI pake aa teteh, Raras yang kelihatannya mirip Andini, Ari yang katanya legowo banget, termasuk Murai yang sopannya luar biasa!
Murai yang punya nama lengkap Muhammad Ramadhani Ilham merupakan salah satu SPS Windmill kelas X. Dibandingkan sama Ola, Miya, Bayu, Aldi yang sama-sama Garuda, Hilmi dan Raras yang jadi sie.sponsorship bareng gw, gw bisa dibilang gak terlalu dekat sama Murai. Yang gw tau, Murai adalah SPS yang paling rajin dateng pagi setiap hari kamis buat nyiapin upacara, orang yang lebih banyak kerja daripada ngomong doang, dan orang yang terkenal dengan keramahannya baik ke kakak kelas, guru, penjaga sekolah, teman-teman seangkatan maupun adik kelas.
Ia pun membuktikan bahwa jiwa seorang SPS gak cuma berhubungan dengan kabel dan sound, hehehe. Ketika ia dipercaya sebagai bendahara 2 SMANSA DAY pun ia menunjukan bahwa ia mampu menjadi seorang konseptor mendampingi Aufa, Kevin, Icha, Gita, dan Fenny, dewan harian SMANSA DAY lainnya.
Sampai tiba H-3 Closing SMANSA DAY 2009, gw melihat sosok seorang Murai yang tidak biasanya. Ketika Aufa lagi emosi, H-3 closing tapi kita masih minus Rp27.000.000, Aufa mengevaluasi kami sambil memukul papan tulis menggunakan penghapus yang membuat Windmill diam, untuk pertama kalinya gw melihat Murai berbicara di depan seluruh Windmill. Gw lupa susuanan kata-katanya kayak gimana, tapi intinya, “Assalamualaikum, aa teteh, temen-temen Windmill. Kita memang punya tanggung jawab untuk mencari Rp 27.000.000 untuk closing, dan salah satu caranya adalah dengan danu. Tapi jangan lupa, setiap kita mau berusaha dan masuk rumah orang untuk ngedanu, jangan lupa mengucapakan bismillahirahmanirrahim. Hal kecil yang terkadang sering kita lupakan.”
Subhanallah. Kata-kata Murai pun perlahan menurunkan grafik emosi yang ada di ruangan itu. Sederhana. Tapi dampaknya luar biasa. Tersenyum gw mendengarnya, selain karena apa yang dikatakan Murai, juga karena kata-kata itu keluar dari seorang Murai yang selama ini jarang berbicara di depan Windmill.
Agustus-September 2009. Pra-Pra-BLDK.
Entah sejak kapan, Murai menjadi salah satu adik gw di Wadesta yang sering ngobrol sama gw. Entah ngobrol tentang OSIS, keluarga, Wadesta, Windmill, SMANSA, A'Fahmi atau hanya sekedar bertukar pikiran. Sampai akhirnya ketika Outbond Training di Gunung Bunder, setelah malam renungan POSKO, gw, Nisop, dan Murai ngobrol di depan warung sambil makan mie. Waktu itu gw lagi makan, jadi yang lebih banyak ngobrol Murai dan Nisop. Bukan obrolan yang sederhana, tapi tidak terlalu serius. Sesekali gw nyeletuk tiba-tiba di tengah obrolan mereka. Sambil makan, gw sambil mendengarkan obrolan mereka. Sampai gw sadar, kok dari tadi cara menjawab Murai dan sikapnya ngingetin gw sama seseorang. Tapi gw gak tau dan lupa orang itu siapa. Gw pun mendengarkan lagi obrolan mereka. Gw benar-benar familiar dengan cara bicara Murai, tapi ngingetin sama siapa gw gak tau.
Gw : Rai, mau nanya dong. Dulu pas kelas X yang ngewawancara lw pas masuk OSIS siapa?
Murai : Looh, khan 'Tuti sama T'Andini..
Gw : Demi apaa?! Kok gw lupa ya kalau dulu pernah ngewawancara yang namanya Murai? Tunggu-tunggu.. Apa jangan-jangan..
30 September-15 November 2009. Regenerasi OSIS Avion.
Setahun berselang. Regenerasi pun kembali datang. Wadesta yang mengalami fase CCCK-CCK-CK-KPH dan Kabinet pun telah banyak berubah, berubah jauh lebih dewasa dari sebelumnya, termasuk Murai. Diantara Wadesta yang memiliki grafik peningkatan selama regenerasi, Murai salah satu orang yang memiliki grafik peningkatan yang stabil. Grafik yang membuat orang-orang berharap besar kepadanya, mulai dari BPPKO, Alumni, guru, sampai warga SMANSA sendiri. Namun grafik peningkatan itu terhenti sampai fase CK. Grafik Murai dilanjutkan dengan grafik mendatar yang membuat BPPKO ingin sesuatu yang lebih dari seorang Murai. Grafik mendatar tersebut pun terus berlanjut sampai kampanye akbar. Hal yang terjadi pada Murai ketika kampanye akbar pun membuktikan betapa besar harapan SMANSA kepada dirinya dan betapa ingin SMANSA memiliki pemimpin yang “sempurna” (untuk kejadian selengkapnya, silahkan tanya sendiri kepada orang yang bersangkutan..) Tapi apa yang terjadi ternyata tidak sesuai harapan, kerena itulah Murai. Pemimpin yang bijaksana, yang mungkin gak akan pernah mengambil keputusan nekat selama masih bisa diputuskan secara bijak :)
Menjadi salah satu orang yang paling berpengaruh diantara CCK, niat untuk beribadah di OSIS, menjadi orang yang paling tenang selama evaluasi, semangat tauhid, nasionalisme, dan kemanusiaan yang ia pegang, sampai pengorbanan membawa 79 pasang sendal jepit sendirian menggunakan motor yang membuatnya terjatuh dari motor, membawanya sampai ke pengumuman Dewan Harian OSIS 2009-2010, yang menetapkan dirinya sebagai sosok ayah bagi OSIS Avion.
Tersenyum gw mendengarnya. Menghembuskan nafas lega, dan kenangan satu tahun lalu pun berkelebat memenuhi pikiran gw..
5 Agustus 2008. CCK OSIS Windmill 2008.
Gw : Ndin, gw yang nannya, lw yang nulis hasilnya ya.. Selanjutnya siapa?
Andini : Mmmh, Muhammad Ramadhani Ilham, X7..
Gw : Silahkan duduk..
Murai : (tersenyum canggung duduk di hadapan gw dan Andini)
Gw : Assalamualaikum, terima kasih untuk kehadirannya. Sebutkan kelebihan, kekurangan, dan sifat kamu secara singkat!
Murai : Bismillahirahmanirahim... kelebihan saya... kekurangan saya... sifat saya....(kesalahan bukan pada layar komputer anda, tapi karena gw bener-bener lupa jawabannya apa..)
Gw : Kalau kamu diberikan 6 hal, keluarga, OSIS, agama, teman, ekskul, dan sekolah, tolong sebutkan secara berurutan berdasarkan hal yang paling diprioritaskan!
Murai : Bismillahirahmanirahim.... (bener-bener lupa apa yang ni anak bilang satu tahun yang lalu, heu)
Gw : (mulai menahan senyum gw)
….................................................
….................................................
….................................................
Gw : Terima kasih atas kehadirannya. Apapun hasilnya mudah-mudahan bisa jadi yang terbaik untuk kamu dan OSIS :)
Murai : Terima kasih teh, Assalamualaikum (meninggalkan tempat wawancara)
Wawancara yang biasa aja. Sama seperti wawancara yang lainnya. Tapi ada satu hal yang menarik perhatian gw dari anak ini yang kalau dia sadar, sebenarnya selama wawancara gw menahan senyum mendengar jawabannya dan melihat sikapnya. Sikapnya sopan luar biasa untuk tingkat seorang laki-laki. Setiap ia menjawab, ia selalu menggunakan basmalah terlebih dahulu di awal jawabannya, dan penggunaan kata-katanya bener bener baku banget! Kayak Ejaan Yang Disempurnakan, hehehe... Hasil wawancara anak itu memang biasa saja, bahkan gw lupa apa jawaban-jawaban dia waktu itu. Tapi gw inget banget apa yang gw pikirkan waktu itu ketika melihat dia saat wawancara, “Subhanallah, ternyata di SMANSA zaman sekarang, yang katanya anak-anaknya udah jauh dari manner, ternyata masih ada orang yang seperti itu. Orang yang punya tingkat kesopanan yang luar biasa, dan penggunaan bahasa yang seperti belum terkontaminasi dengan pergaulan zaman sekarang” :)
Sore harinya di Pelataran Balaikota.
Gw : CCK, tadi gw ngewawncarain kelas X7, namanya.. mmh... Dani kalau gak salah dipanggilnya. Dia bagus. Tapi kalau ada yang lebih bagus, yang lain aja. Nih formulirnya..
Karena saat itu gw lebih konsen masalah perekrutan perwakilan, jadi gw tidak terlalu fokus dengan perekrutan kelas X. Perekrutan kelas X ditangani oleh CCK yang lain. Gw hanya merekomendasikan orang-orang yang menurut gw cocok beserta alasannya. Dan untuk anak kelas X7 yang bernama Dani itu, itulah statement terakhir yang gw berikan untuk bahan pertimbangan CCK yang lain. Jujur, gw tidakmerekomendasikan atau menolak dia. Dimasukan atau tidak, gw percaya sama CCK yang lainnya. Sejak saat itu, gw gak pernah dengar nama Dani disebut-sebut lagi, baik oleh gw atau CCK yang lain. Bahkan gw pun gak tau apakah ia akhirnya masuk OSIS atau enggak...
3 Desember 2009. Pelantikan OSIS Avion.
Panas. Hari ini panas banget. Selain karena emang matahari pagi yang lagi terik banget, mungkin ditambah semangat yang berkobar dari orang-orang yang sekarang ada di depan altar, yang pake jas hitam itu kali ya yang ngebuat udara makin panas. :) “Untung” jas hitam gw udah “dilepas”, kalau enggak kayaknya udara bakal jauh lebih “panas” dari sebelumnya. Pegel juga mendengarkan 5 sambutan sekaligus ketika upacara. Akhirnya gw duduk di balik mobil sambil berteduh di bawah jas hitam gw. Sampai tiba di sambutan keempat, gw berdiri. Gw lamat-lamat melihat orang yang tengah memberikan sambutan itu. Tanpa sadar, ternyata gw senyum-senyum sendiri sampai Ujhee menyadarkan gw.
Ujhee : Kenapa lw Tuth, senyum-senyum sendiri?
Gw : Heu, gapapa Jhe. OSIS tuh “aneh” ya?
Ujhee : Kenapa?
Gw : Orang yang gw wawancara satu tahun yang lalu, yang hasil wawancaranya biasa aja, yang bahkan ngebuat gw senyum-senyum sendiri setelah wawancara karena sikap dan gaya bicaranya yang kaku banget, yang gw bilang ke anak-anak CCK lainya, “Dia bagus, tapi kalau ada yang lebih bagus yang lain aja”, yang gw gak tau kelanjutan nasib orang itu akhirnya masuk OSIS atau enggak, sekarang dia sudah berdiri di hadapan SMANSA. Bahkan ia sekarang sedang memberikan sambutan, tapi bukan dengan cara bicara dan sikapnya yang kaku lagi. Memberikan sambutan dengan cara bicara dan sikap seorang pemimpin yang bijaksana, sebagai Ketua Umum OSIS Avion 2009-2010. Orang yang saat ini paling dipercaya dan disayangi oleh SMANSA...
*Ya Rabb, ringankanlah pundaknya dalam mengemban amanah yang ia pikul. Jagalah langkah kakinya dalam keistiqomahan di jalan-Mu sebagai seorang pemimpin. Kuatkanlah tangannya untuk merangkul orang-orang di sekitarnya. Izinkanlah ia bersandar pada dinding keikhlasan ketika kejenuhan itu menyeruak. Dan izinkanlah ia untuk selalu tersenyum, tersenyum untuk orang-orang yang ia sayangi dan yang akan selalu menyayanginya :)
Murai, salah satu orang yang menjadi “korban” OSIS. OSIS yang mampu menjadikan seseorang menjadi luar biasa yang mungkin belum pernah terpikirkan oleh setiap orang di awal dirinya sebagai pengurus OSIS. Dan Murai pun salah satu orang yang telah membuktikan bahwa ia masuk OSIS bukan karena ia orang yang hebat ataupun orang yang luar biasa. Tapi karena ia memang ditakdirkan sebagai pengurus OSIS karena OSIS adalah jodohnya :)
OSIS itu jodoh. Begitu pula dengan Avion. Tujuh puluh delapan orang yang kini menjadi pengurus OSIS Avion pun merupakan orang-orang yang menemukan jodohnya di OSIS. Dan bersyukurlah dik, karena kalian memang ditakdirkan menjadi bagian dari keluarga yang luar biasa ini...
Gw pun bersyukur karena telah menemukan OSIS sebagai jodoh gw di masa-masa SMA ini. Saatnya kembali berikhtiar! Mencari universitas yang tepat, untuk mejadi jodoh gw selanjutnya :D