Senin, 09 Februari 2009

Awal perjuangan yang belum berakhir!

9 Februari 2009

*Kedewasaan bukan diukur dari berapa banyak komitmen yang mampu dibuat seseorang, tapi diukur dari bagaimana seseorang mampu mempertanggung jawabkan komitmen yang telah ia buat.

Walaupun baru berjalan sembilan hari, bulan Februari tahun ini mungkin akan menjadi Februari yang gak akan pernah gw lupain. Gw ngerasa mental gw terkuras bulan ini. Terkuras karena hal-hal yang sebenarnya kecil, tapi karena terjadi berulang kali, sempat membuat gw berada di ”titik terendah” pada hari ini.

Dari awal gw memang sudah menduga bahwa tanggung jawab menjadi koor.sponorship tidak mudah. Tapi ketika masalah-masalah mulai dari hal kecil sampai cukup besar terjadi dan menekan mental gw, gw pun akhirnya merasakan puncak krisis kepercayaan diri sebagai koor.sponsorship pagi ini!

Puncak krisis kepercayaan diri gw pun bermula dari perjuangan yang belum berakhir sampai detik ini. Perjuangan sie.sponsorship yang bermula dari awal Februari pun harus menjalani masalah-masalah sebagai berikut.

  • Susunan proposal sponsorship harus dilakukan pengulangan dari awal sebanyak lebih dari lima kali karena data rusak akibat virus komputer!
  • Alhamdulilah setelah susunan proposal fix dan ditambah dengan layout yang di design oleh Acie (mediasi), proposal sponsorship mulai dicetak sepuluh buah.
  • H-bebeapa menit sebelum dijilid, gw diingatkan oleh Gita bahwa proposal mengalami kesalahan! Gw hanya mencantumkan nama rekening tanpa mencantumkan nama banknya! (Astagfirullahalazim!)
  • Akhirnya semua halaman paling akhir harus diprint ulang!
  • Alhamdulilah proposal sudah selesai dicetak ulang dan tinggal dijilid. Bersamaan dengan itu, General Manager Telkomsel Pusat (Bulenya Ujhe) menawarkan untuk bertemu agar gw dapat mengajukan proposal sponsor ke Telkomsel.
  • Gw pun menjilid salah satu proposal yang memakan waktu sampai kurang lebih tiga puluh menit! Hal tersebut karena masalah-masalah sepele pun terjadi lagi. Tempat fotocpian langganan gw (deket SMP 8) tutup, jadi gw jalan ke tempat fotocopian di sebelah Karya Agung Jambu Dua. Di tempat itu, kawat spiralnya kekecilan, jadi harus dibongkar lagi. Kawat spiral yang agak besar lagi kosong, jadi tukang fotocopiannya nyari ke gudang dulu. Ketika sudah dijilid kembali ternyata ada halaman yang terbalik, jadi harus dibongkar ulang. Dan gw menghabiskan 30 menit hanya untuk menjilid satu proposal!
  • Alhamdulilah masalah proposal sudah selesai. Salah satu rencana sie.sponsorship adalah mencari sponsor di wilayah Jakarta, dan salah satu kelengkapan yang dibutuhkan adalah surat permohonan sponsor yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah. Permasalahan pun kembali terjadi saat penyusunan surat tersebut.
  • Senin 2 Februari 2009. Gw dan Icha (Sekretaris SMANSA DAY) mencoba membuat satu buah surat dengan referensi dari arsip tahun lalu untuk dikoreksi terlebih dahulu oleh Pak Bas (Pembina OSIS). Draft tersebut masih banyak yang salah, terutama formatnya dan kami harus mengulangnya kembali. (Hal itu masih menjadi hal yang sangat wajar). Tapi menghadapnya gw dan Icha untuk pertama kali tentang sponsor ini, benar-benar mengawali kekhawatiran gw akan kemampuan gw menjadi koor.sponsor. Pak mengatakan sesuatu yang sebenarnya biasa saja, tapi buat gw benar-benar menjadi sebuah beban. =(
  • Draft kedua, ternyata masih salah! Penyusunan katanya kurang tepat, dan kami harus mengulanginya kembali. (Masih dapat dikatakan wajar) Tapi karena Pak Bas bilang yang salah hanya penyusunan katanya saja, akhirnya kami memutuskan untuk langsung ngeprint 15 lembar surat dengan alamat tujuan yang berbeda-beda.
  • Keesokan harinya, Selasa 3 Februari 2009. Acie membawa print out surat (hal-hal yang berhubungan dengan ngeprint berwarna, memang dialokasikan di rumah Acie) yang akan ditandatangani hari ini.
  • Tetapi surat yang dibawa Acie gagal! Mungkin Acie pun terlalu lelah malam itu sehingga tidak sempat mengecek bahwa tempat tanda tangan untuk kepala sekolah terpotong di setiap lembar surat yang diprint! =(
  • Gw dan Icha memutuskan untuk mengedit dan ngeprint di warnet Gang Selot karena tinta berwarna di ruang TU habis. Kami pun terkejar waktu bahwa surat harus selesai hari Kamis tanggal 5 Februari, rencana kami berangkat ke Jakarta.
  • Gw dan Icha menghabiskan waktu istirahat pertama untuk mengedit surat di Gang Selot.
  • Akhirnya tepat pada waktunya. Istirahat kedua kami menemui Pak Bas untuk meminta tanda tangan. Ternyata, surat masih salah! Bukan karena salah dalam struktur maupun penyusunan kalimat, tetapi karena surat KURANG INDAH! Kurang indah karena terlalu rapat, dan marginnya terlalu kecil, serta kata ”Demikian” dan ”Ketua” seharusnya sejajar. (Ya Allah, sabar ya Cha, Tuth! Namanya juga belajar!). Lima belas lembar surat yang memakan biaya Rp15.000,00 terbuang percuma. Gw dan Icha disuruh ngedit lagi dan ditunggu sampai jam 13.00 karena Pak Bas akan segera pulang!
  • Gw dan Icha pun segera kembali ke Gang Selot untuk mengedit surat dengan deadline jam 13.00 sebelum Pak Bas dan Pak Kepala Sekolah pulang!
  • Dengan segala kebutekan otak gw dan takut-takut pintu gerbang udah ditutup karena jam istirahat sudah habis, pukul 13.30 gw dan Icha bergegas ke ruang wakasek untuk menemuai Pak Bas.
  • Alhamdulilah Pak Bas masih ada nungguin kita (Subhanallah punya pembina kayak Pak Bas!). Tapi kali ini gw benar-benar lemes! Suratnya ternyata masih ada yang salah! Pak Bas juga baru sadar bahwa penulisan alamat tujuannya masih ada yang salah. Gw diam. Diam karena surat gak bisa jadi hari ini, diam karena lebih dari Rp 30.000,00 uang kebuang percuma, dan diam karena bener-bener udah lemes banget!
  • Akhirnya Pak Bas bilang besok aja. Insya Allah udah gak akan ada yang salah lagi, Pak Bas juga janji bakal langsung ditandatangani sama beliau dan Kepala Sekolah. Gw diam. Gw tetap berusaha untuk tersenyum. Setidaknya tersenyum karena gw punya pembina yang sangat memperhatikan hal-hal kecil. =)
  • Rabu, 4 Februari 2009. Alhamdulilah surat sudah ditandatangani Pak Bas. Tapi untuk kesekian kalinya gw tersenyum pahit. Hari ini ternyata Pak Kepala Sekolah gak ada! Sedang ada tugas di Bandung. Tapi Pak Memen (Wakasek Kesiswaan) bilang bahwa tanda tangannya besok pagi aja. Insya Allah Pak Kepala Sekolah ada di Bogor.
  • Sore harinya, gw dipanggil sama Pak Memen. Gw pun benar-benar gak bisa tersenyum sore itu! Pak Memen mengabarkan bahwa besok Pak Kepala Sekolah gak ada di sekolah karena mendadak mendapat surat disposisi untuk tetap berada di Bandung karena ada kegiatan lainnya. Terpaksa gw dan anak-anak sponsor gak bisa berangkat hari Kamis! Gw sudah berusaha nego untuk mendatangi kerumahnya, menggunakan atas nama kepala sekolah dan diganti dengan tanda tangan wakasek, serta memberitahu bahwa kami telah membuat janji dengan beberapa perusahaan. Namun usaha nego tetap saja gagal! Akhirnya, tanggal 5 kami gagal berangkat dan di undur menjadi tanggal 9!
  • Walaupun saat itu gw sudah sulit tersenyum. Gw masih berusaha untuk tetap berpositif thingking. Akhirnya karena dukungan Icha, Aufa, Dimash, dan yang lain, gw bisa mengikhlaskan keadaan saat itu.
  • Senin 9 Januari 2009. Alhamdulilah transport sudah siap, berkas-berkas proposal dan tanda terima proposal sudah siap, uang transport sudah siap, dan anak-anak sie.sponsorship sudah siap dengan keperluan yang akan dibawa ke Jakarta.
  • Sebelum upacara, gw dan Wiwid (Koor.Humas SMANSA DAY 2009) menghadap Pak Bas untuk meminta tanda tangan surat dispensasi. Entah mengapa dari tadi pagi perasaan gw gak tenang. Sepanjang perjalanan ke sekolah gw beristigfar berulang-ulang untuk menenangkan diri gw. Firasat gw pun benar. Terjadi sesuatu yang tidak biasa. Surat dispen ditahan terlebih dahulu dan Pak Bas akan menghubungi gw untuk tindak lanjutnya.
  • Beberapa saat kemudian Pak Bas memanggil gw. Pak Bas mengatakan bahwa Pak Kepala Sekolah tidak mengizinkan kami untuk berangkat hari ini! Seketika emosi gw memuncak. Sebisa mungkin gw tekan emosi gw dan mendengarkan penjelasan dari Pak Bas. Pak Bas bilang hari ini cuaca sangat mendung, khawatir terjadi apa-apa di jalan. Selain itu dispensasi untuk siswa semenjak hari Sabtu diliburkan sangat diperketat. Apalagi ditambah hari ini ada dispen turnamen Panssera dan besok ada dispen Studi Banding. Kami dinstruksikan untuk berangkat tanggal 16 ketika sekolah diliburkan karena ada pra UAN kelas 3. Gw tidak langsung terima begitu saja. Upaya nego pun tetap gw lancarkan. Gw jelaskan bahwa hari ini persiapan sudah benar-benar matang. Mulai dari proposal yang akan diajukan, dana, perlengkapan, sampai mobil yang akan digunakan pun sudah tersedia. Selain itu kami sudah membuat janji ulang dengan beberapa perusahaan. Tapi keputusan Pak Kepala Sekolah pun sudah sangat bulat. Nekat pun sudah tak mungkin. Akhirnya untuk kedua kalinya kami GAGAL BERANGKAT!

Sebisa mungkin gw tekan emosi gw. Emosi yang timbul bukan karena gw kesal sama sekolah. Gw sangat memaklumi kekhawatiran sekolah dan menghargai kebijakan sekolah. Tapi gw emosi dengan dengan diri gw sendiri! Saat itu masalah-masalah yang sudah lewat pun melintas lagi di pikiran gw. Rasa ketidak percayaan diri atas kemampuan gw pun menyesakkan dada gw. Gw ngerasa selama ini gw koor. yang gak bisa apa-apa! Sponsor sudah mengeluarkan banyak dana untuk membuat proposal, sudah timbul banyak masalah karena penyusunan surat, tapi kami belum menghasilkan apa-apa! Dan itu benar-benar baru masalah awal! Masalah itu bukan maslaah yang sebenarnya. Kami belum menghadapi masalah sebenernya seperti penolakan sponsor, sulitnya mendapatkan sponsor karena krisis ekonomi global, dan sponsor yang tidak terlalu menguntungkan. Pikiran-pikiran itu pun memenuhi kepala gw dan emosi gw gak bisa dibendung lagi. Air mata gw tumpah! Menyesali atas ketidakmaksimalan gw sebagai koor. Menyesali sampai saat ini kami belum bisa memberikan kontribusi berarti untuk SMANSA DAY. Sampai akhirnya Icha, Dimash, Aufa, Bima, dan Ujhee menenangkan gw.

Huufh. Kalu mengingat masalah-masalah itu, gw hanya bisa tersenyum. Allah begitu Maha Kreatif untuk memberikan pembelajaran kepada gw. Mungkin ini salah satu cara Allah untuk memberikan gw kesempatan mengalami proses pendewasaan. Allah seakan tengah menguji gw bulan ini dengan masalah-masalah itu. Apakah cara gw untuk menghadapi masalah-masalah itu sudah sesuai dengan umur 17 tahun yang Insya Allah akan diberikan kepada gw bulan ini?! Gw harap jawabanya, ya..

*Ya Allah, hamba selalu yakin rencana-Mu selalu indah!
**Icha, makasih ya Cha untuk pagi ini!
**Aufa, makasih udah buat gw ketawa lagi! Dan makasih telah kembali seperti dulu, Ayah Zeppelin kecil.. =)
**Dimash, makasih udah mau denger cerita gw! Lw emang selalu bisa bikin gw jauh lebih tenang..
**Bima, makasih udah mau ngertiin keadaanya!
**Ujhee, makasih karena lw selalu tau bagaimana cara membuat gw mengangkat kepala gw kembali.. =)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

mungkin anda perlu merahatkan pikiran sejenak
menjauhkan diri sebenar dari hal-hal yg begitu dekat
hingga kerinduan tu sendiri yang membuat anda akan mengingat

satu hal yg selalu lu ingetin k gw . LU GA PERNAH SENDIRI !!

Anonim mengatakan...

SEMANGAT YAH TUTI :)
we can do it !

icha :)
icha16.wordpress.com