Sabtu, 05 Desember 2009

OSIS itu “jodoh”!

4 Desember 2009

Gw bukan lagi terkena post power sindrom part 2 ataupun terkena melankolis kronis stadium lanjut. Tapi ditengah fakta-fakta yang membuat gw makin “gila” kalau gw inget-inget, seperti peserta SIMAK UI tahun 2009 lalu berjumlah 60.000 orang (yang biasanya tiap tahun makin banyak!), TPA gw waktu TO STAN gak lolos karena terlalu nyantai ngerjain soalnya, UAN yang akhirnya jadi dan dimajukan menjadi bulan Maret 2010, PMDK UNDIP yang tetap menggunakan 5 semester untuk penilaian, butuh uang minimal 10 juta untuk persiapan kuliah, dan SPL yang semakin menunjukan “wujud” aslinya, membuat gw ingin intermezo sejenak tentang OSIS, yang siapa tau bisa meredakan sejenak tekanan dari adrenalin kelas XII :)

Gw lagi inget kata-katanya T'Cune, OSIS ITU JODOH! Dari awal gw dapet kata-kata itu, gw setuju banget. Alasan utama seseorang bisa masuk OSIS bukan karena dia adalah orang yang pintar, yang selalu dapat ranking di kelasnya, bukan karena dia orang cerdas yang selalu bisa membagi waktunya, bukan karena ia orang yang berpengaruh yang bisa mengajak orang-orang disekitarnya, bukan orang yang kritis yang selalu memiliki inisiatif yang tinggi, bukan orang yang jenius yang selalu mampu membuat ide cermelang dalam suatu acara, dan bukan juga orang yang diplomatis yang selalu mampu bergelut dalam berbagai negosiasi. Tapi alasan utama seseorang bisa mauk OSIS karena OSIS adalah jodohnya! Ia masuk OSIS karena memang sudah takdirnya ia seorang pengurus OSIS. Banyaknya pengalaman dan cerita dari alumni pun semakin menegaskan hal itu. Bahkan salah satu ceritanya, pernah gw lihat sendiri, seperti cerita Maul, Andini, Hilmi, dan cerita tentang salah satu adik gw yang luar biasa :)

27 Oktober 2008-27 Oktober 2009. Kepengurusan Windmill.

Windmill yang sudah mulai berputar, setiap hari semakin menunjukan bahwa 73 kincirnya memiliki karakter yang sangat berwarna. Mulai dari Dito dan Ujhee yang kayak batu susah akurnya, gw yang cerewet luar biasa, Dimash yang pendiam, Aldy yang pemberani, Wiwid yang gaul (hehehe), Aufa yang peka, Maul yang jahil, Andini yang... (apa ya Ndin? Hehehe), Fatiah yang ceria dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan Windmill kecil atau yang biasa disebut Wadesta.

Mulai dari Bocin yang nyebelin, Muti yang jago nyanyi, Hilmi yang gak pernah manggil kelas XI pake aa teteh, Raras yang kelihatannya mirip Andini, Ari yang katanya legowo banget, termasuk Murai yang sopannya luar biasa!

Murai yang punya nama lengkap Muhammad Ramadhani Ilham merupakan salah satu SPS Windmill kelas X. Dibandingkan sama Ola, Miya, Bayu, Aldi yang sama-sama Garuda, Hilmi dan Raras yang jadi sie.sponsorship bareng gw, gw bisa dibilang gak terlalu dekat sama Murai. Yang gw tau, Murai adalah SPS yang paling rajin dateng pagi setiap hari kamis buat nyiapin upacara, orang yang lebih banyak kerja daripada ngomong doang, dan orang yang terkenal dengan keramahannya baik ke kakak kelas, guru, penjaga sekolah, teman-teman seangkatan maupun adik kelas.

Ia pun membuktikan bahwa jiwa seorang SPS gak cuma berhubungan dengan kabel dan sound, hehehe. Ketika ia dipercaya sebagai bendahara 2 SMANSA DAY pun ia menunjukan bahwa ia mampu menjadi seorang konseptor mendampingi Aufa, Kevin, Icha, Gita, dan Fenny, dewan harian SMANSA DAY lainnya.

Sampai tiba H-3 Closing SMANSA DAY 2009, gw melihat sosok seorang Murai yang tidak biasanya. Ketika Aufa lagi emosi, H-3 closing tapi kita masih minus Rp27.000.000, Aufa mengevaluasi kami sambil memukul papan tulis menggunakan penghapus yang membuat Windmill diam, untuk pertama kalinya gw melihat Murai berbicara di depan seluruh Windmill. Gw lupa susuanan kata-katanya kayak gimana, tapi intinya, “Assalamualaikum, aa teteh, temen-temen Windmill. Kita memang punya tanggung jawab untuk mencari Rp 27.000.000 untuk closing, dan salah satu caranya adalah dengan danu. Tapi jangan lupa, setiap kita mau berusaha dan masuk rumah orang untuk ngedanu, jangan lupa mengucapakan bismillahirahmanirrahim. Hal kecil yang terkadang sering kita lupakan.”

Subhanallah. Kata-kata Murai pun perlahan menurunkan grafik emosi yang ada di ruangan itu. Sederhana. Tapi dampaknya luar biasa. Tersenyum gw mendengarnya, selain karena apa yang dikatakan Murai, juga karena kata-kata itu keluar dari seorang Murai yang selama ini jarang berbicara di depan Windmill.

Agustus-September 2009. Pra-Pra-BLDK.

Entah sejak kapan, Murai menjadi salah satu adik gw di Wadesta yang sering ngobrol sama gw. Entah ngobrol tentang OSIS, keluarga, Wadesta, Windmill, SMANSA, A'Fahmi atau hanya sekedar bertukar pikiran. Sampai akhirnya ketika Outbond Training di Gunung Bunder, setelah malam renungan POSKO, gw, Nisop, dan Murai ngobrol di depan warung sambil makan mie. Waktu itu gw lagi makan, jadi yang lebih banyak ngobrol Murai dan Nisop. Bukan obrolan yang sederhana, tapi tidak terlalu serius. Sesekali gw nyeletuk tiba-tiba di tengah obrolan mereka. Sambil makan, gw sambil mendengarkan obrolan mereka. Sampai gw sadar, kok dari tadi cara menjawab Murai dan sikapnya ngingetin gw sama seseorang. Tapi gw gak tau dan lupa orang itu siapa. Gw pun mendengarkan lagi obrolan mereka. Gw benar-benar familiar dengan cara bicara Murai, tapi ngingetin sama siapa gw gak tau.

Gw : Rai, mau nanya dong. Dulu pas kelas X yang ngewawancara lw pas masuk OSIS siapa?

Murai : Looh, khan 'Tuti sama T'Andini..

Gw : Demi apaa?! Kok gw lupa ya kalau dulu pernah ngewawancara yang namanya Murai? Tunggu-tunggu.. Apa jangan-jangan..

30 September-15 November 2009. Regenerasi OSIS Avion.

Setahun berselang. Regenerasi pun kembali datang. Wadesta yang mengalami fase CCCK-CCK-CK-KPH dan Kabinet pun telah banyak berubah, berubah jauh lebih dewasa dari sebelumnya, termasuk Murai. Diantara Wadesta yang memiliki grafik peningkatan selama regenerasi, Murai salah satu orang yang memiliki grafik peningkatan yang stabil. Grafik yang membuat orang-orang berharap besar kepadanya, mulai dari BPPKO, Alumni, guru, sampai warga SMANSA sendiri. Namun grafik peningkatan itu terhenti sampai fase CK. Grafik Murai dilanjutkan dengan grafik mendatar yang membuat BPPKO ingin sesuatu yang lebih dari seorang Murai. Grafik mendatar tersebut pun terus berlanjut sampai kampanye akbar. Hal yang terjadi pada Murai ketika kampanye akbar pun membuktikan betapa besar harapan SMANSA kepada dirinya dan betapa ingin SMANSA memiliki pemimpin yang “sempurna” (untuk kejadian selengkapnya, silahkan tanya sendiri kepada orang yang bersangkutan..) Tapi apa yang terjadi ternyata tidak sesuai harapan, kerena itulah Murai. Pemimpin yang bijaksana, yang mungkin gak akan pernah mengambil keputusan nekat selama masih bisa diputuskan secara bijak :)

Menjadi salah satu orang yang paling berpengaruh diantara CCK, niat untuk beribadah di OSIS, menjadi orang yang paling tenang selama evaluasi, semangat tauhid, nasionalisme, dan kemanusiaan yang ia pegang, sampai pengorbanan membawa 79 pasang sendal jepit sendirian menggunakan motor yang membuatnya terjatuh dari motor, membawanya sampai ke pengumuman Dewan Harian OSIS 2009-2010, yang menetapkan dirinya sebagai sosok ayah bagi OSIS Avion.

Tersenyum gw mendengarnya. Menghembuskan nafas lega, dan kenangan satu tahun lalu pun berkelebat memenuhi pikiran gw..

5 Agustus 2008. CCK OSIS Windmill 2008.

Gw : Ndin, gw yang nannya, lw yang nulis hasilnya ya.. Selanjutnya siapa?

Andini : Mmmh, Muhammad Ramadhani Ilham, X7..

Gw : Silahkan duduk..

Murai : (tersenyum canggung duduk di hadapan gw dan Andini)

Gw : Assalamualaikum, terima kasih untuk kehadirannya. Sebutkan kelebihan, kekurangan, dan sifat kamu secara singkat!

Murai : Bismillahirahmanirahim... kelebihan saya... kekurangan saya... sifat saya....(kesalahan bukan pada layar komputer anda, tapi karena gw bener-bener lupa jawabannya apa..)

Gw : Kalau kamu diberikan 6 hal, keluarga, OSIS, agama, teman, ekskul, dan sekolah, tolong sebutkan secara berurutan berdasarkan hal yang paling diprioritaskan!

Murai : Bismillahirahmanirahim.... (bener-bener lupa apa yang ni anak bilang satu tahun yang lalu, heu)

Gw : (mulai menahan senyum gw)

….................................................

….................................................

….................................................

Gw : Terima kasih atas kehadirannya. Apapun hasilnya mudah-mudahan bisa jadi yang terbaik untuk kamu dan OSIS :)

Murai : Terima kasih teh, Assalamualaikum (meninggalkan tempat wawancara)

Wawancara yang biasa aja. Sama seperti wawancara yang lainnya. Tapi ada satu hal yang menarik perhatian gw dari anak ini yang kalau dia sadar, sebenarnya selama wawancara gw menahan senyum mendengar jawabannya dan melihat sikapnya. Sikapnya sopan luar biasa untuk tingkat seorang laki-laki. Setiap ia menjawab, ia selalu menggunakan basmalah terlebih dahulu di awal jawabannya, dan penggunaan kata-katanya bener bener baku banget! Kayak Ejaan Yang Disempurnakan, hehehe... Hasil wawancara anak itu memang biasa saja, bahkan gw lupa apa jawaban-jawaban dia waktu itu. Tapi gw inget banget apa yang gw pikirkan waktu itu ketika melihat dia saat wawancara, “Subhanallah, ternyata di SMANSA zaman sekarang, yang katanya anak-anaknya udah jauh dari manner, ternyata masih ada orang yang seperti itu. Orang yang punya tingkat kesopanan yang luar biasa, dan penggunaan bahasa yang seperti belum terkontaminasi dengan pergaulan zaman sekarang” :)

Sore harinya di Pelataran Balaikota.

Gw : CCK, tadi gw ngewawncarain kelas X7, namanya.. mmh... Dani kalau gak salah dipanggilnya. Dia bagus. Tapi kalau ada yang lebih bagus, yang lain aja. Nih formulirnya..

Karena saat itu gw lebih konsen masalah perekrutan perwakilan, jadi gw tidak terlalu fokus dengan perekrutan kelas X. Perekrutan kelas X ditangani oleh CCK yang lain. Gw hanya merekomendasikan orang-orang yang menurut gw cocok beserta alasannya. Dan untuk anak kelas X7 yang bernama Dani itu, itulah statement terakhir yang gw berikan untuk bahan pertimbangan CCK yang lain. Jujur, gw tidakmerekomendasikan atau menolak dia. Dimasukan atau tidak, gw percaya sama CCK yang lainnya. Sejak saat itu, gw gak pernah dengar nama Dani disebut-sebut lagi, baik oleh gw atau CCK yang lain. Bahkan gw pun gak tau apakah ia akhirnya masuk OSIS atau enggak...

3 Desember 2009. Pelantikan OSIS Avion.

Panas. Hari ini panas banget. Selain karena emang matahari pagi yang lagi terik banget, mungkin ditambah semangat yang berkobar dari orang-orang yang sekarang ada di depan altar, yang pake jas hitam itu kali ya yang ngebuat udara makin panas. :) “Untung” jas hitam gw udah “dilepas”, kalau enggak kayaknya udara bakal jauh lebih “panas” dari sebelumnya. Pegel juga mendengarkan 5 sambutan sekaligus ketika upacara. Akhirnya gw duduk di balik mobil sambil berteduh di bawah jas hitam gw. Sampai tiba di sambutan keempat, gw berdiri. Gw lamat-lamat melihat orang yang tengah memberikan sambutan itu. Tanpa sadar, ternyata gw senyum-senyum sendiri sampai Ujhee menyadarkan gw.

Ujhee : Kenapa lw Tuth, senyum-senyum sendiri?

Gw : Heu, gapapa Jhe. OSIS tuh “aneh” ya?

Ujhee : Kenapa?

Gw : Orang yang gw wawancara satu tahun yang lalu, yang hasil wawancaranya biasa aja, yang bahkan ngebuat gw senyum-senyum sendiri setelah wawancara karena sikap dan gaya bicaranya yang kaku banget, yang gw bilang ke anak-anak CCK lainya, “Dia bagus, tapi kalau ada yang lebih bagus yang lain aja”, yang gw gak tau kelanjutan nasib orang itu akhirnya masuk OSIS atau enggak, sekarang dia sudah berdiri di hadapan SMANSA. Bahkan ia sekarang sedang memberikan sambutan, tapi bukan dengan cara bicara dan sikapnya yang kaku lagi. Memberikan sambutan dengan cara bicara dan sikap seorang pemimpin yang bijaksana, sebagai Ketua Umum OSIS Avion 2009-2010. Orang yang saat ini paling dipercaya dan disayangi oleh SMANSA...

*Ya Rabb, ringankanlah pundaknya dalam mengemban amanah yang ia pikul. Jagalah langkah kakinya dalam keistiqomahan di jalan-Mu sebagai seorang pemimpin. Kuatkanlah tangannya untuk merangkul orang-orang di sekitarnya. Izinkanlah ia bersandar pada dinding keikhlasan ketika kejenuhan itu menyeruak. Dan izinkanlah ia untuk selalu tersenyum, tersenyum untuk orang-orang yang ia sayangi dan yang akan selalu menyayanginya :)

Murai, salah satu orang yang menjadi “korban” OSIS. OSIS yang mampu menjadikan seseorang menjadi luar biasa yang mungkin belum pernah terpikirkan oleh setiap orang di awal dirinya sebagai pengurus OSIS. Dan Murai pun salah satu orang yang telah membuktikan bahwa ia masuk OSIS bukan karena ia orang yang hebat ataupun orang yang luar biasa. Tapi karena ia memang ditakdirkan sebagai pengurus OSIS karena OSIS adalah jodohnya :)

OSIS itu jodoh. Begitu pula dengan Avion. Tujuh puluh delapan orang yang kini menjadi pengurus OSIS Avion pun merupakan orang-orang yang menemukan jodohnya di OSIS. Dan bersyukurlah dik, karena kalian memang ditakdirkan menjadi bagian dari keluarga yang luar biasa ini...

Gw pun bersyukur karena telah menemukan OSIS sebagai jodoh gw di masa-masa SMA ini. Saatnya kembali berikhtiar! Mencari universitas yang tepat, untuk mejadi jodoh gw selanjutnya :D

6 komentar:

Shanti mengatakan...

..dan secara ajaib entah kenapa gw nangis baca ini :')

tuti mengatakan...

@ t'cune : dan hari ini, sekali lagi murai ngebuktiin kalau murai telah menjadi ayah yang luar biasa teh.. :') *seneng banget tulisan tuti masih sering dibaca teh cune :)

sudut pandang seorang pelajar mengatakan...

shubhanallah, murai tahu profesi yang pas buat teh tuti di masa depan sekarang, setelah membaca blog teh tuti selama ini, hehe. :D

tuti mengatakan...

@ murai : hehehe, profesi apa emangnya rai? Btw, lw punya blog juga tooh? gak bilang-bilang gee.. ayo menulis lagi rai :)

Anonim mengatakan...

ini nisop..

subhanallah tuthi.. :')

tuti mengatakan...

@ nisop : :)