Setelah berbulan-bulan lamanya, akhirnya baru pertama kali berhasil pulang ke rumah jam 2 siang, hehehe. Entah gw yang lagi lebay atau memang benar-benar terjadi, rasanya pulang jam 2 siang? Astagfirullahalazim! Panasnya keterlaluan! Siang ini panasnya menyengat banget. Mata gw nyaris tertutup setengah karena sinar mataharinya tajam banget. Ditambah gw naik angkot yang jendelanya warna hitam semua. Nyampe rumah badan gw panas semua dan radang tenggorokan gw makin parah :(
Sedih banget. Panas menyengat seperti tadi siang terjadi di Bogor yang sebenernya termasuk kota yang masih memiliki udara yang cukup dingin dibandingkan kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Panas seperti tadi terjadi di sebuah kota yang dijuluki kota hujan yang sebenarnya saat ini masih masuk ke dalam musim penghujan. Dan panas seperti tadi, tambah membuat sedih ketika gw ingat hasil Konferensi Perubahan Iklim 2009 di Kopenhagen dari tanggal 7-18 Desember kemarin yang sama saja seperti konferensi sebelum-sebelumnya, tidak ada target yang jelas, usaha nyata, serta konsisten dari negara-negara dunia untuk menanggulangi perubahan iklim yang sudah tidak bisa berkompromi lagi dengan manusia :(
Sebagai informasi, tanggal 7-18 Desember 2009 lalu telah diselenggarakan Konferensi Perubahan Iklim 2009. Konferensi perubahan iklim ini dilakukan di Bella Centre di Kopenhagen, Denmark. Konferensi ini telah termasuk Konferensi Anggota Konvensi Kesepakatan Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Perubahan Iklim (UNFCCC) ke-15 (COP 15) dan Pertemuan Anggota Protokol Tokyo ke-5 (COP/MOP 5). Menurut Bali Roadmap, sebuah kesepakatan untuk mitigasi perubahan iklim setelah 2012 akan disetujui alam konferensi tersebut.
Awalnya, konferensi tersebut diharapkan mampu memuat target pengurangan karbon emisi yang ambisius oleh negara maju, sama halnya seperti aksi ambisius dari negara miskin dan berkembang untuk mengurangi emisinya. Tapi kenyataanya? Keputusan Kopenhagen atau Copenhagen Accord tidak mengikat secara hukum negara-negara maju untuk menurunkan emisi dalam jumlah besar, bahkan hanya menghasilkan sebuah take note. Di dalam sebuah sidang, take note sidang merupakan salah satu tahap terendah dalam sebuah keputusan, di bawah perjanjian (treaty) atau kesepakatan (agreement).
Arrrgh! Entahlah. Apa yang terjadi di Kopenhagen semakin menegaskan betapa birokrasi yang berbelit-belit selalu menghalangi usaha nyata yang seharusnya lebih diprioritaskan daripada duduk melingkar dalam sebuah persidangan yang pada akhirnya tidak menghasilkan apa-apa.
Bapak Ibu kepala negara dunia yang terhormat, kenapa sih Pak, Bu susah banget membuat sebuah keputusan yang sebenarnya untuk kelangsungan hidup semua makhluk di dunia? Apa karena ego yang terlalu tinggi yang masih menggantung tinggi di langit-langitsetiap negara? Seandainya Bapak Ibu mau tahu, beruang kutub dan penguin gak pernah tau dan gak pernah mau tau apa yang dimaksud dengan EGO. Yang mereka tahu, saat ini mereka kelaparan, tenggelam, bahkan menunjukkan kecenderungan kanibalisme.
Beruang kutub dan "rumahnya'
Penguin yang udah gak punya "rumah"
Saya tau membuat suatu kebijakan untuk suatu negara itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Negara itu kompleks. Tapi.. Ah, yasudahlah Pak, Bu. Mungkin memang pola pikir saya sebagai siswi kelas XII SMA belum sampai ke taraf itu. Gak usah didengarkan ya Pak, Bu ceracauan saya. Ceracauan yang menuntut Bapak Ibu 'hanya' karena panas yang menyengat saya tadi siang, heu.Hufh, daripada menunggu sidang COP 16 di Meksiko tahun 2010 mendatang yang belum tentu menghasilkan suatu kebijakan yang jelas, mending gw mulai dari diri sendiri dulu aja laah :)
Target pertama:
No fastfood! Kapanpun, dimanapun, dan apapun bentuknya!
Kenapa fastfood? Karena sampai saat ini, fastfood masih menjadi salah satu kontributor terbesar penghasil emisi CO2 penyebab global warming. Mulai dari peternakannya (listrik, air, metana dari kotoran sapi, pendingin daging), asap kendaraan bermotor (untuk distribusinya sampai ke berbagai belahan dunia dan sudut kota), sampah plastik dan kertasnya yang sekali pakai, serta AC yang digunakan di setiap restaurant fastfood (pertanyaan gw : ada gak fastfood yang gak pake AC?)
Gw memang bukan kepala negara yang punya wewenang untuk membuat kebijakan suatu negara. Tapi gw punya wewenang untuk membuat kebijakan untuk diri gw sendiri! Bismillahirahmanirrahim.
*ps : teman-teman yang baca blog ini, kapanpun dan dimanapun kalau lw ngeliat gw makan fastfood dalam bentuk apapun, tolong tegur gw ya! Kalau perlu, ambil aja dari tangan gw! Hehehe.. (serius looh!) :D
“Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanandimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum : 41-42)
3 komentar:
okelah. lu jadi presiden aja tut, sekjen PBB pertama deh dr indonesia + cewe. hha :D
udh baca pidato anak kecil d dpn pra ptinggi PBB ? keren gila !! gendek pasti tu para petinggi. hha
ternyata menekan ego itu penting .
mulailah dari diri sendiri, mulailah dari hal kecil, mulailah dari saat ini untuk lingkungan hidup kita. :D
.calon menteri lingkungan hidup.
@ anonim : hahahaha, kemaren mendiknas, sekarang presiden atau sekjen PBB, yang bener yang mana niih? hohoho :P amiiin, saya mah yang terbaik saja lah..
hahaha, iya, gw udah baca kok suratnya, dahsyat banget! yaaah, kadang anak kecil memang bisa berpikiran lebih jernih dari orang dewasa yang mementingkan ego..
menekan ego? memang penting. dan gw belajar itu dari lw :)
semangat ya sesama calon sarjana teknik lingkungan :D!
.loooh? jadi lw mau saingan sama gw ni jadi menteri lingkungan hidup? hahahaha.
kn lu sakti meureun .. semua dihabek .hha .
hebat kecil2 cabe rawit tuh. pemikirannya jauh bener . gw apa coba ? hha
alhamdulillah klo gt. tp ati2 jg yaa . berbahaya . hha
siip . semangat jg :D
masa depan lingkungan hidup ada di tangan kita . hha (lebay)
.bersaing untuk hal baik gapapa to ?.
Posting Komentar