Senin, 27 Desember 2010

Tanda mata

27 Desember 2010

Sedih ih.

Kalau menang, di elu-elukannya melangit.
Tapi kalau kalah, dihujatnya gila-gilaan.

Apalagi baca di twitter banyak yang tiba-tiba pengen ngasihin tiket final  di GBK yang udah dia beli karena males nonton gara-gara hasil di Bukit Jalil kemarin. Heu.

Apapun kata orang, gw sih, win or lost that's my national team :) Kalau ada yang mau ngasih tiket final ke gw, gw terima deh dengan tangan terbuka :D

*Ngomong-ngomong twitter, gw ada twitter loh :P @annisadwiastuti. Tapi pengguna pasif, karena selain gw gak bisa ngenet on the spot a.k.a ngenet di hape gw mahal :'(, gw kebiasan berceloteh panjang lebar di blog. Jadi sekalinya disuruh nulis di twitter, bingung mau nulis apa, hohoho :P Tapi tengkyu loh kalau ada yang mau follow :D

Ngomong-ngomong, di saat banyak yang berdecak kagum dengan kaki Christian Gonzales, mengagumi rupa nan rupawan Irfan Bachdim, geleng-geleng kepala dengan liarnya kecepatan lari Okto Maniani, dan keistimewaan masing-masing aggota timnas yang tak dapat disebutkan satu persatu, gw lagi ngefans nih sama satu orang di Tim Nasional.

Cool dan Misterius. Goal atau gak goal, tampangnyaa... beuh.. STABIL parah! Siapa lagi kalau bukan, Alfred Riedl :D

Ditengah menjamurnya kata-kata labil dan galau, gw seneng aja sama ekspresi pelatih Timnas ini. Menang gak menang, lempeng wee kitu tanpa senyum, hoho. Kalau bahasa kerennya mah, dia tidak selebrasi gol.

Gw kira, memang packagingnya di seperti itu, hehehe :P Ternyata, ada sesuatu loh di balik kebiasaan tidak menselebrasi goal dan  ke-lempengan wajah Alferd Riedl.

Suatu sumber menyebutkan bahwa saat dia masih melatih Vietnam tahun 2007-an, dia menderita penyakit ginjal, sehingga dokter menyarankan transplantasi ginjal. Saat berita itu tersiar,  hampir 80 fans sepakbola Vietnam menawarkan diri jadi donor ginjal, sampai pada akhirnya satu orang dipilih. Transplantasi itu sukses, sehingga dia pun kembali sehat seperti keadaan semula.


Mengapa para fans sepakbola Vietnam begitu antusias ingin membantunya? Karena para fans itu hanya ingin memberikan ucapan terima kasih, kepada sang pelatih Vietnam yang telah membangkitkan timnas mereka.

Naaah, sejak saat itu dia merasa selalu berhutang kepada setiap supporter sepakbola, makanya tiap ada gol ke tim lawan, dia cenderung pasif, dan terkadang hanya melakukan selebrasi sekadarnya saja untuk menjaga perasaan mereka para supporter sepakbola.

Subhanallah :') Hahaha, bener-bener deh. Don't judge the book from the cover :)

Terlepas dari tindakan tak sportif yang ditunjukkan pendukung negeri tetangga sebelah yang mengarahkan sinar laser kepada pemain timnas, ataupun hura-hara yang terjadi di GBK akibat supporter Indonesia kesal dengan PSSI atas pelayanan penjualan tiket yang tidak mumpuni, fakta dibalik ke-lempengan wajah Alfred Riedl pun menyelipkan satu poin yang lebih penting dari sekedar kata menang dan kalah dalam euphoria piala AFF. Sebuah tanda mata ucapan terima kasih :)

Well, kalau tiba-tiba Alfred Riedl yang tak bisa dipungkiri punya andil besar dalam kemenangan-kemenangan Timnas sebelum final leg 1 di Bukit Jalil kemarin sakit ginjal lagi, jutaan supporter Indonesia ada yang mau mendonorkan ginjalnya gak ya? ;)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

keren !