Jumat, 17 Desember 2010

Cerita Bang Tere

17 Desember 2010

Gw lagi kesengsem (bener gak sih tulisannya?) banget dengan salah satu novelist Indonesia. Kesengsem disini tidak sama dengan kata ngefans pada umumnya, yang biasannya dikonotasikan sebagai orang yang serba tau segala hal, seluk beluk, mulai dari tempat tanggal lahir, riwayat hidup, kegemaran, hobi, makanan favorit de el el. Kesengsem yang gw maksud, apapun genre novelnya, setebal apapun halamannya, berat atau ringan kosakata yang dipakai, selama dia yang menulis, gw pasti bakal baca. Yap. Karena gw kesengsem dengan karyanya, bukan orangnya :)

Gw lagi kesengsem sama karya Tere Liye :D

Tere Liye (nama pena) yang akrab disapa Bang Tere (Belakangan gw baru tahu bahwa sapaan 'abang' berasal dari tanah sumatra. Baru engeh kenapa Aufa dan Rj selama ini dipanggil abang, hehehe :P) ini memiliki nama asli..mmh.. Darwis? Hahaha, asli deh gw gak tau :P Terbukti khan? Bahkan gw gak tau apa-apa tentang Bang Tere. Satu hal yang gw tau, Bang Tere udah nikah -_-

Pertama kali gw baca karya Bang Tere adalah 'Hafalan Sholat Delisa' yang direkomendasikan A'Aji saat gw duduk di kelas 3 SMP (FYI : Saat itu gw belum tertarik dengan novel terjemahan, jadi Harry Potter tidak dimasukkan dalam klasifikasi perbandingan ala gw :P) Waktu itu gw mikir, belum ada novel se-OK dan yang bisa bikin se-merinding 5 cm. Setelah nyoba baca yang satu ini?

Baru pertama kali ada novel yang bisa bikin gw nangis lebih dari 1 kali. Lebih spesifiknya, bikin gw nangis, berhenti, ketawa, nangis, berhenti, ketawa, nangis lagi, dan  begitu pula seterusnya. Bahkan epilognya saja bisa bikin gw nahan nafas. Yang udah pernah baca 'Hafalan Sholat Delisa', yang gak nangis sama sekali, atau minimal gak berkaca-kaca untuk yang cowok, ayo angkat tangan! (ada gak ya?)

Buat gw, ada dua hal yang istimewa dari novel ini.

Pertama gw setuju banget sama komentar Azhar Kuntoaji tentang novel ini :
Dramatis, tanpa perlu hiperbolik. Dan menyentuh, tanpa perlu mengharu-biru.

Kedua, walaupun sudah tiga kali gw baca ulang novel itu. Sensasi yang dihadirkan bener-bener gak berubah dengan waktu gw baca novel itu pertama kali.

Sejak saat itu, setiap ada novel yang pengarangnya bernama Bang Tere, pasti langsung gw buru. Dan benar saja, novel-novel lainnya masih tetap istimewa, walaupun dalam bentuk yang berbeda :)

Berikut review beberapa novel Bang Tere yang gw tau dan pernah gw baca dari sudut pandang orang yang lagi kesengsem :P

1.Hafalan Sholat Delisa
Latar bencana Tsunami yang terjadi di Aceh 26 desember 2004 lalu. Bercerita tentang IKHLAS dan bocah umur 5 tahun yang berusaha memahami maksudnya. Kalimat yang gw suka dalam novel ini :
"Kau memiliki lebih banyak teman dibandingkan seluruh dunia dan seisinya, Delisa..."

2.Moga Bunda Disayang Allah
Secara subjektif, gw gak terlalu surprise dengan alur cerita novel ini. Karena novel ini memang adaptasi dari cerita Hellen Keller yang sudah umum diketahui banyak orang. Tentang anak yang bisu dan tuli yang berjuang untuk bertahan hidup. Tapi tentu saja, adaptasi dengan sentuhan tangan Bang tere :)

3.Bidadari-Bidadari Surga
Latar kehidupan 4 orang kakak beradik yang diasuh oleh seorang kakak perempuan yang luar biasa. Kakak yang jauh dari kata cantik secara fisik dan rupa. Kakak yang bersedia dilangkahi seluruh adiknya untuk menikah lebih dulu. Sampai pada akhirnya, kata menikah tidak sampai pada dirinya hingga ia dipanggil oleh-Nya. Alurnya maju-mundur. Menceritakan kenangan tiap adik bersama kakaknya yang berhati emas itu. Scene yang gw suka :
Bagai parade sejuta kupu-kupu bersayap kaca.
Menerobos atap rumah, turun dari langit-langit kamar, lantas mengambang di atas ranjang. Lembut menjemput.
Kak Laisa tersenyum untuk selamanya. Kembali.
Senja itu, seorang bidadari sudah kembali di tempat terbaiknya.
Bergabung dengan bidadari-bidadari surga lainnya.
4.Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Alurnya maju-mundur. Bercerita tentang hubungan sebab akibat dalam kehidupan. Dan memaparkan tak ada sesuatu yang kebetulan dan disajikan secara SEDERHANA. Di novel ini banyak banget kalimat yang gw suka. Tapi yang paling gw suka, bukan kalimat yang ada di dalam ceritanya. Tapi kalimat pembuka Bang Tere yang ada di halamn depan.
Puteri, sekarang Jakarta gerimis.
Cepat sekali berubah. Kayak Hati.
Semoga pengertian, mau saling mengalah, saling menghargai, saling menjaga, komunikasi yang baik, dan tentu saja yang paling penting pemahaman agama yang baik menyertai rasa sayang. Biar abadi sayangnya.
Tidak seperti cuaca.

5.Serial Anak-Anak Mamak
Kalau serial yang satu ini, dibagi menjadi 4 buku sesuai dengan tokohnya masing-masing. Judulnya Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia. Yang sudah terbit dan sudah gw baca Pukat dan Burlian. Eliana terbit akhir desember ini (ada yang mau beliin gw? hahaha, ngarep :P). Sedangkan Amelia pertengahan 2011. Buat gw, yang istimewa dari serial ini, setiap satu buku dikembangkan hanya dari sebuah kalimat sederhana.
"Jika kau tahu sedikit saja apa yang telah seorang Ibu lakukan untukmu, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian"

6.Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
Berbeda dengan cerita-cerita Bang Tere yang sebelumnya selalu mengisahkan tentang kehidupan seorang anak kecil dan cintanya terhadap ibu, kakak, adik, ataupun keluarganya , novel kali ini bercerita tentang seorang anak kecil yang mencintai malaikat penolongnya. Inti ceritanya di mata gw, tentang anak kecil yang beranjak dewasa dan sadar bahwa perasaanya mekar di tempat yang salah dan berusaha mati-matian untuk lari dari perasaan itu. Walaupun pada akhirnya, sampai kapanpun ia gak pernah menyalahkan orang yang terlanjur membuat mekar perasaan itu.

Dan sialnya, gw kesindir gak pake sisa sama novel yang satu ini -_-

Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah.. Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun.. daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.

Dan dari mata gw, selain dua jempol setuju dari pendapat Azhar Kuntoaji diatas, novel-novel Bang Tere itu :

Seolah ngajak jalan-jalan, detail tempatnya oke banget!

Sarat pemahaman agama tanpa perlu menggurui.

Menyentil tanpa menyendir 
(sayangnya gw oversensitif, jadi kebanyakan merasa tersindirnya, hehehe :P)

Bikin nagih :D

Semua penilaian yang dipaparkan diatas, murni dari kacamata subjektifitas gw yang sekarang masih minus 3.5 dan silinder 1/2 yang sudah 3 tahun tidak ada penurunan :( Jadi silahkan membaca sendiri untuk mencari subjektifitas cerita masing-masing :D

Lalu, kenapa gw tiba-tiba ngomongin Bang Tere disini?

Setelah sekian lama gw jadi friendnya Bang Tere di FB, baru seminggu yang lalu gw tahu bahwa Bang Tere membuat Ceita Bersambung (cerbung) di notes FB-nya. Kelak cerita itu pun akan dibukukan. Tapi, kenapa Bang Tere ngeshare di tempat umum seperti notes FB yang rawan di bajak? Karena ia menganggap pembaca sebagai bagian dari proses penulisannya. Ia menulis untuk senang-senang. Dan berharap malah bisa dibantu dikoreksi dan ditambah refernsinya sebelum dibukukan. Subhanallah :)


Jadi, setelah melakukan proses perizinan yang amat sangat mudah sekali (karena cuma lewat wall :P), gw bakal nyoba ngeshare cerbung itu disini. Karena setelah gw baca? Hahahaha. Bang Tere emang bener-bener gila! Sarat ilmu dan bener-bener gila bikin orang penasaran nungguin setiap episodenya :D

Sampai hari ini, cerbung Bang Tere itu sudah sampai 45 episode. Yang mau langsung baca dari sumbernya, bisa langsung mengunjungi FB Bang Tere. Tapi kalau mau lewat sini juga Insya Allah bakal gw share dari notesnya Bang Tere. Gw bakal postingin satu episode setiap harinya setiap malam (hahaha, kayak minum obat :P).

Mudah-mudahan tulisan 'bener' nya Bang Tere yang bakal di share disini bermanfaat ya :D Sekaligus jadi selingan dari tulisan-tulisan 'gak bener' gw yang gak tau kapan bakal jadi benernya :D

Semoga bermanfaat. Selamat membaca :D

Kau, Aku & Kota Kita

*Bagi yang mau baca cerbungya Bang Tere, disaranin ngurut dari episode pertama ya, biar sensasi penasarannya berasa ;) Ngomong-ngomong, nama fulan dan fulani yang ada di postingan gw sebelumnya, terinspirasi dari cerbungnya Bang Tere ini loh, hehehe :P

2 komentar:

ushmrkstv mengatakan...

yup yup! asiik alhamdulillah.

ditunggu ya lanjutan cerita tereliye-nya berhubung saya ga punya fesbuk :D

Annisa Dwi Astuti mengatakan...

@ushmrkstv : :)