Hari
ini (Selasa, 17 Januari 2012) joging ke 6 gw selama
liburan. Rute lingkar luar UI. Waktu 65 menit. Lebih
cepat 10 menit dibandingkan joging ke 4 dengan rute yang sama. Yippi :D
Kali ini gw gak
sendiri. Gw joging ditemani oleh Hanifah -biasa gw panggil dengan
sebutan
Nipeh- yang merupakan caang 5 Gandewa juga.
Oia,
yang namanya lingkar luar UI itu, mengelilingi lingkar dalam UI
terlebih dahulu, mulai dari Psikologi, Hukum, MUI, Balairung, FKM,
FMIPA, PNJ,
Kukel, Gym, Stadiun UI, sampai Kutek. Pokonya ngikuti jalur Bikun merah
lah. Setelahnya,
rute tidak dilanjutkan dengan menelusuri FT, FE, FISIP, dan Psikologi,
tapi
dilanjutkan dengan menempuh sebuah jalan alternatif di sebelah Kutek.
Jalan
tersebut membelah hutan UI dan penghujungnya
merupakan Asrama UI. Rute dilanjutkan
dengan menyusuri jalur Spekun yang bermula dari asrama UI. Menyusuri
Rumah
Makan Mang Engking, danau UI yang lain,
UI Wood, Gerbatama, Stasiun UI, sampai kembali ke Psikologi lagi.
Awal-awal
jogging gw masih lari beriringan dengan Nipeh. Lama-lama gw
di belakang Nipeh karena ritme jogging Nipeh lebih cepat dibandingkan
dengan
gw. Lucu loh kalau ngeliat Nipeh lagi jogging. Sambil jogging, Nipeh
yang
merupakan penggemar K-Pop ini, suka melakukan taran-tarian kecil. Konon,
tarian-tarian itu adalah gerakan-gerakan yang sering dilakukan oleh
artis-artis
K-Pop itu sendiri. Ngeliat Nipeh jogging sambil nari-nari gitu tuh kayak
menikmati jogging banget. Berbanding terbalik banget sama gw yang
jogging malah
dipake mikir banyak hal yang bikin kening keriput.
Makin
lama gw semakin tertinggal oleh Nipeh. Buset daah, Nipeh kayak
kancil banget. Larinya kayak loncat-loncat, cepet banget! :D Sampai pada
akhirnya, punggung Nipeh hilang dari pandangan gw. Di kepala gw masih
terbayang-bayang Nipeh yang jogging sambil menari-nari dengan kecepatan
kayak
kancil. Di saat yang bersamaan, gw udah mulai nyeret-nyeret kaki yang
mulai
minta berhenti -_-“
Hal yang paling menyenangkan dari
jogging adalah ketika pada akhirnya
segala bentuk pemaksaan yang dilakukan secara fisik (baca :
nyeret-nyeret kaki)
maupun mental (baca : mengibarkan bendera permusuhan dengan berhenti di
tengah-tengah) berhasil membawa badan gw untuk mencapai garis finish! :D
Atau
yang oleh gw biasa disebut dengan berhasil merasakan sensasi pipi
kesemutan lagi :D
Setelahnya,
kami memutuskan makan di Kanlam. Kanlam yang merupakan
kependekan dari Kantin Lama merupakan kantin Fakultas Psikologi UI
selain
Kancil. Makanan-makanan di Kanlam memang tidak cukup bervariasi
dibandingkan
dengan Kancil. Terlepas dari fotokopian, rental komputer, wartel, dan
toko merchandise, Kanlam hanya terdiri dari
satu kios minuman dan satu kios makanan. Kios minuman, yang didalamnya
dikenal
dengan sosok Mas Geboy, terdapat beberapa aneka jus dan minuman. Adapun
kios
makanannya memiliki menu aneka nasi, aneka mie, aneka soto, aneka hot
plate, aneka ayam, dan beberapa
jenis makanan lainnya. Walaupun hanya terdapat dua kios, bukan berarti
tidak
ada makanan enak disini :D
Kalau
Kancil gw recommended
banget sama yang namanya Ayam Lodho, di Kanlam gw recommended
banget sama yang namanya Soto Paru! :D Pertama kali gw
tahu ada makanan enak macam ini dari Annas, jaman-jamannya magang
kastrat.
Soto
Paru Kanlam memiliki penampilan layaknya soto pada umumnya. Soto
berkuah kuning dengan daging di dalamnya. Bedanya, dagingnya diganti
dengan
paru sapi. Paru nya pun digoreng terlebih dahulu sebelum akhirnya
dimasukkan ke
dalam kuah soto. Kriuk abis! Nyaam. Selain paru, terdapat pula potongan
dadu
kentang goreng, tomat, dan emping di dalamnya. Nyaam nyaam.
Soto
Paru biasanya disajikan
saat panas. Setelah dicampur kecap, sambal, dan jeruk nipis,
alamaaaak..nyam..nyam..nyaam.. Subhanallah banget lah rasanya :D
Sepanjang
perjalanan gw merekomendasikan Soto Paru ini ke temen-temen gw yang
lain, belum
ada yang bilang gak enak nih soto. Satu porsi soto paru, lengkap bersama
sepiring nasi, dihargai Rp 9.000. Worth it lah sama
rasanya :D
Tapi,
tapi, tapi, selain Soto Paru, yang membuat gw lebih sumringah
pagi ini adalah jus
belimbing Mas Geboy! Yippi :D Akhirnya stok jus belimbing
Mas Geboy tersedia lagi. Bersama soto paru, gw pun memesan segelas jus
belimbing Mas Geboy. Habis jogging minum jus belimbing? Suegeeer rek >.<
Gw dan Jus Belimbing Mas Geboy,
Kanlam
Setelah
selesai makan, gw dan Nipeh kembali ke habitat masing-masing.
Nipeh kembali ke kostan dan gw kembali ke rumah kakak gw di daerah
Mekarsari.
Setelah mandi, nyuci, dan packing
untuk kembali ke Bogor sore hari nanti, gw langsung kabur lagi dari
rumah kakak
menuju Perpustakaan Pusat UI.
Kompas
sedang menyelenggarakan acara di Perpustakaan Pusat UI. Pameran
foto dan pemutaran sebuah film. Pameran foto dan pemutaran film tersebut
mengusung tema Ekspedisi Cincin Api. Sebuah program ekspedisi yang
dilaksanakan
oleh Kompas selama kurang lebih satu tahun untuk menelusuri daerah
daerah yang
termasuk ke dalam cincin api di Indonesia. Foto dan film tersebut
menyajikan
hasil dari perjalanan ekspedisi tersebut. Pameran fotonya telah
diselenggarakan
dari tanggal 10-17 Januari. Adapun pemutaran filmnya dilaksanakan
tanggal 17
Januari 2012, yaitu hari ini :D
Gw
datang terlalu pagi karena ternyata pemutaran filmnya diundur
menjadi jam 1. Ngomong-ngomong, sepanjang jalan banyak banget banner
dan pamflet tentang pemutaran
film ini. Tapi gak ada informasi spesifik tentang lokasi pemutaran film.
Tulisannya hanya “di Perpustakaan Pusat UI”. Helooo, Perpus pusat
kayaknya ada
8 lantai deh -_-
Akhirnya,
gw pun menyambangi seorang satpam wanita yang bertugas di
depan pintu masuk perpus.
Gw : Permisi, Mba. Nonton bareng Film Ekspedisi Cincin Api di lantai berapa ya, Mba?Mba Satpam : Di lantai 6, Dek. Jam 1 siang.
Lantai
6? Hehehehehehehehe. Pikiran gw langsung melayang ke Bogor.
Lebih tepatnya ke Nisop dan Udin. Nisop! Udin! Akhirnya! Akhirnya! (tangan
dikpal ke atas dengan raut wajah
penuh kemenangan)(ketawa penuh kemenangan).
Cerita sebelumnya tentang Nisop, Udin, dan lantai 6 perpus pusat,
silahkan di
baca di
sini yaa. Gw akan menjejakkan kaki gw di lantai
misterius itu,
hahahaha
Sambil
menunggu jam 1, gw menuju Bank BNI yang masih terletak di dalam
gedung Perpus Pusat UI kalau-kalau ada yang bisa gw temui di sana. Benar
saja.
Gw masuk ke Bank BNI dan menghampiri Nipeh dan Rima disana. Rima sampe
bilang
gw cenayang karena gw bisa tahu kalau
mereka sedang ada disana. Hahaha. Ngeri juga disebut cenayang.
Padahal mah.. gw khan hanya mempelajar pola-pola, iya
khan Teh Cune ;) FYI : Rima adalah teman caang 5 Gandewa gw juga.
Setelah
shalat Zuhur, gw dan Nipeh berpisah dengan Rima. Gw dan Nipeh
menuju lantai 6, sedangkan Rima tidak ikut nonton karena harus mengambil
brosur
Psikologi untuk kepentingan promosi di SMA nya. Jadilah gw menghabiskan
waktu
seharian dengan Nipeh :D
Gw
dan Nipeh menuju lantai 6 Perpus Pusat. Benar apa yang dikatakan Rj,
lantai 6 Perpustakaan Pusat UI adalah sebuah auditorium untuk nonton
film
bareng. Kalau yang dipublikasikan kepada orang-orang mah yaa bioskop
mini gitu.
Gw dan Nipeh datang terlalu cepat. Akhirnya kami turun lagi untuk
mencari
makan. Kami memutuskan untuk makan di salah satu kios yang ada di bagian
samping perpustakaan pusat. Baso Malang.
Gw
memesan baso spesial telor. Dengan harga Rp 15.000 satu porsi, gw
berekspetasi bahwa telornya adalah telor ayam dengan ukuran normal.
Setelah
mangkok dihidangkan di hadapan gw, jeng..jeng! Telornya telor puyuuuh
meeen,
satu biji butir lagi -_-
Bakso Malang Perpustakaan Pusat
UI
Kalau
dari segi rasa memang enak. Tapi kalau dari segi porsi? Ibuu...
harganya gak sebanding dengan porsinya :( pajaknya mahal kali yak?
Setelah
makan, gw dan Nipeh kembali ke lantai 6.Wiih, kali ini
auditnya udah penuh. Gw dan Nipeh pun
sebenarnya gak cukup dapet posisi yang strategis. Gimana ya
menggambarkannya?
Jadi auditnya itu bukan ruangan bak bioskop pada umumnya yang berbentuk
persegi
normal. Auditnya menyerupai huruf ‘L’ yang tidak sempurna. Pada huruf
‘L’ itu
ada sebuah garis panjang dan sebuah garis pendek khan? Perpotongan kedua
garis
itu tidak membentuk sudut 90 derajat, tetapi membentuk sudut lebih dari
90
derajat. Naah, layar terbesar yang ada di ruangan tersebut hanya dapat
dilihat
oleh orang-orang yang duduk di jajaran kursi di wilayah garis
terpanjang.
Adapun orang-orang yang duduk di jajaran garis pendek hanya bisa
menonton
melalui layar kecil seperti yang biasa digunakan untuk presentasi pada
umumnya.
Gw dan Nipeh salah satu yang duduk di jajaran garis yang pendek.
Sambil
menunggu film dimulai, gw memerhatikan orang-orang yang ada di
dalam ruangan. Ada Ola dan Caraka. Ada Izzat yang merupakan teman gw di
caang 5
Gandewa juga. Ada Kak Meutia, pengurus HUMUS (pecinta alamnya FEUI). Ada
Kak
Ucup, ketua KAPA (pecinta alamnya FTUI). Film ini
sepertinya cukup menarik perhatian
orang-orang yang bersinggungan dengan alam dan lingkungan.
Film
pun dimulai. Bercerita tentang ekspedisi yang dilakukan di Anak
Krakatau. Bermula dari kisah meledaknya Gunung Krakatau yang terjadi
pada tahun
1883. Tsunami dan perubahan iklim dunia sebagai akibat yang
ditimbulkannya.
Sisa-sisa tragedi alam yang masih bisa ditemukan sampai saat ini.
Fenomena
munculnya Anak Krakatau. Suksesi yang terjadi di Krakatau yang begitu
cepat
pasca penghancuran diri Gunung Krakatau. Sampai prediksi ilmuan tentang
kemungkinan menyusulnya Anak Karakatu untuk melakukan penghancuran diri
seperti
yang pernah dilakukan oleh ayahnya tahun
1883.
Walaupun
sempat mendapat kritik cukup pedas dari salah satu penonton
tentang ketidaklengkapan beberapa unsur dalam film tersebut, buat gw
pribadi
film hasil ekspedisi tersebut cukup informatif untuk disaksikan. Lebih
jauh
lagi, pengambilan gambar yang oke banget membuat siapapun harus setuju
kalau
Indonesia punya keindahan alam yang wajib untuk dijajaki bagi siapa saja
yang
mengaku mencintai Indonesia sebagai tanah airnya :)
Pemutaran
film Ekspedisi Cincin Api ini gak cuma tentang Anak Krakatau.
Ada tentang Danau Tambora, Kawah Ijen, Gunung Agung-Rinjani, Gunung
Semeru, dan
beberapa kenampakan alam yang dikategorikan ke dalam wilayah cincin api
di
Indonesia. Walaupun hari itu gw cuma nonton bagian Anak Krakataunya, gw
berkesempatan untuk meyaksikan beberapa cuplikan pendek film-film lainnya.
Saat tiba di
kenampakan Ranu Kumbolo di Gunung Semeru dan Danau Segara Anak di Gunung
Rinjani, gw dan Nipeh pun grasak-grusuk sikut-sikutan :P
Yap.
Kami pernah berada di sana.
Bersama 5 cm nya Donny Dhirgantoro dan Sunset Bersama Rosienya Tere Liye
:)
Jadi
inget tabungan gw buat ke Rinjani. Ada yang mau ikut nabung? ;)
Selain
tentang kenampakan alam yang dikategorikan ke dalam wilayah
cincin api Indonesia, kami juga diperlihatkan tentang teknik foto 360
derajat
yang digunakan oleh tim ekspedisi Kompas. Melalui teknik tersebut, saat
melihat
hasil fotonya, kita dibawa seolah-olah berada di titik di mana gambar
itu
diambil. Informasi lebih lanjut tentang eksepdisi cincin api dan teknik
foto
360 derajat ini silahkan buka di cincinapi.com
yaa :D
Pemutaran
film selesai! Gw pun beranjak dari lantai 6 perpustakaan
pusat UI. Lantai 6? Hehehe. Sebagai bukti kalau gw pernah menjejakkan
kaki di
sini, gw pun berfoto dulu di lantai yang beberapa hari lalu sempat gw
anggap
misterius! Hahaha. Ola aja ampe geleng-geleng ngeliat gw yang iseng
banget foto
disini :P
Dari
tempat gw foto, terlihat jelas gedung Fasilkom dari ketinggian.
Kalau dari jarak seperti ini, sekarang gw ngerti deh kenapa gedung
Fasilkom
sering disebut dengan rumah ninja, hehehe :P
Lift
turun penuh. Akhirnya gw dan Nipeh pun turun melalui tangga. Kami
pun tiba di lantai 5. Lantai 5? Hehehe. Lantai ini juga belum jadi gw
jajaki
nih sama Udin dan Nisop beberapa hari yang lalu karena terlanjur ilfeel
dengan Bapak Satpam yang terhormat.
Sebelum turun ke lantai selanjutnya, gw pun mengjajak Nipeh sebentar
untuk
menjajaki lantai ini. Gak ada ruangan yangberarti di lantai ini. Hanya
ada
lorong-lorong yang menghubungkan antara satu tempat ke tempat lain. Tapi
ada deng satu hal yang menarik perhatian
gw. Tau Taman Teletubbies yang terletak di atas
gedung Perpustakaan Pusat?
Berupa tanah miring yang menyerupai bukit yang dipenuhi hamparan rumput
hijau
–yang sekarang rumputnya jigrak-jigrak
karena belum dipotong-? Yang awal keberadaannya membuat gw bertanya
bagaimana
cara nyiram dan ngerawat tanaman di ketinggian seperti itu? Ternyata,
lantai 5
inilah akses menuju kesana :D
Nipeh : Teh, mau difoto disana gak?
Gw
dan Nipeh pun berpisah. Nipeh ke Spektra untuk membeli textbook
semester 2, gw menuju ke
Stasiun UI untuk kembali ke Bogor.
Seperti
biasa, sebelum pulang, gw mampir dulu ke NF Paledang. Hari ini
ada yang berbeda. Di Paledang, gw bertemu lagi dengan teman lama yang
baru gw kenal.
Sama seperti tahun lalu, Jemi pun lagi menghabiskan liburan yang
tinggal
tersisa beberapa hari lagi. ITB memang gak berubah. Selalu terdepan
dalam ujian
dan liburan, hehehe :P Cerita sebelumnya tentang Jemi, silakan baca
di sini yaa :)
Gw
dan Jemi gak janjian untuk datang ke Paledang hari ini. Tapi satu
hal yang kami sepakati bersama, selama masih ada Mas Yusuf dan Mas Ade,
Paledang akan
selalu bersedia menampung kami kapanpun kami mau kembali kesini.
Saat
gw datang, pemandangannya gak jauh berbeda dengan tahun lalu. Jemi
lagi ditodong sama siswa NF buat bantuin ngerjain soal. Hohoho. Lucu
banget
merhatiin anak SMA yang maksa banget Jemi buat diajarin, materinya
tentang
vektor. Di sisi lain, Jemi sedang berusaha mengingat-ingat pelajaran
yang satu
ini ditengah paksaan anak SMA itu. Wong jurusan perminyakan udah gak
belajar
ginian lagi.
Jemi : Tuth, gw lupa nih tentang vektor. Siapa tau lw bisa?
Jedaaaar.
Maap-maap nih Jem, bukan bermaksud mengkotak-kotakkan ilmu
pengetahuan. Saking lamanya gak ngitung nih ya. Gw mau bayar 3 mangkok
mie ayam
yang satunya seharga Rp 6.000 aja gw bayar dengan Rp 36.000 -_-“
Namanya
Meta. Siswa akselerasi SMAN 6 Bogor. Gw yang tadinya cuma
senyum-senyum ngeliatin dia yang lagi rusuh banget minta diajarin Jemi,
akhirnya gw beranikan diri juga untuk berkenlan. Ternyata Meta salah
satu siswa
NF terlama. Ia sudah bergabung dengan NF sejak masih duduk di bangku
sekolah
dasar. Cerita tentang cita-citanya mau masuk PTN mana pun mengalir.
Fakultas
Kedokteran UI. Ternyata masih menjadi fakultas favorit di berbagai
zaman.
Tambah rusuh lagi ketika Meta tau Jemi anak SMA 7. SMAN 6 dan SMAN 7
Bogor,
entah berawal dari mana, sama-sama mendeklarasikan bahwa mereka adalah
musuh
abadi. Dan pemahaman itu sepertinya dibawa di tiap angkatannya. Bahkan
sampai
ke Meta dan Jemi yang sejatinya berbeda angkatan. Walaupun permusuhan
yang
terjadi di depan gw lucu, berantem gara-gara soal matematika, hihihi.
Setelah
puas konsultasi dengan Jemi mengenai vektor, Meta pun beralih
ke Mas Zuhri, menayakan soal tentang resistor. Mas Zuhri adalah mantan
guru NF
gw. Guru fisika. Lulusan S1 Fisika UI dan S2 Fisika di Italia ini, saat
ini
tengah mengenyam penididkan S3 di Amerika Serikat. Keberadaanya di NF
hari ini
pun dalam rangka liburannya selama satu bulan. Di usianya yang masih
sangat
muda, dengan jenjang penididkan seperti itu yang berhasil ia dapatkan
melalui
beasiswa, gw gak ngerti lagi mau kemana arah hidupnya, hahaha :P
Sepanjang
sore itu pun gw habiskan dengan tertawa. Tertawa karena
membantu Jemi mengelabuhi Meta kalau Jemi adalah teman satu angkatannya,
tertawa melihat ekspresi Meta yang kesal karena dikelabuhi, tertawa
karena
celetukkan celetukkan Mas Yusuf, yang seperti biasa, mulai tidak waras
kalau
sudah menjelang sore :P, tertawa karena melihat Mas Zuhri tertawa.
Kawaan,
melihat guru gw yang satu ini tertawa merupakan pengalaman langka. Buku
Raditya
Dika saja diniliainya tidak lucu sama sekali -_-“ Dan menertawakan
hal-hal
sepele lainnya. Gak penting sih. Tapi dibalik ketidakpentingan itu
terkadang seseorang
bisa melepaskan tawa yang sebenarnya :)
Sebelum
pulang, gw sholat magrib dulu di Paledang. Sepanjang gw
bercerita bersama Meta, Jemi, dan Mas Zuhri, Meta gak pernah beranjak
sedikitpun dari kursinya. Saat dia beranjak berdiri untuk sholat,
alaaaamaaaaak, jiper banget gw. Untuk ukuran anak kelas 3 SMA, Meta
tinggi
bangeeet -_- 171 cm aja loh tingginya. Gw yang berjalan bersisian dengan
Meta
ke mushola pun gak henti-hentinya menatap cangak tingginya yang begitu
aduhai.
Gw
pun sholat berjamaah dengan
Meta. Senang bisa berkenalan dengan salah satu keluarga besar Paledang
lagi.
Semoga citamu tahun ini dimudahkan ya, Meta.
Yap.
Satu lagi hari dengan
mobilitas tinggi. Satu lagi hari dengan penjagaan tali silaturahmi.
Satu
lagi hari dengan intensitas senyuman yang membumbung tinggi :)
4 komentar:
pengen ke perpus pusat UI....
wah, teh tuti semangat banget latian fisiknya. :D
...agak sedih ga bisa ikutan nonton di perpus pusat. hiks...
kapan-kapan aku ikutan jalan-jalan bareng teh tut yaaaaak. xD
woh ternyata :D tpi ga ada apa2 kan tuth? hha.. kmrn kita udah netting duluan aja yak
eh, pgn nyobain tuh ke atap rumah tubbie nya hhi
tuth, keren bgt lho itu yg foto 360 drajat.. :D
@mas ade : ayolaaah mas, dari kemaren pengen mulu, beneran jadi doong :D minta temenin si jego juga tuh mas :D
@gugum : gumiiii :D haha, iya nih gum, lagi semangat-semangatnya :) siiip, ntar kita jalan-jalan bareng yaa ;)
@nisop : hehehe, iya sop, gak ada apa-apa kok ;)
sekarang atap tubbienya lagi jelek sop, belum dipotongin rumputnyaa.
iyaaa, kereen bet sop! :D
Posting Komentar