Jumat, 06 Januari 2012

#6 - Kali Pertama

Harusnya postingan ini dibuat kemarin malam.

Awalnya, mau cerita tentang fakta pendukung tentang begitu ramahanya orang Indonesia kalau kita mau memulai keramahan itu terlebih dahulu. Tentang semua orang -tukang sapu, security, pekerja bangunan, anggota resimen mahasiswa, mas-mas penjaga Spekun, orang-orang yang tak dikenal yang sedang jogging- yang gw sapa kemarin pagi saat jogging keliling lingkar luar UI membalas semua sapaan dan senyuman gw dengan santun. Tentang kebiasaan sederhana yang kalau seluruh orang-orang sudi untuk melakukannya... banyak ketegangan yang sesungguhnya bisa disederhanakan.

Setelahnya, mau bercerita tentang gw yang mulai aktif berkicau di jejaring sosial twitter. Tentang manfaat yang perlahan-lahan gw temukan. Tentang silaturahmi yang bisa dijalin kembali dan  tentang kekuatan informasi. Walaupun tetap saja kegagalan menangkap informasi dengan baik dapat berdampak negatif. Seperti kemarin siang, kegagalan menangkap informasi tersebut berdampak pada gw yang harus bolak-balik keliling Psikologi dan naik turun laintai dasar sampai lantai 3 nyari dosen karena panik. Gw panik karena dua nilai gw gak ada. Padahal, memang belum keluar -_-

Masih kejadian di hari kemarin. Masih dalam rencana awal, pengen banget cerita entang pengalaman pertama gw meminjam buku di Perpustakaan Psikologi. Tentang menemukan buku Interpersonal Conflict yang menemani gw di liburan minggu kedua ini. Entah apa yang membuat gw jatuh cinta dengan buku ini pada pandangan pertama. Gw tertarik untuk meminjam buku itu dan membawanya pulang. Siapa tau terpakai untuk membantu orang lain yang tengah berkonflik atau  misalnya gw benar-benar dihadapkan pada konflik yang tidak bisa gw hindari.

Sayangnya, badan gw yang pegal-pegal setelah jogging, badan gw yang sempat kedinginan saat mendekam di Perpus Psikologi yang ber-AC di tengah hujan deras, dan kejadian kemarin sore di perpus pusat, menyebabkan kemarin malam gw langsung terkapar tidur di atas kasur. Khusunya kejadian paling terakhir, mendadak membuat gw pusing sepanjang sore itu.

Di perpus pusat, agenda gw kemarin sore adalah mencari informasi tentang kompetisi menulis. Semester ini mencoba langkah awal untuk menulis serius dengan mengikuti kompetisi menulis. Mendapat banyak info dari Nisop dan Rj. Dapet informasi tentang PKM. Mencoba mengetahuinya lebih lanjut, gw dapet artikel ini.

Sebenarnya gw memang sudah mengetahui lebih dahulu mengenai wacana bahwa minat anak UI rendah banget untuk mengikuti ajang yang satu ini. Selain lewat Kak Ashma yang waktu Prosesi gw wawancarai, ketidaktahuan gw tentang ajang ini sebelum sahabat gw yang ada di IPB bercerita tentang keiikutsertaannya pada ajang ini pun membenarkan pemberitaan tersebut.

Akan tetapi, setelah membaca artikel tersebut, emang segitunya ya?

Entahlah. Gw mendadak ngerasa gak nyaman. Karena? Gw juga gak ngerti. Tapi mungkin bisa sedikit dibayangkan kalau Anda berada di posisi gw, anak UI yang sedang sangat antusias dengan dunia tulis menulis langsung dihadapkan dengan artikel tersebut.

Berasa ada yang teriak di depan muka gw, "Lw emang bisa menulis, hey anak UI?!" 

Puncak ketidaknyamanan gw, saat gw menemukan artikel ini.

Tangan kiri gw menutup mulut gw.
Tangan kanan gw menggerak-gerakan krusor ke bawah.
Mendadak mata gw panas.
Gw gak ngerti alasannya.

Edan lah. 
Gw nangis di tempat.
Bukan nanagis sedih atau senang.
Entah itu nangis jenis apa.

Ini kali pertama.
Emosi gw bermain karena UI.

*Rabbi, hamba tidak ingin menangis. Hamba ingin menulis.

5 komentar:

ushmrkstv mengatakan...

iya, kesantunan emang mahal.. dan sekarang udah jarang ditemui.

hmm terakhir naik bus kampus IPB kapan ya? yang saya inget, mahasiswanya masih pada bilang terima kasih pas turun.

padahal ga cuma itu aja. kata terima kasih kan kapanpun bisa menghangatkan hati dan bikin orang lain merasa dihargai..

jadi inget, saya terinspirasi untuk sering bilang 'terima kasih' karena seorang temen SD sejemputan dulu. dan ketika SMA dia jadi pentolan selot.. hehe. dia dulu satu-satunya anak di jemputan yang selalu bilang makasih ke om supir.

mungkin manusia sekarang jarang berterima kasih karena merasa "Lah itu kan emang kewajiban lw?" gitu. Ga mikir seandainya ga ada orang yang mau berada di posisi itu, apakah hidupnya akan sedemikian lancar? misal, ga ada supir angkot. emang mobilisasi ga terhambat?

jadi curhat, hehe :)

awan biru mengatakan...

komennya ilang tuth? :? padahal tadi udah panjang haha..
ilang kemana ya? pdhl tadi udah ke post lho..

awan biru mengatakan...

Hmm.. Yang pertama, menangis karena ada berita
yang tidak nyaman tentang kampus itu pertanda...
sense belonging nya mulai kuat. :)

Yang kedua, rasa ketidaknyamanan itu -atau bisa dibilang
kekhawatiran kali ya- bisa jadi hal yang memberangkatkan
kita untuk turut menjadi agent of change untuk
hal-hal yang dirasa perlu diubah.

Yang ketiga, tentang PKM atau PIMNAS. Hmm, emang sih
itu ajang bergengsi. Tapi rasa-rasanya menulis tidak
harus lewat sana..
Yang paling penting yang seharusnya dipahami mahasiswa
kayaknya adalah ketika memutuskan untuk mengajukan
proposal PKM atau ajang-ajang lainnya, apakah itu
hanya sekedar gengsi-gengsian aja atau memang sdg
mencoba belajar bermanfaat bagi masyarakat?
Seneng sih kalo kampusnya bisa menang suatu ajang apa gitu ya..
Tapi, balik lagi, bahwa sesama mahasiswa, kita punya
tugas yang sama yaitu menghasilkan manfaat bagi masyarakat..
dan tiap kampus mungkin punya cara masing-masing :)
PKM/PIMNAS hanya SALAH SATU fasilitas saja..

Nisop nemu artikel ini tuth
http://edukasi.kompasiana.com/2010/08/19/mari-dan-teruslah-menulis/
ternyata UI punya ranah tersendiri juga kan.. :)

Yang keempat, ehm, tentang kesantunan ya?
Setuju sama teh uswah.. Emang sih di IPB itu lingkungannya
sangat mendukung untuk saling beramah-tamah.
Jujur, aku merasa bangga sama IPB dalam hal itu ^^
Karena bawaan program asrama kali ya?
Tapi, jalannya kehidupan di kampus kan berubah-ubah juga.
Kalo dibilang IPB pernah mengalami masalah penurunan
moral, ya iya juga. Banyak juga kok sindiran2 gitu2 di IPB..
Tapi emg beda kasus utama sih tuth. Dan jujur emg ga banget sebenernya :P
Ntar aja nisop cerita hhe. Yang jelas itu tentang
'ramah tamah' dengan lingkungan hehe

KESIMPULAN :
Tetap semangat menjadi agen perubahan ke arah yang
lebih baik di manapun tuth :)
Menulis saja klo mau lewat menulis..
Mau IPB, mau UI, mau Univ yang lainnya.. Sama2 punya
tugas buat menghasilkan manfaat bagi bangsa, lewat banyak cara!
-nyambung ga sih kesimpulannya? hha-

Retna Puji Lestari mengatakan...

beberapa kali mampir ngeliat dan nge baca blog teh tuti tapi baru sekali ini komen, hehe. Maaf ya teh.

Oh iya, ayo teh kalo mau bikin PKM? masih ada PKM GT/ PKM AI yang dateline dari dikti nya tanggal 9 maret. ayuk teh, mau ikut? satu tim 3 - 5 orang kalo berminat.

Annisa Dwi Astuti mengatakan...

@ushmrkstv: setuju banget sama teh uswah :D *bingungtehmaubaleskomennyagimana:P

@nisop :iya kali ya sop.Kalau boleh jujur mah, gw jarang-jarang loh mikirin UI. Tapi entah mengapa kemaren jadi cengeng gitu,hohoho.Pokoknya mah kalau mau berubah harus bergerak ya sop,gak boleh cuma nangis doang! :D

kalau buat masalah yang ramah tamah,tak ada perbedaan yang berarti antara isi kepala kita sop, hehehe.Thanks for ur feedback sop! :D

semangat semangaaaat! :D

@retna :nuhun buat kunjungannya retnaaa :D ditunggu loh tindaklanjut smsnya yang kemaren ;)