Selasa, 24 April 2012

Bahagia Itu Sederhana (Bagian 5)

Bahagia itu sederhana.
Sesederhana ketika lw berani memutuskan untuk mundur demi tidak mengecewakan banyak pihak.
Sekarang gw ngerti definisi dari 'belajar untuk menyerah', Afina :)

Bahagia itu sederhana.
Sesederhana ketika lw berhasil menahan untuk tidak meledak dan lebih memilih untuk tersenyum di hadapan orang yang sesungguhnya wajar untuk mendapatkannya.
Orang yang paling perkasa di dunia adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya saat marah. Semoga bisa jadi salah satu wanita  perkasa di dunia :D

Bahagia itu sederhana.
Sesederhana ketika lw lebih peduli berapa banyak ilmu yang bisa lw bagi untuk orang lain dibandingkan meratapi salah satu nilai UTS yang mengiris hati.
Nilai itu tidak benar-benar merepresentasikan seseorang beretika atau tidak, bukan? :P

Bahagia itu sederhana.
Sesederhana ketika lw harus terjaga lebih lama, dan lw tau di belahan bumi-Nya yang lain pun ada yang sama-sama tengah terjaga.
Halo seseorang yang berada di Ganesha, Kampus Pertanian,  Makara Oranye, dan Makara Biru Tua, semoga kita tidak menjadi pemimpin yang sia-sia.

Bahagia itu sederhana.
Sesederhana ketika lw melihat orang-orang terdekat lw bisa 'melepaskan', bisa menjadi dirinya sendiri.
 I love your voice, Dav :D

Sesederhana itu.
Sama sederhananya ketika lw lebih memilih diam melihat bendera ditandainya perang kekecewaan perlahan mulai berkibar.

#Now playing : Semua Tak Sama - Padi
Dalam benakku lama tertahan.. Sejuta bayangan dirimu...

0 komentar: