Minggu, 22 April 2012

Bahagia Itu Sederhana (Bagian 4)

Bahagia itu sederhana.
Sesederhana ketika lw bisa menyelesaikan tugas bukan di H-1 deadline pengumpulannya.
Islam bukanlah kebudayaan, tetapi Islam mendorong manusia untuk berbudaya.

Bahagia itu sederhana.
Sesederhana ketika lw tau lw punya temen yang pengen lw piting setiap dia ngomong.
Rima : Astaga, hidup lw seru banget sih,Teteh!
Gw : Itu mengapa gw hobi tersenyum, Rim! :D
Bahagia itu sederhana.
Sesederhana ketika lw melihat seorang ibu yang mesam-mesem sendiri karena melihat anak perempuannya akhirnya mau pake baju cantik buat ke kondangan.
Selamat menempuh hidup baru Teh Thifaaa :D Semoga dapat menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah, amiin :) Semoga adik laki-lakinya cepet nyusul ya, Teh :P

Bahagia itu sederhana.
Sesederhana ketika lw dikasih kekuatan lebih untuk percaya bahwa yang terbaik mungkin yang memang belum terlihat.
Saatnya berhenti, Tuth.

Bahagia itu sederhana.
Sesederhana ketika di hari bumi, lw dikasih kesempatan untuk sejenak bertukar cerita dengan dua orang yang sama-sama mencintai bumi, dengan caranya masing-masing, di tempatnya masing-masing.
Selamat melanjutkan kegilaan hidup di bumi-Nya masing-masing, Bib, Fa. Semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya :)

Bahagia itu sederhana
Sesederhana ketika segala guratan cerita tentang realitas bertemunya seorang perempuan dan laki-laki sampai ke pelaminan, menggenapkan pemahaman tentang indah janji-Nya.
Sampai kapanpun, perempuan baik-baik hanya untuk laki-laki baik-baik.

Selamat hari bumi!
Permintaan sederhana.
Hanya ingin menjejakan kaki lagi di sudut-sudut bumi-Mu yang lain, Rabb.
Semoga :)

0 komentar: