Selasa, 10 April 2012

Yang Tertinggal dari Desa Sawarna - Part 1

Rencana awal Gunung Sindoro. Batal. Rencana selanjutnya Gunung Gede Pangrango. Batal. Sampai akhirnya pilihan jatuh ke Desa Sawarna, gw jadi orang yang paling antusias untuk meng-iya-kan perjalanan ini.
Gw : Selama hidup 20 tahun, gw tuh belum pernah sekalipun pergi ke pantai. Gw gak pernah ngeliat ombak. Gw gak pernah nginjek pasir pantai. Bahkan Pantai Ancol aja gw ngeliatnya dari Bianglala Dufan -__-"
Itu jawaban yang selalu gw ulang-ulang waktu orang nanya kenapa gw antusias banget ikut perjalanan ini. Biasanya, jawaban gw akan diikuti raut wajah prihatin dari orang-orang yang mendengarnya. Kalau raut wajah bisa ngomong, kayaknya tuh wajah mereka mau bilang :
Sedih amat yak temen gw sama sekali gak pernah ke pantai...
Hahahaha, sedih juga yak kalau gw pikir-pikir? -_____-"

Tapi, tapi, tapi, tanggal 5-7 April kemarin menelan bulat-bulat kesedihan gw selama 20 tahun (Tapi gak segitu sedihnya juga sih gak pernah ke pantai :P)

Jadi?

Ini cerita tentang banyak hal yang hilang, terukir, tenggelam, dan terhempas di Desa Sawarna. Cerita yang meninggalkan  ketahanan diri yang begitu besar untuk menghadapi hantaman badai tugas dan amanah di hari-hari selanjutnya :D

Gw dan Nadya di Pantai Pasir Putih, Sawarna

Nadya : Tut, barang lw ada yang ketinggalan gak?
Gw : Gak ada kok, Nad.
Nadya : Kalau hati?
Gw : Hahahaha. Kalau kata Tangga mah, masih Utuh kok Nad :P
Nadya : Utuh, tapi ada di lw nggak?
Gw : -__________-"
Selanjutnya di :
  • Yang Hilang di Pasir Putih - Part 2
  • Yang Terukir di Goa Lalay - Part 3
  • Yang Tenggelam di Tanjung Layar - Part 4
  • Yang Terhempas di Lagon Pari - End Part

2 komentar:

arcky mengatakan...

Seriously 20 tahun gak nginjek pantai?
Ayolah... Indonesia punya 90.000 lebih kilometer pantai...
hahaha...

anyway, selamat ya tuti udah berhasil ke pantai. :)

Annisa Dwi Astuti mengatakan...

@a'arcky : serius kak, sedih ya kak dengernya? hahaha :P makasih a arcky :D