Selasa, 17 Agustus 2010

Kelu

17 Agustus 2010

Kalau anda menjadi sebuah batu,
Apa yang akan terjadi pada anda ketika anda berulang-ulang dijatuhkan dari ketinggian yang berbeda-beda dalam jangka waktu yang berdekatan dan relatif singkat?

Kalau gw yang menjadi batunya?
Cuma ada dua hal yang mungkin akan terjadi pada gw.

Pertama, kalau gak hancur sekalian.
Kedua, mengeraskan diri agar tidak hancur dan tidak merasakan sakit sama sekali sampai-sampai rasa yang lain pun tak mampu dirasakan.

Sayangnya, saat ini gw memilih pilihan yang kedua.

Awalnya gw ingin seperti dia.
Dia yang ketika keadaan memaksanya untuk terjatuh,
Mampu bertransformasi menjadi sebuah kapas yang membuatnya tak merasakan sakit ketika terjatuh,
Tapi pada saat yang bersamaan, dia tetap mampu mempertahankan bentuk kerasnya batu agar tidak hancur dari ketinggian.

Tapi gw gak bisa melakukan itu.
Gw bukan dia.
Dan gw tidak se-istimewa dia.
Iya.
Dia.
Salah satu adik terbaik yang pernah gw punya.

Dan pada akhirnya.
Pilihan kedua itu sukses membuat gw kebas akan banyak hal.

Kebas akan sindiran, tatapan meremehkan, ketidakpercayaan, bentakan, emosi, terjatuh, rasa sakit, dan air mata.

Tanpa gw perintah, rasa kebas itu pun kini mulai menjalar kepada tatapan perhatian, kepercayaan, dan senyuman.

Walaupun tanpa gw sadari, saraf refleks gw selalu sukses membangun benteng pengecualian di hadapan mereka.

*T'Cune, Tuti sekarang sudah siap berlari lagi teh. Sangat siap. Tapi teh, salah gak ketika Tuti berlari sekarang, tatapan Tuti hanya terfokus terhadap garis finish tujuan Tuti tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri? Entah apa yang terjadi, saat ini leher Tuti terlalu kelu untuk menoleh ke arah lain teh.

3 komentar:

ta.tan.ia mengatakan...

tut, terharu eung.. hehe.. kata mamah dibawa santai aja, kalo ngeblog boleh sambil jalan2 kok.. semoga hal kecil ini bisa ngebantu tuti juga.. nambah pengalaman dan pelajaran buat diliat tiap harinya.. imut? huahahahaha jeger2

Shanti mengatakan...

gapapa tut, gapapa.
been there, done that. percayalah itu insya Allah bisa bikin kita bertahan hidup. setelah hidup balik menormal cari deh yg bisa bikin meleleh lagi :)

Annisa Dwi Astuti mengatakan...

@t'tatan : yaaa, setidaknya teteh masih jauh lebih imut daripada tuti, hehehe, nuhuuuun pisan ya tetehkuuuuu :D

@t'cune : love u teh! :-*