6 Agustus 2010
Selamat malam, bintang!
Sudah lama ya kita tidak berjumpa?
Sebentar, sebentar.
Sebenernya gw udah tau dari Dilla kalau kau itu Planet Jupiter.
Tapi, sepertinya memang lebih menyenangkan memanggilmu bintang.
Toh, orang-orang boleh memanggil Planet Venus dengan sebutan Bintang Kejora.
Jadi boleh khan gw tetap memanggilmu dengan sebutan bintang?
Bintang tanpa nama.
Ngomong-ngomong.
Terakhir kali kita bertemu itu kapan ya?
Mmmh.. Oh iya gw ingat!
Malam itu.
Malam terakhir gw pulang dari Purnawarman.
H-5 USM STAN 2010.
Cukup lama juga ya?
Pantas sepertinya hari ini gw punya banyak hal yang ingin gw ceritakan kepadamu.
Mmh, tapi sepertinya gak akan gw ceritakan semua.
Bisa kering tenggorokan gw kalau gw ceritakan semua cerita itu.
Eh, salah deng.
Lebih tepatnya, gw gak punya cukup banyak kosakata untuk menceritakan cerita itu.
Cerita indah itu.
Ganesha.
Sampai kapanpun, Ganesha selalu terlihat megah di mata gw.
Walaupun kata A'PH, luasnya Ganesha gak ada apa-apanya dibandingkan IPB, hehehe :P
Tapi dari sinilah gw berani bermimpi.
Mimpi besar gw.
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung.
Mimpi besar yang FATALNYA pernah membuat gw cukup kebal untuk tidak mendengarkan nasihat orangtua.
Ya. Saat itu gw memang belum mengerti.
Kecuali kalau kepala ini memang terlalu keras sehingga sengaja tidak mau mengerti.
Entah alhamdulilah atau astagfirullah.
Sampai detik ini gw gak pernah menyesal memiliki mimpi itu.
Setidaknya lewat mimpi itu gw mengerti lagi.
Mengerti kalau gak semua orang bisa memeluk Ganesha.
Gak semua orang.
Termasuk gw.
Yang tahun ini memang belum bisa memeluk Ganesha.
Tapi tahun ini, kau tau?
Gw punya mereka.
Mereka yang berhasil menaklukan Ganesha.
Aufa, Cungek, Deska, Deden, Audi, dan Bobby.
Berharap Ganesha berkenan menjaga mereka disana ya, bintang.
Karena kelak, merekalah yang akan menambah kemegahan Ganesha dengan prestasinya. Amiin :)
Oia, satu lagi!
Karena Ganesha, gw mengenal lagi satu teteh yang luar biasa!
Teteh yang sempat menawarkan gw untuk tinggal di kosannya ketika gw berniat untuk ikut USM Pusat ITB.
Kau tau?
Padahal saat itu, gw dan dia belum pernah bertemu sama sekali.
Tapi wajar ketika kau tahu bahwa dia adalah bagian dari keluarga terbaik gw.
Dia bernama T'Ijah.
Teteh yang akhirnya pada hari ini membuat gw berani bermimpi besar.
Lagi.
Makara.
Sampai kapanpun, makara selalu terlihat berkilau di mata gw.
Khususnya makara biru.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Walaupun sepertinya, kilaunya memang belum pas untuk gw kenakan tahun ini.
Tak mengapa.
Kalau Ganesha sempat membuat gw bermimpi besar.
Makara pun sempat membuat gw bermimpi indah.
Yang membuat gw cukup idealis untuk enggan menurunkan standar mimpi itu.
Sekali lagi, entah gw yang tidak bisa berpikir realistis atau kelewat idealis.
Gw gak pernah menyesal pernah bermimpi indah itu.
Mimpi yang membuat gw belajar lagi.
Gak semua orang bisa mengenakan makara itu.
Gak semua orang.
Termasuk gw, yang mungkin memang belum pas untuk mengenakan kilaunya tahun ini.
Tapi kau tau?
Tahun ini gw punya mereka.
Ujhee, Dimash, Opik, Mine, Rj, dan Ishal.
Berharap makara pun berkenan untuk menjaga mereka ya, bintang.
Karena kelak, merekalah yang akan menambah kilauan makara itu dengan prestasinya. Amiin :)
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Dari sini gw memahami satu hal, bintang.
Ketika ridho orangtua memudahkan segala urusan.
Kau tau?
Bahwa mimpi besar dan mimpi indah itu tak cukup memberikan harapan besar dan indah untuk kedua orangtua gw akan masa depan anaknya.
Tapi sebenarnya, gw baru menyadari ada satu hal yang SALAH di sini.
Gw.
Gw yang gak cukup bisa memberikan pemahaman atas mimpi-mimpi itu.
Kecuali gw terlalu cepat menyerah karena terlalu lelah memberikan pemahaman yang tak begitu berarti.
Tapi tanpa gw tau, kelelahan saat itulah yang menjadi titik balik gw untuk belajar lagi.
Belajar kalau ridho orangtua memudahkan segala urusan.
Gw lelah memberontak.
Gw banting stir.
Di saat-saat terakhir gw menceburkan diri ke dalam mimpi keluarga gw.
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Sejak saat itu?
Urusan mulai sederhana.
Nilai TO STAN gw terus menanjak.
Pendaftaran USM yang setiap harinya melayani ribuan orang dipermudah.
Dukungan keluarga terus mengalir.
Mental gw kembali terdongkrak lagi.
Sampai akhirnya gw mulai merelakan mimpi-mimpi itu.
Mimpi besar dan mimpi indah itu.
Walaupun pada akhirnya, mimpi keluarga gw tak mampu gw wujudkan tahun ini.
Tak mengapa.
Kesempatan pernah berjuang untuk mengejar ridho orangtua membuat gw belajar lagi.
Banyak belajar.
Ridho Allah adalah ridho orangtua.
Tapi kau tau?
Tahun ini gw punya dia.
Iya dia. Nita Ayu Hapsari.
Berharap Sekolah Tinggi Akuntansi Negara berkenan menjaga Nita ya, bintang.
Karena kelak, ialah yang akan membuktikan bahwa lulusan SMANSA gak akan sama dan gak akan pernah sama dengan Gayus! :D
Boleh jujur?
Tiga tempat ini mulai tumbuh sebagai mimpi gw lagi.
Mimpi yang sama besarnya.
Mimpi yang sama indahnya.
Tapi entahlah.
Gw masih ingin terus bertanya kepada penciptamu.
Ke arah mana sebaiknya gw berlari saat ini.
Karena sekarang, gw lebih dari sekedar percaya.
Tempat terbaik gw tidak terbatas hanya di tiga tempat itu.
Tapi kau tahu, bintang?
Betapa luar biasa baiknya mereka.
Bahkan tahun ini.
Ketika gw belum bisa menjadi bagian dari mereka.
Mereka telah mengajarkan satu hal yang sama buat gw.
Walaupun dengan cara yang berbeda.
Ganesha, Makara, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara tekah mengajarkan gw arti menerima.
Penerimaan yang indah.
Ngomong-ngomong soal menerima.
Dengan status gw sekarang, kau masih mau menerima gw menjadi temanmu khan, bintang?
Iya, status gw saat ini.
Pelajar coret.
Pelajar bukan tapi mahasiswa belum, hehehe :D
Ya berharap kau masih berkanan menemani gw.
Untuk terus berjuang mencari tempat terbaik itu.
Sepertinya, cerita hari ini cukup dulu ya, bintang.
Gw mau melanjutkan menyusun rundown kehidupan gw yang baru.
Iya, yang lama memang harus gw rombak ulang.
Penciptamu bilang, rundown sebelumnya memang belum cukup indah untuk gw.
Tapi kau tau?
Karena saking seringnya gw merombak rundown kehidupan gw.
Sekarang gw sering menyelipkan satu doa lagi kepada penciptamu.
Mudah-mudahan saja suatu saat nanti, gw bisa sama dahsyatnya dengan Ryan Fajar Febrianto. Hehehe :P
Iya Ifan. Itu loh koor.acara sejati yang pernah Rakit Bambu punya.
Berharap suatu saat ini, gw bisa sama dahsyatnya seperti Ifan dalam membuat sebuah rundown.
Rundown yang di dalamnya selalu diselipkan keterangan :
WE WILL ALWAYS FIGHT AND WE WILL ALWAYS WIN! ALWAYS!
Sampai jumpa bintang tanpa nama!
Maaf kalau mungkin beberapa hari ke depan gw agak terkesan sombong kepadamu.
Beberapa hari belakangan ini, dan mungkin akan gw lanjutkan untuk beberapa hari ke depan, gw jadi menyenangi kebiasaannya Rayyan.
Memandangi langit siang hari untuk menguatkan diri.
Langit itu luas dan mental ini masih bisa direnggankan seluas langit.
Dan hanya untuk memastikan.
Kalau bumi itu benar-benar bulat.
Hahaha, gak nyambung ya? :P
Maksud gw.
Bumi itu sama kayak Jabulani.
Sama-sama bulat.
Karena Jabulani bulat, apapun bisa terjadi.
Negara manapun bisa memenangkan World Cup 2010, termasuk Spanyol.
Dan karena bumi itu bulat, apapun bisa terjadi di atas bumi ini.
Termasuk pada diri gw.
Apapun bisa terjadi dalam perjuangan gw dalam mencari tempat terbaik itu, entah hari ini, besok, minggu depan, bulan depan, atau pun tahun depan.
Terima kasih sudah mendengarkan ya, bintang.
Maaf ya kalau cerita gw telah mengganggu rutinitasmu.
Iya. Rutinitasmu yang selalu gw kagumi.
Karena setiap detik yang berlalu, kau tak pernah berhenti bertasbih memuji nama penciptamu.
Selamat malam bintang tanpa nama.
Sampai jumpa di malam yang lain.
Dan di cerita yang lain.