Jumat, 05 Maret 2010

Percaya

5 Maret 2010

H-17 Ujian Nasional. Salah satu ombak yang paling besar dalam pelayaran rakit bambu pun sudah di depan mata. Tingkat ke-stress-an gw makin tinggi. Jerawat gw makin banyak. Tapi berhubung gw udah lupa caranya stress, jatohnya celetukan-celetukan dan kelakuan gw lah yang jadi agak autis waktu di NF hari ini khususnya waktu pelajaran B.indonesia (Untuk Udin, maaf ya untuk celetukan-celetukan gw hari ini :) Tapi minta maafnya cuma hari ini aja. Besok kita lanjutkan lagi perangnya! Hahaha :P)

Entah memang program kerja sekolah atau bukan, hari ini dan besok ada motivation training khusus kelas XII dari ILNA. Gw kebagian hari ini. Selalu senang dengan acara kayak gini. Walaupun over all gak beda jauh dengan training-training yang sudah ada, tapi gw selalu dapet sesuatu yang baru dari setiap training :)
Trainingnya? Seperti biasa. Materi, games, renungan. Materinya? Alhamdulilah. Gamesnya? Menghibur. Apalagi waktu bagian mematahkan pensil dengan kelingking dan menangkap gelas beling. Hehehe. Terakhir renungan. Nah untuk hal yang satu ini, berhubung gw udah terlalu sering ikut renungan semacam ini, gw udah terlanjur "kebal" sama yang kayak gini. Entah karena materinya sama, gw nya lagi gak fokus, atau emang gw nya yang emang udah lupa caranya nangis, gw gak bisa nangkep essensi yang dikatakan trainer saat renungan dan gak meneteskan air mata sedikitpun. Terakhir gw nangis karena renungan itu waktu gw ikut An-Naba kelas XI. Renungan-renungan selanjutnya? Alhamdulilah selalu berhasil memutar otak gw, tanpa memutar  kantong air mata gw.

Tapi, diantara materi, games, dan renungan yang ada dalam training hari ini, yang sukses membuat gw berpikir dan sedikit bernafas lega ditengah ke-stress-an gw, malah bukan ketiganya. Melainkan sebuah kalimat yang ada di awal training. Kalimat yang membuat apa yang gw bayangkan tidak sejalan dengan apa yang dikatakan trainer saat renungan. Karena ketika trainner berusaha membangkitkan kesadaran kami untuk berusaha memberikan yang terbaik untuk orangtua selama beliau masih ada, entah mengapa kalimat itu membuat gw menjadi memikirkan hal lain. Pelayaran terakhir rakit bambu malah berkelebat di otak gw dan membuat gw merenungi apa yang telah gw lakukan dari awal sampai saat ini yang tanpa disadari menuju di bulan-bulan terakhir pelayaran ini...
..bayangkan sebuah pemandangan yang indah, tempat dan suasana yang ingin kalian rasakan, dan tutup mata kalian...
Renungan di mulai. Gw menutup mata. Tempat yang paling indah? Sekret OSIS berkelebat di bayangan gw. Dan awal pelayaran pun dimulai. 

Ya Allah, hamba kangen sekret itu. Ketika sebagian kelas XII sudah menyiapkan perlengkapan untuk pelayaran yang terakhir, kami-Zeppelin Kecil-masih memikirkan hal yang lain. Di sekret itu kami menyelesaikan urusan terakhir kami sebagai pengurus OSIS, urusan tidak mudah. Urusan memilih seorang pemimpin selanjutnya untuk SMANSA.

Wajah Murai, Hilmi, dan Ola memenuhi pikiran gw.

Sungguh, urusan ini tidak mudah. Urusan ini bukan hanya urusan dunia, tapi urusan akhirat. Hamba masih ingat Ya Allah, rasa khawatir tertinggal teman-teman lain yang telah menyiapkan strategi untuk berlayar sempat menyelimuti hamba. Tapi ternyata, rasa sayang yang terlalu dalam ini menenggelamkan segala kekhawatiran itu. Dan hamba percaya, Engkau akan selalu memberikan yang terbaik dalam pelayaran terakhir kami. Kami yang hanya ingin menjadikan mereka jauh lebih baik daripada kami, di sisa-sisa tenaga yang kami punya untuk mereka.
...bayangkan di tengah hamparan rumput yang hijau itu, kalian bersama orang-orang yang kalian sayangi...
Pemilihan ketua Forum Silaturahmi Rakit Bambu. Buka Bersama Rakit Bambu. Kegiatan "sederhana" yang menjadi tanda dimulainya pelayaran terakhir ini dengan pemimpin baru. Berniat untuk menarik diri dari segala hiruk pikuk kegiatan SMANSA-isme. Tapi ternyata? Terlalu egois untuk menolak permintaan tolong. Dan terlalu sombong bila gw dibukakan jalan untuk membantu meningkatkan ukhuwah angkatan, tapi gw menolaknya.

Ya Allah, hamba masih percaya. Sebaik-baiknya seseorang adalah orang yang bisa bermanfaat orang lain. Semoga hamba masuk ke dalam golongan orang-orang yang bisa bermanfaat untuk orang di sekitar hamba.
..ketika kalian sedang duduk di tengah hamparan rumput yang hijau, bayangkan orang tua kalian duduk di samping kalian, bercanda bersama kalian...
An-Naba 2010. Masih ada. Amanah itu belum sepenuhnya selesai. Amanah dengan skala yang lebih besar. Membuat angkatan Perisai Ksatria jauh lebih baik daripada angkatan kami. Pelayaran pun harus singgah sejenak dengan harapan sampai di pelabuhan yang jauh lebih indah dari yang dibayangkan. Gw bukan salah satu panitia inti An-Naba. Gw gak terlalu ikut berpikir keras seperti Bani, Basith, Aufa, Nisop dan Ujhee. Tapi satu hal yang gw dapatkan di An-Naba 2010, begitu sayangnya Allah sama gw yang masih menjadikan gw berada di sekeliling orang-orang hebat seperti mereka.

Hamba pun masih percaya Ya Allah, Kau akan selalu menjaga mereka seperti Engkau menjaga orang-orang yang membela agama-Mu, dan semoga perjuangan mereka akan mendapatkan balsan yang sesuai dihadapan-Mu.
...renungkan, kenangan indah itu, kenangan menyenangkan saat kalian kecil bersama ibu kalian...
PMDK IPB. Goyah. Kepercayaan itu sempat goyah. Ego untuk hanya memikirkan diri sendiri sempat memenuhi pikiran gw. Sempat berniat mau ngambil PMDK IPB sebagai "cadangan". Sempat mau menganggap remeh dengan menonomor duakan universitas harapan anak bangsa dari penjuru negri. Tapi keyakinan itu masih ada. Bismillahirahmanirrahim. TIDAK! Gw gak ngambil PMDK IPB. Mimpi itu masih menggantung nyata di depan mata. Ego itu masih sanggup ditekan. Berbuah sebuah kebahagiaan yang luar biasa ketika teman-teman yang sangat berniat masuk IPB berhasil di terima di tempat yang ia harapkan. Kata-kata A'Ary terus berputar di kepala gw, "Permudahlah urusan orang lain, Insya Allah Allah akan mempermudah urusanmu"

Kata-kata itu masih terus membuat hamba percaya sampai saat ini Ya Rabb, percaya akan ke-Maha Adilan Mu!
...tapi tiba-tiba kalian telah melihat ibu kalian berwajah pucat, ibu kalian sudah tidak ada lagi...
SMANSA Punya Liga 2009-2010. Hal yang paling menguras fisik dan mental gw selama pelayaran ini. Membuat badan gw turun 4 kg. Dan membuat mental gw jatuh berkali-kali. Pernah merasa jadi orang yang paling sok-sok an karena berani menerima amanah yang luar biasa gak gampang ini di tengah orang lain fokus dengan pelabuhannya. Tapi memang cuma satu alasan gw berani menerima amanah ini. Meningkatkan ukhuwah dan membuat angkatan sendiri tersenyum dengan kegiatan ini,  berharap bisa menjadi salah satu ladang ibadah untuk mempermudah jalan gw menuju pelabuhan harapan.

Ya Allah, hamba masih ingat. Betapa banyaknya kelelahan, beban pikiran, dan kejenuhan yang dihasilkan kegiatan ini. Bahkan rasa iri untuk bisa belajar dengan tenang tidak henti-hentinya menggorogoti hamba. Rasa percaya yang kian menipis terus menopang hamba dari belakang Ya Allah. Sampai di penghujungnya, semua senyuman dari angkatan Rakit Bambu membenarkan kepercayaan itu. Kepercayaan bahwa Engkau memberikan semua tekanan itu hanya ingin menjadikan hamba jauh lebih kuat dari sebelumnya.
...baru kemarin kalian bertemu dengan ayah kalian di rumah. tapi hari ini, rumah sepi. kalian mendapatkan kabar bahwa ayah kalian mengidap tumor...
Cuaca Ekstrem. Amanah selesai. Tapi ternyata gw "belum" diizinkan untuk menuju pelabuhan itu dengan air yang tenang. Berdebat panjang masalah jurusan tujuan, menghilangkan banyak barang, sampai menghilangkan kepercayaan keluarga pun gw lakukan di saat-saat seperti ini.  Lelah. Terlalu lelah membuat perkara di rumah dan mendapatkan banyak masalah. Menjadikan gw kebal dengan segala tekanan dan cuma bisa menumbuhkan kepercayaan diri, bahwa ada maksud di balik semua ini.

Ya Allah, dan ternyata, segala tekanan ini berhasil menjadikan hamba jauh lebih dekat dengan-Mu.
..mungkin ini yang bisa kami berikan, sekarang buka mata kalian..
Gw membuka mata gw. Tersenyum dengan makna ambigu. Tersenyum karena menertawakan diri gw sendiri yang mendengar kata-kata trainer tapi tidak membayangkan apa yang dia katakan. Dan tersenyum mendapatkan sebuah kesimpulan.

Ternyata, satu hal yang mampu membuat gw bertahan beberapa bulan lalu di tengah pelayaran  Rakit Bambu yang menggila, karena gw masih bisa percaya. Percaya bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik, bagi hamba-Nya yang masih terus percaya.

Dan hari ini, di tengah ke-stress-an, kejenuhan, kepenatan, tekanan, dan ke-optimis-an yang fluktuatif, kalimat itu masih akan terus membuat gw percaya. Percaya bahwa mulai hari ini dan kedepannya, Allah akan selalu memberikan hal yang mampu membuat gw tetap tesenyum bahkan di saat-saat tersulit gw.

"Nothing impossible in this world, everything is possible if you believe in God"

2 komentar:

Fikri mengatakan...

sukses teh!!

Annisa Dwi Astuti mengatakan...

@ wawi : makasih wawi, mohon doanya :) sukses juga kesekretariatan avion! :D