Sabtu, 23 Januari 2010

"Cuaca Ekstrem!"

23 Januari 2010

Berawal dari larangan untuk mengambil jurusan teknik lingkungan yang gak habis-habis. Dilanjutkan dengan sebuah kejadian yang membuat kakak gw krisis kepercayaan ke gw (yang menurut gw sebenernya itu bukan suatu masalah yang besar, atau bahkan bisa dianggap bukan suatu masalah). Kakak gw ngecek tabungan gw dan menemukan catatan bahwa gw pernah ngambil uang dari tabungan gw untuk keperluan sponsorship SMANSA DAY tahun lalu. Hal yang menurut gw bukan masalah, ternyata masalah besar buat kakak gw. Gw dianggap seenaknya menggunakan uang. Alhasil, kakak gw menghentikan transfer rutin ke tabungan gw untuk membantu biaya kuliah gw karena kejadian itu dan hanya mengizinkan gw menggunakan internet hari sabtu dan minggu.

Setelah kejadian itu pun, seminggu penuh gw sama sekali gak bisa belajar kondusif di rumah. Masalah terus diungkit. Teguran. Sindiran. Bentakan. Silih berganti mampir ke gw. Gw cuma bisa masuk kamar dan diam. Terlalu lelah untuk mencari perkara 'lagi'.

Ketika An-Naba nyaris mengangkat mental gw, gw pun di'jatuhkan' lagi. KTP, ATM, dan kartu pelajar gw hilang. Memicu emosi keluarga di rumah yang sebenarnya belum stabil. Akibatnya, selain gw dianggap sebagai anak yang nyusahin orang tua aja, sampai gw menulis postingan ini pun gw belum daftar simak UI karena gw gak punya kartu identitas. Bersamaan dengan itu, larangan untuk ikut simak UI pun muncul. Gak hanya simak UI, utul UGM, usm pusat ITB, bahkan SNMPTN pun gw 'direkomendasikan' untuk gak usah ikut. Kenapa? Karena gw disuruh belajar sambil menunggu USM STAN 'saja'.

Dan keadaan rumah pun, menjadi benar-benar gak bisa bikin gw belajar. Lelah. Terlalu lelah untuk membela diri. Dan berharap sekolah bisa jadi tempat pelarian gw untuk belajar.

Tapi ternyata? Panitia SPL sedang mengalami krisis semangat. Menuntut gw beberapa hari untuk menjadi seorang single fighter fisik dan mental. Ketika semangat itu kembali lagi, ternyata tekanan itu belum berhenti. Rasa iri gw terhadap orang lain untuk bisa belajar dengan tenang baik di rumah  maupun di sekolah seperti teman-teman gw yang lain, perlahan menyeruak. Dan rasa iri pun seperti api yang memakan kayu bakar. Rasa iri itu, mulai menyita pikiran gw, waktu gw, menggerogoti mental dan fisik gw. Sampai pada puncaknya,  larangan teknik lingkungan, bentakan, teguran, sindiran, ketidak percayaan, dan rasa iri itu membawa gw terkapar dua hari di rumah karena tekanan darah gw yang terlalu rendah.

Darah rendah gw pun membawa suasana rumah menjadi kondusif sementara. Masalah-masalah kemarin seakan lenyap ditelan usaha menaikan tekanan darah gw menjadi normal kembali. Ya. Gw pun mulai belajar dengan tenang. Tahajud tanpa air mata. Dan kembali mengatur ritme belajar gw.

Seolah untuk menguji ketahanan mental dan fisik gw, baru tiga hari gw merasakan kondisi itu, tekanan kembali datang. Ketika untuk pertama kalinya gw benar-benar mampu belajar dengan sangat tenang di NF hari ini, tiba-tiba sebuah sms mampir di hape gw. Sebuah sms peringatan, teguran, dan pernyataan bahwa gw KETUA YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB!

Harapan setelah gw sembuh, rumah mampu menjadi tempat paling nyaman buat gw, ternyata pupus hari ini. Setelah pulang NF dengan tekanan baru akibat SMS itu, tekanan lain pun muncul. Melepas rindu untuk menulis, gw pun ngenet untuk kembali blogging. Tapi apa yang dikatakan nyokap gw?
Nyokap : Aaah, sama aja  khan? Blooging, chatting, browsing, facebook, sama-sama ngabisin waktu aja! Kamu jangan bohong sama ibu!
Semua kejadian itu pun telah mampu membuat air mata gw mulai mengering. Gw mulai bisa tertawa saat menangis. Bahkan nyaris lupa caranya menangis. Gak peduli seberapa sering gw sudah jatuh dan akan jatuh berapa kali lagi. Udah gak ngerti definisi sakit. Udah lupa berapa banyak luka yang seharusnya gw obatin. Gw udah mulai menertawakan setiap masalah yang datang. Kebas dengan segala tekanan. Segala bentakan pun udah gak pernah gw masukin ke hati. Udah gak punya tenaga buat iri sama orang lain. Bahkan sekarang gw udah nyiapin senyum terbaik yang gw punya kalau-kalau ada tekanan yang ngantri buat datang kepada gw.

Dan berharap semua kejadian itu hanya bagian dari rencana-Nya untuk menjadikan gw PEREMPUAN yang jauh lebih kuat dari sebelumnya...amiin ya rabbal alamin..

*Cuaca ekstrem tengah melanda selruh belahan bumi. Banjir di Myanmar, Bangladesh, dan Indonesia,  hujan salju lebat di Eropa, angin kering di Australia, dan kekeringan di Afrika. Termasuk di Bogor. Panas, mendung, gerimis, hujan, dan panas lagi datang silih berganti hanya dalam waktu beberapa jam. Biasanya, cuaca yang gak jelas itu ditutup dengan derasnya hujan dan awan yang mendung di penghujung malam. Pantesan akhir-akhir ini jarang ngeliat bintang...

3 komentar:

Ramadhan mengatakan...

wih gile. cobaannya banyak banget
sabar aja
mudah mudahan ntar dibales sama Allah dengan yang lebih baik dengan cobaan itu. amiin
semangat aja...
mampir juga ya
heheh

Anonim mengatakan...

kata "semangat" pasti udah ga cukup. "sabar ya tut" pasti ga berarti. "lu pasti bisa" udah ga ngepek .

orang biasa mungkin udah mati bunuh diri secara dramatis dan meninggalkan surat terakhir. .

tapi lu mash punya IMAN ! dan semakin tekanan itu datang seharusnya IMAN itu MAKIN KUAT ! dan gw yakin itu ada di lu :D
meski fisik mental batin DROP banget serasa dilempar dari langit ke 7 ke inti bumi paling dalam .
tapi keren. td gw lyt lu msh bs ketawa lepas . hhaha .

salut bgt ! bener2 tuti sakti . hha .
biar orang bilang apa ttg lu. ga usah dipikirin. TUTI = TUTI .dengan seluruh sifat positif, teladan, panutan, maupun masalah yg dimiliki yang ga akan merubah lu sedikit pun menjadi pendendam ataupun emosional . heu

secara jelas ditekankan, ALLAH SWT berfirman :
"karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan."

percaya itu tut . ALLAH SWT pasti sangat sayang kepada hamba-Nya yang diberi cobaan bertubi2 namun tak sekali pun mereka berpaling dari-Nya.

dan ..
meskipun bintang tidak kelihatan, tapi yang penting dia tetap ada untuk berusaha menerangi bumi yang terus ditangisi air hujan :P

Annisa Dwi Astuti mengatakan...

@ ramadhan : amiin, amiin ya rabbal alamin, makasih banyak adan :)

@ anonim :

.vielen dank
.hartelijk dank
.grazie mille
.本当にありがとうございます
.merci beaucoup
.muchas gracias
.hatur nuhun pisan
.makasih, makasih banyak ya anonim :)