Lagi punya jeda kosong sampai magrib. Lebih tepatnya sih sebenernya sengaja membuat jeda sebelum akhirnya berkutat lagi dengan tugas-tugas, hehehe :P Ya bagaimana lagi? Sekarang kalau gak sengaja disempetin ya gak bakal sempet-sempet. Hanya akan berujung pada cerita yang hanya berputar-putar dikepala dan menguap begitu saja.
Jadi? Hup hup hup! Mari menulis! :D *menggulung lengan baju*
Gw baru aja pulang dari CoH. CoH itu singkatan dari Children of Heaven. Program kerja milik Departemen Pengabdian Masyarakat (Pengmas) BEM Fakultas Psikologi UI ini merupakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi Fakultas Psikologi kepada adik-adik yang berusia TK dan SD dari kelas 1 hingga kelas 6. Kegiatan belajar mengajar ini dilakukan di daerah Ratu Jaya, Pancoran Mas, Depok. Kalau dari UI, jalan ke arah Jalan Raya Margonda, naik angkot yang menuju Terminal Depok (kalau tadi sih naik D11), sampai di Terminal Depok nyambung angkot 05, sampai akhirnya turun di Gang Cetong dan jalan cukup jauh menuju tempat mengajar.
Daerah Ratu Jaya Pancoran Mas ini dipilih bukan tanpa alasan. Mata pencaharian kepala keluarga di daerah ini terdiri dari 40% pemulung, 20% pengusaha kios, 2% PNS, sisanya gabungan dari buruh dan kuli bangunan. Tingkat ekonomi yang masih bisa dikategorikan menengah ke bawah tersebut berimbas pada kesulitan anak-anak di daerah ini untuk mengenyam pendidikan yang layak karena biaya sekolah yang mahal. Bukan berarti anak-anak yang diajar dalam program ini tidak sekolah. Beberapa diantaranya tetap sekolah di sekolah formal dan menjadikan kegiatan CoH ini sebagai pelajaran tambahannya. Akan tetapi, yang tidak mengenyam sekolah formal pun tidak sedikit. Itu mengapa CoH diselenggarakan disini.
Sampai di tempat mengajar, rame aja loh :D Anak-anaknya banyak. First impression gw, anaknya baik-baik banget kok ya kelihatannya? :D Pertama yang gw lihat adalah anak TK yang lagi diajar Desna dan Aini. Soalnya biasanya kan anak TK malah rewel banget, hehehe :P Tapi itu ternyata hanya first impression belaka. Kejadian-kejadian unik dan menantang para pengajar CoH baru gw ketahui setelah sesi evaluasi di akhir proses belajar mengajar.
Kiri ke kanan : Fauzi, Kak Sarah, Hana, dan adik-adik COH kelas 3
Tapi, kedatangan gw kesini bukan sebagai pengajar CoH nya. Bersama dengan Kak Kunthi, Kak Mute, Kak Bara, dan Murai lagi (satu lagi ada Kak Fatheya sebenernya, tapi tadi sedang berhalangan hadir) datang sebagai Tim Intervensi Sosial CoH. Persamaan tim pengajar CoH dan Tim Intervensi Sosial CoH adalah masa pengabdiannya sama-sama satu tahun selama kepengurusan BEM Bakti berlangsung (Bakti adalah nama BEM Fakultas Psikologi periode 2012. Bakti merupakan singkatan dari Bersama Berkontribusi) Perbedaannya, kalau CoH memiliki konsentrasi sebagai pendampingan belajar bagi anak-anak di daerah RT 6 RW 4 Ratu Jaya, Pancoran Mas, Depok, kalau Tim Intervensi Sosial memiliki konsentrasi kepada isu-isu sosial yang terjadi di daerah ini. Sederhananya, bentuk kerja tim ini adalah sebagai sukarelawan. Membantu menjadi solusi untuk masalah-masalah sosial yang terjadi.
Dugaan sementara, isu-isu sosial yang terjadi di daerah ini adalah tingkat ekonomi rendah yang berbanding lurus dengan kesadaran pendidikan yang rendah pula. Masih adanya kekerasan pada anak, minimnya arena bermain, dan kehadiran usaha warnet yang dianggap cukup mengganggu oleh beberapa orangtua pun ikut mewarnai isu sosial yang ada di daerah ini. Lebih jauh ini, isu-isu sosial ini bahkan pernah memanas karena konflik lintas agama pun sempat menjadi bumbunya.
Ketika tim pengajar CoH melakukan kegiatan belajar mengajar, tim intervensi sosial melakukan pendekatan kepada masyarakat. Saat ini, tim memasuki tahap observasi untuk mengumpulkan informasi apa saja kebutuhan warga untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial tersebut. Sebagai tahap perkenalan dan permohonan izin berkegiatan, minggu sebelumnya tim ini bersilaturahmi mengunjungi pak RT, tokoh masyarakat yang dituakan, sampai tokoh agama yang disegani. Adapun hari ini, kami mengunjungi Ibu Yusuf, kader PKK di wilayah ini yang cukup dituakan oleh orang-orang disekitarnya. Kami disambut ramah oleh Bu Yusuf :) Cukup banyak informasi yang didapatkan dari Ibu Yusuf, khususnya tentang kondisi ibu-ibu di daerah ini, baik dari segi pengawasan dalam pergaulan anak, mata pencaharian, kegiatan, sampai hobi.
Ibu Yusuf : Jangan bosen-bosen kesini yaa :)
Satu tahun. Kerja besar ini akan berlangsung selam satu tahun. Sepertinya kalimat itu yang harus kami sampaikan kepada Ibu, hehe :P
Setelahnya, kami kembali ke tempat mengajar untuk mendiskusikan langkah selanjutnya tim ini. Sambil berdiskusi, kami dikelilingi oleh riuh rendah suara tim pengajar CoH dan adik-adik yang tengah diajarkannya. Cuma bisa senyum-senyum ngeliatnya. Tiba-tiba gw teringat Keegan, adik kecil yang membuat gw berpikir ulang apakah gw akan benar-benar mengeliminasi Psikologi Perkembangan dari kepala gw :)
***
Minggu lalu. Mata kuliah Metodologi Penelitian dan Statistik (Metpenstat) 1. TPA Makara.
Berbeda dengan kuliah-kuliah sebelumnya di kelas, kuliah hari ini adalah kuliah lapangan. Gw dan kelompok gw bertugas untuk mengobservasi sebuah tempat, memperhatikan fenomena yang terjadi di dalamnya, dan menentukan variabel variabel yang terlibat dalam fenomena tersebut. Kami memilih Taman Pengembangan Anak Makara (TPA Makara) sebagai tempat observasi kami. TPA Makara merupakan tempat penitipan anak. Anak-anak yang dititipkan sebagian besar memang memiliki orangtua, khususnya ibu yang bekerja. Setelah asyik memperhatikan tingkah polah anak-anak TPA Makara yang berumur 1-4 tahun tengah menyiram taman, makan, dan bermain di dalam kelas, di teras kami membentuk lingkaran mendiskusikan laporan observasi yang harus kami buat.
Saat tengah berdiskusi, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki, sekitar umur 2-3 tahun, yang baru datang. Didampingi oleh neneknya. Kami tidak begitu memperhatikan karena tengah berdiskusi. Tiba-tiba, tanpa tedeng aling-aling ia masuk ke lingkaran, menerobos kaki-kaki yang menghalangi tujuannya. Kami yang kaget cuma bisa diam memperhatikan apa yang akan dilakukan anak ini, yang setelahnya gw ketahui bernama Keegan.
Kayak disiram shower tiba-tiba, Keegan menghampiri gw dan memeluk gw. Melingkarkan tangan mungilnya di pinggang gw seolah gw kakak kesayangannya. Gw yang kaget cuma bisa melihat mata bulatnya dan rambutnya yang keriting. Sejurus kemudian dia duduk dipangkuan gw dan menyenderkan kepalanya di bawah dagu gw. Duduk. Tenang.
Boleh jujur? Gw gak terlalu gemes sama anak kecil sebenernya. Maksudnya, gw gak kayak Acy dan Hana yang bisa gemes banget kalau ngeliat ada anak kecil berseliweran di depan mereka. Gw juga suka sih ngeliat anak kecil. Gemes sih. Tapi yaa.. biasa aja.
Tapi setelah kejadian ini? Oh meeen. Gw dibuat meleleh sama anak kecil umur 2-3 tahun :') Sumpah ya, dipeluk Keegan barusan tuh lw bakal ngerasa jadi orang paling berguna sedunia. Ngerasa ada orang yang butuh sama lw. Ada orang yang gak mau ditinggal sama lw. Dan lw bakal ngelakuin apa aja buat orang yang sayang sama lw, orang yang meluk lw barusan.
Lebay yak? Hahaha. Memang. Tapi entahlah. Tiba-tiba dipeluk anak kecil, dengan tulus, yang matanya aja masih menggambarkan kepolosan tuh bener-bener menghancurkan tembok keangkuhan.
Sekian detik kemudian ia baru menyadari bahwa ia salah orang. Penampilan gw yang saat ini memang sedang menggunakan jilbab, kacamata, dan baju batik mungkin dianggap sebagai co.fasilitator TPA Makara yang selama ini mendampinginya. Keegan pun dibawa neneknya. Berlalu.
Kejadiannya emang kurang dari dua menit sih. Tapi sukses membuat gw berpikir ulang untuk mencoret Psikologi Perkembangan dari kepala gw.
***
Setelah proses belajar mengajar selesai, tim intervensi sosial bergabung dengan tim pengajar CoH. Evaluasi dimulai. Saat itu perwakilan pengajar dari tiap-tiap kelas menceritakan proses pembelajaran hari ini. Mereka pun menyebutkan tantangan-tantangan di setiap jenjangnya. Yang paling menarik perhatian gw adalah cerita dari pengajar kelas 4 (Aduh kakak, maaf, aku lupa nama kakak, heu ). Pengajar kelas 4 bercerita tentang 3 orang anak laki-laki yang..., intinya butuh kesabaran khusus untuk menghadapinya.
Mereka bertiga tidak terpisahkan dan sangat kompak. Kompaknya? Satu gak mau nulis, yang lain gak mau nulis. Satu gak mau buka buku, yang satu gak mau buka buku. Satu gak mau ngerjain soal, yang satu gak mau ngerjain soal. Mereka pinter? Pinter banget loh mereka! Kata pengajarnya, mereka memang cerdas. Pemahaman materinya memang jauh lebih cepat dibandingkan yang lain.Tapi sayangnya, kecerdasan itu malah menjadikan mereka seolah-olah ingin show off di depan teman-temannya, tetapi berujung dengan cara yang tidak semestinya. Jangankan temannya, pengajarnya saja dikatakan stupid.
Sejurus kemudian gw tiba-tiba teringat oleh adik-adik gw. Tiga serangkai juga. Sama-sama cerdas dan bandel pula. Namanya Ryan, Omega, dan Aldi. Siswa kelas 7 SMP. Gw bertemu mereka saat tahun lalu gw mengajar di SIMPLE, salah satu bimbingan percepatan belajar di Bogor. Mereka merupakan anak-anak sekolah alam yang tidak terbiasa terikat peraturan. Dua bulan pertama gw mengajar mereka, Masya Allah, gw tidur gak nyenyak aja loh setiap mau hari Selasa. Soalnya setiap hari selasa gw ngajar mereka. Dua bulan pertama, jangankan mendengar apa yang gw katakan, melihat gw juga mereka sepertinya malas. Tas gw dibongkar. Hape gw dibuka-buka sampai ke inboksnya. Gelang gw diambil. Dan masih banyak lagi kelakuan yang membuat dua jam kerasa lamaaa banget. Tapi, tapi, tapi, kalimat ajaib itu selalu terngiang-ngiat di kepala gw.
Apa-apa yang disampaikan dengan hati, sampainya ke hati juga :)
Alhasil? Sukses besar! :D Bulan ketiga senyuman dan atensi itu diberikan. Lebih ekstrimnya, mereka bahkan curhat ke gw tentang masalah pribadi dan keluarganya. Terharunya, mereka bahkan memaksa gw untuk kembali mengajar saat gw memutuskan mundur karena tengah mempersiapkan SNMPTN. Hal yang paling gw ingat, mereka memberi julukan gw Kak Bintang karena games yang gw berikan selalu berhubungan dengan bintang :')
Hey kalian, apa kabar?
Tadinya gw mau sharing tentang masalah
hati ke hati itu. Sayangnya, karena satu dan lain hal, gw tiba-tiba ter-
distrac sesuatu. (
Gw tahu lw pasti ketawa-ketawa baca bagian ini, Rai!). Rencana mau
share masalah tiga serangkai itu, gw malah tiba-tiba kepikiran
kata-kata Aufa.
*Fa, ada yang kurang dengan kata-kata lw. Setelah didefinisikan, jangan lupa harus diberi tanda titik di akhir definisi. Kalau enggak, yang ada malah jadi titik-titik. Definisi yang masih bisa dilanjutkan dengan pengertian apa saja, kapan saja.
Evaluasi selesai. Kami, tim pengajar dan tim intervensi sosial CoH pamit pulang. Oh ya, tadi gw cerita ya kalau perjalanan dari Gang Cetong sampai tempat mengajar lumayan jauh. Nah, di tengah perjalanan, kalau kata RAN mah, gw jatuh cinta pada pemandangan pertama loh sama sebuah tempat. Jembatan di atas depo kereta api :)
Gw dan Hana di atas depo kereta api Pancoran Mas, Depok
Sebenarnya gak ada alasan tertentu yang bisa bisa menjelaskan kenapa gw suka dengan tempat ini. Bahkan harusnya mungkin gw gak tertarik dengan depo ini karena tahu sejarah dibalik pembangunannya. Pembangunan depo ini merenggut lahan bermain anak-anak di daerah ini. Membuat anak-anaknya kini tak memiliki lapangan untuk bermain bersama yang berimbas pada pencarian kepuasan bermain melalui game online yang berlebihan.
Tapi ngeliat dari atas jembatan, banyak kereta api berbaris rapih di tengah lapangan luaaaaas itu, menyenangkan :) Entahlah, intinya gw suka jembatan ini. Gw suka dengan pemandangan yang gw lihat dari atas sini.
Cocok buat latar cerita, Rai! Cerita karangan gw nanti mungkin?:D
Cuma itu jawaban asal bunyi waktu Murai nanya kenapa gw suka jembatan ini.
Kalau kata Kak Kunthi, kerja sosial menjadi sukarelawan rentan sekali terkena burned out dan trauma sekunder. Entah kapan gw akan mengalami masa-masa itu, tapi sepertinya pemandangan ini yang kelak akan menjadi motivasi alternatif gw untuk terus kembali ke sini :)
Yak. Dan kalimat maha indah yang dilontarkan A'Arry saat gw mengunjunginya di Sekret CEDS, Pusgiwa, sekali lagi berputar-putar di kepala gw.
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung [QS 62: 10]