Ya Allah, kalau salah satu dari Manajemen UI dan Psikologi UI merupakan yang terbaik buat hamba, maka dekatkanlah. Tapi kalau tidak, jauhkanlah dan berikanlah yang terbaik.
Doa itu terus didengungkan berulang-ulang. Tak kenal waktu dan tempat. Memenuhi langit-langit kamar. Mengisi sela-sela kosong di ruangan kelas. Dan berkejaran dengan setiap helaan nafas. Dan benar saja. Dia benar-benar selalu menjawab doa. Walaupun jawabannya nanti. Satu tahun setelah gw mampu menyadari dan memperbaiki anyak hal.
29 Juni 2011. Pukul 18.45.
Asam lambung meningkat tajam. Bacaan Al-Quran terbata-bata, terganggu oleh kerongkongan yang berjuang keras menahan isi perut agar tidak keluar. Pasrah? gw amat pasrah. Tapi jujur, terlalu menyedihkan kalau malam ini gw gak bisa-lagi-untuk memberikan kabar baik untuk orang-orang yang gw sayang.
Pukul 19.00.
Selesai membaca Al-Quran gw cuma bisa istigfar berkali-kali. Metro TV mengabarkan pengumuman SNMPTN diundur hingga pukul 20.00. Pengunduran pengumuman itu malah memperburuk suasana hati gw. Sambil menunggu waktu, gw membaringkan badan di kasur. Meremas boneka sponsorship smansa day gw sambil memejamkan mata. Membuang jauh-jauh tentang kemungkinan-kemungkinan yang gw buat sendiri. Sms-sms mulai berdatangan menanyakan kabar. Aii, Miya, Arin, Dika, Jemi. Belum bisa gw balas karena memang belum ada yang bisa gw kabarkan. Diantara sms-sms itu, ada sms Aldy. Siesca diterima di psikologi UIN! Alhamdulilah! Kabar itu sejenak menenangkan gw, walaupun hanya sekian detik. Kesadaran itu muncul perlahan. Hei! Berarti Pengumuman sudah bisa dibuka!
Dengan modal tasbih tahmid dan tahlil, gw memberanikan diri berhadapan dengan laptop. Masuk ke web SNMPTN. Bismillahirahmanirrahim.
Traffic.
Sms menanyakan kabar masih terus berdatangan. Si Mas nyuruh buka pas tahajud aja nanti malam. Entah apa yang memompa keberanian gw, gw harus buka sekarang juga.
Tiba-tiba bayangan satu tahun yang lalu memenuhi kepala gw. Tahun lalu, yang membuka pengumuman SNMPTN gw adalah Rj. Lewat YM, Rj cuma senyum dan bilang, "Kayaknya tuti emang calon mahasiswi STAN". Bayangan kejadian setelahnya langsung gw buang jauh-jauh.
Gw memasukkan kembali nomor SNMPTN dan tanggal lahir.
29 Juni 2011. Pukul 18.45.
Asam lambung meningkat tajam. Bacaan Al-Quran terbata-bata, terganggu oleh kerongkongan yang berjuang keras menahan isi perut agar tidak keluar. Pasrah? gw amat pasrah. Tapi jujur, terlalu menyedihkan kalau malam ini gw gak bisa-lagi-untuk memberikan kabar baik untuk orang-orang yang gw sayang.
Pukul 19.00.
Selesai membaca Al-Quran gw cuma bisa istigfar berkali-kali. Metro TV mengabarkan pengumuman SNMPTN diundur hingga pukul 20.00. Pengunduran pengumuman itu malah memperburuk suasana hati gw. Sambil menunggu waktu, gw membaringkan badan di kasur. Meremas boneka sponsorship smansa day gw sambil memejamkan mata. Membuang jauh-jauh tentang kemungkinan-kemungkinan yang gw buat sendiri. Sms-sms mulai berdatangan menanyakan kabar. Aii, Miya, Arin, Dika, Jemi. Belum bisa gw balas karena memang belum ada yang bisa gw kabarkan. Diantara sms-sms itu, ada sms Aldy. Siesca diterima di psikologi UIN! Alhamdulilah! Kabar itu sejenak menenangkan gw, walaupun hanya sekian detik. Kesadaran itu muncul perlahan. Hei! Berarti Pengumuman sudah bisa dibuka!
Dengan modal tasbih tahmid dan tahlil, gw memberanikan diri berhadapan dengan laptop. Masuk ke web SNMPTN. Bismillahirahmanirrahim.
Traffic.
Sms menanyakan kabar masih terus berdatangan. Si Mas nyuruh buka pas tahajud aja nanti malam. Entah apa yang memompa keberanian gw, gw harus buka sekarang juga.
Tiba-tiba bayangan satu tahun yang lalu memenuhi kepala gw. Tahun lalu, yang membuka pengumuman SNMPTN gw adalah Rj. Lewat YM, Rj cuma senyum dan bilang, "Kayaknya tuti emang calon mahasiswi STAN". Bayangan kejadian setelahnya langsung gw buang jauh-jauh.
Gw memasukkan kembali nomor SNMPTN dan tanggal lahir.
Bismillahirahmanirrahim.
Enter.
Enter.
Selamat, Anda diterima di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Allahuakbar! Hamdalah dan istigfar silih berganti memenuhi dada gw. Si Mas yang mendampingi gw pun seketika mengucap hamdalah dan mengacak-ngacak rambut gw. Sambil menangis tertahan, gw mengabari Ibu yang sedang di dapur. Gw mencium tangan Ibu yang terlihat menahan tangis juga. Bapak yang baru pulang dari mesjid pun terlihat sehat seketika di tengah sakitnya.
Allahuakbar! Malam itu, untuk kesekian kalinya hamba bersujud pada-Mu, Ya Rabb. Sekali lagi, hamba gak akan pernah berhenti percaya bahwa Engkau memang tak pernah lelah menjawab doa :')
Dada itu masih sesak. Ada sesuatu yang besar yang ingin dikeluarkan, tapi entah bagaimana caranya. Tangis gw masih tertahan. Tangan gw refleks mengambil hp dan mencari nomor Ujhee. Dan tangis itu seketika pecah saat gw dengar suara Ujhee di sebrang sana. Sekian menit kemudian gw menelpon Nisop. Dan emosi gw benar-benar mulai stabil setelah gw menelpon Aufa.
Gw pun mengabarkan orang-orang lewat status facebook. Fokus malam itu terpecah. Antara mengabarkan orang-orang yang minta dikabari, membalas ucapan selamat dari orang-orang, dan membaca dengan saksama prosedur penerimaan UI. Sambil menenangkan diri, gw melakukan tiga hal terbut dalam waktu yang bersamaan.
Dalam rentang waktu 30 menit, inbox gw overload. Notification FB gw terus bertambah. Persis seperti tahun lalu. Hanya euphoria kesyukuran yang membuatnya berbeda.
Tanpa gw sadar, euphoria itu membuat gw lupa bahwa Psikologi adalah pilihan kedua gw setelah Manajemen.
Entah apa yang mendorong gw mengambil hp lagi, gw langsung mencari nomor Murai. Dan sekali lagi, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Gw satu fakultas sama Murai! :D
Sambil terus membalas ucapan selamat dari kawan-kawan tersayang, seketika satu per satu kalimat-kalimat itu pun terus berdengung di kepala gw.
Ibu : Kamu kenapa gak psikologi aja? Tuh bisa nenangin orang yang lagi sedih.
Mba Amel : Dari awal liat kamu, kamu tuh ciri-ciri anak psikologi, Tut. Tapi Mba Amel gak enak bilangnya, soalnya mimpi kamu di manajemen.
T'Tatan : Kalau Tuti nanti beneran di Psikologi, bisa-bisa mamah nyuruh Tuti teken kontrak setelah lulus, hahaha..
T'Siti : Tuti kalau keterima di psikologi, nanti jadi psikolognya SIMPLE yaa..
Ifan : I've predicted 2 years ago, inget? gw bilang: "Tuti, lo itu cocok banget di Psikologi" now, it's coming true :)
Seorang teman : Tau gak, Tut? Gw doain lw supaya dapet di Psiko loh, bukan di Mene. Hahaha..
Kalimat-kalimat itu, inbox gw yang tiba-tiba overload dalam waktu setengah jam, dan kenyataan 93 orang nge-likes status gw dengan 68 comments ucapan selamat, perlahan tapi pasti, menguatkan gw di psikologi dan menguapkan cita-cita gw di Manajemen.
Dan sms dari Mba Amel H+1 pengumuman SNMPTN Tulis pun, menggenapkan segalanya.
Mba Amel : Berarti nilai kamu sangat tinggi, Tut. Kata panita UI nya, UI hanya memprioritaskan setiap orang dengan pilihan pertamanya. Seandainya ada yang terlempar ke pilihan kedua pun, itu dipertimbangkan karena nilainya sangat tinggi.
Lengkap sudah. Semua potongan-potongan cerita tersebut kini benar-benar tersusun rapi. Rangkaian cerita itu berhasil menumpas habis keinginan gw ke FTSL ITB, Teknik Lingkungan UI, STAN, dan Manajemen UI.
Satu hal yang gw yakini hari ini, tempat gw memang di sini. Ada sesuatu yang bisa gw lakukan di sini. Dan ada sesuatu yang akan gw mulai dari sini :)
Satu hal yang gw yakini hari ini, tempat gw memang di sini. Ada sesuatu yang bisa gw lakukan di sini. Dan ada sesuatu yang akan gw mulai dari sini :)
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Selamat datang Cerita Hari ini (2), di Bumi Makara! :D
14 komentar:
Wah selamat ya Annisa! Selamat datang di fakultas biru muda, psikologi.
Welcome to the jungle. :D
feeling gue pun begitu tuth: Tuti mah psiko deuh, ga mene...
dan gue pun berdoanya memang supaya lu d psiko :D
@joevarian : thanks for visit ya Kak Joe :) Mohon bimbingannya :D
@aii : hahaha, tenryata bener ya aii lw yang ngomong gitu? gw teh lupa siapa yang ngomong, makanya gw tulisnya 'seorang teman' :P
iya tutiiiii itu akuuuu :3 oh jadi kamu melupakanku yah? oke fine! hahahaha naon :p
@aii : maaf ya aii, soalnya memori ku sudah dipakai untuk mengingat yang lain, hahahaha :P
hayang di aw-aw....... hahahahhaa :))
tuti...tuti... ceritanya bikin ada tetes bening di sudut mata mas ade... lanjutkan
@mas ade : to twiiit banget bahasanya :D
tuti gue baru baca tulisan ini Alhamdulillah Ya Allah.. dari dulu gw emang kagum sama tuti, gw jadi inget absen kita yang atas bawah waktu mau test agama sama Bu Cholisoh dah gue bilang ke Tuti, "Siap tut? Gw takut bgt nih.." dan Tuti nenangin gue dengan bilang, "Serahin aja semuanya sama Allah..." nah dari situ udah keliatan kan bakat Tuti di Psikologi, tepatnya bikin perasaan orang tenang :D sekali lagi selamat ya Tuti :)
@angga : ini teh angga dwi novantyo spensa? waaaaaah, nuhun sudah berkunjung ya angga :D walah, seriusan tuti pernah ngomong gitu? tuti aja lupa loh, hohoho :P alhamdulilaaaah, makasih juga ya angga buat doa dan semangatnya ;) sukses juga buat angga ;)
Aku mau tanya dong soal psikologi UI, aku bingung memilih fakultas :( boleh ga kita saling sharing?
@syiffa eff :waaah, berarti syifa kelas 3 ya? semangat yaa :) thanks for reading. boleh kok kalau mau sharing, kalau via FB aja gimana? soalnya kalau email tuti agak jarang buka, hehehe.
iyaaa, wah fbku udah di apus teh haha gimana psikologfi enak ga teh? belajar apa aja? nanti nya jadi apa sih? aku pgn fkm ui/fpsi ui hehe Amin ya allah
@syifa : alhamdulilah tuti ngerasa nyaman syifa di psikologi :) kalau ditanya belajar apa dan nanti jadi apa, waah itu mah banyak banget syifaa.. mmh, nanti tuti coba posting lewat blog ya jawaban dari pertanyaan syifa :)
allahuma amiin :)ditunggu di Bumi Makara :D
Posting Komentar