Senin, 18 Juli 2011

Mepertanggungjawabkan Pilihan

Teh, kalau gw tahun depan aja, gimana?
Kalimat ini gw dengar 3 kali dari 3 orang yang berbeda, 3 adik gw di Perisai Ksatria. Kalimat itu meluncur di waktu yang berbeda, namun di minggu yang sama. Minggu pertama pasca pengumuman SNMPTN undangan dan pengumuman SNMPTN tulis.

Sampai detik pertama gw gagal USM STAN tahu lalu saja, gw masih belum sadar bahwa gw harus berjuang di tahun selanjutnya. Sampai akhirnya disadarkan Ujhee dengan pertanyaan, "Jadi, lw mau gimana, Tuth?"

Dan tahun ini, rasanya mendengar kalimat itu dari adik gw sendiri?

Entahlah. Tapi sedih aja gw dengernya. Kalimat itu harus meluncur saat gerbang-gerbang ujian masih terbuka lebar. Di saat cita-cita masih berharap untuk diperjuangkan. Ucapan adalah doa, bukan? Dan Dia sesuai prasangka hamba-Nya, bukan?

Terlepas dari hikmah yang menggunung sampai ke langit saat pencarian tempat terbaik di tahun kedua, gak ada yang pernah bilang kalau berjuang di tahun kedua itu mudah.

Kalau MOS, mungkin yang diahadapi adalah POSKO dan PJ yang menekan selama kurun waktu 4 hari. Kalau Regen, mungkin yang dihadapi adalah osdem dan BPPKO yang menekan selama kurun waktu 2 bulan. Kalu SPL, mungkin yang dihadapi adalah anak-anak cowok yang kapan saja siap membuat keributan ketika timnya merasa diperlakukan tidak adil dalam kurun waktu 4 bulan. Tapi ini? Lw harus berhadapan dengan diri lw sendiri, mencoba berdamai dengan bebagai tekanan yang salah satunya -tanpa sadar- adalah buatan diri lw sendiri dalam kurun waktu sepanjang tahun.

Walaupun banyak kasus yang menyebutkan orang-orang yang berjuang di tahun kedua, atau bahkan ketiga, pada akhirnya berhasil mengukir cerita indahnya masing-masing, sayangnya gak banyak yang mau melihat bahwa pencapaian itu didapatkan bukan tanpa perjuangan dan menguras air mata.

Dek, terlepas dari rencana indah yang Ia siapkan untuk dijemput, jangan pernah menunggu tahun kedua kalau tahun pertama masih bisa diperjuangkan mati-matian. Percaya sama gw. Mungkin kita memang punya tahun kedua. Tapi orang tua kita? Gak ada jaminan kalau orangtua kita masih punya tahun kedua untuk melihat anaknya menjadi mahasiswa!
"Teh, teteh nyesel gak ngulang di tahun kedua."

Menyesal? Alhamdulilah Dia gak pernah membiarkan rasa itu hinggap di hati gw. Karena sesungguhnya, hanya satu hal yang gw coba lakukan tahun ini.

Sejatinya, semua ini bukan tentang seberapa cerdas seseorang. Bukan tentang seberapa besar daya saingnya. Bukan tentang seberapa beruntung dirinya.Bukan juga tentang sebuah gelar S1 atau D3. Bukan tentang PTN, PTS, atau Sekolah Tinggi.

Dan ternyata, memang juga bukan tentang tahun pertama atau pun tahun kedua.

Ini hanya tentang memilih. Dan mempertanggungjawabkannya.

Dan tahun ini, untuk adik-adik gw di Benteng Batu, selamat memilih. Dan selamat mempertanggungjawabkannya :)
***

...
Udin : Ngomong-ngomong, Tuti jadi lanjut kah?
Gw : Setelah mempertimbangkan banyak hal, gw mundur, Din. Maaf ya, Udin...
Udin : :) Gapapa kok, Tuth. Nanti aktif di kampus ya, Tuth!
Gw : Insya Allah, Din :)
Untuk banyak hal, gw mohon maaf, Din. Meskipun tanpa gw, dengan masih adanya seorang lw dan 2010 yang luar biasa, gak ada yang benar-benar kehilangan banyak hal.

Satu hal yang bisa gw pastikan, gw masih akan tetap sayang dengan sekolah kehidupan itu. Dengan cerita-cerita di dalamnya. Dan dengan orang-orang di dalamnya. Walaupun eksekusinya, gw wujudkan dalam bentuk yang berbeda.

Satu kali lagi, boleh gw minta tolong, Din? Doakan gw ya, Din. Doakan gw agar bisa memepertanggungjawabkan pilihan gw yang satu ini dengan cara yang baik. Karena lw orang baik, Din. Dan orang baik, doanya selalu melesat menembus langit :)

2 komentar:

Vinni Nurizky mengatakan...

"Lw harus berhadapan dengan diri lw sendiri, mencoba berdamai dengan bebagai tekanan yang salah satunya -tanpa sadar- adalah buatan diri lw sendiri dalam kurun waktu sepanjang tahun."

Gue sangat tahu bagaimana rasanya berada di posisi ini tuth, alhamdulillah Allah meng-stiqomahkan hati kita untuk terus berjuang ya Tuht, yah... walaupun dengan mimpi yang telah di"edit" sedikit :)

Annisa Dwi Astuti mengatakan...

@vinni : alhamdulilah :)