Rabu, 22 Februari 2012

Blood Brain Barrier

Hari ini gw masuk kelas Faal A. Sebenarnya bukan kelas gw. Tapi berhubung kemarin gw mangkir dari mata kuliah ini, jadi hari ini gw nimbrung di kelas yang super besar dengan jumlah lebih dari 100 orang di dalamnya.

Belajar pagi ini, entah mengapa, nikmat banget buat gw. Selain ngerasa lebih ringan, nostalgia dengan pelajaran biologi di masa SMA bikin mood jadi oke juga kali yak? :D
Kalau kata Mba Manda, dosen Faal gw, sebenernya mata kuliah ini gak cukup tepat dikatakan sebagai mata kuliah Faal. Ada kemungkinan akan berubah namanya menjadi Biopsikologi.

Mata kuliah ini, yaa, memang belajar biologi. Tapi tentu saja kaitannya dengan ilmu psikologi. Tadi gw belajar sistem saraf dan sinapsis. Bersyukur bangetlah dapet dosen Mba Manda. Gaya penyampaian materinya sungguh mengalihkan duaniaku :D

Diantara materi-materi tadi yang emang bener-bener bisa bikin gw bertasbih beberapa kali,  ada satu momen yang, sumpah, membuat gw sempat mengerjap-ngerjapkan mata sambil mendesiskan takbir.

Materi tentang Blood Brain Barrier.

 Blood Brain Barrier

Blood Brain Barrier, atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sawar Darah Otak, memiliki fungsi untuk mencegah menembusnya bahan kimia masuk ke lapisan otak. Karena sel otak tidak dapat melakukan regenerasi kembali ketika mengalami kerusakan akibat terinfeksi zat-zat kimia atau virus-virus yang membahayakan, keberadaan Blood Brain Barrier ini menempati fungsi yang cukup krusial bagi manusia. Keberadaannya sebagai pencegah kemungkinan adanya kerusakan otak.

Hebatnya lagi, Blood Brain Barrier ini hanya terdapat di otak. (yaiyalaaah, udah jelas namanya 'brain', bukan body -_-). Bukan.. Bukan.. Bukan itu maksudnya, hehehe. Maksudnya, dengan fungsi yang begitu oke, kenapa cuma otak yang punya? Kenapa gak semua organ yang memiliki barrier itu?

Jawabannya? Karena zat kimia yang mengalir menuju otak, tidak semuanya membahayakan. Ada zat-zat yang bermanfaat yang memang sebenarnya dibutuhkan otak. Proses menembusnya zat-zat bermanfaat untuk melewati barrier tersebut menggunakan proses transpor aktif. Proses yang membutuhkan energi yang luar biasa. Naah, dengan kebutuhan energi yang luar biasa itu, kalau semua organ memiliki barrier tersebut, tanpa beraktivitas apapun, kita benar-benar bisa kelelahan terlebih dahulu.

Dan kenapa otak yang diberi penjagaan yang begitu luar biasa?

Jawaban dari pertanyaan tersebut lah yang pada akhirnya cuma bisa gw jawab dengan desisan takbir.

Allahuakbar :')

Bahkan Allah begitu sempurna menyusun penjagaan bagi penciptaan-Nya. Jauh berabad-abad lalu. Jauh sebelum teknologi ditemukan. Jauh sebelum gw tahu gw akan menemukan fakta ini di bangku fakultas psikologi UI.

Kesadaran akan kesempurnaan penjagaan-Nya pun menyentil gw yang sempat masih dalam keadaan berkabung. Bahkan jauh sebelum ini terjadi, kalau gw mau mengingat, sejatinya Dia selalu menjaga gw dari kelelahan yang seharusnya tak perlu terjadi.
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang" (Ar-Ra'd : 28)
*** 
#Faal Kelas A
Mba Manda : Kalian tahu gak? Faktor psikologis itu mempengaruhi sitem imun kita loh.
Gw : (Menunduk dalam-dalam) 
Rabb, izinkan hamba pulang :) 

***
  #Etika Kelas C
Murai : Teh, masih berkabung?
Hari ini setiap langkah gw ditemani dengan pertanyaan, "Teh Tuti udah sembuh?", "Teh Tuti cepet sembuh doong!", ditambah dengan quality time bareng lw, Hana, Nila, Tari, Kiki, dan Raras,  ditambah mendadak dapet sms dari Rj, bonus ketemu Ujhee dan Dimash di gerbang Kutek, gw pun pada akhirnya gak punya alasan untuk berkabung lebih lama, Rai :D

0 komentar: