Hari ini, gak tau kenapa dari rumah gw pengen nulis sesuatu di telapak tangan kiri gw. Sesuatu yang gw anggap bekal yang gw bawa dari rumah, supaya gw bisa ingat dan melakukan hal itu sepanjang waktu selama hari ini. Gw menulis besar-besar di telapak tangan kata “SENYUM!”. Gw pengen dengan menulis kata itu di telapak tangan gw, hari ini gw bisa lebih banyak senyum untuk orang lain. Soalnya, jujur, kemarin-kemarin gw masih kaget dengan tugas-tugas sekolah, OSIS, ekstrakurikuler, tuntutan orang tua, dan tuntutan mimpi gw sendiri yang gak bisa gw uraikan satu-persatu di kepala gw dan membuat muka gw cukup sering untuk dilipat. Tapi ternyata, hari ini sepertinya Allah ingin menguji gw! Apakah hari ini gw masih mampu bertahan untuk dapat tersenyum kepada orang lain?
Karena kecerobohan gw yang mungkin kalau dalam penyakit kanker sudah masuk stadium 4, hari ini gw kehilangan kartu bayaran gw beserta uang bayaran di dalamnya sebesar Rp 225.000,00 di sekolah! (Astagfirullahalazim, maafkan keteledoran hamba Ya Allah!) Bagi sahabat-sahabat gw atau orang yang sering baca blog ini, pasti tahu seberapa parahnya sifat ceroboh gw . Mulai dari hape gw yang rusak gara-gara jatuh lebih dari
Gw udah nyari di semua tempat di kelas gw, nanya penjaga sekolah yang biasa bersihin kelas gw, sampai akhirnya temen gw nyaranin buat lapor ke guru biar diumumin lewat speaker tentang berita kehilangan uang bayaran gw. Tapi saran itu sepertinya malah membawa gw ke pribahasa habis jatuh tertimpa tangga.
Gw : Pak, kalau mau ngelaporin berita kehilangan biar diumumin lewat speaker bilangnya ke siapa, Pak?
Pak Darwin : Memang kamu kehilangan apa,
Gw : (senyum memelas) Kartu bayaran beserta uangnya satu bulan, Pak!
Pak Darwin : Aduh Nis, kamu itu gimana sih! Kamu khan ketua 1 OSIS, masa bisa kehilangan barang juga! (nada menyindir yang sangat tajam!)
Gw : (Diam dan berusaha tetap tersenyum)
Pak Darwin : Udah dicari belum?
Gw : Udah Pak! Tapi gak ketemu..
Pak Darwin : Kamu itu gimana sih, kalau ketuanya kehilangan, gimana anak-anaknya! Pasti lebih ceroboh lagi..
Gw : (Diam dan berusaha untuk mempertahankan senyum)
Pak Darwin : Kalau kamu ngumumin lewat speaker, sama saja kamu mempermalukan diri kamu sendiri! OSIS punya proker ngingetin siswa buat ngejaga keamanan barangnya khan? Malu-maluin kalau pengurusnya malah kehilangan barang!
Gw : (Diam sambil berbicara dalam hati : Aduh Pak! Saya juga manusia kali Pak…)
Akhirnya, berita kehilangan uang bayaran gw tidak diumumkan di speaker sekolah. Hufh, gw emang bener-bener ceroboh banget! Gw jadi inget kata-kata ibu gw, “Kamu itu kalau sama orang lain perhatian, tapi sama diri sendiri cuek banget!” Ironis gw denger kata-kata itu, ada benarnya juga.
Dan hari ini, kerasa banget Allah nguji gw untuk bisa tetap tersenum apa enggak! Walaupun sampai bel jam pelajaran berakhir gw masih bisa tersenyum (tapi gak ikhlas kayaknya, dan agak miris ngeliatnya!), tapi gw punya kewajiban baru selain tetap tersenyum. Gw harus mempertanggungjawabkan kecerobohan gw dengan mencari pengganti uang bayaran gw yang hilang yang sampai saat ini belum ditemukan.
*Ya Allah, jauhkanlah hamba dari golongan orang-orang yang celaka, yang terus melakukan kesalahan yang pernah dibuatnya…
0 komentar:
Posting Komentar