Selasa, 30 Oktober 2012

Minggu, 28 Oktober 2012

(Masih) Selamat Malam, Bogor

Selamat malam, Bogor.

Dan malam ini, masih sangat panjang untuk sebuah Psisos, PIO, dan RPP yang harus diselesaikan sebelum besok pagi kejar-kejaran lagi dengan kereta menuju Depok.

Sore ini si ibu senyum-senyum. Ngeliat anak perempuan bungsunya mematut diri di depan cermin. Dengan kemeja dan rok formal sebagai prasyarat simulasi mengajar pekan depan. Wajarlah senyum-senyum. Biasanya si anak perempuan bungsunya ini sebegitu santainya dalam berpenampilan. Kaos, jeans, sendal, selesai. Senyum-senyum juga ngeliat anak perempuan bungsunya menirukan gaya seorang guru yang mengajarkan puisi untuk murid-muridnya. Baru ingat. Si ibu memang sebegitu pengennya anak perempuan bungsunya bisa mengikuti jejaknya, sebagai seorang guru.

Malam ini si ibu senyum-senyum lagi. Waktu diwawancarai masa-masa mengandung dan melahirkan si anak perempuan bungsunya. Si anak perempuan bungsunya lagi nyicil tugas analisis diri Psikologi Perkembangan, setelah tau bentuk tugasnya macam apa dan setelah memutuskan gak mau ngerjain tugas ini di penghujung  batas pengumpulan.

Berceritalah si ibu kalau masa mengandungnya segitu lurunsya. Segitu mualnya hanya di satu bulan pertama. Segitu di masa mengandungnya masih bisa diajak buat ngajar di kelas. Segitu gak ngidam apapun selama mengandung.

Hari itu bulan Ramadhan. Rabu, 26 Februari 1992, anak perempuan bungsunya lahir. Sekaligus menjadi anak perempuan satu-satunya. Kontraksinya sudah dari jam 10 pagi, tetapi tangisan pertamanya baru terdengar pukul 16.00. Kalau kata dokter yang konon disebut cantik oleh si ibu, "Ini si kempot susah ya keluarnya".

Nama awalnya Annisa Febriana.  Si bapak gak setuju. Dirubahlah menjadi Annisa Dwi Astuti. Kalau gak dirubah, nama panggilannya gak bakal Tuti berarti. Febri? Ana? #plak

Setelahnya, si anak perempuan bungsunya di bawa ke ruangan para bayi. Bersama bayi-bayi yang baru lahir hari itu. Ternyata, si anak perempuan bungsunya menjadi satu-satunya perempuan yang lahir hari itu, di ruangan itu, di rumah sakit itu. Sisanya? Laki-laki semua. Bahkan ada laki-laki yang kembar. Nyengir sendiri memikirkan kemungkinan asal penyebab si anak perempuan bungsu jadi punya banyak temen laki-laki saat udah gedenya.

Laki-laki? Kembar? Tetiba terpikirkan sebuah pertanyaan.
Gw :Pak, Bu. Icha gak ketuker khan ya?
Bapak : Enggak lah. Orang sejak bapak ngazanin kamu bapak ikutin sampe ke ruang bayi.
Gw : Mmh, Icha gak punya saudara kembar yang dipisahin khan ya, Pak?
Bapak : Emangnya kenapa?
Berceritalah gw tentang si sahabat yang lahir di tanggal yang sama. Tentang kalau gw bad mood dia bad mood. Tentang gw lagi sakit dia lagi sakit. Tentang dia lagi ada masalah gw ada masalah. Tentang se-sama itu di berbagai kesempatan. Kali-kali khan kami beneran kembar yang terpisah?
Bapak : Emang dia lahirnya jam berapa di mana?
Gw : Hehehe, jam 2 sih Pak. Di Sumatra pula.
Bapak : Kalau gitu kembar dari mana atuh.
Kembar ketemu gede, Pak :P

Selamat malam, Bogor.

Kalau kata Payung Teduh, malam sudah terlalu malam. Ibu dan bapak sudah tiduur. Saatnya melanjutkan malam. Sebelum besok bertemu lumba-lumba :D

Selamat Hari Sumpah Pemuda. Selamat memaknainya dengan pemaknaannya masing-masing :)

#Now Playing : Generasi Synergy - BLP feat. Pandji 
Yakinkan dirimu engkau bisa taklukan dunia. Bersama kita coba buat beat. Never resist or quit, take some speed. Kolaborasi dan karya synergy hasrat jiwa. We are the chances the Indonesia need. Yes indeed, generasi synergy.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Selepas 20 Hari

Hari ini selepas 20 hari sejak BKUI 13 berlangsung. Gak ada acara radiv jam setengah 7 malem lagi. Gak ada acara bolak-balik Perpus Pusat lagi. Gak ada acara bolak-balik Kantek lagi. Termasuk, gak ada acara bolak-balik Pusgiwa lagi. Untuk bolak-balik yang terakhir ini, berharap besar dapet kesempatan untuk bolak-balik ke sana lagi. Kangen suasananya.

Yang ada, akhirnya untuk pertama kalinya ngeliat Kak Iib, ketua panitia BKUI 13, berseliweran di Psikologi sebagai senior gw di kampus. Segitu habis kelas langsung berangkat ke Pusgiwa ya, Kak? :P

Di antara sekian banyak keseruan selama BKUI 13, ada satu cerita yang tertinggal. Yang lewat dan yang ingin diingat. Cerita tentang roadshow BKUI 13, di kandang sendiri.

Roadshow di SMANSA dilaksanakan dua kali di dua hari yang berbeda. Roadshow dilaksanakan ketika UI sudah maksud kegiatan perkuliahan. Jadi, SDM nya sesedikit itu. Dua orang tiap kelas untuk hari pertama, dan.. gw sendiri untuk hari kedua. Gak kuliah, Tuth? Jangan ditanya.

Roadshow sebelum-sebelumnya berisi penjelasan. Penjelasan tentang ada berapa kampus UI, ada berapa fakultas dan jurusan di UI, ada fasilitas apa saja di UI, apa perbedaan program studi di UI, dan sebagainya dan sebagainya.

Kebetulan gw dipercaya jadi penanggungjawab roadshow di SMANSA sama PJ titik Bogor gw. Gw yang ngurus bolak balik perizinannya ke BK. Termasuk, gw yang pada akhirnya mengkondisikan roadshow di SMANSA sebagai tempat pembuktian, bukan penjelasan.

Sepengetahuan gw, anak SMANSA segitu beruntungnya kalau masalah informasi tentang perguruan tinggi. Segitu juaranya. Segitu kakak-kakak kelasnya yang udah lulus, baik formal maupun informal, membanjiri terus informasi tentang apa dan bagaimana dunia perkuliahan. Segitu guru-guru BK nya up-to-date tentang kabar perguruan tinggi. Segitu tiap jurusan, fakultas, dan universitas, baik dalam dan luar negeri berlomba-lomba pengen presentasi masuk kelas untuk promosi.

Akhirnya, gw putuskan roadshow di SMANSA bukan terdiri dari penjelasan-penjelasan, berubah jadi pertanyaan-pertanyaan, untuk membuktikan ada yang segitu-harusnya-untuk-disyukuri :)
"Ada yang tau kampus UI ada di mana aja?"
Banyak tangan terangkat.
"Ada yang tau ada berapa fakultas di UI?"
Banyak tangan terangkat.
"Ada yang atau ada fasilitas apa aja yang bisa digunakan anak UI?"
Banyak tangan terangkat.
"Siapa yang udah pernah ke Perpustakaan Pusat UI?"
Banyak tangan terangkat.
Gilanya, pertanyaan iseng gw pun ada yang mengangkat tangan.
"Ada yang bisa nyebutin seluruh fakultas di UI lengkap beserta warna makaranya?"
Satu orang mengangkat tangan. Sempurna menyebutkan seluruh fakultas beserta warna makaranya. Hanya warna makara Fakultas Farmasi, fakultas paling baru milik UI, yang terlewat disebutkannya. 

Selain ada yang gila, ada juga yang lucu.
"Di sini ada yang udah beli tiket BKUI 13?"
Rata-rata di setiap kelas, setengah dari total siswa yang ada di tiap kelas, tangan nya terangkat semua untuk pertanyaan ini.
"Beli nya yang harganya berapa?"
Rata-rata menjawab yang Rp 23.000. Harga tiket early bird yang dijual sejak pertengahan bulan Juli lalu. Gw roadshownya? Bulan September.
"Buat yang udah beli tiket? Ada yang tau acara BKUI kayak gimana?"
Gak ada yang ngangkat tangan satu pun.
"Jadi, kalian beli tiket tanpa tahu acaranya kayak gimana?"
Subhanallah. Segitu percayanya ya kalian sama BKUI :)

Pertanyaan demi pertanyaan memenuhi Roadshow. Penjelasan hanya diberikan di bagian perbedaan program studi, biaya masuk, dan cara membeli tiket. Penjelasan tentang UKM? Gw hanya menyandingkan BEM dengan OSIS, DPM dengan MPK,  Liga Tari dengan Tarkar, Paragita dengan Vocsa, SUMA dengan Bullets, Mapala dengan PPRPG-SS.

Closing statement di setiap kelas, selalu gw yang (sengaja) mengambil alih. Dengan isengnya, gw menutup roadshow dengan kalimat...
Waktu MOS dulu, mungkin ada orang-orang yang pernah berpesan ke kalian, jangan batasi diri kalian...
Tepat setelah gw menyebutkan empat-kata-terakhir di kalimat ini, semua raut wajah di hadapan gw, tanpa dikomando serempak berubah. Tersenyum pernuh makna. Menghela nafas. Bahkan ada beberapa yang merubah posisinya. Seolah empat kata tersebut secara berjamaah mengembalikan masing-masing ingatan mereka di masa tiga tahun yang lalu.

Ah, sosok-sosok itu selalu punya ruang di hati banyak orang, ya :)
Dan sekarang, BKUI 13 mau berpesan... Break Your Limit! Kami tunggu tanggal 6-7 Oktober 2012 di Balairung. Kami tunggu di UI  tahun depan.
Terima kasih untuk antusiasmenya, Meriam Baja. Terima kasih untuk membeli tiketnya. Terima kasih untuk kehadirannya di BKUI 13. Paling penting dari semua ini, terima kasih untuk tidak mau menutup kemungkinan.

***

Ini adik gw yang hafal semua nama fakultas beserta warna makaranya

Namanya Regia. Jas hitam yang Regia pake, gw juga punya. Sekarang tergantung rapi di lemari rumah. Jakun yang gw pake? Semoga  kelak tergantung juga di lemarimu ya, Gi. Tapi warna makaranya, lebih tua dari punya gw, amin.

Siapapun yang baca postingan ini, boleh ikut bantu meng-amin-kan cita-cita adik gw yang satu ini? Hatur nuhun :)

***

Kemarin, salah satu senior gw di BKUI 13 ulang tahun. Senior gw di BKUI yang pertama kali nge-follow gw, pertama kali nge-add facebook gw, yang nitip pesen untuk nularin semangat ke temen-temen BKUI yang lain, yang setulus itu waktu ngasih selamat waktu gw jadi panitia terbaik, yang mau banget foto di sebelah gw waktu BKUI 13 berakhir (ayo ngaku, Kak! Hahaha :P), yang ngutip kata-kata gw di blog tanpa mention gw, dan yang ternyata sekarang jadi silent reader gw.

Dan yang kalau gw perhatiin, yang ternyata se-cinta itu sama BKUI :)

Selamat hari lahir Kak Anda! Sukses untuk kehidupan tingkat akhirnya dan kehidupan dunia-akhiratnya. Semoga apa-apa yang selama ini diidam-idamkan, menjadi kenyataan : menjadi ganteng.

Cerita Hari Ini - Satu Minggu yang Lalu

Selamat malam, Bogor.

Tepat satu minggu yang lalu, terhitung saat gw mengetikkan tulisan ini, gw menghabiskan malam yang sama dipelukanmu. Sama-sama berada di Bogor. Sama-sama masih dalam atmosfer UTS. Bedanya, buku PIO yang gw pegang hari ini, penuh dengan coretan stabilo dan tempelan post it. Sedangkan buku Metpenstat 2 yang gw tenteng-tenteng di tas minggu lalu, sama sekali gak gw sentuh.

Paginya, masih gw habiskan di Depok. Kalau Icha gak bangunin gw sambil bilang, "Teh, katanya mau ngisi materi di Bogor", mungkin gw gak akan bangun dan loncat dari lantai. Iya, lantai. Ketiduran masal bersama Icha, Nila, dan Ese setelah ngerjain proposal Metpen.

Hidup gw beberapa hari belakangan kayaknya penuh lari-lari. Literally LARI. Setelah kesiangan, dan harus mengingkari janji buat nemenin Ifan ngisi materi, gw lari ke gerbang pintu Kutek, naik ojek ke stasiun, sampai lari lagi ke peron ngejar kereta. Walaupun sampai di stasiun Bogor, gak lari juga sih sampai ke SMANSA nya -___-"

Sampai SMANSA, nyari tempat buat ngelanjutin slide presentasi di laptop. Disediain tempat sama Qorib dan Regia. Aldy turun dari aula ke bawah. Nemenin gw nyelesein presentasi. Lagi gak seantusias biasanya nyapa anak-anak. Slide ini harus selesai sebelum jam 3 sore ini. Sekarang? Jam 11, dan kalau boleh dibilang, belum dimulai sama sekali.

Ifan dan Ditho turun dari aula menghampiri gw. Gw nyapa sekenanya masih sambil melototin laptop. Seperti biasa, tau gw lagi gak santai sama si slide presentasi ini, tanpa diminta Ditho nyodorin botol minumnya. Nyuruh gw minum. Nanya gw udah makan atau belum. Dan nawarin beliin makanan pas tau gw belum sarapan.

Ini Ditho. Ketua umum gw.

Setelah ngobrol sebentar, dan tentu saja gw masih melototin si slide ini, Ditho pamit duluan. Harus nganterin nyokap sebelum nanti malem balik lagi ke sini. Ifan juga harus pamit duluan, melanjutkan pekerjaannya, literally pekerjaan, di Mampang sebelum nanti malam balik ke sini lagi.

Ini Ifan. Observasi dan Pengembangan gw.

Tinggalah gw dan Aldy. Aldy bantuin gw nyelesian presentasi. Lebih tepatnya, bantuin bikin gw ketawa-ketawa karena gw terlalu serius sama si slide. Jam menunjukkan pukul 13.00. Slide masih belum beres. Gw masih sama Aldy dengan si slide presentasi. Ditambah satu kerjaan lagi, nunggu Aufa yang, gw tangkep dari smsnya, udah di jalan menuju ke sini.
Gw : Dy, katanya lw harus jemput Siska. Jemput dulu gih sana.
Aldy : Nanti ah. Nungguin lu beres bikin slide dulu.
Satu jam kemudian.
Gw : Dy, lw nungguin gw mah gak beres-beres, kasihan Siska nungguin.
Aldy : Kasihan lu nya sendiri, Tuth. Gua nunggu sampai Aufa dateng dulu biar lu ada yang nemenin. Baru gw jemput Siska.
Ini Aldy. Bendahara umum gw.

Sayangnya, Aufa ditungguin gak dateng-dateng. Di paragraf selanjutnya, kita akan mengetahui kenapa Aufa gak dateng-dateng. Setelah gw yakinkan kalau gw gak masalah sendirian nyelesain slide presentasinya, Aldy pun berangkat ngejemput Siska.

Gw masih berkutat dengan si slide presentasi. Sambil senyum-senyum ngedengerin berantem-becandaannya  osdem dan BPPKO di ruang panitia. Sampai akhirnya, Aufa datang.
Gw : Heh, kemana aja Fa baru dateng. Katanya udah di jalan dari tadi?
Aufa : Emang gw bilang udah di jalan, Bos? Khan gw bilang segera ke sana.
Gw : Lah, gw khan mikirnya kalau segera udah mau berangkat dari rumah.
Aufa : Hahaha, segeranya gw khan beda. Waktu itu variabel, Bos. Punya nilai yang berbeda-beda untuk setiap orang.
Ini Aufa. Kabid 5 gw.

Brainstorm sama Aufa. Tentang slide. Tentang PR yang belum selesai. Ngomongin goal, metode, nilai, debrief, jembatan. Emang paling-paling lah brainstorming sama Aufa. Semua kosakata yang ada di Fisika dan Psikologi keluar semua. Dan percakapan yang paling gw suka,
Aufa : Sekarang kita harus satu frame dulu nih, Bos, tentang goalnya. Kalau udah satu frame, baru ngomongin metodenya. Bener gak?
Gw : Bener, Fa, bener banget.  (muka nya masih ragu)
Aufa : (menangkap keraguan yang tampak di muka) Bener gak nih, Bos?
Gw : Bener sih, Fa. Bener banget. Bener tapi belum tentu gw terima loh..
Aufa : -____-"
Gak semua orang bisa menerima kebenaran khan, Fa? ;)

Jam 15.30. Aldy kembali. Waktunya masuk aula ngisi materi bareng Aufa dan Aldy. Senyum-senyum ngeliat calon OSIS nya yang narik nafas dan menghela nafas waktu ngeliat sosok-sosok yang gw presentasiin. Capek ya, Dek ngeliatnya? Kebayang lah ya gimana capeknya gw yang bikin slide dan denger ceritanya langsung :)

Materi selesai. Maul datang. Gw, Aldy, Aufa, dan Maul berangkat ke Pak Ewok. Makan. Pernah jadi sharer dan ngisi materi? Pernah nemu kondisi se-capek itu karena energi dan emosinya habis setelah ngisi materi? Kondisinya, sore itu gw lagi se-capek itu. Malam sebelumnya bergadang ngerjain proposal Metpen. Malam sebelumnya bergadang nyelesain PR untuk malam ini. Emosinya lagi gak sestabil itu, yang sebenernya bisa bikin gw marah-marah ke mereka karena sempet ngerasa ditinggal sendirian. Hebatnya, sama mereka-mereka ini gw gak bisa benar-benar marah. Di paragraf-paragraf selanjutnya, kita akan tahu bahwa ternyata gw emang gak seharusnya marah karena gw emang gak pernah berjuang sendirian.

Selama di mobil, pas makan, dan perjalanan pulang, otak gw masih ketinggalan di SMANSA. Masih ada PR yang belum selesai untuk malam ini. Waktu makan gak nemu benang merahnya dari PR yang belum selesai. Makin puyeng lagi, di mobil saat perjalanan pulang ke SMANSA, gw lagi pengen mikir cepet, bergesekan dengan Aufa yang masih dengan berpikir konstruktifnya, tapi Aldy nambahin pikiran dengan situasi yang gak relevan dengan yang kita omongin. Paniklah gw. Sampai tiba-tiba, a-b-c itu dengan manis disimpulkan oleh Maul.
Maul : Yaudah yaudah, sekarang gini aja. Kita pake usul Tuti dan Aufa. Dan yang lu bilang Dy, kita terima aja kalau kita emang kayak gitu.
Ini Maul. Kabid 7 gw.

Sampai SMANSA, gw lari (tuh khan, hidup gw lagi bener-bener lari-larian belakangan ini). Nyamber laptop, masuk kelas. Menyelesaikan PR yang diselesaikan dengan manis oleh Maul.

Satu-satu orang-orang yang memenuhi daftar panjang orang yang gw sayang berdatangan. Dan gw, se-capek itu untuk menyapa dengan kegembiraan seperti biasanya. Pelan-pelan ambil posisi di pojok, buka buku Metpen. Ditutup lagi.

Pukul 01.30. Duduk melingkar di kelas. Bersama Ujhee, Nisop, Aufa, Opik, Dimash, Maul. Gw gak duduk. Meringkuk di lantai. Tidur. Menutupi badan dengan jaket Maul dan jaket Nisop. Tumbang. Membiarkan selanjutnya urusan ini, diambil alih oleh mereka. Dan di sini, gw tahu kalau gw gak pernah berjuang sendiri.
Dimash : Si Tuti mana?
Opik : Ini, dibalik jaket. Biarin aja si Tuti tidur. Kasihan capek.
Ini Opik. Kabid 3 gw.

Gw bangun. Di hadapan gw ada Nisop dan A'Fadlan. Masih dengan muka bantal lantai ngambil chiki karena kelaperan. Di tengah sadar gak sadar curhat colongan ke A'Fadlan. Di tengah sadar gak sadar pula gw disadarkan sama A'Fadlan.
A'Fadlan : Tuti mah masih punya banyak kesempatan, Tuth.
Ini A'Fadlan. Ketua 2 gw.

Iya A. Gw punya. Banyak. Terima kasih :)

Pukul 02.00. Pekerjaan besar ini dimulai. Bukti gw gak pernah berjuang sendiri? Masing-masing dari kami, tahu apa yang harus kami lakukan. Tahu ada rasa cinta yang sama yang harus disalurkan. Saking besarnya rasa cinta masing-masing, sudah cukup besar untuk membuat gw tidak harus berbuat apa-apa pagi itu. Gw hanya duduk di tengah lapangan. Menyerahkannya pada mereka yang sama-sama se-sayang itu sama adik-adiknya. Mendengar lagi teriakan ketegasan atas nama cinta. Langitnya bagus. Ya Allah, semoga malam ini adik-adinya paham, kalau kakak-kakaknya se-sayang itu sama mereka.
Ujhee : Mana kordinasinya?! Dikasih kesempatan pertama, leye-leye! Dikasih kesempatan kedua masih leye-leye juga! Hey! Mau jadi apa OSIS nya?! Mau jadi apa?!
Ini Ujhee. Sekretaris Umum gw.

Iyel-iyel OSIS pun menggema. Pekerjaan besar itu telah usai. Gw lari, lagi. Menghampiri Opik dan Dimash. Kalau ada yang harus gw peluk malam itu, ya mereka berdua. Tapi menjabat tangan mereka yang penuh peluh saja, sudah lebih dari cukup untuk tahu... kita punya rasa sayang yang sama besar untuk mereka. Terima kasih Pik, Dim, terima kasih banyak.
Dimash : BT gw. Gw teriak OSIS gak ada yang nyahut.
Ini Dimash. Ketua 2 gw.

Pukul 06.00.
Gw : Semuanya, gw pulang duluan yaa. Ngejar kereta ke Depok lagi nih.
Nisop : Sendiri, Tuth? Aku anterin aja pake motornya siapa gitu.
Ini Nisop. Kabid 4 gw.

Selamat malam, Bogor.

Bisa bayangkan gak rasanya jadi gw? Gw segitu disayangnya sama mereka. Mereka-mereka dan kelakuan-kelakuannya lah yang bikin gw dengan pe-de nya bilang, kalau gw gak pernah berjuang sendirian. Hari ini 27 Oktober 2012. Kincir itu berulang tahun yang ke-4. Mereka berulang tahun. Kami berulang tahun.

ini mereka, ini kami, ini kita

Selamat ulang tahun ya, kita. Jangan lupa pulang untuk adik-adiknya. Jangan lupa pulang untuk kita. Tiap SMANSA Day, tiap BLDK :)

***
"Tuth, lo Windmill banget ya?"
Beberapa waktu lalu sempet ditanya gitu sama sahabat gw. Cuma gw jawab dengan senyuman. Lebih karena nadanya bukan seperti sebuah pertanyaan, tapi pernyataan. Kalau pun itu sebuah pertanyaan, boleh gw jawab sekarang?
"Iya, gw Windmill banget. Lebih tepatnya, OSIS SMANSA banget"

Kamis, 25 Oktober 2012

Cerita Hari Ini

Selamat malam, Bogor.

Saat gw berpikir untuk membuat tulisan ini, gw lagi di kereta Commuter Line tujuan Bogor. Masih dalam  keadaan terengah-engah setelah lari dari Detos ke Stasiun Pondok Cina buat ngejar kereta. Tepat setelah  gw melewati petugas pengecekan karcis, kereta datang. Tentu saja, sebahagia itu untuk para anker (baca : anak kereta) setelah lari-lari, dapet kereta tanpa harus nunggu lama, dan tau kalau kondisi di dalam kereta... kosong. 

Dari jendela kereta, mataharinya kelihatan bagus. Bulat sempurna berwarna jingga. Gak ada silau-silaunya. Ditantang kayak apa juga gak bikin sakit mata. 

Sambil main petak umpet sama matahari yang sesekali ketutupan pohon, rumah, dan tiang listrik, gw curi-curi  pandang ke arah anak kecil di hadapan gw. Lagi dipangku sama ibunya. Umurnya sekitar 2-3 tahun. Kawan, mari gw ajak membayangkan apa yang terjadi pada gw di malam sebelumnya. Kemarin malam, gw belajar Psikologi Perkembangan dan Anak Luar Biasa untuk persiapan UTS hari ini. Ngehajar ngebaca dua buku  yang tebelnya kayak bantal dan padat tulisannya kayak kereta arah Bogor waktu jam pulang kerja. Dibaca dengan kecepatan membaca yang tentu saja bukan sesuatu untuk dicontoh di H-sekian jam UTS. Alhasil, kepala gw dipenuhi sama teori-teori Psikologi Perkembangan dan teori-teori Anak Luar Biasa yang gak bisa dipisahkan dengan anak-anak. Jadilah anak kecil di hadapan gw itu, gw perhatiin dari ujung rambut sampe ujung kaki. Gw cocokin sama apa yang gw pelajari.

Kalau umurnya sekitar 2-3 tahun, berarti masih masuk tahap perkembangan tiga tahun pertama. Kepalanya kelihatan lebih besar dari badannya. Cocok sama teori Cephalocaudal yang bilang kalau anak di tahapan ini, pertumbuhan fisiknya nya bermula dari kepala dulu, terus sampai ke kaki. Itu mengapa ada kecenderungan kepalanya berukuran lebih besar dari badannya. Anaknya lagi ketawa-ketawa sama ibunya pas gw perhatiin. Pas noleh ke arah gw dan gw sapa dan senyumin, langsung  cemberut aja loh, heuheu. Alamaak. Kakak gak gigit, Dek -___-" Apa adeknya mengalami stranger anxiety ya? Kecemasan karena kehadiran orang asing. Terus waktu dia ngemut jarinya sendiri, waktu ngeliat giginya udah tumbuh rapih, teori-teori perkembangan fisik anak di tiga tahun pertama pun berputar-putar di kepala gw. Emaaak, toloooong! Saya kecanduan Psikologi Perkembangan *kibas-kibas bendera putih*. Sampai dedeknya turun di Stasiun Cilebut, masih aja lah gak mau ketawa pas ngeliat gw, hahaha -___-"

Sampai di Stasiun Bogor, salah satu ritual yang sering gw lakukan tanpa gw sadari adalah... menghirup dalam-dalam udara Bogor. Ini agak lebay sih. Tapi yaa... buat gw udara Bogor tuh udah kayak aroma terapi. Masalah ketinggalan semua lah di kereta. Di bawa balik sama Commuter Line ke arah Jakarta Kota.  Kalau Neng Acy suka bau tanah habis hujan, kalau buat gw, gak usah hujan juga gw suka udara Bogor di sore hari.

Matahari terbenam hari ini, gw dapat di  sudut jendela angkot ke arah rumah gw. Diiringi kemacetan luar biasa menjelang Idul Adha besok. Ditemani sahut-sahutan suara takbir di beberapa sudut mesjid. 

Matahari terbitnya?

***

Selamat pagi, Depok.

Pagi ini, dimulai dengan gak bisa masuk ke kamar kostan sendiri, hahaha :P Ceritanya, Teh Cune kemaren malam nginep di kostan gw. Gw nya nginep di kostan Icha yang cuma beda 2 kamar dari kostan gw. Belajar bareng buat UTS hari ini. Payahnya, gw lupa bilang ke Teh Cune kalau pintu kamar gw itu kadang-kadang cuma mau nurut sama pawangnya. Jadilah Teh Cune yang ngunci pintu kamar dari dalam, gak bisa ngebuka pintu waktu gw mau masuk karena pintunya ngadat. 

Terima kasih Teteh sudah mampir. Main-main lagi ya, Teh, besok-besok. Tapi kuncinya biar Tuti aja yang pegang, Teh, hehehe :P

Satu jam kemudian, gw sudah duduk manis di Bikun dengan Icha. Sambil ngebuka buku Psikologi Perkembangan yang tentu saja belum habis kami baca. Dimulailah obrolan orang panik di dalam Bikun.
Icha : Teh, gimana doong. Ini kita belum selesai bacanya. Alub juga belum selesai.
Gw : Yaelah Cha. Gw juga belum beres kok. Kalau kata twitter mah, Cha, hastag YNWA.
Icha : YNWA apaan teh?
Gw : You Never Walk Alone Cha, hahaha. (mukanya tenang, ketawanya panik)
Menit selanjutnya, gw udah duduk manis di dalam ruang ujian. Dan di sini, momen gak kebeli itu terjadi. Saat lw dipahami sama orang yang sebenernya berhak marah karena sudah lw kecewakan.

Hari lewat di depan kursi gw. Setelah segitu gak beraninya gw ngeliat Hari karena, dengan penuh kesdaran gw tahu udah ngecewain temen gw ini, akhirnya gw memberanikan nyapa Hari. 
Gw : Ri... (nunduk)
Hari : (senyum) (duduk di depan gw)
Gw : Sumpah gw gak enak banget, Ri. Maafin gw.
Hari : (senyum)
Gw : Jadi gimana?
Hari : Sayang banget sih, Tuth sebenenrya.
Gw : Maaf, Ri (nunduk)
Hari : (senyum) (ngangguk) Gapapa, Tuth (berajak dari hadapan gw)
Bahkan mungkin gw lebih terima lw marah di hadapan gw, Ri daripada dipahami sama lw kayak gini. 
Dosen : Saya beri waktu dua menit untuk berdoa.
Ujian Psikologi Perkembangan pun, dibuka dengan dua doa hari ini. Semoga UTS ini dilancarkan. Dan semoga, gw selama ini gak pernah ngerasa berjuang sendiri, Ri, dan semoga lw pun merasakan hal yang sama untuk beberapa bulan ke depan. Walaupun cerita kita, sepertinya belum akan bersinggungan lagi dalam waktu dekat.

Parah. Kalau lw lupa bersyukur untuk nikmat punya teman yang satu ini, Tuth.

UTS pun berlanjut. Gw berpindah ruangan untuk ujian mata kuliah Anak Luar Biasa. Mata kuliah ini juga sering disebut dengan mata kuliah anak berkebutuhan khusus. Mempelajari tentang anak-anak tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, ADHD, tuna daksa, autism, dan gangguan-gangguan lainnya, tentang simtom-simtomnya, dan intervensinya dalam dunia pendidikan.

Gw sekelas sama Ogi, teman satu angkatan gw yang merupakan penyandang tuna netra. Iya kawan, tuna netra, hanya memiliki kemampuan mendeteksi tempat gelap dan terang, tapi berhasil jadi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2011. Jangan tanya bagaimana caranya Ogi bisa masuk sini. Tentu saja jawabannya berjuang, bukan?

Bersyukur. Pernah dapet kesempatan untuk ngeliat langsung perjuangan Ogi selama jadi mahasiswa... perantauan. Iya. Ogi anak rantau dari Sumatra Barat. Anak rantau yang berhasil membuktikan bahwa keterbatasannya bukan hambatan untuk berjuang sampai ke luar pulau. Walaupun Ogi pernah bilang,
Ogi : Aku sebenernya gak tau, Tuti, Sumatra Barat - Depok itu jauhnya segimana. Tapi aku mau buktiin kalau aku bisa masuk UI, yang katanya universitas terbaik. Di mana pun letaknya. Sejauh apapun jaraknya sama rumah Ogi.
Malu gw. Pas gw kekeuh mau nganterin Ogi dari Psiko sampe asrama di awal-awal jadi maba karena Ogi gak ada temen pulang. Padahal Ogi punya segitu baiknya kemampuan dalam orientasi medan yang membuatnya bis akhatam kemana-mana sendiri, termasuk naik turun Bikun. Malu gw. Ketika gw diskusi sama Ogi tentang mata kuliah, keterampilan mendengar Ogi yang segitu baiknya membuat Ogi sanggup mengingat detail perkataan dosen yang mungkin gw aja gak inget dosennya pernah ngomong kayak gitu. Ah, Allah mah khan Maha Adil khan ya? Memberikan keterbatasan di satu aspek, melebihkan di aspek yang lain. Gw kalau deket-deket sama Ogi, ya ingetnya sama yang Paling Sempurna terus. Hal itu pun terjadi lagi hari ini. 

Seperti yang sudah gw ceritakan sebelumnya, Alub (baca : anak luar biasa) pun gak beres gw baca satu buku. Dalam keadaan seperti itu, Ogi minta tolong ke gw untung ngedongengin tentang materi Alub apapun yang sudah gw pelajari. Gw memang sering dipercaya buat ngedongengin materi kuliah buat anak-anak. dengan tujuan membuat materi yang sulit bisa lebih sederhana dengan penggunaan bahasa gw. Tapi kondisinya, gw biasa ngedongengin ketika gw udah khatam sama materi itu sendiri. Lah ini? Gw belum baca  materinya sampe beres -____-"

Setelah jujur kepada Ogi bahwa gw belum khatam sama materinya dan menawarkan untuk benar-benar membacakan apa yang ada di buku saja tanpa gw parafrasekan sama sekali, Ogi pun setuju. Ekstremnya, gw ambil bab yang sama sekali belum gw sentuh : tuna daksa.

Emang dasarnya suara gw gak kekontrol alias gede banget kalau lagi ngobrol, dongengan gw pun menarik perhatian orang sekitar. Makin lama makin rame yang ngedenger. Makin bikin gw panik karena : 1) bentar lagi UTS dimulai, 2) salah ngomong bisa berbuntut panjang pada kesalahan orang-orang yang denger. Terbuktilah kepanikan gw berujung pada slip tounge beberapa kali. Contoh ekstremnya : kata sebelum gw baca cerebellum -___-"

Kegiatan mendongeng mulai masuk ke bahasan tuna daksa yang diakibatkan oleh faktor keturunan atau gen. Beberapa kali gw menyebutkan fakta bahwa ketika penyebab gangguan adalah gen, anak laki-laki memiliki resiko pembawa yang tinggi dibandingkan anak perempuan. Fakta tersebut pun diiringi oleh celetukan Ogi dengan nada yang luar biasa polos,
Ogi : Tuh khan. Laki-laki yang selalu jadi korban.
Gw dan anak perempuan lainnya gemes aja loh denger celetukan Ogi, hahaha. Kapan lagi coba laki-lagi dianggap jadi korban? Akhirnya celetukan Ogi dibawa ke ranah akademis. Pembahasan dilakukan mulai dari karakteristik laki-laki yang juga memiliki kromosom X. Apabila gangguan datang dari kromosom ibu, anak perempuan tentu saja masih memiliki kemungkinan menjadi carrier, bukan pembawa, karena masih ada kromosom X satunya yang masih normal. Sedangkan ank laki-laki? Jelas langsung menjadi pembawa karena satu-satunya kromosom X membawa sifat gangguan tersebut dari ibunya. Tapi tetep aja, Ogi bertahan dengan celetukannya.
Ogi : Tetep aja laki-laki yang selalu jadi korban khan?
Hahahaha. Ogiiiii, gemes banget gw dengernya. Saking gemesnya gw bilang,
Gw : Gi, suatu saat nanti, akan gw tunjukkan kalau cewek yang selalu jadi korban, hahaha :P
Kenapa pada akhirnya gw selalu ketagihan kalau disuruh ngedongeng. Kenapa gw sesenang itu kalau dapet kesempatan jadi sharer. Kenapa gw sebahagia itu ketika bisa jadi mentor. Karena jadi pendongeng, sharer, dan mentor itu, ilmunya mantul balik. Seharus-berterima-kasih itu gw sama Ogi yang minta gw dongengin tadi. Semua yang gw dongengin ke Ogi, yang mungkin gak akan gw baca kalau Ogi gak minta dongengin, keluar semua di UTS. Makasih Ogi. Makasih banyak :)

UTS Alub selesai. Bergegas menuju kostan untuk berkemas menuju Bogor. Sambil berkemas, kedatangan tamu lagi. Amal, Psikologi UI 2012. Caang angkatan 6 gw di Gandewa. Sebelumnya, pernah jadi mentee gw di Prosesi. Dan sekarang bersinggungan lagi di PDKM. Judulnya Amal pengen ngobrol. Hatur nuhun sudah berkunjung Amal. Terima kasih untuk membuat gw bilang, kalau gelas diisi batu kecil duluan, besok-besok batu gedenya gak bisa masuk ke dalam gelas. Tapi kalau batu gedenya masuk duluan, besok-besok batu kecilnya bisa lancar jaya masuk gelas lewat celah-celah si batu besar. Makasih udah buat gw bilang gitu, Neng. Karena gw akan begitu mengingat kata-kata yang gw ucapkan sendiri.

Perjalanan dilanjutkan bersama Icha, ke Detos. Sebelum gw pulang ke Bogor dan sebelum Icha pulang ke Purwakarta. Gw dan Icha ke Detos untuk membeli kebutuhan untuk Simulasi Mengajar GUIM Angkatan 2 pekan depan. Bersama Icha, Acy, Nova, Obed, Fitri, Kak Mute, Kak Kunti, dan Kak Citra, dari Psikologi gw lolos seleksi wawancara GUIM Angkatan 2. Tahap selanjutnya adalah simulasi mengajar. Peserta yang lolos akan melakukan simulasi mengajar di hadapan anak-anak SD yang sesungguhnya di dalam ruang kelas. Kelas apa dan materi apa yang akan diajarkan, telah ditetapkan oleh panitia. Peserta seleksi diharapkan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dan sekreatif mungkin untuk seleksi simulasi mengajar ini.

Senyum-senyum waktu gw tahu liat jadwal gw. Gw dapet kelas 5 SD, mata pelajaran bahasa Indonesia, dan materi... puisi.

Yuk, ikut ibu meramu kata dan meracik makna :)

Ngomong-ngomong soal Obed, semoga kita bener-bener dapet kesempatan ya Bed. Terima kasih untuk semangatnya selama ini. Yuk semangat lagi untuk minggu depan? :D Oia, terima kasih juga buat tolak anginnya. So sweet aja loh Bed ngasih tolak angin di minggu-minggu bergadang gini, hohoho :P

Setelahnya, gw dan Icha berpisah. Icha menuju Margonda untuk naik bus ke Purwakarta, gw menuju stasiun Pocin untuk naik kereta ke Bogor. Persis saat gw melintasi perlintasan kereta api, ada yang melintas di kepala gw.
Penerimaan itu... gak kebeli, Tuth. Itu yang jadi masalah utamanya. Memaksa membeli penerimaan.
Sekarang, lw sadar kalau lw gak bisa hidup untuk diri sendiri. Sadar kalau selama ini lw selalu hidup untuk orang lain. PR nya sekarang, kepada siapa hidup lw akan dengan benar dialamatkan, Tuth.
Teng..Tong..Teng..Tong.. Hati-hati di jalur 2, akan masuk kereta Commuter Line dari arah utara tujuan Bogor.

Refleks liat jam.
Sekarang, atau harus nunggu lebih lama  lagi. 

Lari, Tuth!

Selasa, 23 Oktober 2012

Senin, 22 Oktober 2012

OSIS Electra SMAN 1 Bogor


Lambang OSIS Electra 2012/2013

Susunan Dewan Harian dan Ketua Bidang 
OSIS Electra SMAN 1 Bogor 2012/2013

Ketua Umum : Galura Wirautama

Ketua 1 : Umar Fadhil

Ketua 2 : M.Fahmi Permana

Sekretaris Umum : Shofwah Aussie 

Sekretaris 1 : Sarah Asmarani

Sekretaris 2 : Amalia Fauhanisa

Bendahara Umum : Mu'minah Mustaqimah

Wakil Bendahara : Galih Dwiyan 



Kabid 1 : Fadhel Audia Yusran

Kabid 2 : Adliah Fitri Annisa

Kabid 3 : Faishal M Razid

Kabid 4 : Amira Rifda

Kabid 5 : Rafi Irfan

Kabid 6 : Nur Fadhiyah

Kabid 7 : Amirul Fajar Mahardika

Kabid 8 : Sabrina Ceasy

Kabid 9 : M. Suharyanto

Kabid 10: Vinnyssa Anindita


Beruntung bisa jadi salah satu saksi tumbuhnya kalian satu bulan ke belakang. Semoga berkesempatan bertemu lagi dalam waktu dekat :)

Minggu, 21 Oktober 2012

Pekerjaan Besar

07.00 waktu Indonesia bagian Depok.

Selamat pagi, Depok.
Saat gw mengetikkan tulisan ini, gw baru sampai di kamar kostan. Baru pulang dari Bogor. Terjaga  semalaman setelah melakukan sebuah pekerjaan besar. Bersama orang-orang besar.

Andai saja gw bisa meluk kalian, hei Kiagus Aufa Ibrahim, Dimash Narendra, M.Taufiqurrakhman, Setyo Adi Harnandito, Aldy Ramadiansyah. Sayangnya, gw memang hanya bisa meluk Annisa Sophia dan Fauzia Ratna Furi.

Pekerjaan besar itu telah usai, Kawan. Kita berhasil. Terima kasih banyak Windmill. Selamat berputar kembali, di tempat terbaiknya masing-masing.

OSIS!
We're gonna fight, fight, OSIS fight!
We're gonna win, win, OSIS win!
We're gonna fight, fight, fight!
We're gonna win, win, win!
We are OSIS SMA satu!

***
Selamat datang, OSIS Elektra :)

Jumat, 19 Oktober 2012

Telat

Jadi, ceritanya ini telat banget. Baru engeh kalau di semester 3 ini, gw dapet dosen-dosen yang se-alhamdulilah itu.

Mas Asup di Metodologi Penelitian dan Statistika 2. Mba Airin di Psikologi Pendidikan. Mba Ira di Psikologi Belajar. Mba Luci di Anak Luar Biasa. Mba Ita di Psikologi Perkembangan. Mba Dian di Psikologi Sosial. Pak Urip di Psikologi Industri dan Organisasi.

Selamat UTS Annisa Dwi Astuti!  ^o^)9 
Semangat untuk menebus kesadaran yang datangnya belakangan.

Rabu, 17 Oktober 2012

Cuma Manusia

Satu lagi. Di fakultas ini, gw belajar memanusiakan manusia. 
Belajar melihat manusia... sebagai sebenar-benarnya  hanya seorang manusia.

Yang dibalik tangguhnya, ada air mata. Di balik berjuangnya, ada kesakitan. Di balik kegagahannya, ada kerapuhan. Di balik keceriaannya, ada kesendirian. Di balik kesabarannya, ada kelelahan. Di balik pemahamannya, ada pertentangan. Di balik senyumnya, ada pertahanan. Di balik penerimaannya, ada ketidakmengertian. Di balik keikhlasan, ada pengharapan.

Di balik terangnya, ada kegelapan.

Sampai pada akhirnya, semua ini mendaratkan segala bentuk kekaguman  pada satu tujuan. Penciptanya.

#NowPlaying : Cuma Manusia - Kerispatih
Ini diriku dan beginilah dirimu

Tak pernah sempurna cuma manusia

Selasa, 16 Oktober 2012

Gak Bisa (atau Gak Mau?)

Mood si empunya blog ternyata bisa amat sangat berubah drastis kalau lagi jadi sharer dan listener :)

Seseneng itu pas ngisi materi di BLDK. Walapun pake acara bolak balik Depok-Bogor.
Seseneng itu pas lagi sesi mentoring KAMABA. Walaupun pake acara sakit tenggorokan.
Seseneng itu pas lagi roadshow Bedah Kampus di SMA-SMA. Walaupun sakit tenggorokannya gak ketulungan.
Seseneng itu pas ngedengerin orang cerita. Walaupun gw tahu kalau hanya bisa sebenar-benarnya mendengar.
Seseneng itu waktu sharing sama caang Gandewa habis jogging. Walaupun hanya sesebentar itu.

Dan...

Seseneng itu waktu tahu kalau ternyata... masih dikasih kesempatan untuk terus mencari tahu, tahun depan punya kesempatan memberi arti, atau tidak :)


Ah, kalau gini urusannya, kayaknya si empunya blog memang gak bisa (atau gak mau?) hidup untuk diri sendiri :)

Ter-a-khir

Save the best for the last-
Semoga masih mau beriringan dengan kalimat ini. Ayolah, Tuth. Ayolah. Ini untuk yang terakhir kalinya kok. Mau ya? ya? ya?

Bismillahirahmanirrahim.

Kawan, mohon bantuannya untuk mengingatkan yang empunya blog, bahwa ia pernah menuliskan postingan yang berjudul : 
Ter-a-khir-

Langit (Masih) Amat indah

Hari ini jogging rutin Gandewa. Bareng caang (calon anggota) angkatan 6. Dan yang membuat nyess sore ini adalah... gw baru menyadari satu hal. Mereka-mereka yang ada di hadapan gw tadi, adalah orang-orang yang mengenal dan sudah gw kenal lewat Cerita Hari Ini (2) , mentee gw di KAMABA, dan yang pernah mewawancarai gw waktu Prosesi kemarin.

Dear kalian,
Semoga berjodoh ya di Gandewa :)

#NowPlaying : (masih) Langit Amat Indah - Rida Sita Dewi

Chauvinist

Sejam doang sih di Kancil. Bareng Dimash, Opik, dan Mine. Capek gw keketawaan sampe berkaca-kaca. Gila kalian semua!

Paniknya gw beberapa hari kemarin, sempet bikin obrolan gw sama Aufa di chatting yang biasanya bisa menghasilkan sesuatu, malah jadi... maaf banget, Fa, gw lagi gak bisa mikir secara konstruktif :(

Paniknya gw beberapa hari kemarin, sempet bikin Ditho kesel karena smsnya gak dibales. Gak percaya kalau alasannya cuma karena gw gak punya pulsa. Kecurigaan lw beralasan sih, Tho. Kesel beneran gw sama lw.

Paniknya gw beberapa hari kemarin, harusnya bisa bikin gw meledak-ledak siang ini di Kancil. Ditambah lagi, gw di-bully aja loh sama Dimash dan Opik.
Gw : Jadi, siapa yang bikin dong?
Opik : Siapa lagi lah? Udah dua tahun loh, Tuth, masa gak ngerti juga.
Dimash : Ya lw lah, Tut.
Njir. Ke-la-ku-an. Hahahaha. Kapan ya terakhir kalinya gw di-bully tapi malah cengar-cengir? Cengar-cengir karena baru paham. Paham kalau kelemahan gw di hadapan mereka, selalu mau jadi yang paling pengertian.

Di tengah-tengah kepanikan beberapa hari ke belakang, ada aja tapinya yang bikin adem tiba-tiba. Ngobrol sama Teh Cune di Perpus Psiko, Ngobrol sama Fenni yang dua hari kemarin nginep dikostan, baca tulisan A'Fadlan lagi, ketemu A'Fadlan dan Teh Niken di Kancil, dan... sial gw harus jujur, ngumpul sama kalian di Kancil itu... ngademin.

Ah, berurusan sama orang-orang ini, kayaknya emang gak bakalan ada obatnya

***

Dear Osis Elektra, sampai jumpa di akhir pekan :)

Senin, 15 Oktober 2012

Kerajaan Itu

Bahkan untuk sebuah bangunan yang belum berdiri sempurna, kerajaan itu sungguh telah tampak begitu indah, Kawan. Sayang, kalau sewaktu-waktu harus terjegal. Hancur. Hanya karena ombak yang datang tanpa bilang-bilang.

Depok, 17.32 WIB.
Sisa-sisa hujan memenuhi tanah dan aspal. Basah. Langit masih mendung. Ada yang salah dengan mata gw. Langit sore ini, amat indah buat gw :)

Minggu, 14 Oktober 2012

Tentang Menumpahkan

Pada akhirnya, ketika kebutuhan akan menulis tengah meledak-ledak, ketika laptop dan koneksi internet tak selalu berada di genggaman, ketika begitu banyak lintasan pikiran yang ingin ditumpahkan, sebuah kebiasaan baru pun akhirnya terbentuk.

Tentang tumpukan post it dan sebuah pulpen. Tentang mengejar lintasan pikiran dalam hitungan detik. Tentang kepercayaan untuk selalu mau mendengar. Tentang menumpahkan. 

Dan tentang dinding kamar kostan gw, yang kini penuh dengan cerita, doa, dan pertanyaan.

Kamis, 11 Oktober 2012

Gak Bisa Dibeli

Nyaman itu... yaa bener-bener segitu gak bisa dibeli. 

Sama kayak gak bisa dibelinya waktu dapet kesempatan ngeluh walaupun cuma satu kalimat ke Teh Cune di depan lift. Sama kayak gak bisa dibelinya waktu curi-curi kesempatan ngobrol sama Raya pas lagi Fun Cooking. Sama kayak gak bisa dibelinya waktu gw bisa diajak susah-susah-an kalau urusannya sama PIO.

Gw kalau udah nyaman, segala dijabanin lah. Sayangnya, anaknya memang gak segampang itu bisa dibikin nyaman. Kalau kata Njes mah, "terbiasa menyortir kenyamanan".

Ke-Sekian

Ini salah satu percakapan yang gw suka. Karena di sini, imajinasi ini, gak pernah dibiarkan mati.
Lw tau gak apa yang ada di pikiran gw?
Apa, Tut?
Kalau nanti udah lulus kuliah, apa kabar kita ya? Nanti khan lw lulus duluan ya. Terus ninggalin gw yang masih jadi mahasiswa. Trus lw kerja dan ngelanjutin kuliah di luar negri.
Terus, Terus?
Terusannya gw nyusul. Gw lulus dari Psikologi. Trus kita gak pernah ketemu lagi. Lw kuliah dan kerja di Perancis. Terusannya gw ngelanjutin kuliah ke Jepang. Hidup sendiri-sendiri. Gak pernah berkomunikasi lagi.
Akhirnya gimana?
Sampai akhirnya, kita sama-sama balik ke Indonesia. Terus kita ketemuan. Saat itu, sahabat di samping gw ini, udah jadi CEO perusahaan minyak internasional. Dan sahabat di hadapan lw ini, udah jadi penulis besar. Penulis profesional.
Amin :) Lu mah udah pasti jadi penulis besar, Tut.
Hari ini, untuk ke-sekian kalinya gw bikin postingan hati-hati di jalan buat lw. Semoga satu hari, gw berkesempatan bikin postingan yang sama yaa. Saat lw benar-benar berangkat ke Perancis.

Have a nice trip to Borneo, Bro! Seperti yang sudah gw bilang, honestly and seriously, gw capek ngiri sama lw, hahaha.

Sehat terus ya kita. Di kesibukan masing-masing. Di tempat masing-masing. Dan di cerita masing-masing :)

Rabu, 10 Oktober 2012

(Gak Jadi) Amburadul

Jadi ceritanya mood gw amburadul sore ini. Kalung kesayangan gw putus, kesangkut pintu kostan.

Tapi malam harinya, moodnya gak jadi amburadul. Pas engeh kalau gw punya partner kestari yang segitu kecenya :D

*tos with Nila Fajar Purnama*

Bunga untuk Kakak (2)

Seminggu ini, beberapa kali dipeluk dan tos-an sama beberapa orang. Sambil dititipin sesuatu. 

Merinding.. ding.. ding.

Terlepas dari titipan-titipan-nya yang harus di-istikharah-in dulu, setidaknya seminggu ini gw tahu satu hal. Gw tahu siapa-siapa yang akan gw kasih bunga di Balairung, bulan Februari dan September 2013  mendatang :)

Senin, 08 Oktober 2012

Sabtu, 06 Oktober 2012

H-5 Jam

Gladi Resik BKUI 13.
Kak Wisnu, mulai sekarang sampai hari H, LO nya Tim Robotik Woro ya, Kak.
Kak Andrian, mulai sekarang sampai hari H, LO nya Paragita Kipli ya, Kak.
Dua tugas berhasil diselesaikan. Sesenang itu bisa menjalin tali silaturahmi dengan Tim Robotik UI dan Paragita lewat Kak Wisnu dan Kak Andrian. Terima kasih banyak Kak Wisnu dan Kak Andrian untuk kerja samanya selama ini. Untuk semua inspirasinya selama ini. Sampai berjumpa tanggal 7 Oktober 2012 di Balairung. Semoga bisa berkordinasi bersama lagi di lain kesempatan :)

H-5 Jam BKUI 13.

Harusnya sekarang udah tidur. Tapi gak bisa tidur. Dan kayaknya gak mau tidur. Setelah semua ini berakhir, sepertinya yang empunya blog akan merindukan banyak hal dari lingkaran ini.


Jumat, 05 Oktober 2012

Selebar Ini

Senyumnya gw sampe selebar ini loh.


Tiba-tiba ngeliat blog yang dianggurin dua tahun ditulis lagi. Tiba-tiba ngeliat blog yang nyaris dihapus ada tulisannya lagi :)

Kurang - Kurangin

Yaaa jangan salahin orang yang khawatir lah. Wong yang bikin orang-orang jadi khawatir adalah kelakukan lw sendiri.

Dikurang-kurangi lah, Tut, bikin orang jadi khawatir.

PDKM 2012

Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa 2012
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Suka sama tagline-nya.
Today's Learner Tomorrow's Leader :)

Langit Amat Indah

Jarang-jarang nonton film premiere di bioskop. Kalau sampe beneran dibela-belain, karena ada yang segitunya pengen dilihat. Dan bela-belain nonton Perahu Kertas 2 premiere demi ngeliat, lagi, scene pantai yang segitu okenya... terbukti memang pantes untuk dibela-belain :')

Pengambilan gambar di setiap scene pantainya, memang segitu okenya. Segitu bisa, setidaknya sementara, membendung keinginan gw untuk ke pantai lagi dalam waktu dekat.
Teh Aqist : Tut, tadi kenapa pas filmnya selesai, mukanya diem gitu?
Itu muka mikir, Teteh. Pantai sebagus itu di Jawa Barat? Sawarna kah?

Rancabuaya ternyata, Garut :)

#Now Playing : Langit Amat Indah -  Rida Sita Dewi
Lihatlah jauh,
Sejauh batas anganmu

Apa yang kau cari, telah kau miliki
Bersamamu, tanpa kau sadari...

Rabu, 03 Oktober 2012

Berbalas

Yth. Presiden Republik Indonesia

Assalamualaikum Wr. Wb.
Bapak Presiden, terima kasih. Terima kasih sudah membalas surat saya :')

Allahuakbar...

Akar masalahnya ternyata terletak pada keraguan dan kehilangan kepercayaan. Ketika kedua hal itu kembali pada komposisi yang seharusnya... 

Welcome home! Let's see apa yang akan terjadi setelah ini.

Selasa, 02 Oktober 2012

#PsikologiCerah

Kalau emosi itu equilibrium, mungkin memang minggu ini emosi si empunya blog lagi mencoba kembali ke titik seimbangnya. Minggu ini lagi sesenang itu :D

Lagi ceria kanan kiri. Senyum kanan kiri. Sapa kanan kiri. Hore kanan kiri. Pokoknya seceria itulah. Hebohnya kadang gak pake kontrol kalau lagi nyapa orang. Haaaaaiii. Pake huruf a dan i banyak banget. Haaaloo. Pake huruf a dan o banyak banget. Kalau diinget-inget,  banyak juga ya yang nanya, 
"Teh, kok lagi girang banget sih?"
Tentu saja gw jawab,
"Heh, mending gw sedih atau girang kayak gini? :D"
Salah satu  korban yang kena imbas kegirangan gw adalah Afina. Keceriaan gw bisa sampai puncaknya kalau ketemu Afina. Sesenang itu loh gw kalau ketemu Afina :D Ada yang bisa digangguin. Karena... sesungguhnya gw dan Afina adalah teman yang tidak pernah akur :P

Terbukti dengan gw yang dalam keadaan seceria dan sesenang ini, dibilang Dementor coba. Keceriaan gw hasil dari menghisap kebahagiaan orang lain katanya -__-" Tapi emang bener sih, kalau ketemu gw, mukanya Afina kayak orang yang kebahagiaannya lagi dihisap, hahaha :P 

Terus-terus, tadi sore ketemu Afina yang lagi masang papan oprec Suksesi. Tentu saja, gw gangguin, hehe :P Bukan Afina namanya kalau gak ngasih julukan aneh-aneh buat gw. Setelah Dementor, Afina pun mengeluarkan postulatnya, 
Tut, kalau Veni, Vidi Vicinya Tuti mah, "Saya datang, saya ketawa, saya pulang," ya? 
Hahahaha. Dipikir-pikir iya juga ya? Gw kalau ke Afina tuh cuma numpang nyapa, senyum, ketawa, gangguin, terus pulang, hahaha :P Apa coba obrolan serius yang pernah kita lakukan, Fin? Semoga gw yang lupa. Kalau enggak, berarti benar-benar gak ada, hehehe. Eh pernah deng. Serius banget malah. Tentang proses pembinaan di SMA kita masing-masing :)

Kapan kita lanjut ngobrolnya ya, Fin? Semoga setelah semua sivitas berhasil merasakan cerahnya Psikologi yaa :D

Ehem.. Ehem.. Oke.. Oke.. Jadi ceritanya mau mulai serius bikin postingannya.

Namanya Afina Raida Vinci. Biasa dipanggil Afina. Teman satu angkatan gw di Psikologi. Arek-arek asal Suroboyo. Saat ini, Afina sedang dipercaya menjadi Project Officer Suksesi Fakultas Psikologi UI 2012. Suksesi itu kegiatan pergantian kepemimpinan beberapa lembaga di Fakultas Psikologi, khususnya untuk BEM dan MPM. Terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan, seperti Grand Opening, Masa Kampanye, Mimbar Bebas, Debat dan Eksplorasi, Pemungutan Suara, dan Grand Closing.

Dengan membawa tagline #PsikologiCerah, hari ini papan open recruitment Suksesi 2012 resmi dibuka. Monggo-monggo buat anak Psikologi yang baca postingan ini, yang mau ikut berkontribusi di Suksesi, boleh diisi papan recruitment di depan selasar Gedung D Psikologi :D

Informasi lebih lanjut tentang Suksesi 2012, tentang bagaimana sih proses pergantian kepemimpinan lembaga di Fakultas Psikologi, atau pengen tahu emang apa yang mau dicerahkan di Psikologi,  bisa di follow twitternya di @suksesi2012. Tapi hati-hati ya sama miminnya yang bernama Cer Cer, bisa sukses bikin anda nyengir-nyengir. Kalau boleh jujur, bahkan saya baru aja keketawaan baca ulahnya si mimin di timeline :D
Boleh loh kalau ada yang mau ngaku, miminnya suksesi siapa ya?

Ini Si Cer-Cer, cerah khan? ;)

Nila : Mba Tuti, seru ya ngeliat papan oprec. PO dan PJ-PJ nya udah temen-temen kita sendiri.
Iya Nil, soalnya, memang sudah masanya :)

Di penghujung postingan ini, merangkap sebagai inti dari postingan ini, cuma mau ngasih semangat untuk seluruh panitia Suksesi 2012! Semoga dilancarkan. Semoga dimudahkan. Semoga menjadi proses pembelajaran yang indah untuk dikenang di masa mendatang. Selamat mencerahkan Psikologi :D

***

Tok... Tok.. Tok..
Dear all Panitia Suksesi 2012, ada kiriman paket.


Kiriman senyum semangat paling cerah yang pernah gw punya :D

Tentu saja, senyum semangatnya juga teruntuk Ibu Project Officer Suksesi 2012. Ini bukan senyuman terakhir saya loh, Bu. Tetap tunggu senyuman yang mengganggu dari gw selama 2 tahun ke depan ya Fin, hahaha :P

Semangat, Fin! You are cool, always :)

Dan yang paling ditunggu minggu ini selain tanggal 6-7 Oktober 2012 adalah.... *drumroll*

-Nonton Perahu Kertas 2 bareng Neng Atun a.k.a Neng Asri Hikmatunnisa :P-

#Now Playing : Tahu Diri - Maudy Ayunda
Dan upayaku tahu diri, tak selamanya berhasil...

Jaga Kesehatan

Kandidat Pengurus Harian (KPH) OSIS SMAN 1 Bogor 2012/2013 :
KPH 1 : Muminah Mustaqimah
KPH 2 : Galura Wirautama
KPH 3 : Shofwah Aussie
KPH 4 : Amalia Fauhannisa
KPH 5 : Fahmi Permana
KPH 6 : Umar Fadhil Ramadhan
KPH 7 : Galih Dwiyan Putra
KPH 8 : Sarah Asmarani Aditya
 Ikhlas itu... berbuat sesuatu. Termasuk jaga kesehatan. Perjalanan masih sangat panjang, bukan? :)

Senin, 01 Oktober 2012

Tiap Malam

Kalau kamu mau tahu apa yang aku lakukan tiap malam, aku sedang mati-matian mengejar ketertinggalan. Mati-matian meredam segala rasa iri yang mengakar. Terlebih lagi, aku tahu kita sama-sama makan nasi. Tapi kamu, sudah lebih jauh menjejak berbagai belahan bumi.

Lolos

Sekarang di latar belakang kalian jelaskan, apa pentingnya penelitian ini kalian lakukan (Mas Asup, 2012)
Hari ini di-compre sama Mas Asup tentang judul penelitian kelompok. Sesenang itu loh ketika akhirnya judulnya lolos :D Sesenang itu karena compre singkatnya Mas Asup segitu bikin mikirnya. Segitu pengen bikin kitanya nyadar  kalau kita ngerti atau enggak sih sama penelitian yang mau kita bikin.
Judul penelitian : Hubungan antara self-disclosure dan loneliness dalam hubungan pertemanan pada mahasiswa Psikologi angkatan 2011. 
Hipotesisnya, ada korelasi positif. Apa pentingnya? Kalau hipotesis teruji, semoga hasilnya bisa membantu untuk menanggapi pernyataan,
"Lu gak tau khan Tut kalau gua sering ngerasa kesepian?"