Selasa, 13 September 2011

(nyaris) Nomor 22

Mobilitas gw hari ini cukup tinggi. Kostan-Fakultas Psikologi-Gedung Rektorat-MUI-Fasilkom-Fakultas Psikologi-PKM-Stasiun UI-Asrama UI-Kostan.

Yang di bold?

Setelah sholat zuhur di MUI, gw dan Aci segera beranjak menuju Fasilkom untuk nyari makan (baca : kantin Fasilkom). Setelah keluar melalui gerbang MUI, gw dan Aci melewati jalan setapak yang terbuat dari bata dan terletak di samping MUI. Mengapa disebut jalan setapak? Karena jalan tersebut hanya dikondisikan untuk dilalui satu sampai dua orang secara beriringan. Seperti gw dan Aci tadi. 

Tiba-tiba saat tengah mengobrol, Aci menyikut bahu gw.
Aci : Teh, Teh! Ada A'Maman, Teh! A'Maman!
Mudah dikenali. Siapa juga anak UI yang tidak mengenal sosok yang satu ini?  Sosok tersebut berada tidak jauh di depan gw dan Aci. Sendiri. Sepertinya A'Maman mau menuju MUI. Yang jadi masalah adalah A'Maman melewati jalan yang gw dan Aci lewati, atau lebih tepatnya menuju ke arah gw dan Aci!

Berhubung jalan yang kami lewati adalah jalan setapak, berpapasan dengan A'Maman pun tak dapat terelakkan dalam beberapa langkah ke depan. Paniklah gw! Gw mau narik Aci untuk menghindar dan melewati jalan lain, sayangnya kanan kiri jalan setapak itu rerumputan. Sampai kesadaran pun muncul, 'Ngapain gw ngehindar? Emang gw punya dosa apa sama A'Maman? Hahaha -___-

Tapi asli loh gw deg-degan. Kharismatiknya itu looh, gak nahaaaan. Alhasil? Gw segan.

Tiba-tiba otak gw teringat sesuatu, 'Nomor 22, Tuth! Nomor 22!'

Sambil mengumpulkan keberanian, hanya dalam jarak beberapa langkah lagi, secara spontan otak gw pun mulai merangkai percapakan nekat yang gw rencanakan akan gw eksekusi dalam beberapa detik ke depan.
Assalmualaikum, A'Maman.
Maaf mengganggu. Salam kenal A.
Saya Tuti Maba Psikologi 2011.
*'Adiknya' T'Marista Farmasi UI 2007, temennya A'Maman, khan?  (rencana cadangan kalau-kalau raut wajah A'Maman mulai mengkerut)
Berhubung sepertinya A'Maman lagi terburu-buru, saya boleh ganggu satu pertanyaaaaaan aja, A? Boleh?
A'Maman, UI lagi kenapa?
Lima langkah. Empat langkah. Tiga langkah. Dua langkah. Dan di saat jarak gw dan A'Maman tinggal satu langkah?

Jegeeeeeeeeeer.

Semua rangkaian kalimat itu menguap. Suara gw berhenti di pangkal tenggorokan. Dan berganti dengan senyuman yang secara refleks mati-matian gw usahakan sesantun mungkin.

Senyuman gw berbalas.

Santun. 
Aci : Teteh ih, tadi kenapa gak jadi kenalan?

Kesadaran gw kembali, dan...
Gw : Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! Aciiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii! Suara gw gak keluar! Hahahahaha :'(
 ***

Ya Allah, malam ini saya mau membantai Psium 1. Mudahkanlah, Ya Allah. Izinkanlah buku yang setebal bantal ini, tidak benar-benar menjadi bantal malam ini :D

0 komentar: