Selasa, 03 Juli 2012

Baru Sadar

...
Gw : Ta, orangtua gw juga over protective loh..
Tata : Orangtua lu, Teh? Lu sebebas ini over protective dari mana?
...
Ibu..
Anak perempuan satu-satunya baru sadar. Ternyata kepercayaan itu telah tumbuh lama. Kepercayaan kalau anak perempuan satu-satunya bisa menjaga dirinya sendiri. Kepercayaan bahwa anak perempuannya  mampu memilih apa yang layak dilakukan. Apa yang layak diperjuangkan.

Ibu..
Anak perempuan satu-satunya baru sadar. Dulu, dirinya tidak diizinkan pergi tanpa pendampingan Sang Ayah. Tidak diperkenankan keluar zona nyaman tanpa pendampingan Sang Kakak. Saat ini, ternyata berbagai kota berhasil dilintasinya. Depok. Jakarta. Bandung. Sukabumi. Banten. Sumedang. Garut.  Tanpa dua pendampingan itu.

Ibu..
Anak perempuan satu-satunya pun baru sadar. Bintang jatuh yang ia lihat kemarin. Padang edelweis yang membentang di hadapannya kemarin. Kawah belerang yang ia lintasi kemarin. Matahari terbit dibalik gunung yang menyinarinya kemarin. Buah dari semua kepercayaan itu. Kepercayaan yang begitu mahal harganya. Karena harus ditukar dengan denting kecemasan nada suaramu dari jarak jauh.

Ibu..
Anak perempuan satu-satunya pun baru sadar. Sampai akhirnya keinginan mengabdikan diri di pulau terluar di Indonesia tahun depan tersampaikan, dirinya sepenuhnya sadar. Kepercayaan itu telah diberikan sebenar-benarnya. Seutuh-utuhnya. Hanya dengan satu syarat. Syarat manfaat yang harus disampaikan.

Dan Ibu..
Tak pernah terbayangkan bahwa dirimu memberikan izin pada anak perempuanmu satu-satunya. Izin melintasi provinsi. Izin melintasi batas ketinggian. Tanpa semua pendampingan itu.

Tapi Ibu..
Ada yang hancur sejak kemarin. Sejak turun dari pendakian 2662 mdpl kemarin. Ada mental yang harus segera dibenahi. Ada keraguan yang membuncah untuk 3676 mdpl. Ada ketakutan menjadi beban selama perjalanan. Anak perempuanmu sungguh takut ibu. Sungguh takut tak bisa menjaga dirinya sendiri.

Ibu..
Anak perempuan satu-satunya pun, mau tidak mau, sadar kembali. Ada khayalan yang menanti untuk dijadikan kenyataan. Ada pembelajaran tentang kehidupan yang menunggu didatangi. Ada izin yang tidak datang dua kali. Ada kepercayaan yang tidak dapat dipastikan kapan akan datang lagi. Pilihannya hanya dua. Mental yang harus segera dibenahi atau tidak sama sekali. Anak perempuanmu pun, memilih pilihan pertama.

Ibu..
Waktu untuk anak perempuanmu satu-satunya hanya satu minggu. Banyak yang berkata doamu selalu menggetarkan Arsy.  Boleh anak perempuanmu satu-satunya meminta didoakan (lagi)?

Tentang mental yang tidak bisa menunggu lagi untuk segera dibenahi.

0 komentar: