Kamis, 26 November 2009

Life After OSIS

25 November 2009

Maksudnya? Memang terkesan lebay gak pake sisa judul gw diatas, hehehe.. XP

Tapi.. Ya inilah gw. Orang yang terlanjur jatuh cinta sama OSIS. Orang yang terlalu sayang sama OSIS. Serta orang yang jadi salah satu korban OSIS yang mampu merubah seorang Nisa yang sangat pendiam (hahaha, mamantes!) menjadi seorang Tuti yang cerewat bukan main.

Jadi inget gw kata-kata Arin di salah satu karangannya tentang gw ketika regen, “t'tuti terlalu mencintai OSIS”. Jujur, semenjak saat itu gw berpikir (sampai kemarin), apa gw emang berelebihan ya sayang OSIS? Apa sikap gw ke OSIS selama ini gak wajar? Apa gw salah ya terlalu sayang sama OSIS?

Semenjak saat itu sampai kemarin jujur gw masih mencari-jawaban-jawaban atas pertanyaan itu, ditambah gw pernah baca di buku regenerasi Murai kalau dia pernah nulis, “Jangan pernah mencintai sesuatu melebihi cinta kepada Allah, karena ketika kita meninggalkannya akan merasa galau.”

Heu, kalau inget dua pernyataan itu gw makin ngerasa ada yang salah dengan gw. Sampai akhirnya, kemarin, 24 November 2009, gw berhasil menemukan jawaban-jawaban atas semua pernyataan itu :)

Sama seperti orang pada umunya, setiap orang butuh motivasi dan motivator untuk melakukan sesuatu, untuk membuat hari-harinya berwarna, untuk membuatnya tetap bertahan ketika terjatuh, dan untuk membuatnya terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.Gw pun pernah memiliki motivasi dan motivator itu. Dua kali. Dua kali gw punya motivator yang berhasil membuat beberapa kejadian yang luar biasa dalam hidup gw.

Motivator pertama, berhasil membawa masuk ke SMAN 1 Bogor. Gak bermaksud berlebihan, tapi memang kenyataannya seperti itu. Dia berhasil mendongkrak nilai gw saat kelas 3 SMP karena gw termotivasi dengan nilai-nilainya yang luar biasa. Saat itu, prinsip gw cuma satu, “Kalau dia aja bisa dapet nilai-nilai segitu, kenapa gw enggak?!” Dan alhamdulilah, prinsip itu yang membawa gw ngotot belajar, berusaha, dan berdoa, sampai akhirnya gw menjadi siswi di SMAN 1 Bogor. Sampai karena suatu alasan, saat ini dia bukan motivator gw lagi. Awlanya, merasa kehilangan. Sangat. Ditambah pernah ada harapan yang nyaris tumbuh, tapi tiba-tiba dicabut begitu saja sampai ke akarnya tanpa ampun. Namun, Allah bahkan membuat rencana yang sangat indah buat gw. Satu kejadian baru menegaskan bahwa Allah menempatkan dia sebagai motivator gw dalam posisi, waktu, tempat, dan perasaan yang berbeda, yang jauh lebih indah daripada dulu ketika gw pernah berharap memilikinya :)

Motivator kedua pun datang. Sama seperti motivator pertama, motivator kedua pun datang berawal dari sebuah rasa kekaguman. Kekaguman yang pada akhirnya menambah pelajaran dalam kamus kehidupan gw, jangan pernah menilai orang secara berlebihan. Walaupun begitu, dia pernah menjadi seseorang yang mengangkat semangat gw. Semangat seseorang yang tidak memiliki potensi yang terlalu menonjol di bidang akademis, olahraga, dan seni yang akhirnya mampu menyumbangakan sedikitnya dua piagam untuk SMANSA :) Cukup lama gw mengenalnya, sampai gw berani mengakui bahwa dia adalah motivator kedua gw.

Berbeda dengan motivator pertama, motivator yang kedua bahkan telah membuat gw terlanjur menggantungkan harapan. Harapan yang terlalu tinggi. Harapan yang telah ia gantungkan tapi tidak disadarinya. Sampai akhirnya gw terjatuh dari ketinggian. Sakit. Tambah sakit ketika gw sadar bahwa orang yang pertama kali mengulurkan tangan ketika gw terjatuh adalah dia! Dia yang membuat gw terjatuh. Untuk kesekian kalinya gw percaya rencana Allah selalu indah yang akhirnya menjadikan dia sebagai orang yang akan selalu mengulurkan tangan untuk gw ketika gw terjatuh, tapi gak akan pernah bisa gw genggam :)

Gw masih butuh motivasi dan motivator. Tapi gw terlalu lelah. Gw terlalu kebas dengan semua perasaan-perasaan itu. Perasaan terhadap motivator-motivator gw yang membuat gw semakin gak bisa menjaga hati dan pikiran gw. Trauma. Bahkan gw bertekad untuk gak akan pernah mencari motivator lagi. Dan gw menyadari sesuatu tentang diri gw, gw adalah orang yang terlalu menyayangi seseorang secara berlebihan ketika orang tersebut mampu membuat gw terkagum-kagum dan melakukan hal yang luar biasa buat gw.

Hingga kemarin, akhirnya gw menyadari satu hal. Sebenarnya Allah telah memberikan motivator ketiga untuk gw. Untuk gw yang terlalu kebas untuk memiliki seorang motivator lagi. Untuk gw yang terlalu mudah kagum kepada orang lain. Untuk gw yang terkadang terlalu menyayangi sesuatu secara berlebihan. Dan untuk gw yang mulai sulit untuk menjaga hati dan pikiran. Motivator ketiga gw sama dengan motivator pertama dan kedua. Sama-sama memenuhi hati dan pikiran gw, mampu membuat gw tersenyum, mengangkat semangat gw, dan meyakinkan kalau gw gak pernah sendiri. Tapi yang membuat motivator ketiga gw berebeda, ia gak pernah membuat gw bertepuk sebelah tangan, ia gak pernah membuat gw terjatuh karena harapan yang gw gantungkan selalu tersampaikan, ia gak pernah membuat gw tersakiti karena harapan yang gw tanam selalu mampu tumbuh dengan subur. Ia pun bukan seseorang yang hanya membuat gw gak bisa menjaga hati dan pikiran yang terlalu menyayangi sesuatu secara berlebihan. Ia adalah sesuatu yang malah membantu gw untuk menjaga hati dan pikiran karena ketika gw menyayanginya secara berlebihan gw bisa melakukan sesuatu untuk orang banyak :)

Sekali lagi rencana Allah selalu indah, menjadikan OSIS sebagai motivator ketiga gw dan motivator sepanjang masa bagi orang banyak..

Terjawab sudah pertanyaan-pertanyaan gw selama ini :) Makasih untuk Arin dan Murai yang membuat gw berpikir dan akhirnya gw berhasil menemukan jawabannya!

Apa gw emang berlebihan ya sayang OSIS? Apa sikap gw ke OSIS selama ini gak wajar? Apa gw salah ya terlalu sayang sama OSIS?

Maaf untuk orang-orang yang terganggu dengan rasa sayang gw yang berlebihan terhadap OSIS. Sekali lagi, inilah gw. Gw gak seperti orang-orang di luar sana yang masih memiliki seseorang yang ketika ia pikirkan masih mampu membuatnya tersenyum. Gw memang punya sahabat-sahabat terbaik di sekeliling gw, tapi sahabat-sahabat gw pun telah memiliki seseorang yang setiap saat mampu menopangnya ketika terjatuh dan mengingatkannya cara tersenyum ketika keadaan membuatnya lupa cara tersenyum. Tapi gw enggak. Dan inilah gw, yang masih sangat percaya bahwa Allah ngasih OSIS buat gw untuk jadi sesuatu yang bisa sangat gw sayangi, untuk ngejaga hati dan pikiran gw, untuk jadi motivator gw, gw yang terlalu kebas untuk memiliki seseorang lagi sebagai motivator gw...

Dan sekarang gw sudah bukan pengurus OSIS, tapi gw adalah anggota OSIS (iya gak Rai? Hehehe). Walaupun begitu OSIS akan tetap menjadi motivator gw sepanjang masa. Jabatan gw memang di-sertijab, tapi mental OSIS gw gak akan pernah di-sertijab :) Mental yang akan menemani gw untuk melanjutkan pelayaran bersama Rakit Bambu.

Walaupun begitu, gw tetaplah orang yang TERLALU SAYANG sama OSIS. Setelah tanggal 15 November 2009, putaran Windmill telah benar-benar berhenti. Avion pun bersiap untuk lepas landas. Rakit Bambu pun menunggu untuk melanjutkan pelayaran. Sebelum melanjutkan pelayaran, gw ingin menumpahakan seluruh isi kepala gw tentang OSIS yang terlalu lama tidak gw sampaikan. Jadi maaf untuk para pembaca blog apabila beberapa artikel kedepan adalah artikel seputar OSIS dan agak aneh karena mungkin isinya hanya ceracauan gw yang gak jelas. Dengan begitu berharap mampu melanjutkan pelayaran jauh lebih lapang dan menjadi sedikit bahan bakar untuk Avion yang sebentar lagi lepas landas :)

Dan inilah gw... Orang yang bersyukur karena terlalu sayang OSIS karena Allah!

6 komentar:

Shanti mengatakan...

:)
suka bgt bagian "jabatan gw memang di-sertijab, tapi mental OSIS gw gak akan pernah di-sertijab"

Shanti mengatakan...

karena 'OSIS' emang bukan di jabatan kan?

tuti mengatakan...

@ tcune : setuju bangeeeet! OSIS bukan masalah jabatan, tapi masalah lubuk hati yang paling dalam :D sayang t'cuneeeeeeeeee! :)

Shanti mengatakan...

akupuuuun (sayang tuti juga maksudnya hehe)

meskipun OSIS bukan di jabatan, tapi jabatan tetep sesuatu yg harus kita pertanggungjawabkan. tiap jabatan punya kontribusinya masing2 kan.. ga bertanggung jawab pada jabatan yg diamanahkan juga ga ngOSIS berarti

tuti mengatakan...

@ t'cune : LIKE THIS! ;D

Linea Alfa Arina mengatakan...

wah teh tuti maaf ya teh sbelumnya udah ngungkit-ngungkit masalah terlalu sayang itu ;p tapi sejak nulis tentang itupun, Arin mikir, Subhanallah teh tuti dikasih rasa sayang OSIS yang dalam dr Allah, jadi kan teh tuti bener-bener ngejaga OSIS :') terkadang aku juga pengen merasakan itu loh teh, malah bertanya-tanya sendiri, bisa ga ya suatu saat ngerasa syg sm OSIS, dan jawabannya pun bisa :) untuk ukuran terlalu atau gimananya, Arin msh belum mengerti, mungkin(+1 seri) belum ngerasain.
Makasih ya teh udh pernah kasih tugas ttg itu^^ Kalo boleh jujur, aku deg-degan sm yg aku tulis, takut ga sesuai sm keadaan teh tuti, karena yang paling mengetahui tentang diri kita ya diri kita sendiri bukan? Tapi bukan berarti menutup diri lain mengerti tentang diri kita, itu yg teh tuti ajarin, memberikan kesempatan untuk Arin bs menilai, membandingkan, tujuannya utamanya bukan buat teh tuti, bukan buat arin, tapi buat OSIS:)