Selamat pagi Ibu,
Bu, anak perempuannya sungguh sudah besar. Ia sedang menyayangi seseorang. Iya, Bu. Seseorang. Biasanya anaknya menyayangi banyak orang khan, Bu? Ini satu orang, Bu. Anaknya mulai menyayangi secara partikular. Menyayangi seorang laki-laki. Seorang teman.
Bu, ia orang baik. Kalaupun dia berengsek, setelah sholat anaknya selalu berdoa dalam dalam agar ia selalu menjadi orang baik. Begitu juga yang mendoakannya. Berharap dalam dalam selalu bisa jadi perempuan baik. Janji Allah selalu benar khan, Bu? Kalau laki-laki baik, hanya untuk perempuan baik.
Semoga anak perempuannya bisa mengelola perasaannya dengan baik, Bu. Karena ada tembok yang tidak bisa diruntuhkan anatara yang disayang dan menyayang. Ada jarak yang terlalu menyiksa jika dipaksa untuk didekatkan. Berdampak hanya akan ada urusan memendam. Dalam diam.
Ibu, untuk kali ini anak perempuannya tidak bisa mendefinisikan rasa sayang. Tolong bantu anak perempuannya, Bu. Apa rasa sayang termasuk definisi dari terus memberi walau telah remuk redam? Iya, Bu. Anaknya masih awam. Tidak tahu menahu urusan menyayangi dan sebaik baiknya memberi.
Bu, salah tidak kalau anak perempuannya menutup banyak pintu dan banyak kesempatan di luar sana? Anak perempuannya sedang belajar, Bu. Untuk memberi hati di tempat yang tepat. Untuk membagi tulus ditempat yang dirasa istimewa.
Anak perempuannya lebih memilih untuk menyibukkan diri menjadi baik dibandingkan membuka pintu, Bu. Memantaskan diri dengan yang disayang. Kalaupun ternyata anak perempuannya tidak cukup baik untuk yang disayang, berharap di kemudian hari dipertemukan dengan orang baik lainnya. Yang sama sama merasa cukup satu sama lain. Tanpa pengahrapan menjadi orang lain. Atau menjadi bayang bayang orang lain.
Bu, sungguh ia orang baik. Kalaupun tidak, hanya satu hal yang membuat anak perempuannya menganggap ia berengsek. Ia berengsek, Bu. Karena apa-apa yang ia lakukan kepada anak perempuannya, menutup mata bahwa masih banyak orang baik di luar sana.
Bu, anaknya berangkat dulu, ya. Untuk menyibukkan diri menjadi orang baik. Memantaskan diri.
0 komentar:
Posting Komentar