Mematung lama di hadapan sebuah cermin.
Menatap lamat-lamat bayangan di belakangnya.
Geram untuk segera menyapa.
Tapi untuk apa?
Kita akan mengucapkan kata yang sama, bukan?
Perlahan memiringkan kepala. Tersenyum.
Tanpa jeda se-detik pun kau mengamini gerak ini.
Masih tak percaya bahwa kita tak pernah berjeda, aku maju dua langkah mendekat.
Kau tak lantas terdiam.
Membuktikan kita tak pernah memiliki selisih jarak.
Ah, kalau begini, jarak kita akan selalu sama khan?
Kalau begitu, aku mundur ya.
Kita mundur ya.
Untuk beberapa langkah.
Toh, kita tetap satu intensi khan?
Rabu, 02 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar