15 Oktober 2010
Beberapa minggu kebelakang, kata cuaca ekstrem, cuaca buruk, kerusakan lingkungan sepertinya lagi naik daun. Mulai dari amblesnya Jalan R.E. Martadinata, banjir bandang di Wasior Papua, robohnya pohon besar yang menimpa sebuah taxi dan menghancurkan sebuah mobil, robohnya pohon beringin sampai akar-akarnya terangkat di sebuah pemakaman yang membuat beberapa makam terbongkar, jalan-jalan protokol ibukota yang tergenang air, sampai banjir di bekasi dan berbagai sudut Jakarta yang katanya kiriman dari Bogor (aduuuh, kasihan sekali dirimu Bogor, selalu jadi kambing hitam penyebab banjir ibukota).
Mendengar berita-berita itu gw cuma bisa tersenyum getir dan melanjutkan proses pembantaian gw terhadap buku-buku soal di depan gw. Mau apa gw? Toh saat ini gw belum bisa ngapa-ngapain. Jujur, satu alasan yang membuat gw bertahan dan kekeuh bin keras kepala ngejar teknik lingkungan : gw pengen punya ilmunya! Ilmu untuk (entah menghadapi, menghindari, mensiasati, ataupun mencegah) kerusakan lingkungan! Yap. Buat gw, agak no sense aja kalau ada orang yang berkoar-koar peduli sama kerusakan lingkungan, cinta sama lingkungan, tau kalau lingkungan rusak, tapi gak bisa berbuat apa-apa karena gak punya ilmunya. Okelah gw sekarang bisa memulainya dari hal-hal kecil, dari hal-hal sederhana, untuk menjaga lingkungan. Tapi apa dengan gw membuang sampah pada tempatnya setiap hari, mengajak orang melakukan R3, dan melakukan go green sebanding dengan kerusakan yang terjadi? Ya, sandainya jalan gw nanti tekling atau bukan, setidaknya di tempat kuliah nanti ruang gerak gw bisa lebih bebas untuk nyari ilmu tentang hal itu. Mencari hal yang bisa gw lakukan lebih dari itu. Entah dari manapun asalnya.
Intinya, yang gw tau lingkungan emang lagi rusak. Cukup gerah juga sama beberapa pihak yang berwenang yang sebenarnya bisa melakukan hal yang besar untuk menanggapi kerusakan-kerusakan yang ada tapi hanya bisa selalu mengadakan konferensi dengan biaya yang mahal dengan tajuk memperbaiki lingkungan (baca : menekan eko setiap negara untuk tidak merusak lingkungan) tapi ujung-ujungnya gak jelas juntrungannya. Maksudnya, hasilnya juga gak jelas. Sayangnya, gw pun masih jadi dari bagian orang-orang no sense itu yang masih belum bisa berbuat apa-apa sampai saat ini.
Setidaknya itu yang bikin gw mikir : gw gak mau jadi bagian orang-orang no sense itu!
Pemikiran seperti itu pun terus berlanjut dan menjadi pisau dalam proses pembantain gw. Hingga pada suatu hari (tepatnya sih kemaren! Hahaha :P), gw buka blognya a'PH!
Sebenarnya bermula dari ke-fudul-an gw yang melihat a'PH meninggalkan 3 kali pesan di shoutmix gw.
*A'PH, maap banget-banget ya a. Shoutmix tuti emang agak gak waras kayak orang yang punya kalau mau ngelink ke page lain, heuheu. Kalu boleh tau mau nge-link apa ya a?
Akhirnya gw memutuskan untuk langsung berkunjung ke blog a'PH. Tau apa yang terjadi? Gw langsung disambut dengan sebuah postingan yang berjudul 'Konspirasi Dunia (1) : Benarkah ada Pemanasan Global?'.
Isinya? Silahkan baca sendiri.
Gw cuma bisa cangak se-cangak-cangaknya baca postingan yang satu ini. Selama ini gw salah satu orang yang concern sama pemanasan global dari sudut pandangnya Al-Gore. Bahkan gw pernah melahap sebuah buku yang judulnya, 'Global Warming Sebuah Isyarat Dekatnya Akhir Zaman dan Kehancuran Dunia'. Dan buku ini amat sangat lengkap dengan segala ayat Al-Quran dan Hadist yang mendukung eksistensi sebuah peristiwa yang bernama global warming.
Tapi ini? Walah-walah. Bahkan Global Warming pun adalah sebuah konspirasi! Hal yang gw anggap agak aneh kalau sampai menyentuh dunia lingkungan.Tapi postingannya a'PH terpecaya mamen. Secara dosen ITB yang mempresentasikannya (bener gak a?).
Jadi?
Postingan a'PH pun menegaskan gw akan pemikiran gw beberapa bulan belakngan ini.
Mencermati :
Postingan a'PH yang berjudul 'Konspirasi Dunia (1) : Benarkah ada pemanasan Global
Merenungi :
Kalimat seorang teteh yang selalu bisa membuat gw ngangguk-ngangguk doang beberapa waktu yang lalu.
"Masa SMA tuh gak tersentuh hal-hal seperti itu maksudnya biar waktu SMA kita dapet baik-baiknya, dapet naif-naifnya. Sampai kebaikan-kebaikan itu berakar. Kebaikan-kebaikan yang berakar itulah yang bakal dibawa ke dunia kampus untuk bertahan."
Mengingat :
Kata-kata seseorang beberapa bulan yang lalu.
"Ati-ati ya, Tut. Dunia itu penuh kepalsuan."
Menyikapi :
Beberapa kejadian yang terjadi pada diri gw sendiri dan orang-orang disekitar gw.
Yap. Sepertinya hal yang gw pikirkan selama ini memang benar. Sayangnya gw masih terlalu (sok) polos dan terlalu (sok) naif untuk menyadarinya. Menyadari kalau :
Dunia ini banyak banget palsunya!
Mulai dari palsu takaran kecil yang disebut dengan bohong, palsu takaran menengah yang disebut muna, sampai palsu takaran besar yang disebut konspirasi!
Contohnya : Al-Gore! Gila-gila bener-bener nih orang.
Selama ini, banyak orang-orang yang gw perhatikan cuma bisa melakukan ke-palsuan sampai takaran menengah. Baru tau kalau ada yang bisa sampe membuat konspirasi terselubung begini. Ckckck.
Tapi tunggu-tunggu. Gw ngomongin masalah palsu bukan berarti gw gak pernah menjadi palsu. Gw juga pernah kok jadi seseorang yang palsu (apa jangan-jangan sampai saat ini lw masih palsu, Tuth? Entahlah)
Mulai dari hal yang paling gak banget kayak dua tahun yang lalu.
*Teruntuk teteh yang selalu berhasil membuat saya mengangguk-anggukan kepala, ingetin tuti ya teh! Kalau nanti kita ketemu lagi, Tuti mau mengakui kepalsuan Tuti dua tahun yang lalu di kumpul sore CCK OSIS di lapangan luar waktu ada teteh, heuheu. Kepalsuan yang amat sangat konyol :'(
Sampai hal yang berhubungan dengan prinsip. Dulu (sekarang udah enggak soalnya :P) gw punya sebuah prinsip tentang cowok, yang dengan bangganya gw bilang ke orang-orang prinsip itu gak akan pernah berubah sampai kapanpun. Nyatanya? Sekarang gw harus menelan bulat-bulat prinsip yang gw buat sendiri yang pada akhirnya membuat gw geleng-geleng kepala karena prihatin sama diri gw sendiri yang begitu palsu.
Toh hal itu akhirnya bikin gw sadar-sesadar-sadarnya : Jangan sembarangan meletakkan prinsip, salah-salah suatu hari nanti lw akan menjadi palsu karena termakan oleh prinsip lw sendiri!
Satu lagi, setidaknya gw kapok untuk jadi orang palsu. Gak banget. Kalau gw palsu, apa bedanya gw dengan Al-Gore?
Kembali ke topik. Jadi masih mau ngejar teknik lingkungan, Tuth?
Tentu :D Gw masih percaya kok dengan surat Ar-Rum :41 :42
“Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanan dimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
Dan sepertinya, gw dapet tujuan baru. Selain gak mau jadi orang yang no sense, gw gak mau jadi orang yang palsu!
Ayo Tuth! Banyak belajar. Banyak membaca. Banyak melihat. Banyak mendegar. Banyak bersyukur.
Mari menjadi asli ditengah berbagai kepalsuan yang ada. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang paling kecil, dan mulai saat ini.
Contohnya? Asli masalah hati :)
4 komentar:
"Tuti mau mengakui kepalsuan Tuti dua tahun yang lalu" --> naon yeuh? haha buat gw kan ini ya?
@t'cune : hohoho, t'cune emang paling update ya, hehehe :D iya teh, buat t'cune. Itu loh teh, inget gak teh pas teteh negur kita masalah manner di lapangan luar waktu tuti fase CCK? Entah apa yang terjadi dengan tuti waktu itu (entah lagi tertekan atau kayaknya mah gak warasnya lagi kambuh), terjadi kepalsuan di sana teh, hohoho :P ntar aja ya teh, pas ketemu, terlalu memalukan dibeberkan di sini, hahaha :D
eh, fudul itu apa ya?
global warming itu dimaksudkan untuk membuat umat Islam jadi berpenyakit "wahn": cinta dunia dan takut mati.
jangankan global warming, film2 kartun, dan film hollywood tentang alien pun jadi salah satu agenda konspirasi.
Allahu'alam
@a'ph : fudul itu rasa keingintahuan yang tinggi a, hehehe :D iya a, kemarin tuti juga liat di gramed tentang buku yang ngebahas konspirasi2 di dunia, banyak banget, entah mana yang bener atau yang enggak. iya a. Allahu'alam.
Posting Komentar